Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id
Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja 2. Rencana pembobotan incentive 3. Standard waktu dan teori kurva belajar 4. Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja pengendalian 5. Pertimbangan etika 6. Akuntansi untuk biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja Kemampuan akhir yang diharapkan 1. Mampu membahas pentingnya produktivitas beserta karakteristiknya, serta hubungan antara produktivitas dengan biaya tenaga kerja 2. Menjelaskan design dan penerapan rencana insentif gaji 3. Menjelaskan dan menerapkan teori kurva belajar 4. Menyatakan pengaturan yang dibutuhkan untuk akuntansi dan pengendalian biaya tenaga kerja 5. Mempertanggungjawabkan tunjangan, pajak penghasilan, dan pengurangan lainnya yang berkaitan dengan tenaga kerja
Gaji baik secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan produktivitas dan keterampilan dari pekerja. Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan untuk merencanakan, motivasi, pengendalian dan akuntansi untuk biaya dan produktivitas tenaga kerja yang memadai. Produktivitas tenaga kerja (Labor productivity) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh seorang pekerja. Merencanakan Produktivitas : Berikut beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum membuat rencana produktivitas : 1. Bagaimana perusahaan mendefinisikan produktivitas dan hidup kerja yang bermutu? 2. Prioritas mana yang sebaiknya dikaitkan dengan perbaikan produktivitas? Siapa yang bertanggung jawab? 3. Bagaimana komitmen manajemen eksekutif akan dikomunikasikan? 4. Seberapa besar keseragaman yang diinginkan dalam penerapan? 5. Seberapa jauh keterlibatan karyawan yang dianggap pantas dalam perencanaan dan implementasi? 6. Bagaimana mengukur kemajuannya?
Mengukur produktivitas Produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretasikan, dan dipahami. Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang padat dan akurat guna membandingkan hasil aktual dengan suatu target atau standar kinerja. Menetapkan standar kinerja seringkali menimbulkan perselisihan antara manajemen dan serikat pekerja. Kecepatan dengan mana seseorang yang sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap sebagai rating atau rating kinerja (performance rating). Beberapa rating untuk suatu tugas yang dipilih digabungkan guna memperoleh waktu normal (normal time), yaitu waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut ketika bekerja dengan kecepatn normal. Tambahan waktu diberikan untuk waktu pribadi, jam istirahat, kelelahan, serta penundaan karena kerusakan mesin dll. Hasilnya adalah waktu standard (standard time) untuk suatu pekerjaan, yang dinyatakan dalam jumlah menit per unit atau total unit yang dapat dihasilkan per jam. Rasio Efisiensi Produktivitas Mengukur output dari seorang individu relatif terhadap standar kinerja. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur pencapaian operasional relatif dari suatu mesin, operasi, departemen, atau organisasi secara keseluruhan. Misalnya, jika 4.000 jam merupakan standard bagi suatu departemen tetapi ternyata aktualnya 4.400 jam yang digunakan, maka terdapat rasio ayng tidak menguntungkan sebesar 90.9 % (4000 : 4.400)
Dampak Ekonomi dari Produktivitas Apabila produktivitas meningkat, laba bisnis dan pendapatan riil pekerja juga meningkat. Lebih lanjut lagi, peningkatan produktivitas memungkinkan masyarakat untuk memperoleh output yang lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang tersedia dalam perekonomian tersebut. Dalam tahun-tahun terakhir, produktivitas secara umum telah meningkat, menyebabkan lebih banyak barang dan jasa tersedia. Tetapi kadang keuntungan produktivitas turun. Suatu keterlambatan menyebabkan peningkatan biaya. Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan peningkatan biaya, maka biaya per unit dan juga harga jual akan meningkat Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Sumbar Daya Manusia yang Lebih baik. Empat asumsi dasar yang merupakan karakteristik dari manajemen sumber daya manusia yang lebih baik : 1. Orang yang melakukan pekerjaan tersebut adalah orang yang memiliki kualifikasi terbaik untuk memperbaikinya 2. Pengambilan keputusan sebaiknya terjadi di tingkatan serendah mungkin dalam organisasi 3. Partisipasi pekerja meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan perusahaan 4. Terdapat sejumlah besar ide yang dimiliki pekerja yang menunggu utk ditemukan
Rencana Pemberian Insentif Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu atau per bulan, rencana pemberian insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi. Stadar kerja per jam atau per hari sebaiknya ditetapkan sedemikian rupa sehingga pekerja dapat melampauinya dengan usaha yang wajar sehingga dapat menerima manfaat penuh dari insentif tersebut. Kunci keberhasilan dari rencana pemberian insentif adalah : 1. Dapat diterapkan dalam situasi dimana pekerja dapat meningkatkan output 2. Menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional terhadap output yang melebihi standar 3. Menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan menghasilkan pembayaran bonus. Selain hal-hal penting diatas, rencana tersebut juga harus sederhana dan dapat dimengerti
Tujuan Rencana Pemberian Insentif Tujuan dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja agar memproduksi lebih banyak guna memperoleh upah yang lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan mengurangi biaya per unit. Contoh dampak dari rencana pemberian insentif, dijelaskan pada ilustrasi berikut : Asumsikan bahwa suatu operasi pabrik dilakukan di suatu bangunan yang disewa $2.00 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusutan asuransi, dan pajak properti berjumlah $64 per hari atau $8 per jam. Asumsikan lebih lanjut bahwa ada 10 pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari dengan upah $6 per jam dan setiap pekerja memproduksi 40 unit produk per hari (5 unit per jam per pekerja). Pekerja dan manajemen setuju bahwa tarid $6,6 per jam akan dibayarkan jika seseorang pekerja memproduksi 48 unit per hari, sehingga meningkatkan jumlah output per jam dari 5 menjadi 6 unit Dampak dari Rencana Pemberian Insentif Terhadap Biaya per Unit Sistem sebelumnya $6 per jam (10 Pekerja) Sistem baru, $6,6 per jam (10 pekerja) Faktor Biaya Jumlah per jam Unit per jam Biaya per unit Jumlah per jam Unit per jam Biaya per unit Tenaga Kerja $60 50 1,2 $66 60 $1,1 Sewa 10 50 0,2 10 60 0,1 Penyusutan, asuransi dan pajak properti 8 50 0,16 8 60 0,13 Total $78 50 $1,56 84 60 $1,4
Jenis Rencana Pemberian Insentif 1. Rencana Unit Kerja Langsung membayar upah diatas tarif dasar untuk produksi diatas standar. Standar produksi dihitung dalam jumlah menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dollar yang dibayarkan per unit. Jika 2,5 menit adalah standar waktu untuk menghasilkan satu unit, maka tarif standar adalah 24 unit per jam. Jika upah dasar dari seorang pekerja adalah sebesar $7,44 per jam, maka tarif per unit adalah $7,44 : 24 atau $0,31 per unit. Rencana Unit Kerja Langsung Unit Per Jam Tarif per Jam yang Dijamin Tarif per Unit Diterima per Jam Biaya Tenaga Kerja per Unit Overhead per jam Overhead per unit Biaya konversi per unit 20 $7,44 $0 $7,44 $0,372 $4,80 $0,240 $0,612 22 $7,44 0 $7,44 0,338 4,8 0,218 0,556 24 $7,44 0,31 $7,44 0,310 4,8 0,200 0,510 26 $7,44 0,31 8,06 0,310 4,8 0,185 0,495 28 $7,44 0,31 8,68 0,310 4,8 0,171 0,481 30 $7,44 0,31 9,3 0,310 4,8 0,160 0,470 32 $7,44 0,31 9,92 0,310 4,8 0,150 0,460
2. Rencana Bonus Seratus Persen (One Hundred Percent Bonus Plan). pada jenis rencana insentif bonus seratus persen ini, standarnya tidak dinyatakan dalam uang, tetapi dalam waktu per unit output. Waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan satu unit dijadikan standar, kemudian pekerja dibayar berdasarkan waktu standar dikalikan tarif per jam jika unit diselesaikan sesuai dalam waktu standar atau kurang. Dengan demikian jika seorang pekerja menyelesaikan 100 unit dalam shift selama 8 jam dan waktu standar adalah 80 unit per shift (atau 10 unit per jam), maka pekerja tersebut akan dibayar sesuai dengan tarif per jam dikalikan waktu standar sebesar 10 jam. Pekerja Jumlah Jam kerja Unit Output Unit Standar Rasio Efisiensi Rencana Bonus Seratus Persen Tarif Dasar Tarif Dasar X Rasio Efisiensi Total yang diperoleh Biaya Tenaga kerja per Unit Overhead per Jam Overhead per Unit Biaya konversi per unit Abram 40 540 600 0,90 $7,50 - $300 $0,55 $5,40 $0,4000 $0,95 Gordon 40 660 600 1,10 7,50 $8,250 330,00 0,50 5,40 0,33 0,82 Hanson 40 800 600 1,33 7,50 9,975 399,00 0,49 5,40 0,27 0,76 Johnson 38 650 570 1,14 7,60 8,664 329,23 0,50 5,40 0,31 0,82 Stawell 40 750 600 1,25 7,72 10,000 400,00 0,53 5,40 0,28 0,82 Webold 40 810 600 1,35 10,42 10,422 416,88 0,51 5,40 0,26 0,78 * Ketika rasio efisiensi kurang dari 1, maka bonus tidak didapat **Ilustrasi di atas menggunakan asumsi bahwa standar produksi adalah 15 unit per jam
Rencana Bonus Kelompok (Grup Bonus Plan) Operasi pabrik yang menggunakan mesin-mesin besar seringkali mengharuskan karyawan bekerja dalam kelompok. Meskipun pekerjaan dari setiap karyawan adalah penting bagi operasi mesin,tetapi adalah tidak mungkin untuk memisahkan pekerjaan dari seorang anggota kelompok. Misal, seorang pekerja dari lini perakitan tidak dapat meningkatkan output tanpa kerja sama dari seluruh anggota kelompok. Demikian pula, pekerja individual mungkin diharuskan untuk fleksibel dalam hal penugasan kelompok, dengan kapabilitas untuk mengerjakan sejumlah besar tugas. Rencana bonus kelompok, seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual dimaksudnkan untuk mendorong produksi pada tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar. Unit yang diproduksi diatas standar dianggap waktu yang dihemat oleh kelompok tersebut, dan sebagai akibatnya pekerja menerima bonus untuk penghematan waktu tersebut. Biasanya bonus yang diperoleh suatu kelompok dibagi ke anggota-anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka masing-masing.
Rencana Bonus Kelompok Seratus Persen Unit yang diproduksi Jam kerja standar untuk unit yang diproduksi Jam kerja aktual Upah Regular kelompok Bonus (Jam kerja yang dihemat @$10) Total Pendapatan Kelompok Biaya Tenaga kerja per unit Biaya overhead per Unit Biaya konversi per unit 350 70 80 $800 $0 $800 $2286 $0,914 $3.200 400 80 80 800 0,00 800,00 2000 0,800 2.800 425 85 80 800 50 850,00 2000 0,753 2.753 450 90 80 800 100 900,00 2000 0,711 2.711 475 95 80 800 150 950,00 2000 0,674 2.674 500 100 80 800 200 1000,00 2000 0,640 2.640 * Ketika rasio efisiensi kurang dari 1, maka bonus tidak didapat Tampilan di atas mengilustrasikan pelaksanaan rencana bonus kelompok seratus persen. Suatu kelompok yang terdiri dari 10 orang menggunakan peralatan yang mahal, dan setiap orang dibayar sebesar $10 per jam untuk shift reguler selama 8 jam. Produksi standar adalah 50 unit per jam, atau 400 unit per shift, dan overhead adalah sebesar $320 per shift selama 8 jam atau $40 per jam. Dalam ilustrasi ini, bonus dihitung untuk setiap hari. Dalam rencana pemberian insentif kelompok atau individual yang lain, bonus dapat dihitung per minggu, per bulan, atau per triwulan
Rencana Insentif Organisasi Jika berdasarkan hasil evaluasi manajemen atas kekuatan dan kelemahan baik dari rencana pemberian insentif individu atau kelompok dinilai kurang mewakili, maka dalam situasi dimana produktivitas dari seluruh organisasi memerlukan perbaikan, maka rencana insentif organisasi atau pembagian keuntungan organisasi akan menjadi pilihan yang terbaik. Kunci dari penerapan rencana pembagaian keuntungan organisasi yang sukses mencakup biaya tenaga kerja normal yang terukur, rasio yang relatif stabil dari nilai output terhadap biaya tenaga kerja, dan insentif serta kebijakan yang adail bagi semua pihak yang berpartisipasi.
Standar Waktu dan Teori Kurva Belajar (Learning Curve Theory) Rencana pemberian insentif berdasarkan waktu yang tetap, seperti rencana bonus seratuspersen yang dijelaskan sebelumnya, tidak selalu memotivasi pekerja secara efektif. Misalnya saja, jika tingkat produksi pekerja meningkat secara tetap sebagai akibat dari pengalama yang diperoleh pekerja untuk suatu tugas baru, maka standar waktu tetap akan segera menjadi usang karena telah dilampaui oleh tingkat output aktual. Pekerja kemudian dapat memenuhi dan melampaui standar tetap tersebut dengan usaha yang minimal, sehingga menggagalkan tujuan dari insentif tersebut. Defisiensi dari standar tetap dapat diatasi dengan memasukkan pelajaran dari teori kurva belajar. Teori Kurva Belajar (Learning Curve Theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output kumulatigf menjadi dua kalilipat, maka rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar persentase tertentu. Misal, dengan asumsi persentase kritis sebesar 20%,,maka kurva belajar memprediksikan bahwa rata-rata waktu per unit yang diperlukan untuk memproduksi 2 unit pertama hanyalah sebesar 80%dari waktu rata-rata kumulatif per unit yang diperlukan untuk memproduksi unit pertama, dan seterusnya.
Unit X Jumlah Jam Tenaga Kerja Rata-rata Kumulatif yang Diperlukan per Unit = Estimasi Total Jam yang Diperlukan untuk melakukan Tugas Tersebut 1 10 jam 10,0 jam 2 8 jam (10,0 x 80%) 16,0 jam 4 6,4 jam (8,0 x 80%) 25,6 jam 8 5,1 jam (6,4 x 80%) 40,8 jam 16 4,1 jam (5,1 x 80%) 65,6 jam 32 3,3 jam (4,1 x 80%) 105,6 jam 64 2,6 jam (3,3 x 80%) 166,4 jam Tabel tersebut menunjukkan bahwa tarif 80% adalah konstan di setiap penggandaan total output. Angka-angka di kolom ketiga dihitung sebagai waktu rata-rata kumulatif. Untuk mengestimasikan total waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas untuk 32 kali pertama, perhitungannya adalah 32 x 3,3 atau 105,6 jam. Untuk mengestimasikan total waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas untuk jumlah tersebut menghasilkan selisih sebesar 166,4 105,6 = 60,8 jam, yang diprediksikan sebagai total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 32 unit terakhir.
Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Prinsip dan tujuan dari akuntansi biaya tenaga kerja relatif sederhana. Namun penerapan prinsip-prinsip ini bisa saja sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Langkah-langkah dalam akuntansi untuk biaya tenaga kerja digambarkan sebagai berikut : Akuntansi Keuangan Catatan total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh oleh setiap pekerja disimpan Jumlah pendapatan harian atau mingguan yang diperoleh setiap pekerja dimasukkan dalam catatan gaji Setiap periode penggajian, total jumlah upah yang terutang ke pekerja menghasilkan ayat jurnal berikut : Debit Kredit Beban Gaji xxx Utang Pph Kary xxx Utang Pajak xxx Gaji yang harus dibayar xxx Akuntansi Biaya Catatan waktu kerja untuk setiap pesanan, proses atau departemen dari setiap pekerja serta biaya yang terkait disimpan Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dimasukkan dalam kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan dalam kertas kerja analisis beban departemental Barang dalam prosesn Pengendali OH Pabrik TK tidak langsung Beban gaji Buku Pembantu xxx D K xx xx xx
Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja termasuk departemen personalia, departemen perencanaan produksi, departemen pencatatan waktu, departemen penggajian dan departemen biaya. Departemen Personalia Fungsi personalia meliputi perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar. Departemen personalia, dalam hubungannya dengan kepala departemen terkait, merencanakan kebutuhan ekspansi dan menyetujui promosi, pemutusan hubungan kerja, transfer, jumlah dan keahlian dari pekerja serta absensi Departemen Perencanaan Produksi Bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam kerja tenaga kerja yang akan menjadi acuan operasi yang akan dilakukan atas produksi tersebut. Departemen pencatatan waktu Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja dengan menggunakan kartu absensi, mesin absensi, kartu jam kerja atau kartu laporan jam kerja atau teknologi berkoding.
Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Departemen Penggajian Data penggajian diproses dalam 2 tahap : 1. Menghitung dan menyiapkan gaji 2. Mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen Perhitungan dan persiapan penggajian Penggajian disiapkan dari kartu absesn. Beban gaji final hasil perhitungan dicatat dalam jurnal gaji atau catatan gaji. Catatan tersebut menunjukkan total upah, potongan, dan gaji bersih. Catatan kumulatif atas pendapatan dan potongan dari masing-masing karyawan juga harus disimpan. Distribusi beban gaji Kartu jam kerja atau laporan waktu kerja harian individual menunjukkan penggunaan atas waktu yang dibeli dari setiap karyawan. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan harus sama dengan total pendapatan karyawan untuk minggu tersebut. Kartu jam kerja diurutkan berdasarkan pesanan, departemen, dan jenis tenaga kerja tidak langsung, akan mendistribusikan total beban gaji ke akun barang dalam proses, dan ke catatan tinci depertemen yang mendukung akun pengendali overhead pabrik
Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalia Departemen Biaya Berdasarkan ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemen yang terinci. Dibeberapa perusahaan, akuntansi biaya didesentralisasikan, dimana kelrek biaya ditempatkan di departemen produksi guna membantu dalam mengakumulasi dan mengklasifikasi biaya tenaga kerja, menggunakan kartu jam kerja atau tipe produk. Di perusahaan lain, departemen biaya sangat tersentralisasi dan tidak terlibat sama sekali dalam pencatatan waktu maupun persiapan penggajian PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIKA Akuntansi biaya dan pengendalian tenaga kerja adalah salah satu area yang dicakup oleh Standard Of Ethical Conduct sebagaimana ditampilkan di Bab 1. Standard ini berkaitan dengan hubungan kerja, pemutusan hubungan kerja, dan kompensasi. Dengan pembuatan anggaran dan analisis waktu dan biaya tenaga kerja dengan program produktivitas dan rencana pemberian insentif dan dengan persamaan dalam tunjangan karyawan.
Akuntansi Untuk Biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja Penghasilan Lembur Pendapatan lembur terdiri atas 2 elemen : 1. Tarif upah reguler dan 2. Premium lembur Batas waktu kerja dalam 1 minggu adalah 40jam kerja atau 8 jam kerja per hari. Pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar satu setengah kali tarif upah reguler. Contoh berikut adalah ilustrasi pendapatan kotor karyawan yang diminta bekerja 45 jam di suatu minggu. Minggu kerja reguler 40 jam @$8 = $320 Lembur 5 jam @$8 = 40 Premium Lembur 5 jam @$4 = 20 Pendapatan kotor $380 Pembebanan premium lembur ke pesanan atau produk tertentu atau overhead pabrik sangat bergantung pada alasan dilakukannya lembur. Apabila suatu pesanan adalah pesanan kilat sehingga diketahui sebelumnya bahwa lembur akan diperlukan, maka harga yang disetujui cukup tinggi untuk menutup premium lembur dan biaya tersebut sebaiknya dibebankan ke pesanan tersebut. Tetapi jika lembur disebabkan karena volume pesanan reguler tidak dapat selesai dalam jam kerja reguler, maka premium lembur sebaikanya dibebankan ke OH pabrik karena lembur tersebut tidak disebebkan oleh pekerjaan yang dikerjakan selama jam lembur.
Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja Pembayaran bonus dan kompensasi yang ditunda Pembayaran bonus adalah biaya produksi, beban pemasaran, atau beban administrasi, bergantung pada dimana pekerja tersebut ditugaskan. Jika pendapatan rata-rata per minggu dari seorang karyawan yang merupakan tenaga kerja langsung adalah sebesar $250 dan perusahaan bermaksud membayar upah dua minggu sebagai bonus di akhir tahun, maka pendapatan aktualnya adalah sebesar $260 per minggu. Tambahan $10 per minggu dibayarka sekaligus $500 ($10x50 minggu, dengan asumsi waktu cuti selama 2 minggu) di akhir tahun. Biaya bonus dibagi ke produksi selama tahun tersebut melalui tarif overhead yang telah ditentaukan sebelumnya. Bonus ini dibebankan ke overhead pabrik sebagai berikut : Buku Pembantu Debit Kredit Barang dalam proses 250 Pengendali Overhead pabrik 10 Pembayaran Bonus 10 Beban Gaji 250 Utang Bonus 10 Rencana opsi bonus yang berkaitan dengan periode yang lebih lama dari satu tahun merupakan contoh kompensasi yang ditunda (deffered compensation plan)
Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja Rencana Upah Tahunan Terjamin Dengan asumsi bahwa pemutusan hubungan kerja pada akhirnya akan terjadi, karyawan yang bekerja memperoleh hak yang tidak dimasukkan dalam pembayaran gaji saat ini. Pembayaran upah tahunan terjamin diilustrasikan sebagai berikut : Barang dalam proses Pengendali Overhead Pabrik Tunjangan Pengangguran Beban Gaji Utang Tunjangan pengangguran Buku Pembantu Debit Kredit xxx A A xxx A Program Pensiun Dalam kasus bonus dan cuti yang dibayar, sebagian dari total pendapatan karyawan dipotong atau diakrualkan untuk suatu periode waktu dalam bulan dan kemudian dibayarkan sekaligus. Dalam kasus pembayaran pensiun, upah diperoleh dan biaya tenaga kerja terjadi dalam banyak tahun sebelum pembayaran dilakukan. Biaya pensiun dibebankan ke dalam overhead pabrik, beban pemasaran atau beban administrasi