BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

Perawatan System C V T

Konstruksi CVT. Parts name

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Transmisi Otomatis

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLE SHOOTING CVT SUZUKI SPIN 125 R

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM CONTINOUSLY VARIABEL TRANSMISION (CVT) MOTOR HONDA BEAT PGM-FI 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda

Gambar 2.1 Motor Matic Yamaha Mio Soul (Sumber S : Dokumen Pribadi) 2.2 PENGERTIAN CVT Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem o

BAB II LANDASAN TEORI

: Memperbaiki transmisi otomatis

ANALISIS PERFORMANCE CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) PADA MOTOR BEBEK MATIC HONDA BEAT MENGGUNAKAN DYNO ABD. Gatot Budy Prasetiyo*)

BAB II LANDASAN TEORI

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

BAB III ANALISA DATA

BAB III METODE PELAKSANAAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. tanggal 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB I PENDAHULUAN. negeri harus diimbangi dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia. dibidang industri otomotif yang semakin maju dan canggih.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

FUNGSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KOPLING KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat diberbagai Negara

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

Berdasarkan data hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm diperoleh daya tertinggi pada putaran mesin 8000 rpm yait

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A-947

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc


BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

TEKNOLOGI KOPLING SENTRIFUGAL

Tugas Akhir TM

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN TRANSMISI OTOMATIS CVT MESIN SEPEDA MOTOR SUZUKI SKYDRIVE TAHUN 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

ANALISA dan PENGUJIAN ROLLER PADA MESIN GOKART MATIC. Dr-Ing. Mohamad Yamin *), Achmad Ardhiko Widyarso **)

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN JENIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

MODIFIKASI KOPLING JENIS PLAT BANYAK DENGAN PEMBERIAN LUBANG LUBANG PADA PLAT BAJA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA KOPLING

JURNAL. Oleh: MECKY JUNELIS Dibimbing oleh : 1. Irwan Setyowidodo, S.Pd., M.Si. 2. Ali Akbar, M.T

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KERUSAKAN CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION HONDA BEAT TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

Variasi Panjang Pegas Kopling (Spring Compression)

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI KOPLING

BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer

BAB III. Metode Rancang Bangun

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN PADA KENDARAN SEPEDA MOTOR MATIC

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

ABSTRAKSI ABSTRACT. Kata kunci : Roller, CVT, Performa, Sistem Transmisi.

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam judul tugas penelitian pemindah tenaga transmisi manual pada

BAB III TINJAUN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 single speed

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

VARIASI KONSTANTA BERAT ROLLER SENTRIFUGAL TERHADAP DAYA DAN TORSI MESIN PADA MOTOR GOKART MATIC

BAB I PENDAHULUAN. tipe terbaru dengan teknologi terbaru dan keunggulan-keunggulan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan suatu benda dari tempat kesuatu tempat. Transportasi sangat dibutuhkan manusia untuk kebutuhan aktivitas

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

LAPORAN TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING SISTEM TRANSMISI OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Disusun Oleh: Achmad Ardhiko Widyarso NPM : Dosen Pembimbing : Dr Ing. Mohamad Yamin Jurusan Teknik Mesin

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

1 BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 dan pengukuran Pada bab ini akan membahas tentang hasil dan pengukuran. Pemeriksaan serta pengukuran telah dilakukan pada komponen yang terdapat pada Honda Beat PGM-FI 2014. Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable drive face, movable drive face, ramp plate, weight roller, outer clutch, pegas drive face, sepatu kopling, driven face, movable driven face, pin roller guide. Berikut hasil dan pengukuran: 1. Drive belt Memeriksa ketebalan drive belt dan di dapatkan hasil sebagai berikut: pada drive belt : 17,30 Ketebalan drive belt standar : 18,50 servis drive belt kurang dari : 17,50 : Kondisi drive belt sudah menyusut dan tidak layak untuk digunakan karena sudah melewati batas servis. 2. Drive pulley (pulley primer) a) Boss movable drive face Memeriksa diameter luar boss movable drive face terhadap keausan atau kerusakan. diameter luar : 22,020 Diameter luar ukuran standar : 22,010 mm 22,025 servis : 21,980 hasil : Kondisi boss movable drive face masih layak untuk digunakan karena belum melewati batas servis. 50

51 b) Movable drive face diameter dalam : 22,110 Memeriksa diameter dalam movable drive face terhadap goresan, gerusan atau kerusakan dengan batas servis diameter dalam kurang dari : 22,110 Diameter dalam ukuran standar : 22,035 22,085 : Berdasarkan kondisi movable drive face masih layak digunakan karena belum melewati batas servis. c) Ramp plate Memeriksa keretakan dan keausan pada plat penahan dengan cara visual yaitu: pada plat penahan: Tidak ada keretakan dan keausan pada ramp plate, masih layak digunakan. d) Weight roller diameter : 17,55 Memeriksa diameter luar weight roller apakah sudah tidak bulat atau aus, batas servis diameter weight roller : 17,30 Diameter luar ukuran standar : 17,92 mm sampai 18,08 hasil : Weight roller masih layak digunakan karena belum melewati batas keausannya. 3. Driven pulley (pulley sekunder) a) Outer clutch outer clutch : 112,05

52 Memeriksa diameter dalam outer cluth terhadap keausan atau kerusakan dengan batas servis : 112,50 Diameter dalam ukuran standar : 112,00 112,20 hasil periksaan : Diameter bagian dalam Outer clutch masih dalam batas pemakaian wajar dan masih layak digunakan. b) Pegas driven face Memeriksa Pegas driven face dan di dapatkan hasil sebagai berikut: pegas driven face : 124,15 Panjang bebas pegas driven face dengan batas servis : 124,70 Ukuran standar pegas driven face : 127,50 : Kondisi pegas driven face tidak layak digunakan karena sudah melewati batas standartnya. c) Sepatu kopling Memeriksa ketebalan sepatu kopling dan di dapatkan hasil sebagai berikut: sepatu kopling : 2,50 mm ketebalan lapisan sepatu kopling : 2,00 mm : Sepatu kopling masih bisa digunakan karena masih jauh dari batas ketebalan yang di tentukan. d) Driven face driven face : 33,970 Memeriksa diameter luar driven face terhadap goresan, gerusan atau kerusakan dengan batas servis 33,940 Diameter luar ukuran standar 33,965 33,985

53 : Kondisi driven face masih layak digunakan karena belum melewati batas standarnya. e) Movable driven face Memeriksa diameter dalam movable driven face terhadap goresan, gerusan atau kerusakan dengan batas servis : 34,060 Diameter dalam ukuran standar : 34,000 34,025 movable driven face : 34,050 : Diameter bagian dalam movable driven face batas pemakaian wajar dan masih layak digunakan. f) Pin roller guide Memeriksa kondisi pin roller guide secara visual yaitu: Dalam kondisi baik, tidak ada keausan pada pin roller guide. Berikut adalah tabel hasil komponen CVT: Tabel 4.1 No Nama Komponen Standar pemeriksaaan Ketebalan standar 1 Drive belt belt : 18,50 pada V-belt : 17,30 V-velt : 17,50 : Kondisi drive belt sudah menyusut dan tidak layak untuk digunakan karena sudah melewati batas servis.

54 No Nama Komponen Standar pemeriksaaan Diameter luar : 2 Boss movable drive face ukuran standar : 22,010 mm diameter luar : komponen dalam : 21,980 kondisi baik dan 22,025 22,020 layak digunakan. Diameter dalam Berdasarkan ukuran standar : 3 Movable Drive Face 22,035 22,085 diameter dalam : 22,110 diameter dalam : kondisi movable drive face masih 22,110 layak digunakan. Tidak ada keretakan dan : keausan. Plat Tidak ada 4 Ramp Plate penahan, masih layak digunakan. keretakan dan keausan pada ramp plate, masih layak digunakan.

55 No Nama Komponen Standar pemeriksaaan Standar diameter roller 17,92 mm penggantian : sampai 18,08 diameter roller roller : 17,30 Kondisi roller 5 Weight Roller : 17,55 masih layak digunakan karena belum melewati batas keausannya. Diameter dalam : ukuran standar : Masih dalam 6 Outer Clutch 112,0 112,20 outer clutch : : 112,50 batas pemakaian 112,05 wajar dan masih layak digunakan. Panjang standar Kondisi Pegas pegas driven face driven face tidak : 127,50 pegas driven panjang layak digunakan 7 Pegas Driven face face : 124,15 pegas karena sudah pengembali : melewati batas 124,70 standartnya.

56 No Nama Komponen Standar pemeriksaaan ketebalan kampas kopling : 2,50 kampas 8 Sepatu kopling kopling : 2,00 Diameter luar : ukuran standar Kondisi driven 9 Driven Face 33,965 33,985 driven face : 33,970 diameter luar face masih layak 33,940 digunakan karena belum melewati batas standarnya. Diameter dalam : ukuran standar : Diameter bagian 10 Movable Driven Face 34,000 34,025 movable driven face : 34,050 diameter dalam : 34,060 dalam movable driven face batas pemakaian wajar dan masih layak digunakan.

57 No Nama Komponen Standar pemeriksaaan Dalam kondisi baik, tidak ada keausan pada 11 Pin roller guide pin roller guide. 4.1.1 Troubleshooting yang terjadi pada CVT Honda beat PGM-FI Gangguan pada sistem transmisi CVT membawa pengaruh yang besar performa suatu mesin. Oleh karena itu sistem transmisi CVT harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi gangguan tersebut. Beberapa gangguan yang sering terjadi pada transmisi CVT adalah sebagai berikut: 1. Gangguan pada drive belt yang selip Penyebab dari drive belt yang selip adalah apabila ada suara berdecit saat akselerasi, maka harus memeriksa keausan dan permukaan singgung. Cara mengatasinya adalah jika kondisi drive belt baik atau masih layak digunakan, cukup membersihkan kotoran yang menempel pada ruang CVT dan permukaan drive belt. Sebaliknya jika drive belt sudah melawati

58 batas servis atau tidak layak maka harus mengganti drive belt dengan yang baru. 2. Gangguan pada drive belt yang putus Penyebab dari drive belt yang putus antara lain: a. Panas drive belt itu sendiri karena adanya koefisien gesek atau sliding pada bagian pulley. b. Panas koefisien dari kopling sentrifugal. c. Panas karena mesin. d. Drive belt telah mencapai batas maksimal. Cara mengatasinya : jangan melebihi batas standar yang sudah ditentukan, jika perlu diganti yang baru. 3. Gangguan kopling bergetar Penyebab dari kopling yang bergetar adalah Cluth juddering atau kondisi saat sepeda motor mulai berjalan terjadi getaran sehingga kurang halus. Cara mengatasinya: a. Memeriksa permukaan singgung sepatu kopling dan permukaan dalam rumah kopling, jika terdapat oli pada permukaannya maka cara membersihkannya dengan cairan pembersih. b. Jika bukan dari kotoran lain/oli kemungkinan dikarenakan tidak ratanya permukaan sepatu kopling dan rumah kopling.

59 4. Gangguan pada keadaan langsam (jalan pelan sekali atau hampir diam) Ketika mulai berjalan sedikit lebih cepat (di gas perlahan), Honda Beat seperti menghentak. Penyebabnya adalah Putaran mesin saat idle/langsam, berputar pada 1.600 rpm untuk Honda Beat. Saat putaran idle, tenaga putar mesin belum mampu untuk menggerakan roda, jadi saat putaran idle atau langsam kendaraan akan diam. Tenaga putar mesin mulai disalurkan untuk menggerakan roda pada 1.800 rpm. Timbulnya hentakan atau loncat, bisa disebabkan oleh kotornya sistem CVT, yaitu terjadinya selip pada kopling sentrifugal dengan weight roller. Cara mengatasinya : membersihkan menggunakan weight belt cleaner atau larutan pembersih drive belt dan kerak berlebih pada sistem CVT.

60 Berikut adalah Troubleshooting pada CVT: Tabel 4.2 Troubleshooting pada CVT NO Gejala yang sering terjadi Penyebab Cara mengatasi 1 Timbul bunyi decit. 1. Kotornya komponen CVT, terutama pada persinggungan drive belt. 2. Timbul keretakan pada drive belt. 1. Membersihkan komponen pada persinggungan drive belt dengan cairan cleaner. 2 Tenaga lemah yang dihasilkan tak sebanding dengan akselerasi putaran mesin. 1. Sepatu kopling aus. 2. Weight roller aus 2. Mengganti drive belt. 1. Mengganti sepatu kopling. 2. Mengganti weight roller. 3 Kendaraan tidak dapat berjalan. 1. Putusnya drive belt. 1. Mengganti drive belt. 4 Timbul suara berisik dibagian ruangan CVT. 1. drive belt aus 2. Kopling terdapat oli/gemuk yang berlebihan. 3. Slide piece pada pulley primer terdapat gemuk yang berlebihan. 1. Mengganti drive belt. 2. Membersihkan dengan alkohol. 3. Membersihkan dengan alkohol.

61 NO Gejala yang sering terjadi Penyebab Cara mengatasi 5 Mesin hidup tetapi saat mendaki kurang bertenaga. 1. movable driven face rusak. 2. Pin guide aus. 1. Mengganti movable driven face. 2. Mengganti pin guide. 6 Mesin hidup namun sepeda motor tidak dapat bergerak 1. Sepatu kopling aus. 2. Pegas driven face patah. 3. Drive belt putus 1. Mengganti sepatu kopling. 2. Mengganti driven face. 3. Mengganti drive belt. 7 Timbul bau karet terbakar dibagian ruangan CVT 1. Karena panas dari drive belt itu sendiri. 2. Drive belt telah mencapai batas standart. 1. Mengganti drive belt. 2. Mengganti drive belt. 8 Timbul suara getaran kopling 1. Pemasangan kopling yang salah. 2. Outer clucth terdapat oli. 3. Kurang kencangnya pengunci. 1. Membenarkan pemasangan kopling. 2. Membersihkan outher clucth. 3. Mengencangkan pengunci.

62 9 Motor berjalan sendiri tanpa digas. 1. Kotornya ruangan CVT. 1. Membersihkan dengan cleaner. 10 Mesin tidak stabil ketika sepeda motor berjalan pelan. 1. Pegas driven face kampas kopling rusak. 1. Mengganti pegas driven face.