BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemanfaatan sumber daya alam (Soegianto, 2005). Salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

UJI BAKTERIOLOGIS PADA AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN BATUANG TABA NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia, perilaku serta

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

Rahayu Sri Pujiati *, Dwi Ochta Pebriyanti** ABSTRACT. Keywords: dug well, septic tank, distance, the coliform bacteria

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU, Medan, 20155, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti didalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau didalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalai tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Sekitar 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam keadaan mencair dapat digunakan (Widiyanti, 2004). Penggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program penyehatan air. Menurut Depkes RI (2008) program penyehatan air tersebut meliputi perencanaan kebutuhan air bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun kebutuhan air bersih pada masyarakat perkotaan. Menurut Totok (2004) peningkatan kuantitas air adalah syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat kehidupan seseorang maka meningkat pula kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Menurut WHO tiap orang di negara-negara maju memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.

Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan (Sutrisno, 2004). Standar kualitas air bersih telah diatur dalam Permenkes RI. No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Parameter kualitas air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif. Untuk persyaratan mikrobiologi pada air bersih kadar maksimum total Coliform air perpipaan 0/100 ml, dan untuk air bukan perpipaan 0/100 ml. sementara untuk kadar maksimum Coliform tinja air perpipaan 0/100 ml, dan untuk air bukan perpipaan 0/100 ml. Kualitas air secara mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Adanya bakteri Colifaecal di dalam air bersih menunjukkan adanya pencemaran yang disebabkan oleh tinja manusia. Dengan ditemukannya Escherichia coli di dalam air diperkirakan dapat membahayakan kesehatan manusia, karena dicurigai air tersebut mengandung mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit. Adapun mikroorganisme patogen lain adalah virus, bakteri, protozoa, dan parasit yang ditransmisikan melalui faecal material (Purdjarwanto, 1993). Bakteri Escherichia coli merupakan salah satu bakteri indikator polusi yang digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia

maupun hewan, merupakan organisme komensal yang ada pada saluran pencernaan manusia maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1992). Pada tahun 2012, WHO memperkirakan 80% dari seluruh penyakit di dunia ini disebabkan oleh sanitasi yang buruk, air yang tercemar dan tidak tersedianya air. Diperkirakan sepertiga kematian di negara berkembang disebabkan oleh konsumsi air yang terkontaminasi. Data lainnya dari WHO menunjukkan sekitar 2,2 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit diare dan 10% dari penduduk Negara berkembang sangat rentan terinfeksi. Air bersih maupun air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, serta tidak mengandung bakteri patogen maupun zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit yang semakin meningkat oleh karena air, ada hal penting yang perlu diperhatikan yaitu pemantauan kualitas air secara periodik serta konstruksi dari sarana penyediaan air bersih (Soemirat, 1994). Menurut Chandra (2007), sumur gali adalah salah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan masyarakat kecil untuk mengambil air tanah sebagai sumber air bersih. Sekitar 45% masyarakat di Indonesia menggunakan sumur sebagai sarana air bersih. Dan dari 45% yang menggunakan sarana sumur tersebut diperkirakan sekitar 75% menggunakan sumur gali. Berdasarkan data yang ada, sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil

dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum. Sekitar 45% masyarakat di Indonesia menggunakan sumur sebagai sarana air bersih, dan dari 45% yang menggunakan sarana sumur tersebut, diperkirakan sekitar 75% menggunakan jenis sumur gali. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah. Oleh karena itu, sumur gali sangat mudah terkontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia dan hewan juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi. Misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur (Entjang, 2000). Faktor-faktor yang menyebabkan kualitas air sumur gali kurang baik yaitu jarak septic tank dengan sumur gali yang kurang dari 10 meter, kondisi septic tank yang tidak kedap air serta terletak pada tanah berpasir. Sehingga air sumur gali tercemar oleh tinja yang mengandung bakteri Coliform dan mengakibatkan kualitas air sumur gali tidak sesuai lagi dengan standar peruntukannya sebagai sumber air bersih (Munif, 2008). Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2012, kejadian diare di Kabupaten Langkat yaitu sebanyak 20.454 kasus (26,20%) yang menunjukkan bahwa Kabupaten Langkat merupakan salah satu dari 10 Kota/Kabupaten di

Provinsi Sumatera Utara yang kasus diarenya tinggi. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Profil BPS Kabupaten Langkat tahun 2013 diketahui bahwa dari 10 jenis penyakit terbesar, diare merupakan penyakit kedua terbesar sesudah ISPA. Penderita diare dewasa 15 Tahun keatas berjumlah 8337 jiwa, sedangkan untuk penderita anak-anak 0-14 tahun berjumlah 7140 jiwa. Salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kejadian diare adalah penyediaan air bersih. Penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat mikrobiologi secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan penyakit (water borne diseases). Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013 mengenai sarana penyediaan air minum, diketahui bahwa persentase penggunaan air sumur paling tinggi. pada tahun 2008 persentase penggunaan sumur sebagai sarana penyeiaan air minum sebanyak 28,08%, pada tahun 2009 sebanyak 25,93%, pada tahun 2010 sebanyak 23,42%, dan pada tahun 2013 sebanyak 20,54%. Selanjutnya proporsi rumah tangga berdasarkan jenis sumber air minum menurut kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 untuk penggunaan sumur gali tergolong tinggi. Untuk Kabupaten Langkat pemilihan sumur gali sebagai sarana penyediaan air minum sebanyak 33,7% untuk sumur gali yang terlindungi, sedangkan sebanyak 1,9% untuk sumur gali yang tidak terlindungi. Ini mengambarkan bahwa kondisi masyarakat untuk mendapatkan air bersih masih rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2013, proporsi rumah tangga berdasarkan jenis sumber air untuk keperluan rumah tangga menurut kabupaten/kota, Kabupaten Langkat merupakan salah satu

daerah yang menggunakan sumur gali sebagai sumber air untuk keperluan rumah tangga, Sebanyak 42,5% untuk sumur gali terlindung, dan 8,0% untuk sumur gali tidak terlindung. Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat adalah suatu daerah yang pada umumnya penduduk masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Penduduk sebenarnya sudah benar dalam upaya memperoleh air bersih, namun tidak semua penduduk memahami syarat pembangunan sumur gali yang baik dan benar. Didukung pula dengan pembangunan sarana pembuangan tinja (septic tank) yang jarak amannya belum terpenuhi. Air sumur gali tersebut digunakan oleh masyarakat untuk segala keperluan masyarakat sehari-hari, termasuk untuk diminum. Manusia dipengaruhi lingkungan hidupnya sebaliknya manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya, maka pemahaman konsep perilaku perlu menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu, pencemaran air bersih sumur gali sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat dalam hal ini termasuk dalam pengelolaan lingkungaan di sekitar rumah tangga seperti sarana sanitasi, penempatan bangunan dan bentuk fisik sarana sumur gali serta tata cara pemeliharaan dan pemanfaatannya. Perilaku pemakaian sumur gali seperti membangun sumur gali yang terlalu dekat dengan jarak sumber pencemar seperti jamban, air limbah industri, kandang ternak, pembuangan sampah serta perilaku masyarakat yang tidak menutup bibir sumur sehingga berpotensi mencemari air sumur gali (Marsono, 2009). Penelitian Marsono (2009) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali dipermukaan menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara jarak sumber pencemar, kondisi fisik sumur gali dan perilaku masyarakat terhadap kualitas bakterilogis. Penelitian Desvita (2000) tentang Hubungan jarak sumber pencemaran, kondisi fisik sarana dan perilaku pengguna sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Kelurahan Keperakan Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa jarak sumber pencemaran, kondisi fisik sumur mempunyai hubungan yang sangat rendah, sementara perilaku pengguna mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan kualitas bakteriologis air sumur. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 Januari 2016 menunjukkan 5 dari 10 responden yang memiliki balita, balitanya pernah mengalami penyakit diare. Selanjutnya 6 dari 10 responden menyatakan bahwa responden memiliki sumur gali dengan jarak yang kurang dari 10 meter dari sumber pencemar (septic tank). Terdapat pula beberapa sumur gali warga yang konstruksi sumurnya belum memenuhi syarat kesehatan. Selain itu masih banyak warga yang belum memilki konstruksi septic tank yang baik yang memenuhi syarat kesehatan. Kemudian secara topografi kemiringan tanah tidak semuanya sama, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju dan jumlah mikroorganisme yang akan masuk kedalam sumur gali. Sehubungan dengan apa yang telah dikembangkan di atas dan melihat betapa pentingnya pencegahan penyakit yang diakibatkan bakteri Escherichia coli, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan jarak septic tank, konstruksi sumur gali, dan perilaku masyarakat terhadap kandungan bakteri

Escherichia coli air sumur gali penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah hubungan jarak septic tank, konstruksi sumur gali, dan perilaku masyarakat terhadap kandungan bakteri Escherichia coli air sumur gali penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan jarak septic tank, konstruksi sumur gali, dan perilaku masyarakat terhadap kandungan bakteri Escherichia coli air sumur gali penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui jarak septic tank, konstruksi sumur gali, dan perilaku masyarakat di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 2. Mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli air sumur gali penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 3. Mengetahui hubungan jarak septic tank dengan jumlah bakteri Escherichia coli air sumur gali di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.

4. Mengetahui hubungan konstruksi sumur gali dengan jumlah bakteri Escherichia coli air sumur gali di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 5. Mengetahui hubungan perilaku masyarakat dengan jumlah bakteri Escherichia coli air sumur gali di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 1.4 Hipotesis Ada hubungan yang bermakna antara jarak septic tank, konstruksi sumur gali, dan perilaku masyarakat terhadap kandungan bakteri Escherichia coli air sumur gali penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tahun 2016. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan dan informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat tentang kualitas bakteriologis (Escherichia coli) air sumur gali di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 2. Sebagai informasi untuk masyarakat khususnya pengguna sumur gali di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tentang kualitas air sumur gali yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. 3. Sebagai masukan dan informasi untuk masyarakat tentang pembuatan konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan. 4. Sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya.