PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 1 (2016), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No. 3 Th. 2014

METODOLOGI PENELITIAN

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan

PENGARUH PENAMBAHAN POLIMER EMULSI VINYL ACECATE CO ACRYLIC PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP UJI PERMEABILITAS MELALUI CONSTANT HEAD PERMEABILITY TEST

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

No. Parameter Sifat Fisik Metode Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur

Lampiran 1. Flow chart penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN SKRIPSI

PENENTUAN PERMEABILITAS TANAH DI BEBERAPA KELURAHAN KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. Julianti 1, Juandi 2, G. Moriza 3

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Umum

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

DASAR-DASAR ILMU TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SEMPAJAYA KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

Cara Praktis Pengukuran Permeabilitas Tanah Dengan Menggunakan Ring Sampel

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Ketinggian Tempat, Suhu dan Kedalaman Efektif Lahan Kopi Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailng Natal Kode X Y

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III Metodologi Penelitian

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

Tabel 7. Laju infiltrasi akhir pada beberapa penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Konduktivitas Listrik Tanah Gambut Berdasarkan Variasi Pupuk KCl Friescha Septiyani-1 a, Nurhasanah-2 a, Okto Ivansyah-3 b*

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS ( Zea Mays Saccharata Sturt ) PADA ENTISOL

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. kondisi equilibrium adalah metode praktis untuk analisis dan hitungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Permeabilitas dan Rembesan

PENGARUH SIFAT FISIK TANAH PADA KONDUKTIVITAS HIDROLIK JENUH DI 5 PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI KELURAHAN SUMBERSARI MALANG)

DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT

STUDI BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH PADA BEBERAPA UMUR PERSAWAHAN DI KECAMATAN PEMAYUNG

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

KAJIAN JARAK OPTIMAL ANTAR SALURAN PADA LAHAN GAMBUT DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

BAB I. PENDAHULUAN. maka tanah harus memiliki struktur yang baik, karena tanah merupakan material

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat fisik tanah yang paling penting adalah kapasitas menahan air yang

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

KAJIAN KOEFISIEN REMBESAN SALURAN IRIGASI PADA TANAH ANDEPTS DALAM SKALA LABORATORIUM

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR

III. MATERI DAN METODE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal. 28-35 ISSN : 2337-824 Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh pada ahan Pertanian Produktif di Desa rang imbung Kalimantan Barat Tri Handayani, Dwiria Wahyuni * Prodi Fisika, Fakultas MIP Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia *Email : dwiriawahyuni@physics.untan.ac.id bstrak Pengukuran Nilai Konduktivitas Hidrolik Jenuh () sangat penting untuk lahan pertanian, karena dapat mempengaruhi kesuburan tumbuhan. Nilai yang rendah pada lahan pertanian akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan kering, dan lahan pertanian memiliki nilai yang tinggi akan mengakibatkan tumbuhan menjadi layu akibat terganggunya penyerapan air. Jika lahan pertanian memiliki nilai yang cukup maka tumbuhan akan lebih segar dan baik untuk dikonsumsi. Pengolahan lahan pertanian juga dapat mempengaruhi sifat fisik tanah dan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai tanah pada dua lahan pertanian produktif dengan menggunakan metode Variabel/Falling Head Permeability Test dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap. Penelitian dilakukan di Desa rang imbung Kalimantan Barat pada bulan pril 25 hingga bulan Oktober 25. Penentuan sifat fisik tanah yaitu, bobot isi, berat jenis partikel, porositas tanah, dan tekstur tanah pada dua lahan pertanian produktif yaitu lahan gambas dan lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah. Kata Kunci : Sifat Fisik Tanah,, Falling Head Permeability Test. atar Belakang ir dan tanah adalah komponen penting yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sebagai media dalam penyediaan nutrisi (kesuburan tanah). Komponen tersebut sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dimana pergerakan air di dalam tanah yang kondisinya jenuh akan mempengaruhi limpasan dan infiltrasi pada suatu lahan pertanian, sedangkan proses pergerakan tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah. tanah merupakan suatu parameter sifat fisik tanah yang menunjukkan kemampuan tanah dalam keadaan jenuh untuk melewatkan air. Jika suatu lahan pertanian memiliki tanah yang sangat rendah maka kesuburan lahan pertanian yang akan terpengaruh sehingga mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan tanah akan kekurangan zat hara. Melihat kondisi tersebut maka perlu adanya penelitian mengenai tanah yang berperan dalam penentuan ketersediaan air tanah pada suatu lahan pertanian. Penelitian mengenai /Permeabilitas tanah telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: pengukuran pada lima lahan pertanian dengan kedalaman tanah yang berbeda yaitu -5 cm, 5-3 cm, dan 3-45 cm, dimana diketahui lahan sawah irigasi pada kedalaman 3-45 cm yang memiliki nilai tertinggi yaitu,47 ms - (). Nilai permeabilitas dapat ditingkatkan dengan menambahkan polimer emulsi vinyl acecate co acrylic pada tanah (2). Pengukuran nilai laju permeabilitas tanah menggunakan metode uji laboratorium dan uji lapangan telah dilakukan pada tanah ndepst, tanah Inceptisol dan tanah Ultisol dengan nilai laju permeabilitas tertinggi pada tanah Inceptisol yaitu 3,2 cm/jam untuk uji laboratorium dan 2,23 cm/jam untuk uji lapangan (3). Identifikasi sifat fisik tanah suatu lahan yang meliputi tingkat kematangan dan ketebalan gambut, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, drainase tanah, kedalaman air tanah, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, dan kematangan tanah (n-value) yang dilakukan pada lima Satuan Peta Tanah (SPT) untuk mendukung penanaman jagung pada lahan gambut di Rasau Jaya III Kabupaten Kubu Raya (4). Penetapan tanah didasarkan pada Hukum Darcy dengan metode Variabel/Falling Head Permeability Test yang sesuai untuk tanah lanau yang halus. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui nilai pada 2 lahan pertanian produktif dan mengetahui pengaruh sifat fisik tanah terhadap. 28

PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal. 28-35 ISSN : 2337-824 2. Metodologi Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan di Desa rang imbung Kalimantan Barat dengan dua lokasi pertanian, yaitu lahan gambas dan lahan sawah (Gambar ) dengan 9 sampel tanah setiap lahan dengan metode acak. Sampel tanah setiap lahan diambil pada kedalaman - cm, -2 cm, dan 2-3 cm, hal ini dikarenakan pada kedalaman > 3 cm tanah tingkat kesuburannya menurun karena tanaman akan sulit mencapai lapisan mineral yang berada di lapisan bawahnya (4). Setiap sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampel kemudian dibungkus dengan kain berpori, agar pada saat perendaman tanah tidak terlepas dari ring, dan berfungsi untuk melepaskan udara yang terperangkap di dalam tanah. Pengujian Sampel Penelitian ini menggunakan 8 sampel tanah yang dianalisis parameter fisiknya yaitu, bobot isi, berat jenis partikel, porositas di aboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. nalisis tekstur tanah dilakukan di aboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Hukum Darcy dan Persamaan Variable/Falling Head Permeability Test Hukum pengaliran air melalui tanah pertama kali dipelajari oleh Darcy (856) yang mendemonstrasikan percobaannya untuk aliran laminar dalam kondisi tanah jenuh. Kecepatan aliran dan kuantitas/debit air per satuan waktu adalah sebanding dengan gradien hidrolik yang dituliskan dalam Persamaan () dan (2) : q K. i. () v V K. i (2) V = Volume air (cm 3 ) K = Koefisien permeabilitas (cm/detik) i = Gradien hidrolik = uas penampang tanah (cm 2 ) v = kecepatan aliran (cm/detik) 2 Gambar. okasi penelitian (5) Maka besar permeabilitasnya dapat dihasilkan dengan Persamaan (3), (4) dan (5): V K (3) i.. t Jika h i (4) V. K (5). h. t = Panjang sampel batuan/tanah (cm) h = Ketinggian (cm) t = Waktu selama percobaan (detik) Penentuan dilakukan dengan menggunakan metode Variabel/Falling Head Permeability test. Metode ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan koefisien permeabilitas yang rendah, sehingga penentuan koefiseien permeabilitas (K) dapat menggunakan Persamaan (6) : K a x i 2, 3 h x x lo g (6) t h 2 K = Koefisien permeabilitas (cm/detik) a = uas penampang (cm 2 ) i = Tinggi air dalam buret (cm) = uas penampang ring silinder (cm 2 ) t = Waktu air turun dari h ke h2 (detik) h = Tinggi awal (cm) h2 = Tinggi akhir (cm) 2,3 = Konstanta Kecepatan Reaksi Penurunan ir dari h ke h 2 Bobot isi adalah berat per unit volume tanah yang dikeringkan dengan oven yang dinyatakan dalam g/cm 3. Penentuan bobot isi didahului dengan penentuan kadar air dengan menggunakan Persamaan (7): BKU BKO Kadar ir Gravimetri x% (7) BKO Kadar air Gravimetri dalam % berat BKU = Berat Kering Udara (g) BKO = Berat Kering Oven (g) Kemudian volume ring dihitung menggunakan Persamaan (8): 2 V r t (8) V = Volume (cm 3 ) π = 3,4 r = Jari-jari t = Tinggi tabung/ring (cm) dan bobot isi (g/cm 3 ) dihitung menggunakan Persamaan (9): 29

PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal. 28-35 ISSN : 2337-824 Tanah Berat Kering Oven ( g ) Bobot Isi Tanah VolumeTanah Kering Oven cm 3 ( ) (9) Berat Jenis Partikel (Particle Density) dari suatu tanah menunjukkan kerapatan dari partikel padat secara keseluruhan. Berat jenis partikel dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (): BJP c i () c = Berat sampel tanah (g) i = volume partikel tanah (cm 3 ) BJP = Berat jenis Partikel (g/cm 3 ) Porositas tanah merupakan volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air yang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (): Bobot Isi () PorositasTanah x% Berat Jenis Partikel dengan porositas tanah dalam %. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat (%). Setiap sampel tanah diukur fraksi pasir, debu, dan liat dengan menggunakan alat hidrometer tanah tipe 52 H. Pengolahan data Data yang dihasilkan diolah ke dalam grafik untuk mengetahui nilai hubungan sifat fisik tanah yaitu konduktivitas hidrolik jenuh (), bobot isi, berat jenis partikel, porositas, dan tekstur tanah pada tiap kedalaman. nalisis Sifat Fisik Tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh () nalisis pengaruh sifat fisik tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenuh () menggunakan nalisis Statistik Korelasi Pearson. Korelasi tersebut menggunakan Persamaan (2): r n xy ( x )( y ) (2) n x 2 ( x ) 2 n y 2 ( y ) 2 dengan: r = Koefisien korelasi n = Banyaknya pasangan data x dan y Σx = Total jumlah dari variabel x Σy = Total jumlah dari variabel y Σx 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel x Σy 2 = Kuadrat dari total jumlah variabel y Σxy = Hasil perkalian dari total jumlah variabel x dan variabel y sawah berkisar 24,6 cm/jam sampai 54,97 cm/jam. Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai semakin menurun terhadap kedalaman. Nilai bobot isi (BI) pada lahan gambas berkisar,62 g/cm 3 sampai,6 g/cm 3 dan lahan sawah berkisar,5 g/cm 3 sampai,96 g/cm 3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilai bobot isi lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa nilai bobot isi semakin menurun terhadap kedalaman. Nilai berat jenis partikel (BJP) pada lahan gambas berkisar 2,2 g/cm 3 sampai 2,96 g/cm 3 dan pada lahan sawah berkisar,9 g/cm 3 sampai 2,5 g/cm 3. Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa nilai BJP lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah dan dapat diketahui bahwa bahwa nilai BJP meningkat terhadap kedalaman. Nilai porositas tanah pada lahan gambas berkisar 53,86 % sampai 72,78 %, dan lahan sawah berkisar 33,28 % sampai 77,2 %. Pada Gambar 5 terlihat bahwa nilai porositas tanah lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan gambas dan dapat diketahui bahwa porositas tanah meningkat terhadap kedalaman. Nilai rata-rata kandungan pasir pada lahan gambas berkisar 4,29 % sampai 7,5 %, nilai rata-rata kandungan debu berkisar 44,58 % sampai 45,37 %, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar 47,9 % sampai 5,33 %. Nilai ratarata kandungan pasir pada lahan sawah berkisar,79 % sampai,97 %, nilai rata-rata kandungan debu berkisar 42,63 % sampai 43,53 %, dan nilai rata-rata kandungan liat berkisar 45,4 % sampai 45,68 %. Pengaruh tekstur tanah pada lahan pertanian produktif terlihat pada Gambar 6 terlihat bahwa nilai kandungan pasir pada lahan sawah lebih tinggi dibandingkan lahan gambas, kandungan debu lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah, dan kandungan liat lahan gambas lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sawah. Dapat diketahui bahwa kandungan pasir menurun terhadap kedalaman, kandungan debu meningkat terhadap kedalaman dan kandungan liat meningkat terhadap kedalaman. 3. Hasil dan Pembahasan Sifat Fisik Tanah Nilai pada lahan gambas berkisar 2,9 cm/jam sampai 494,9 cm/jam dan pada lahan 3

PRISM FISIK, Vol. IV, No. (26), Hal. 28-35 ISSN : 2337-824 6 6 5 4 3 2 - C, 494.9 C, 43.26 B, 37.78, 369.98, 88.65, 64.8 C, 54.6 B, 2.9 B, 24.95 2 4 B C 5 4 3 2, 54.97, 456.38 M, 4.3 M, 327. K, 37.57 K, 7.83 K, 2.57 M, 6.54, 24.6 2 4 K M Gambar 2. terhadap Kedalaman.4.2 Bobot Isi (g/cm 3 ).2.8.6.4.2 B,.6 B,.92,.2 B,.8 C,.8,.7 C,.72 C,.63,.62 B C Bobot Isi (g/cm 3 ).8.6.4.2,.96 M,.8 M,.79,.73,.66 K,.6 K,.57 K,.5 M,.54 K M 2 4 2 4 Gambar 3. Bobot Isi terhadap Kedalaman BJP (g/cm 3 ) 3.5 3 2.5 2.5.5, 2.43 C, 2.8 B, 2.75 C, 2.3 B, 2.96, 2.23, 2.2 B, 2.4 C, 2.26 B C BJP (g/cm 3 ) 3. 2.5 2..5..5 M, 2.5, 2.4 K, 2.5 M, 2.29 K, 2.6, 2.6,.98 M, 2. K,.9 K M 2 4. 2 4 Gambar 4. BJP terhadap Kedalaman 3

PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-824 Porositas (%) 8 7 6 5 4 3 2 C, 62.9 B, 57.78, 53.86 C, 72.78 B, 72.62, 72.22 C, 68.8, 64.78 B, 56.94 2 4 B C Porositas (%) 9 8 7 6 5 4 3 2 K, 76.44 K, 77.2 M, 65.2 M, 74.3, 69.38, 65.84 M, 68.56, 5.62 K, 33.28 2 4 K M Gambar 5. Porositas Tanah terhadap Kedalaman Tekstur Tanah (%) 6 5 4 3 2 7.5 iat, 47.9 44.58 iat, 49.93 45. 4.96 iat, 5.33 45.37 4.29 2 4 Pasir Debu iat Tekstur Tanah (%) 5 4 3 2 iat, 45.45 iat, 45.4 iat, 45.68 43.6.47 42.63.97 43.53.79 2 4 kedalaman(cm) Pasir Debu iat Gambar 6. Tekstur Tanah terhadap Kedalaman Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap Konduktivitas Hidrolik Jenih () Pengaruh sifat fisik tanah terhadap berdasarkan dari intepretasi koefisien korelasi. Pengaruh bobot isi terhadap dapat dilihat pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,9 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat dan lahan sawah memiliki nilai r =,33 yaitu memiliki pengaruh rendah, sehingga dapat diketahui bahwa bobot isi berpengaruh terhadap. Nilai bobot isi yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit untuk meneruskan air sehingga pergerakan air semakin lambat. Pengaruh berat jenis partikel terhadap dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =, yaitu memiliki pengaruh sangat rendah, dan lahan sawah memiliki nilai r =,92 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, sehingga berat jenis partikel tidak mempengaruhi. Nilai berat jenis partikel tanah yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh porositas tanah terhadap dapat dilihat pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,99 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =,68 yaitu memiliki pengaruh kuat, sehingga porositas tanah mempengaruhi. Porositas yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh kandungan pasir terhadap dapat dilihat pada Gambar yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,93 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r = 32

PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-824,77 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan pasir ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi. Kandungan pasir yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh kandungan debu terhadap dapat dilihat pada Gambar yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,97 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =,73 yaitu memiliki pengaruh kuat. Kandungan debu ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi. Kandungan debu yang tinggi mengakibatkan tanah akan mudah untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin cepat. Pengaruh kandungan liat terhadap dapat dilihat pada Gambar 2 yang menunjukkan bahwa pada lahan gambas memiliki nilai r =,9 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat, dan lahan sawah memiliki nilai r =,9 yaitu memiliki pengaruh sangat kuat. Kandungan liat ini akan mempengaruhi porositas tanah yang secara tidak langsung mempengaruhi. Kandungan liat yang tinggi mengakibatkan tanah akan sulit untuk meneruskan air, sehingga pergerakan air semakin lambat. 3 25 2 5 5 vs BI y = 25.7x + 24.477 R² =.85 2 Bobot Isi ( g/cm 3 ) inear ( 4 3 2 vs BI.5 Bobot Isi (g/cm 3 ) y = 469.33x - 75.45 R² =.35 inear ( Gambar 7. Pengaruh terhadap Bobot Isi 3 25 2 5 5 vs BJP y = -3.32x + 36.48 R² =.39 2 2.2 2.4 2.6 Berat Jenis Partikel (g/cm 3 ) inear ( 4 35 3 25 2 5 5 vs BJP y = -362.5x + 997.7 R² =.8487 2 4 Berat Jenis Partikel (g/cm 3 ) inear ( Gambar 8. Pengaruh terhadap Berat Jenis Partikel 33

PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-824 vs POROSITS vs POROSITS 3 25 2 5 5 y = -7.5397x + 72.6 R² =.9967 5 Porositas (%) inear ( 4 35 3 25 2 5 5 5 Porositas (%) y = -7.238x + 79.3 R² =.479 inear ( Gambar 9. Pengaruh terhadap Porositas vs PSIR vs PSIR 3 25 2 5 5 y = 26.66x + 83.68 R² =.875 5 Kandungan Pasir (%) inear ( 4 35 3 25 2 5 5 2 3 y = 73.3x - 733.7 R² =.5964 Kandungan Pasir (%) inear ( Gambar. Pengaruh terhadap Kandungan Pasir vs DEBU vs DEBU 3 25 2 5 5 y = -7.77x + 5534. R² =.9538 44.5 45 45.5 Kandungan Debu (%) inear ( 4 35 3 y = -25.92x + 9544.2 R² =.5348 25 2 5 5 42.5 43 43.5 44 Kandungan Debu (%) inear ( Gambar.Pengaruh terhadap Kandungan Debu 34

PRISM FISIK, Vol. XX, No. XX (26), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-824 vs IT vs IT 3 25 2 5 5 y = -34.5x + 99. R² =.8444 46 48 5 52 Kandungan iat (%) inear ( (cm.jam) 4 y = -82.39x + 35 3726 3 R² =.833 25 2 5 5 45.2 45.4 45.6 45.8 Kandungan iat (%) inear ( 4. Kesimpulan Nilai lahan sawah lebih tinggi daripada lahan gambas. Sifat fisik tanah yang mempengaruhi yaitu bobot isi, porositas, dan tekstur tanah, sedangkan berat jenis partikel tanah tidak mempengaruhi. Daftar Pustaka [] Rosyidah E, Wirosoedarmo R. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh di 5 Penggunaan ahan (Studi Kasus Sumbersari Malang). gritech. 23 gustus; 33(3): p. 34-345. [2] Halaudin, Suhendra. Pengaruh Penambahan Emulsi Vinyl cecate Co crylic pada Tanah empung terhadap Uji Permeabilitas Melalui Constant Head Permeability Test. Berkala Fisika. 2 pril; 4(2): p. 55-62. [3] Siregar N, Sumono, Munir P. Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di ahan Percobaan Kwala Bekala Usu melalui Uji aboratorium dan apangan. J. Rekayasa Pangan dan Pertanian. 23 November; (4): p. 38-43. [4] Suswati D, S BH, Shiddieq D, Indradewa D. Identifikasi Sifat Fisik ahan Gambut Rasau Jaya III Kabupaten Kuburaya Untuk Pengembangan Jagung. J. Tek. Perkebunan dan PSD. 2 Desember; : p. 3-4. [5] Maps7. rang imbung, Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia Peta. [Online].; 25 [cited 25 Oktober 28. vailable from: http://www.maps7.com/id/rang%2imbu ng,%2sungai%2raya,%2kubu%2raya, %2Kalimantan%2Barat,%2Indonesia.htm l#.vw3kmvisph. Gambar 2. Pengaruh terhadap Kandungan iat 35