BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Prinsip akuntansi yang berlaku memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas seorang manajer sangat diperlukan dalam pencatatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Dan seorang manajer bisa menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat konservatif agar laporan keuangan yang disusun dapat dipertanggungjawabkan. Konservatisme dapat didefinisikan sebagai tendensi yang dimiliki oleh seorang akuntan yang mensyaratkan tingkat verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui laba (good news in earnings) dibandingkan mengakui rugi (bad news in earnings) (Basu, 1997). Konservatisme dalam akuntansi ini mengimplikasikan adanya persyaratan verifikasi yang asimetris antara pengakuan laba dan rugi. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat perbedaan dalam verifikasi yang disyaratkan untuk pengakuan laba versus pengakuan rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansinya (Watts, 2003). Tingkat konservatisme yang diterapkan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Pemakai laporan keuangan perlu memahami kemungkinan bahwa perubahan laba akuntansi selain dipengaruhi oleh kinerja manajer juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan konservatisme akuntansi yang ditempuh oleh manajer. 1
2 Akan tetapi perusahaan akan selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam hal mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kemakmuran pada pemegang saham perusahaan (pemilik perusahaan). Akan tetapi, di pihak lain manajer akan cenderung melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri. Dengan demikian kepentingan para pemegang saham akan terabaikan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tindakan terhadap setiap pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Atas dasar kepentingan tersebut dibutuhkan suatu sistem perusahaan yang baik. Sistem perusahaan yang baik dapat dibangun dan dijalankan dengan berpedoman pada konsep dasar Good Corporate Governance dalam manajemen perusahaan. Good Corporate Governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakan maupun terhadap iklim usaha di suatu negara (Harun, 2012). Menurut Siallagan (2009) manajemen perusahaan yang sudah memiliki sistem yang baik secara tidak langsung akan dapat meningkatkan kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan menyajikan informasi yang tidak akurat tentang kondisi yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Penyajian laba yang tidak benar akan mengakibatkan pengambilan keputusan tidak tepat dan dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan, 2009).
3 Baik kreditor maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan datang. Manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapkan kebijakan akuntansi yang konservatif. Semakin konservatif metode yang digunakan oleh suatu perusahaan maka semakin kecil kecenderungan pihak manajemen melakukan manajemen laba (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Laba mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda. Konservatisme mempunyai konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi yang dominan. Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan karena aktivitas perusahaan dilingkupi oleh ketidakpastian (Dewi, 2003). Pemilihan metode akuntansi yang konservatif pada akhirnya lebih berpihak kepada kepentingan manajemen daripada kepentingan para pemegang saham. Corporate governance sebagai alat pengendali, akan mampu memonitor kinerja manajemen sehingga kebijakan yang akan diambil tidak hanya bertujuan untuk kepentingan pribadi tetapi juga demi kepentingan semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Good corporate governance sangat diperlukan dalam pelaksanaan sistem tata kelola perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal dan dapat memperkecil dampak dari konflik keagenan yang terjadi. Daniri (2006) dalam Murwaningsari (2009) menyebutkan lima prinsip utama yang terkandung dalam Good Corporate Governance (GCG), yaitu keterbukaan (tranparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (indepency) dan Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness).
4 Penelitian yang menganalisa tentang hubungan corporate governance dan konservatisme akuntansi pernah dilakukan oleh Manuel et al. (2005), yang menyimpulkan bahwa corporate governance (dengan proksi anti takeover protection index dan CEO involvement) memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian mengenai efektifitas corporate governance dalam melindungi investor di Indonesia telah banyak dilakukkan, antara lain Siallagaan dan Machfoedz (2006) yang menyimpulkan bahwa mekanisme corporate governance mempengaruhi kualitas laba. Dengan menggunakan sistem akuntansi yang konservatif dan penerapan good corporate governance dalam suatu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba perusahaan. Laba perusahaan yang berkualitas akan dapat meningkatkan nilai sebuah perusahaan di mata investor. Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka penulis menyusun penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.2.1 Apakah tingkat konservatisme berpengaruh pada nilai perusahaan? 1.2.2 Apakah komisaris independen berpengaruh pada nilai perusahaan? 1.2.3 Apakah kepemilikan institusional berpengaruh pada nilai perusahaan? 1.2.4 Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan? 1.2.5 Apakah komite audit berpengaruh pada nilai perusahaan?
5 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh tingkat konservatisme akuntansi pada nilai perusahaan 1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen pada nilai perusahaan 1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional pada nilai perusahaan 1.3.4 Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial pada nilai perusahaan 1.3.5 Untuk mengetahui pengaruh komite audit pada nilai perusahaan 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta bukti empiris mengenai pengaruh konservatisme akuntansi dan mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat konservatisme yang diterapkan oleh perusahaan dan pengaruh mekanisme corporate governance sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan diharap
6 dapat memberikan masukan pada perusahaan agar dapat melakukan evaluasi pada kinerja perusahaan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Dikarenakan luasnya cakupan yang dapat dibahas pada penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan pembatasan. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan menerbitkan laporan tahunannya tahun 2009 2012.