MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

dokumen-dokumen yang mirip
Rancang Bangun Sistem Hibrid PLT Surya dengan Jaringan Listrik Rumah Tangga Sederhana disekitar Kampus Unnes

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

Sepeda Motor Listrik Tenaga Matahari dengan Metode Wireless Energy Transfer

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MINI POWER STATION : NANOHIDRO BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB II LANDASAN TEORI

Generation Of Electricity

PLTS. Pembangkit listrik yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. (Sumber : Buku Paket Kelas XI, Yudhistira)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wilayah Indonesia yang begitu beragamnya sumber energi

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

BAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak

Universitas Medan Area

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI UNTUK LAMPU PENERANGAN UMKM YANG SERING TERGANGGU KONDISI LISTRIK TIDAK STABIL DARI PLN DI MAGELANG

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR

1. BAB I PENDAHULUAN

PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Sistem PLTS Off Grid Komunal

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA

Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

TUGAS PERTANYAAN SOAL

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Transkripsi:

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: isdiyarto@yahoo.co.id Abstrak. Energi terbarukan yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah khususnya di daerah perbukitan kota Semarang dengan potensi cukup besar dan sesuai karakteristik sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan, murah dan ramah lingkungan salah satunya adalah energi angin yang dikonversi menjadi tenaga listrik menggunakan generator listrik yang digerakkan kincir angin. Potensi energi cahaya matahari di daerah tropis juga sangat besar dan dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan piranti sel surya yang bekerja berdasarkan efek photovoltaic. Dengan menyatukan dua kekuatan sumber energi terbarukan tersebut melalui pembangkit listrik sistem hibrid dapat dihasilkan energi listrik untuk kebutuhan rumah tangga yang murah dan ramah lingkungan. Kata Kunci: Tenaga angin, sel surya, hibrid. PENDAHULUAN Energi terbarukan yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah khususnya di daerah perbukitan kota Semarang dengan potensi cukup besar dan sesuai karakteristik sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan, murah dan ramah lingkungan salah satunya adalah energi angin. Berdasarkan penelitian dan kajian terdahulu kecepatan angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat dikembangkan sebagai sumber pembangkitan energi listrik adalah 4 m/s untuk pembangkit skala kecil. Sementara matahari sebenarnya adalah sumber energi yang sangat potensial, menghasilkan energi yang setara dengan daya 7,3 x 10 10 MW, ramah lingkungan, tidak membutuhkan biaya pengadaan dan perawatan serta berumur sangat panjang. Potensi energi cahaya matahari di daerah tropis khususnya di Jawa Tengah juga sangat besar dan dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan piranti sel surya yang bekerja berdasarkan efek photovoltaic. Agar penyatuan sumber energi listrik tersebut dapat berjalan dengan baik diperlukan sistem Hibrid berbasis mikroprosesor, sehingga pada penelitian ini akan dirancang dan dibangun (rancang bangun) sistem hibrid yang cocok digunakan untuk menyatukan PLT Angin dengan PLT Surya skala kecil 16 Vol. 12 No.1 Juli 2014

untuk kebutuhan rumah tangga di daerah perbukitan sekitar kampus konservasi Unnes. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: bagaimana rancang bangun sistem hibrid PLT Angin dengan PLT Surya skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga di daerah perbukitan sekitar kampus konservasi Unnes agar dapat beroperasi dengan baik? Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat model sistem hibrid PLT Angin dengan PLT Surya skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga di daerah perbukitan sekitar kampus konservasi Unnes. Energi terbarukan yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah khususnya di daerah perbukitan kota Semarang dengan potensi cukup besar dan sesuai karakteristik sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan, murah dan ramah lingkungan salah satunya adalah energi angin. Berdasarkan penelitian dan kajian terdahulu kecepatan angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat dikembangkan sebagai sumber pembangkitan energi listrik adalah 4 m/s untuk pembangkit skala kecil. Potensi energi angin di Indonesia umumnya berkecepatan lebih dari 5 meter per detik (m/ detik). Hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 120 lokasi menunjukkan, beberapa wilayah memiliki kecepatan angin di atas 5 m/detik, masing-masing Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa. Adapun kecepatan angin 4 m/detik hingga 5 m/detik tergolong berskala menengah dengan potensi kapasitas 10-100 kw. Pengubahan energi angin menjadi energi mekanik atau listrik yang bermanfaat bagi manusia dilakukan dengan menggunakan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA), sedangkan pengubahan ke listrik disebut SKEA listrik atau turbin angin. Untuk pemanfaatannya, pemilihan sebuah SKEA dilakukan berdasarkan supply (potensi angin yang tersedia di suatu lokasi) dan demand (penggunaan atau pemanfaatan) sesuai dengan kebutuhan aktual di lokasi tersebut. Besarnya supply bergantung pada potensi energi angin yang tersedia di lokasi yang dapat dinyatakan dalam rapat daya (W/m 2 ) atau rapat energi (kwh/m 2 ), sedangkan demand dinyatakan dalam kwh total penggunaan energi. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsip adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Pembangkit ini lebih effisien dari pada pembangkit listrik tenaga surya didalam menghasilkan listriknya, karena dapat beroperasi siang malam, yang penting ada angin (PLTS hanya siang hari). Sel surya adalah suatu elemen aktif yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi 17

listrik Cara kerja sel surya adalah berdasarkan efek photovoltaic dengan memanfaatkan sifat cahaya sebagai partikel. Berdasarkan temuan Einstein tahun 1905 dapat dijelaskan bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Sifat dari efek photovoltaic adalah jika cahaya dengan frekuensi tertentu mengenai permukaan logam maka elektronelektron pada permukaan logam tersebut akan terlepas dan memiliki energi kinetik dan disebut photoelectron. Jika permukaan logam adalah katoda dan pada bagian yang lain terdapat anoda maka akan ada aliran elektron yang berarti akan timbul arus listrik. Dari prinsip inilah maka cahaya dapat berfungsi menimbulkan arus listrik. Untuk itu harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam, jika tidak demikian, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya yang datang. Rumusan empiris untuk energi efek photovoltaic adalah. h f = K max + h f o ( Beiser: 1990 ) Keterangan : h f = isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang K max = energi photoelectron maksimum h f o = energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari permukaan logam yang disinari dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) Bila sel surya terkena cahaya/sinar matahari, maka timbul yang dinamakan electron dan hole (Wilson, 2003). Elektron elektron dan hole hole yang timbul disekitar pn-junction bergerak berturut turut kearah lapisan n dan kearah lapisan p. Sehingga pada saat elektron elektron dan hole hole itu melintasi pn-junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel surya. Efek photovoltaic pada sel surya akan secara langsung mengubah cahaya matahari menjadi tenaga listrik arus searah (direct current-dc). Tegangan listrik akan tercipta melalui kontak kontak metal dari permukaan sel surya dan listrik arus searah (DC) akan mengalir apabila modul sel surya tersebut dihubungkan pada beban. Tegangan yang dihasilkan oleh sel photovoltaic dapat dikatakan sangat kecil hanya sekitar 0,5 1 volt tergantung kuat cahaya matahari dan luasan sel surya, dengan kata lain modul sel surya akan menghasilkan daya yang proporsional dengan luas permukaan modul yang terkena sinar matahari. Dalam penggunaan skala agak besar, akumulator (batere) yang dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dipakai sebagai media penyimpan energi listrik DC, kadang kadang dihubungkan dengan inverter, untuk mengkonversi listrik searah (DC) menjadi listrik bolak balik (AC). Hal ini dilakukan karena saat sekarang sebagian besar peralatan listrik dioperasikan pada listrik AC. ( Deni Alamanda., 2005 ) Untuk keperluan catu daya dengan tegangan yang lebih besar sel sel surya harus dirangkai secara seri. Modul sel surya (photovoltaic) yang tersedia di pasaran, tersusun secara seri atau 18 Vol. 12 No.1 Juli 2014

paralel dalam suatu bentuk konstruksi sebagai modul photovoltaic. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development, yaitu penelitian yang menghasilkan model sebagai fungsi kreasi dan inovasi dalam upaya pemecahan masalah krisis energi. HASIL DAN PEMBAHASAN Unit model/prototipe pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) maupun tenaga surya (PLTS) telah dibuat dan dilakukan pengujian, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah. Gambar 1. Solar sel Gambar 2. Prototype PLTA 19

Tabel 1. Hasil Pengukuran Model/Prototipe PLTS HARI KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16 Volt 16 Volt 16 Volt 15 Volt 16 Volt 16 Volt 15 Volt 1,7 Amp 2,0 Amp 1,9 Amp 0,8 Amp 2,3 Amp 1,9 Amp 1,6 Amp 1,7 Amp 1,9 Amp 1,9 Amp 2,2 Amp 2,3 Amp 1,9 Amp 1,6 Amp 14 Volt 15 Volt 16 Volt 16 Volt 16 Volt 16 Volt 15 Volt 1,0 Amp 1,2 Amp 1,9 Amp 2,4 Amp 2,3 Amp 2,0 Amp 1,6 Amp 1,7 Amp 1,6 Amp 2,0 Amp 2,4 Amp 2,4 Amp 2,0 Amp 1,8 Amp 1,7 Amp 2,0 Amp 2,0 Amp 2,3 Amp 2,3 Amp 1,9 Amp 1,5 Amp 16 Volt 16 Volt 16 Volt 15 Volt 16 Volt 16 Volt 16 Volt 1,7 Amp 2,1Amp 2,2 Amp 1,8 Amp 2,0 Amp 2,0 Amp 1,5 Amp 16 Volt 16 Volt 16 Volt 16 Volt 16 Volt 15 Volt 15 Volt 1,6 Amp 2,0Amp 2,3 Amp 2,4 Amp 2,3 Amp 1,8 Amp 1,5 Amp 1,8 Amp 2,0Amp 2,3 Amp 2,3 Amp 2,0 Amp 1,9 Amp 1,7 Amp 1,7 Amp 2,0Amp 2,2 Amp 12,3Amp 2,3 Amp 2,0 Amp 1,6 Amp 16 Volt 16 Volt 16 Volt 15 Volt 15 Volt 14 Volt 13 Volt 1,6 Amp 2,1Amp 1,9 Amp 1,4 Amp 1,8 Amp 1,4Amp 1,4 Amp Tabel 2. Hasil Pengujian generator untuk PLTAngin Tanpa beban No Putaran (rpm) Tegangan (Volt) 1 400 14 2 450 15 3 500 16,5 4 550 18 5 600 20 6 500 22 7 650 23,5 8 700 25 Berbeban (putaran tetap) No Putaran (rpm) Arus (Amper) Tegangan (Volt) 1 400 1,43 12,5 2 400 2,86 12 3 400 3,82 11,5 4 400 4,45 11 5 400 4,7 10 20 Vol. 12 No.1 Juli 2014

Pada Tabel 1 hasil pengujian prototipe PLTS dapat diketahui bahwa tegangan relatif sama / tetap pada kondisi cuaca yang cerah, dan menurun pada kondisi cuaca yang berawan, hal ini menunjukkan bahwa kondisi sinar matahari sangat berpengaruh pada besar kecilnya tegangan dan arus listriik yang dibangkitkan. Pada tabel arus pengisian solar sel menunjukkan bahwa cuaca dan kecerahan sinar matahari berpengaruh pada laju pengisian listrik ke batere. Semakin cerah akan semakin besar pula arus pengisiannya, sebaliknya jika cuaca mendung maka laju pengisian juga akan berkurang. Hal ini juga sesuai dengan teori adanya efek photovoltaic pada sel surya akan secara langsung mengubah cahaya matahari menjadi tenaga listrik arus searah. Tegangan listrik akan tercipta melalui kontak kontak metal dari permukaan sel surya dan listrik arus searah (DC) akan mengalir apabila modul sel surya tersebut dihubungkan pada beban. Posisi matahari akan bergeser sesuai dengan kondisi waktu yang dimulai dari pagi sampai sore, serta bergeser-geser sesuai setiap bulannya dengan Matahari tidak sepanjang tahun beredar di atas katulistiwa, melainkan mengalami pergeseran ke utara dan ke selatan. Agar lebih maksimal dalam pencahayannya maka pada penelitian tahun kedua sistem akan dilengkapi dengan tracker agar posisi solar sel dapat berubah secara otomatis. Hasil pengujian generator di laboratorium dengan menggunakan simulasi putaran dapat ditunjukkan tabel 2. Di pusat pembangkit listrik, generator digerakkan mesin diesel dan turbin, sedangkan untuk percobaan laboratorium biasanya menggunakan motor induksi karena sumber listriknya adalah listrik AC Tegangan generator akan berubah-ubah sesuai dengan putarannya. Hal ini sesuai dengan teori terbentuknya ggl induksi pada generator. Proses terbentuknya energi listrik dari suatu generator berdasarkan percobaan Faraday, yakni dengan menggerak-gerakkan sepotong kawat penghantar dalam medan magnet. Generator terdiri dari sisi tetap atau stator dan sisi yang berputar atau rotor. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Telah selesai dibuat dan dirangkai model/prototipe pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) yang siap dilakukan implementasi pada tahun ke dua; Model/prototipe PLTS dan PLTA telah dilakukan pengujian dengan hasil baik dan siap untuk disatukan menjadi sistem hibrid pada tahun kedua. Saran Model/prototipe PLTS dan PLTA perlu diuji coba cukup lama agar dapat diketahui umur teknisnya sehingga dapat dihitung lebih detail usia pakainya; Perlu ditindaklanjuti dengan 21

kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi dan implementasi model/.prototipe yang telah dibuah kepada masyarakat luas khususnya yang ada di sekitar kampus Unnes. DAFTAR PUSTAKA Ando Takao, Tetsuo Yamasaki. 1983. Alam Semesta dan Cuaca. Jakarta: Tira Pustaka. Beiser, Arthur. 1990. Konsep Fisika Modern. Edisi keempat. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta : Erlangga. Green, MA. 1989. Solar Cell. Chicago: Prentice Hall. Karmon Sigalingging. 1994. Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Bandung: Tarsito. Septana Bagus Pribadi. 2001. Optimasi Konfigurasi Bangunan dalam Perencanaan Rumah Susun untuk Menunjang Kinerja Modul Photovoltaics. Tesis S2. Bandung : ITB htpp://www.windpower.org. Wind Manual & Wind Turbine Guidance. Danish Wind Energy Association. 22 Vol. 12 No.1 Juli 2014