BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Tamburaka (2013: 47) dalam buku yang berjudul Agenda Setting

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL BAHASYIM SALABIM SKRIPSI

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan zaman orde baru dimana setiap pemberitaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

KRITIK SOSIAL KARIKATUR BISNIS SEKS DI BALIK JERUJI PENJARA

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO. edisi Juli 2011). SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI SKRIPSI

PEMBUKTIAN KEBERADAAN KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR PADA SURAT KABAR JAWA POS CLEKIT

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan melalui berbagai

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO KESETRUM TENDER PROYEK LISTRIK. ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2012 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

Prosiding Jurnalistik ISSN:

REPRESENTASI KELAMBATAN KERJA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

KATA PENGANTAR. Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa

PEMAKNAAN KARIKATUR CELEKIT CICAK VERSUS BUAYA (Studi Deskriptif Pemaknaan Karikatur Celekit Cicak vs Buaya Edisi 17 September 2009 Di Jawa Pos)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

MAKALAH ISLAM. Save Kementerian Agama

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS. (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit Pers Yang Berkuasa

SKRIPSI. Oleh: WIENA WIDYA CHRISTANTIE NPM

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. Universitas Frankfurt Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

SKRIPSI. Oleh : Betha Adityangga

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasil temuannya tidak berdasar pada hitung hitungan angka stastitik. 1

PEMAKNAAN ILUSTRASI SAMPUL DEPAN MAJALAH TEMPO

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang

BAB I PENDAHULUAN. Ruben (1984, h. 189) mengungkapkan Mass media such as newspaper,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tamburaka (2013: 47) dalam buku yang berjudul Agenda Setting Media Massa menjelaskan bahwa media massa merupakan medium tempat di mana proses komunikasi berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaikan komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Willbur Schramm juga mengatakan bahwa komunikasi selalu menghendaki adanya paling sedikit tiga unsur, yaitu : sumber, pesan, dan sasaran (Suhandang, 2010: 16). Kehadiran media massa terus berkembang seiring berkembangnya waktu. Media massa terutama media cetak merupakan penanda awal dari kehidupan modern sekarang ini. Pesan melalui media cetak diungkapkan dengan huruf-huruf dan baru menimbulkan makna apabila khalayak berperan secara aktif. Oleh karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak (Effendy, 2000: 313-314). Adapun kelebihan media cetak adalah media ini dapat dikaji ulang, didokumentasikan, dan dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi. Lahirnya majalah merupakan salah satu bagian dari berkembangnya industri media cetak di dunia. Majalah terlahir 1

sebagai salah satu produk yang mampu mengiringi revolusi persebaran informasi pada dewasa ini. Majalah dapat memberikan potongan momen menarik pada jaman sekarang dengan mencampurkannya dengan sentuhan sejarah dimasa lampau. Dalam hal ini, majalah merupakan media yang dinilai memiliki sebuah kualitas dalam menyajikan suatu informasi. Majalah dapat pula memiliki kemampuan membawa pesan yang sangat spesifik untuk keperluan studi, pengetahuan, hobi atau hiburan dengan penyajian mendalam yang sangat jarang ditemukan pada media lain. Pesan-pesan yang terdapat pada majalah dibentuk melalui proses interpretasi atau berupa fenomena yang terjadi (River & Jensen, 2003: 212). Menurut Artini Kusmiati (1999: 36) dalam bukunya yang berjudul Teori Komunikasi Visual menjelaskan bahwa media gambar atau visual mampu mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan berkesan. Hal ini berarti pada sampul majalah yang merupakan bentuk visual, dapat dipahami memiliki pemaknaan pesan tersendiri berdasarkan daya interpretatif individu pembacanya. Tidak hanya sampai disitu, Waluyanto (2000: 128) juga menimpal bahwa media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar konon lebih disukai dan digemari ketimbang dengan informasi yang hanya berupa teks atau tulisan. Hal ini dikarenakan menatap sebuah gambar jauh akan lebih mudah dan lebih konkrit atau sederhana. Dalam hal ini, gambar berdiri sendiri dan memiliki subyek yang mudah dipahami dan merupakan simbol yang jelas dan mudah dikenal. 2

Dalam hal ini, sampul majalah menjadi salah satu acuan dalam kultur visual yang berperan kuat dalam penciptaan makna. Lebih dari sekadar uraian kalimat atau text yang menghiasi isi majalah, keberadaan sampul majalah merupakan sebuah cara menguatkan isi berita melalui penggambaran visual yang nyatanya memiliki makna terselubung. Pakar semiotik, Alex Sobur, juga mendefinisikan bahwa pemaknaan sebuah simbol merupakan sesuatu yang dapat berdiri atau yang ada untuk sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya untuk suatu hal tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi, cara berpikir, ide, harapan, dan masih banyak hal lainnya (Sobur, 2003: 163). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu simbol atau tanda pada sebuah gambar, sejatinya memiliki makna yang dapat digali. Bahasa simbolis itu sendiri menciptakan situasi yang simbolis pula atau memiliki sesuatu hal yang dapat diungkap maksud dan artinya. Seiring berjalannya waktu, proses penggambaran pada sampul majalah acap kali digambarkan melalui karikatur. Menurut Pramono (2008: 13), karikatur memiliki arti sebagai gambar wajah yang didistorsikan, diplesetkan, atau dipletotkan secara karakterisrik tanpa maksud melecehkan si pemilik wajah. Karikatur itu sendiri memiliki dua sifat, yakni terdistorsi dan satire atau menyindir. Menurut Rianto (1982: 34), terdapat enam syarat untuk mendapatkan gambar/ karikatur yang dianggap sesuai untuk dapat diteliti : 3

1. Gambar harus autentik, artinya gambar harus mengungkapkan suatu realitas kehidupan. 2. Gambar harus sederhana, tidak ruwet. Komposisi gambar cukup jelas menunjukkan butir-butir pokok. Gambar yang sederhana akan mudah dibaca dan diselami oleh khalayak. 3. Gambar cukup popular. Artinya gambaran dalam objek yang dikarikaturkan dapat dikenal oleh khalayak. 4. Gambar harus dinamis. Artinya gambar harus menunjukkan aktivitas tertentu. 5. Gambar harus membawa message. Gambar yang bagus belum tentu bisa digunakan sebagai media pendidikan. 6. Gambar yang artistik, khususnya yang natural, mempunyai daya tarik yang kuat dalam menggugah perasaan setiap orang. Karikatur lebih berfungsi untuk mengungkapkan pesan, persepsi, tanggapan, dan pengalaman seseorang di dalam proses kehidupan manusia. Memahami makna dari karikatur, sejatinya dapat dikatakan sulit. Dikarenakan dalam membedah makna dari karikatur, biasanya terdapat makna sosial dibalik tindakan manusia, atau memaknai maksud dari karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Karikatur nyatanya memiliki referensi-referensi sosial agar mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Dalam hal ini, karikaturis mengimplementasikan gambaran karikatur sesuai dengan arahan dari majalah yang memuat karikatur itu. Tokoh, isi, maupun metode pengungkapan 4

biasanya dilukiskan sesuai dengan apa yang menjadi landasan dari berita utama majalah tersebut. Keberadaan karikatur pada media massa cetak, khususnya pada majalah tidak hanya melengkapi artikel pada tulisan-tulisan di majalah saja, tetapi juga dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang gambaran besar apa yang sebenarnya baik ataupun buruk. Implementasi gambar mana yang baik ataupun yang buruk itu sendiri dapat digambarkan karena lebih memiliki kekuatan akan karakter penggambaran dibanding hanya sebuah kata-kata. Peletakan karikatur pada bagian headline atau sampul majalah juga memiliki keuntungan untuk mempermudah konsumen agar mengetahui secara langsung isi berita. Sekali lagi, tidak dapat dipungkiri bahwa sampul merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan majalah,dan memiliki peranan penting. Gambar karikatur sampul majalah dapat menentukan minat atau tidaknya pembeli terhadap suatu majalah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis karikatur yang terdapat pada sampul Majalah Tempo,dan Majalah Detik dalam menangkap representasi korupsi dana haji. Pada Majalah Detik edisi 26 Mei-1 Juni 2014 yang berjudul Prahara Surya Dharma dan sampul Majalah Tempo edisi 2-8 Juni 2014 yang berjudul Robek Kocek Tamu Tuhan, keduanya sama-sama menggambarkan karikatur Suryadharma Ali yang notabena merupakan Menteri Agama Republik Indonesia saat itu yang ternyata malah melakukan tindak korupsi terhadap dana haji. 5

Topik ini menjadi sangat hangat untuk diperbincangkan dikarenakan negara Indonesia merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya memeluk kepercayaan agama Islam. Tidak hanya itu, hal ini menjadi sangat menarik untuk dibahas dikarenakan yang melakukan kasus penyelewangan dana itu malah orang nomor satu di bidang keagamaan di Indonesia. Padahal jika ditarik pada norma dan aturan suatu agama, tindak korupsi ataupun penyelewengan merupakan bentuk dosa. Bertahun-tahun negara Indonesia dirugikan akibat aksi korupsi yang dilakukan oleh para wakil rakyat mereka sendiri. Belum habis diingatan bagaimana menteri sekaliber Andi Mallarangeng terjerat kasus korupsi dengan menjadi tersangka. Setali tiga uang, koleganya di kabinet Indonesia Besatu Jilid II, Suryadharma Ali juga terkena kasus yang sama. Uniknya, Suryadharma Ali (SDA) menjadi tersangka korupsi terhadap dana ibadah yang merupakan suatu yang sakral. Terlebih, dalam kasus ini dana haji yang menjadi objek penyelewengan. Padahal, naik haji merupakan salah satu acara sakral dan fundamental dalam agama Islam. Terlebih lagi, SDA yang ditetapkan menjadi pelaku, saat itu menjabat menjadi orang nomor satu di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai politik berbasis agama Islam. Tidak sampai disitu, PPP merupakan salah satu partai Islam yang dapat dikatakan termasyur di Indonesia. Dalam sampul Majalah Detik tersebut terlihat bagaimana SDA yang merupakan singkatan dari Suryadharma Ali terlihat mengenakan pakaian haji. 6

Namun, pada bagian atas terbalut kain bertuliskan KPK. Dimana KPK merupakan lembaga di Indonesia yang bertugas dalam menangani kasus korupsi. Dalam sampul Majalah Detik tersebut, SDA juga digambarkan menjadi karikatur yang sedang menaikki salah satu hewan khas arab saudi yakni Onta. Gambar Onta itu sendiri dapat dikatakan unik dikarenakan onta tersebut menggigit beberapa lembar uang seratus ribu rupiah dengan reaksi wajah yang cukup aneh. Tidak hanya sampai disitu, lambang bendera putih terdapat pada bagian belakang SDA serta kantong berwarna putih yang digambarkan sengaja ditutupi dengan cara mendudukinya oleh SDA juga tidak luput untuk menjadi unit analisis dari peneliti. Sedangkan untuk sampul Majalah Tempo, menggambarkan karikatur SDA yang sedang merajut dengan menggunakan benang yang ditarik dari ihram jamaah haji. Uniknya, hasil rajutan dari ihram malah menjadi sebuah lembaran uang. Selain itu, pemberian judul yang menarik pada sampul Majalah Tempo juga menambah unsur satire dalam pembahasan korupsi dana haji. Dalam hal ini, peneliti memilih Majalah Detik dan Majalah Tempo karena kedua majalah ini merupakan salah dua majalah yang memiliki keunikan dalam menyajikan sampul majalah dan mencari angle dari suatu pemberitaan yang sedang hangat terjadi. Selain itu, dengan adanya gambar karikatur pada sampul dapat membuat pembaca melakukan interpretasi pemaknaan terhadap karikatur atau gambar tersebut tergantung pada persepsi khalayak yang memaknai hal itu. 7

1.2 Rumusan Masalah Pada penelitian ini, peneliti menitikberatkan pembahasan pada representasi korupsi dana haji dalam bentuk karikatur pada sampul Majalah Detik dan Majalah Tempo. Maka dari itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa saja tanda yang terkandung pada karikatur sampul dan bagaimana representasi korupsi dana haji pada Majalah Detik edisi 26 Mei-1 Juni 2014 dan Majalah Tempo edisi 2-8 Juni 2014 melalui karikatur dalam sampul kedua majalah tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apa dan bagaimana representasi korupsi dana haji yang terkandung pada karikatur sampul Majalah Detik edisi 26 Mei-1 Juni 2014 dan sampul Majalah Tempo edisi 2 8 Juni 2014. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Sebagai sumbangsih peneliti bagi fakultas ilmu komunikasi terutama jurusan jurnalistik yang ingin menggunakan metode penelitian yang sama, yakni semiotika. Khususnya semiotika model Charles Sanders Peirce. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model semiotika Peirce untuk menganalisis karikatur. Teknik segitiga yang dicetuskan oleh Peirce, digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam 8

menganalisis siap tanda yang terdapat pada sampul Majalah Detik dan Tempo. 1.4.2 Kegunaan Praktik Untuk memberikan pemahaman bagaimana penerapan tanda, dan simbol dalam studi semiotika hingga dapat memberi masukan bagi para pembaca mengenai representasi korupsi dana haji melalui karikatur dalam sampul Majalah Detik edisi 26 Mei- 1 Juni 2014 dan Majalah Tempo edisi 2-8 Juni 2014. 9