BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM VULKANOLOGI MERAPI di YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KONSEP PERANCANGAN

PUSAT APRESIASI BUMI DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

5.1 Konsep Perencanaan Konsep Lokasi dan Tapak Memuat persyaratan-persyaratan atau batasan dan paparan kondisi tapak serta luasan tapak.

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

KONSEP DESAIN MARKAS KOMANDO DAN PELATIHAN TIM SAR PANTAI PARANGTRITIS. 6.1 Konsep Transformasi Karakter SAR Pantai Pada Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN ANAK BERBASIS SENSOMOTORIK DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

bangunan dapat mengkomunikasikan karakter simbolik dari Toyota.

BAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Lokasi terpilih sebagai lokasi perencanaan dan perancangan bangunan

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

Bab IV Analisa Perancangan

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

SIRKUIT DRAG RACE DI YOGYAKARTA

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ACTION FIGURE CENTRE

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN TRADISIONAL DI SENGGIGI LOMBOK BARAT

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

Gambar 6.1. Sketsa aplikasi warna pada dinding dan lantai.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Penggabungan Karakter Film dengan Arsitektur

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 6.1 Konsep Perencanaan Sekolah Sepak Bola DIY Konsep Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

SENTRA JAMUR SEBAGAI WAHANA REKREASI DAN EDUKASI JAMUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM VULKANOLOGI MERAPI di YOGYAKARTA 5.1 Landasan Konseptual Dalam sebuah erupsi gunung berapi pasti mempunyai proses atau kegiatan tersendiri. Seperti halnya dalam cerita, selalu ada awal, tengah dan akhir. Erupsi Gunung Merapi sendiri mempunyai hal yang sama dalam kegiatannya, yaitu event, proses saat erupsi, dan material hasil erupsi. Setiap kejadian yang terjadi, pasti mempunyai ciri khas tersendiri pula, dan biasanya ciri khas itu disebut dengan karakter. Karakter tercipta karena ungkapan terhadap sesuatu tentang kejadian kejadian tersebut. Dari penemuan karakter ketiga kegiatan diatas, karakter karakter tersebut dapat digunakan untuk konsep perencanaan dan perancangan dalam arsitektur khususnya Museum Vulkanologi Merapi. 5.2 Konsep Perencanaan Museum Vulkanologi Merapi Ada dua hal yang akan di lakukan dalam konsep perencanaan ini, pertama mengenai konsep peletakan bangunan dan aktivitas sirkulasi dalam area museum. 5.2.1 Konsep Peletakan Museum Vulkanologi Merapi Konsep peletakan ini didasarkan pada beberapa kegiatan erupsi yang terjadi. Pertama adalah kegiatan event, yaitu merupakan kegiatan awal dimana diletakkan pada daerah awal museum. Yang kedua adalah kegiatan proses yang diletakkan pada area setelah kegiatan event, dan yang ketiga atau terakhir diletakkan pada area setelah kegiatan proses. Dalam hal ini terdapat pembagian zona zona yang berhubungan dengan aktivitas di dalam area museum. Danger may comes under your feet. V 1

Zona tersebut terdiri dari zona penarik atau point of interest (parkir, entrance), zona pengelolaan (kantor, gudang, dan lainnya), zona bangunan utama (pameran, theater, perpustakaan) dan zona santai atau istirahat (foodcourt, bookshop, area hijau, dan gardu pandang). Gambar 5.1 Karakter Kegiatan Yang Diterapkan Pada Penzonaan 5.2.2 Konsep Aktivitas Sirkulasi Museum Vulkanologi Merapi Dari beberapa pembagian zona tersebut, didapat pola aktivitas sirkulasi kegiatan didalam maupun luar bangunan museum. Gambar 5.2 Konsep Pola Aktivitas Pengunjung Pada Awal Masuk Museum Gambar 5.3 Konsep Aktivitas Pada Ruang Pamer dan Fasilitas Umum Museum Gambar 5.4 Konsep Aktivitas Pada Area Santai Danger may comes under your feet. V 2

5.3 Konsep Perancangan Museum Vulkanologi Merapi 5.3.1 Konsep Perwujudan Ruang Berdasarkan Karakter Kegiatan Erupsi Setelah ketiga kegiatan erupsi (event, proses erupsi, material hasil erupsi) ditemukan karakter non arsitekturalnya dan kemudian ditransformasikan menjadi wujud ruang arsitektur berdasar enam elemen arsitektural, maka didapat pula beberapa ruang yang mencirikan kegiatan erupsi tersebut. 1. Wujud Ruang Event a. Bentuk dan Ruang Merupakan bentuk dasar (terutama bentuk persegi) yang dikembangkan dengan spontan sehingga membentuk seperti patahan patahan. Gambar 5.5 Konsep Bentuk Karakter Event b. Proporsi dan Skala Kebanyakan ruang menggunakan skala manusiawi (suasana aman), dan dibeberapa tempat tertentu ada skala akrab sekaligus mencekam sebagai pembeda suasana. Gambar 5.6 Konsep Skala Ruang Karakter Event Danger may comes under your feet. V 3

c. Sirkulasi Linear dengan jalur patah patah tetapi dengan arah tujuan yang jelas. Memiliki lebar jalur yang berbeda ketika memasuki ruang sirkulasi. Gambar 5.7 Konsep Alur Sirkulasi Karakter Event d. Tekstur dan Material Memakai tekstur yang halus agar tidak membahayakan pengunjung. e. Warna Penggunaan dominasi warna gelap pada bangunan dengan beberapa warna kuning sebagai kesan kehati hatian. f. Pola Tata Ruang Gambar 5.8 Konsep Penggunaan Warna Pada Karakter Event Pola yang diterapkan linear dengan pergerakan yang tidak teratur. Gambar 5.9 Konsep Pola Penataan Ruang Karakter Event Danger may comes under your feet. V 4

Dari beberapa konsep elemen arsitektur diatas, bisa disimpulkan konsep gabungannya. Gambar 5.10 Konsep Penggabungan Elemen Arsitektur Karakter Event 2. Wujud Ruang Proses Erupsi a. Bentuk dan Ruang Penggabungan lebih dari satu pengembangan bentuk dasar seperti pengembangan bentuk lingkaran dan persegi panjang yang dipadukan. b. Proporsi dan Skala Gambar 5.11 Konsep Bentuk Karakter Proses Skala ruang yang akrab dengan permukaan datar. Gambar 5.12 Konsep Skala Ruang Karakter Proses Danger may comes under your feet. V 5

c. Sirkulasi Mempunyai banyak alternatif tujuan dari satu pusat pertemuan. Arahnya didapat secara acak dengan sistem menjari. Menggunakan sedikit bukaan agar sedikit cahaya yang dapat masuk. Gambar 5.13 Konsep Alur dan Keadaan Sirkulasi Karakter Proses d. Tekstur dan Material Pemakaian tekstur yang saling menonjol dengan tidak teratur serta berbahan kasar. Gambar 5.14 Konsep Penggunaan Tekstur dan Material Karakter Proses e. Warna Penggunaan warna kelam untuk fasad bangunan dan interiornya. f. Pola Tata Ruang Pola dibuat menyebar namun masih dalam satu kesatuan bangunan yang utuh. Danger may comes under your feet. V 6

Gambar 5.15 Konsep Pola Tatanan Ruang Karakter Proses 3. Wujud Ruang Material Hasil Erupsi a. Bentuk dan Ruang Wujud dari bentuk penggabungan tiga bentuk dasar dan bentuk pengembangannya. Merupakan bentuk tidak simetris yang muncul dari bentuk melengkung, permainan maju mundur fasad, menggunakan beberapa bidang tipis yang diperbanyak (dilengkungkan dan variasi lainnya), dan terlihat kokoh karena dibuat menjadi satu kesatuan yang utuh. Gambar 5.16 Konsep Bentuk Karakter Material b. Proporsi dan Skala Pemakaian skala akrab dengan variasi bidang datar dan skala wajar dengan variasi lengkungan pada plafond pembentuk ruang. Kadang Danger may comes under your feet. V 7

terdapat tempat dengan skala megah sebagai ruang pameran utama. Gambar 5.17 Konsep Skala Ruang Karakter Material c. Sirkulasi Terdapat beberapa pilihan jalur acak dan penggabungan elevasi yang acak (gabungan tangga dan ramp) namun tidak terlalu curam. Arahnya mengalir dinamis (lengkung) dengan beberapa ruang menjadi lebih sempit. Gambar 5.18 Konsep Alur Sirkulasi Karakter Material d. Tekstur dan Material Penggunaan satu tekstur halus pada eksterior bangunan dengan penggabungan bahan transparan untuk sumber masuknya cahaya. Pemberian material yang saling menonjol dan bertumpuk tidak beraturan (material alam) pada ruang interior. Kadang memakai bahan ringan modern (baja dan aluminium) sebagai penyeimbang ruang dalam. Danger may comes under your feet. V 8

Gambar 5.19 Konsep Tekstur dan Material Karakter Material e. Warna Penggabungan tiga warna yaitu, gelap atau pekat pada beberapa ruang yang butuh ketegasan, warna hangat pada dinding dengan selisih jarak tertentu, dan beberapa warna lembut untuk plafond dan lantai. f. Pola Tata Ruang Dominasi ruang utama dengan pola cluster (saling terkait) dengan beberapa bentuk linear pada aliran ruang dan membentuk suatu ruang yang tidak teratur atau acak. Gambar 5.20 Konsep Pola Tatanan Ruang Karakter Material 5.3.2 Konsep Penggunaan Struktur Penggunaan konstruksi beton bertulang akan sangat dominan dipakai pada Museum Vulkanologi Merapi. Ini karena materialnya yang mudah ditemukan disekitar daerah site. Tetapi konstruksi beton bertulang ini digunakan pada bentangan yang tidak terlalu panjang. Konstruksi beton Danger may comes under your feet. V 9

bertulang ini juga merupakan perwujudan dari beberapa karakter kegiatan erupsi seperti massif, keras, halus dan lain sebagainya. Untuk bentangan yang panjang bisa dialihkan pada sistem konstruksi folded plate. Contohnya pada ruang pameran yang membutuhkan ruang yang luas. Konstruksi ini membutuhkan ruang yang agak tinggi pula karena bentuknya yang mengerucut. Folded plate bisa dibentuk menjadi berbagai macam bentuk, tetapi tidak fleksibel. Konstruksi yang fleksibel bisa menggunakan sistem rolform. Sistem ini memungkinkan membuat suatu bentuk lengkung yang halus dengan mudah. Biasanya untuk membentuk bagian atap dan dinding. Sistem pondasi yang digunakan harus kuat menahan beban dan tahan terhadap gempa. Untuk itu digunakan pondasi footplate dengan tambahan pasir dibawahnya agar beban dapat tersalurkan merata. 5.3.3 Konsep Utilitas Bangunan 5.3.3.1 Konsep Pemadam Kebakaran Melapisi konstruksi yang tidak tahan terhadap api dan menggunakan sistem detektor kebakaran (smoke detector, flame detector, dan heat detector) serta menyediakan alat pemadam kebakaran (extinquisher, hydrant box). Menghindari alat pemadam kebakaran berbahan air pada daerah benda koleksi yang mudah rusak oleh air. Sebagai gantinya memakai bahan dari senyawa kimia yang tidak berbahaya. 5.3.3.2 Konsep Transportasi Karena merupakan daerah berkontur, maka penggunaan tangga baik dengan elevasi rendah maupun tinggi sangat diperlukan. Bagi kaum difable dan sirkulasi pengangkutan barang, dapat menggunakan ramp dengan kemiringan yang tidak terlalu curam. 5.3.3.3 Konsep Penghawaan Penghawaaan buatan (AC) diletakkan pada ruangan daerah kerja seperti, lobby, tempat pameran, theater, kantor, perpustakaan, laboratorium, dan ruang mesin. Danger may comes under your feet. V 10

Untuk ruang santai seperti foodcourt, ruang makan, dan lainnya, menggunakan penghawaan alami. Pada penghawaan alami, udara sebisa mungkin dibuat mengalir terus dan tidak berhenti pada ruang tertentu, agar tidak terjadi kelembaban yang berlebih. 5.3.3.4 Konsep Pengelolaan Air Bersih Sistem distribusi air bersih berasal dari PDAM, sumur, dan bak penampungan air hujan. Sistem yang digunakan downfeet. Air dari sumur dan bak hujan sebelum didistribusikan harus disaring terlebih dahulu. 5.3.3.5 Konsep Sanitasi dan Drainase Sanitasi bangunan museum terdiri dari 3 jenis yaitu, air kotor langsung ke sumur peresapan, air kotor berlemak disaring dahulu di bak penangkap lemak, dan kotoran padat harus dihancurkan dahulu sebelum masuk ke sumur peresapan. Sumur peresapan diletakkan didepan karena daerah yang paling rendah dan agar mudah dalam perawatannya. Drainase museum ditampung dalam bak penampungan air hujan untuk persediaan. Bila debitnya berlebih, akan disalurkan ke sungai timur site. 5.3.3.6 Konsep Energi Listrik Sumber utama dari PLN dan cadangan dari genset. Sistem yang digunakan adalah auto switch. Apabila listrik dari PLN terputus, maka listrik akan langsung terhubung ke genset secara otomatis. 5.3.3.7 Konsep Penangkal Petir Yang dipakai sistem elektrostatik dan membrane karena efisien dan aman bagi manusia. 5.3.3.8 Konsep Sistem Komunikasi Untuk komunikasi antar pengelola museum menggunakan sistem PABX dan interkom. Komunikasi dengan pihak luar museum dan pengelola museum memakai telepon, faximile, telex, dan jaringan internet. Sistem yang dipergunakan untuk pusat informasi dan pengumuman di seluruh museum menggunakan audio system. Danger may comes under your feet. V 11

5.3.3.9 Konsep Pembuangan Sampah Pembedaan jenis tempat sampah antara sampah kering, plastik dan basah. Apabila ada sampah yang dapat dikelola sendiri sebaiknya dikelola di lokasi site. Penyediaan sirkulasi untuk pencapaian truk sampah ke tempat pembuangan sampah museum. Danger may comes under your feet. V 12

DAFTAR PUSTAKA Barnadib, Iman. 2002. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa M.Amir Sutarga. 1989. Pedoman Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Museum. Jakarta M.Alzwar, H.Samodra, J.I.Tarigan. 1988. Pengantar Dasar Ilmu Gunungapi. Bandung : NOVA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Moh. Amir Sutarga. Studi Museologia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Amir Sutarga. 1978. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal 105 Pembakuan Rencana Induk Permuseuman di Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1986. Proyek Pengembangan Permuseuman. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Kebudayaan, Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta. 1999/2000. Pedoman Pendirian Museum kecil Tapi Indah Moh. Amir Sutarga, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Persoalan Museum di Indonesia. Jakarta Lighting Handbook for General Use New Metric Handbook, Museum and Galleries Smita J.Baxi, Vinod P.Dwivedi. Modern Museum, Organization and Practice in India. New Delhi : Abhinar Publication Referensi Utama Direktorat Vulkanologi Data Dasar Gunung api Indonesia 1979, B. Voight, R.Sukhyar dan A.D. Wirakusumah. 2000. Journal of volcanology and geothermal research Volume 100. J.A. Katili, Suparto S. Pemantauan Gunungapi di Indonesia dan Filipina, 1995 Danger may comes under your feet. xix

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Tanen 2004 Ching, Francis D.K. 1985. Bentuk Ruang, & Susunan. Hendraningsih, dkk. 2004. Peran, Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur,1985 Solar Tuff, Seminar Inias, PT. Impack Pratama Industri Hendraningsih, dkk. 1982. Peran, Kesan dan Pesan Bentuk Bentuk Arsitektur. Jakarta : Djambatan Frank H. Mahnke dan Rudolf H. Mahnke, Color and Light In Man Made Environment Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek. Jakarta: Erlangga Situs situs Internet www.gatra.com/2001 01 15/Gunung Merapi Menggelegak Lagi http://heritageofjava.com/2009 03 09/Kepercayaan Masyarakat Jawa terhadap Gunung http://jttcugm.wordpress.com/2009 08 19/pariwisata yogyakarta tetap kondusif http://id.wikipedia.org/wiki, 07 10 2009 http://www.volcano.si.edu/world/tpgallery, 05 10 2009 http://www.jakartapress.com/news/id/8693/gempa Tasikmalaya Gerakan Magma Gunung Merapi.jpg, 05 10 2009 http://indahnesia.com/indonesia/event/40/restless_mount_merapi.php, 20 10 2009 http://pramodhya.blogspot.com/2009/03/gunung merapi.html, 20 10 2009 Software Microsoft Student With Encarta Premium 2008 Danger may comes under your feet. xx