HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (kosong) dan lainnya te (tangan). Kata kosong berarti teknik beladiri karate tidak

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. khususnya pada saat mendapat rintangan dari lawan. Seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

BAB I A. Latar Belakang

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

II. TINJAUAN PUSTAKA. tangan. Kedua kanji tersebut bermakna tangan kosong (pinyin : segi fisik tidak ada artinya (Sujoto J.B, 1996 : 1).

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA. Jurnal.

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atlet mencapai prestasi yang lebih baik sesuai harapan.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

USWAN FIRMANSYAH K

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

Pangondian Hotliber Purba *

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (X) dan simpangan baku (s)

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

Transkripsi:

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED Pangondian Hotliber Purba Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan pangondianpurba@yahoo.co.id ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelentukan dan kelincahan terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017 yang berjumlah 20 orang. Jumlah sampel 15 orang diperoleh dengan teknik purposif random sampling dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang telah memiliki sabuk hijau dan biru. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen sit and reach untuk kelentukan, instrumen kelincahan dengan hexagonal obstacle test dan instrumen kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Hasil analisis statistik pertama menunjukkan koefisien korelasi 0,5279 yaitu mempunyai hubungan yang cukup kuat. Koefisien determinasi sebesar 27,87% menjelaskan bahwa kelentukan (X1) memberikan pengaruh sebesar 27,87% terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan sedangkan 72,13% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil uji - t dua arah diketahui bahwa thitung > ttabel dimana (2,24 > 1,77) sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dari pada kelentukan (X1) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Hasil analisis statistik kedua menunjukkan koefisien korelasi -0,4888 yaitu mempunyai hubungan yang negatif dan cukup kuat. Koefisien determinasi sebesar 23,9% menjelaskan bahwa kelincahan (X2) memberikan pengaruh sebesar 23,9% terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan sedangkan 76,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil uji - t dua arah diketahui bahwa thitung > ttabel dimana (-2,02 > 1,77) sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dari pada kelincahan (X2) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Hasil analisis statistik ketiga menunjukkan koefisien korelasi -0,2424 yaitu mempunyai hubungan yang cukup kuat. Koefisien determinasi sebesar 39,39% menjelaskan bahwa secara simultan kelentukan (X1) dan kelincahan (X2) memberikan pengaruh sebesar 39,39% terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan sedangkan 60,61% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa Fhitung = 3,90 > Ftabel 3,88 pada taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kelentukan (X1) dan kelincahan (X2) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Kata Kunci : Kelentukan, Kelincahan, Mawasi Geri Chudan PENDAHULUAN Karate dibentuk oleh dua karakter, yang pertama adalah kara (kosong) dan lainnya te (tangan). Kata kosong berarti teknik beladiri karate tidak memerlukan senjata, hanya menggunakan anggota badan seperti tangan dan kaki sebagai pengganti senjata (Wahid, 2007). Selanjutnya dikatakan bahwa karate merupakan sebuah metode khusus untuk mempertahankan diri melalui penggunaan anggota tubuh yang terlatih secara baik. Karate menerapkan cara hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri serta telah menjadi suatu pedoman dan jalan hidup bagi setiap praktisinya. Gerakan-gerakan tubuh yang sistematis serta mengikuti kaidah, arti, makna dan sasaran yang dikandungnya merupakan suatu inti dari aksi olahraga karate itu sendiri sehingga seluruh gerak dan jiwa ditunjukkan sebagai satu kesatuan. Kesatuan gerak dan spirit ini menjadi inti dari olahraga karate (Rudianto, 2010). Karate adalah salah satu olahraga beladiri yang bertujuan untuk menjaga bahkan meningkatkan kondisi fisik, selain itu karate menjadi salah satu olahraga yang dipertandingkan di tingkat nasional dan internasional. Perkembangan olahraga beladiri karate yang telah dikenal dibanyak kalangan masyarakat menjadikan karate tidak hanya sekedar sebagai kegiatan olahraga beladiri tetapi sudah menjadi sebuah simbol dan status sosial pada beberapa kalangan masyarakat. 11

Karate membuat kondisi fisik menjadi lebih baik dan juga dapat meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus yang mempertandingkan kemampuan seseorang untuk mendemontrasikan dalam penguasaan ilmu beladiri karate tradisional dengan harmonisisasi gerak yang mencerminkan kekuatan, kecepatan dan keindahan. Sedangkan kumite mempertandingkan kemampuan seseorang dalam suatu pertarungan satu lawan satu sesuai dengan peraturan yang berlaku baku yang telah disahkan oleh organisasi karate dunia (WKF) dan telah disepakati oleh semua organisasi karate dunia. Terdapat tiga bentuk latihan yang dilalui oleh setiap orang yang berlatih karate. Bentuk latihan itu adalah bentuk latihan kihon (dasar), bentuk latihan kata (jurus), dan bentuk latihan kumite (sparring). Ketiga bentuk tersebut menuntut karateka untuk dapat melakukan teknik-teknik karate dengan sempurna. Salah satu teknik dalam karate yang paling penting adalah tendangan (geri). Teknik tendangan adalah bentuk dari teknik kaki, dilakukan dengan mengangkat lutut setinggi mungkin dan sedekat mungkin dengan dada, kemudian melentingkan atau menyodokkan kaki yang akan digunakan untuk menendang (Nakayama, 1977). Ada dua cara dalam melakukan teknik tendangan, cara pertama ialah dengan melentingkan lutut (snap), sedang cara kedua ialah dengan menyodok (thrust). Di dalam bela diri karate, teknikteknik tendangan sama pentingnya dengan teknikteknik pukulan (Nishiyama dan Brown, 1975). Teknik tendangan bahkan memiliki keunggulan yaitu memiliki jarak jangkauan lebih panjang dan mempunyai kekuatan yang lebih besar bila dibandingkan dengan teknik pukulan. Terdapat beberapa macam teknik tendangan dalam karate salah satunya adalah tendangan memutar (mawashi geri). Mawashi geri adalah salah satu jenis tendangan dari samping, untuk menyerang sasaran ke arah kiri dan kanan lawan. Tendangan ini dilakukan dengan mengangkat satu kaki lalu dengan cepat diarahkan ke sasarana baik itu kaki pinggang dan juga kepala. Setelah mengenai sasaran lalu dengan secepat-cepatnya kaki dilipat dan kembali ke posisi siap. Mawashi geri adalah teknik tendangan dalam karate yang dapat digunakan untuk menyerang hampir seluruh bagian dari tubuh. Mulai dari menyerang lutut/bagian bawah (gedan), punggung/bagian tengah (chudan) hingga menyerang kepala/bagian atas (jodan). Jika di eksekusi dengan tepat, tendangan ini dapat menjadi suatu tendangan yang cepat dan efektif untuk melumpuhkan lawan. Prinsip dari tendangan ini sama dengan mae geri, yang membedakan adalah posisi tubuh. Dalam mae geri, posisi tubuh tegak dan lurus, sedangkan dalam mawashi geri, posisi tubuh tegak namun agak sedikit menyamping. Mawashi geri adalah tendangan lurus dari arah samping yang dieksekusi dari berbagai sikap, dan ada beberapa metode pelaksanaan yang tepat. Pelaksanaannya yang selalu konsisten adalah bahwa tendangan yang dieksekusi ke dalam dan pada sudut yang mana saja yang sejajar dengan lantai ke arah 45 derajat ke atas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik tendangan adalah menendang dengan cepat, keras dan segera kembali ke posisi semula. Tempo atau waktu yang tepat dalam melancarkan serangan dengan teknik tendangan sehingga bisa mengenai sasaran dengan tepat. Teknik tendangan mawashi dilakukan dengan memulai kudakuda kibadachi dimana kaki yang akan melakukan tendangan berada di belakang kaki tumpuan. Lalu kaki tersebut diangkat menyiku ke samping dan dengan secepat mungkin meluruskan kaki ke arah sasaran, setelah mengenai sasaran maka kaki ditarik secepat-cepatnya kembali ke pisisi awal. Dalam melakukan tendangan mawashi yang baik dan tepat mengenai sasaran dibutuhkan kondisi fisik yang mendukung. Unsur kondisi fisik tersebut antara lain kelentukandan juga kelincahan. Kelentukan menjadi salah satu unsur kondisi fisik yang sangat menjunjang kemampuan melakukan tendangan. Kelentukan mendukung kemampuan sendi sendi yang mendukung pergerakan tungkai semakin luas sehingga dalam melakukan tendangan semakin ringan sehingga mudah mengarahkan dan menambah kecepatan tendangan itu sendiri. Kelentukan adalah gerakan peregangan atau rentangan yang dilakukan dengan elastisitas maksimal pada persendian dan jaringan otot. Kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi yang sangat menunjang dalam pencapain prestasi secara opimal. Kelentukan adalah kemampuan melakukan gerak dengan sudut pada sendi yang luas (amplitudo yang besar). Lutan dkk (2002:80) mengatakan bahwa kelentukan dapat didefenisikan sebbagai kemampuan dari sendi dan otot, serta tali sendi dan sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Kelentukan maksimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak efisien. Dengan demikian kelentukan oleh seseorang akan dapat: (1) Mengurangi kemungkinan terjadinya cidera otot dan sendi, (2) Membantu mengembangkan kecepatan, kelincahan, koordinasi dan kelincahan. (3) Membantu perkembangan prestasi, (4) Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan, (5) Membantu memperbaiki sikap tubuh. Kelentukan atau flexsibility adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya terutama otot-otot, ligamen disekitar persendian (M.Sajoto, 1995:58). Kelentukan yang digunakan dalam pelaksanaan dan penampilan olahraga adalah adanya kemampuan tubuh atau anggota badan (tungkai) untuk melakukan gerak 12

secara luas dan menyeluruh dalam kegiatan olahraga khususnya melakukan tendangan. Kapasitas untuk melakukan pergerakan yang tinggi dan lebar disebut kelentukan, atau sering disebut mobilitas, dan merupakan hal yang signifikan dalam latihan. Hal ini adalah persyaratan bagi keterampilan dengan pergerakan tinggi dimana pergerakan cepat akan dilakukan. Keberhasilan melakukan gerakan semacam ini tergantung pada lebar tulang sendi, atau jarak gerakan, yang harus lebih lentuk, yang harus dikembangkan agar berada dalam sisi yang aman (Bompa, 1983:255). Kelentukan sangat diperlukan pada saat melakukan tendangan dalam karate agar dapat menghasilkan tendangan yang cepat dan bisa mengenai sasaran yang tinggi sekalipun. Sendi pada tungkai seperti sendi pinggul dan lutut harus dapat memaksimalkan ruang gerak sendinya untuk mencari celah kosong ke arah target. Pemain juga harus bergerak cepat menghindari serangan lawan sehingga dibutuhkan kelentukan dari sendi pergelangan kaki untuk bergerak menghindar. Dengan ruang gerak sendi yang tinggi maka tendangan akan semakin ringan dan kaki akan lebih mudah untuk digerakan. Sedangkan kelentukan yang tidak baik akan mengakibatkan tendangan menjadi lambat dan hasil dari tendangan tersebut tidak bisa sempura. Karena pentingnya kelentukan bagi karateka maka perlu dilatih untuk meningkatkan kemampuan tendangan khususnya mawashi geri. Kelicahan adalah kemampuan merubah gerak secepat mungkin tanpa kehilangan keseimbangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Widiastuti (2011; 17) yang mengatakan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainya. Menurut Wahjoedi (2001:61) kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan. Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi di arena tertentu. Seseorang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi dengan koordinasi yang baik berarti kelincahan cukup baik (M. Sajoto, 1995: 9). Faktor yang mempengaruhi kelincahan seorang atlet atau pemain yaitu kecepatan reaksi, kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi, kemampuan mengatur keseimbangan, kelentukan persendian. Kelincahan sangat dipengaruhi oleh unsur unsur motorik laindimana unsur tersebut ikut membantusaat gerakan dilakukan sehingga gerakan yang efisiendapat dilakukan. Unsut tersebut adalah kerjasistem syaraf melalui sistem kontrol muskuler.jika hal ini berjalan dengan baik akanmembentuk dan mempengaruhi kelincahan dan kondisi tubuh sehingga menghasilkan gerakan yang efisien (Suharno HP, 1985:330). Kelincahan yang baik akan menjadikan tubuh mampu untukmeliuk-liukmenghindari serangan lawan sangat cepat bahkan bisa menyerang kembali lawan sehingga bisa melakukan serangan dengan telak. Hal tersebebut senada dengan pendapat Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007:56) yang mengatakan bahwa kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untukmengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi. Pendapat lain mengatakan bahwa kelincahan bagi seorang karateka sangat erat kaitannya dengan kemampuan melakukan gerakan mengubah-ubah arah dengan kecepatanyang tinggi (Joko Purwanto, 2004: 41). Seseorang yang mampu mengubah satu posisi keposisi yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yangbaik, berarti kelincahnnya cukup baik.misalnya mengubah arah serangan dengan kaki yang berbeda atau tangan yang berbeda, mengubah titik serangan, dan juga membuat gerakan manipulasi terhadap lawan sehingga gerakan sulit untuk diantisipasi oleh lawan. Kelincahan memiliki peranan yang sangat penting dalam olahraga beladiri karate terutama dalam menghindari serangan lawan dan juga memulai serangan ke arah lawan. Jika dilihat dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisitubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengansituasi dan kondisi yang dihadapai di lapangan tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Menurut Ismaryati (2008:41) ditinjau dari keterlibatannya atau perannya dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokan menjadi dua macam yaitu, kelincahan umum dan kelincahan khusus. Berdasarkan jenis kelincahan tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari. Menurut Joko Purwanto (2004:41) bahwa seorang pemain yangmempunyai kelincahan yang baik mempunyai beberapa keuntungan,antara lain: mudah melakukan gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh ataucedera, dan mendukung teknik-teknik yang digunakannya terutama teknik menggiring bola. Ciri-ciri kelincahan dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghin dari benturan antar pemain dan kemampuan berkelit dari serangan lawan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relative singkat dan cepat. Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seorang olahragawan dapat melakukan gerakan sesingkat-singkatnya bila dirangsang. Seperti yang dikatakan oleh Sukadiyanto (2002) kemampuan menjawab rangsang dengan 13

bentuk gerak atau serangkaian gerak dalam waktu secepat mungkin. Kecepatan juga diartikan sebagai kemampuan untuk berjalan, berlari atau bergerak dengan cepat (Rusli, 2000). Sedangkan menurut Brown (2001) yang dimaksud dengan kecepatan adalah kemampuan bergerak dari satu titik ke titik lain setelah mendapat rangsang. Kecepatan termasuk komponen biomotor yang sangat berpengaruh pada penampilan atlet karate. Kecepatan juga potensi tubuh yang digunakan sebagai modal atau sangat menunjang dalam melakukan gerakan. Dalam pertandingan karate kecepatan dapat dilihat dalam melakukan serangan baik tendangan, pukulan, serta reaksi saat mendapat serangan dari lawan seperti menghindar, menangkis atau membalas serangan lawan. Tendangan merupakan serangan yang dominan dilakukan. Dengan itu kecepatan tendangan sangat dibutuhkan dalam pertandingan karate untuk memperoleh nilai (Brown, 2001). Teknik tendangan sama pentingnya dengan teknik pukulan, akan tetapi tendangan mempunyai kekuatan yang lebih besar dibanding dengan kekuatan pukulan. Pada saat menendang kelentukan dan kelincahan yang baik sangat dibutuhkan, bukan hanya berat badan yang bertumpu pada satu kaki saja tetapi juga disebabkan akibat guncangan tenaga balik pada saat benturan. Kaki memiliki jangkauan panjang yang tidak terjangkau oleh tangan. Penggunaan teknik tendangan harus disertai dengan koordinasi yang baik antara sikap kaki, sikap tangan, dan sikap badan (Rusli, 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tendangan diantaranya: proses mobilitas syaraf, perangsangan-penghentian, kontraksi-relaksasi, peregangan otot-otot, kontraksi kapasitas otot-otot, koordinasi otot-otot sinergis dan antagonis, elastisitas otot, kekuatan kecepatan, ketahanan kecepatan, kelincahan, kelentukan teknik olahraga, dan daya kehendak. Seorang karateka harus mempunyai kualitas kecepatan tendangan yang baik, agar dalam setiap tendangan yang dilakukan tidak mudah ditangkap/ditepis oleh lawan kemudian dijatuhkan (Wahid, 2007). METODE Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional yaitu menghubungkan satu variabel dengan variabel lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel tersebut. Teknik yang digunakan untuk mengukur kadar hubungan antara variabel-variabel bebas, yaitu: kelentukan (X 1 ), kelincahan (X 2 ), dengan variabel terikat adalah mawashi geri(y). Hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: X 1 Y X 2 Gambar. 1. Desain Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian dilakukan untuk membahas dan menganalisis hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Penelitian korelasi yang telah dilakukan sesuai dengan metodologi peneltian yang telah ditetapkan dianalisis secara mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Pada hipotesis pertama dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan(x 1 ) dengan kecepatan tendangan mawashi gery chudan(y) pada kecepatan tendangan mawashi gery chudan pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan antara kedua variabel terbukti dimana terdapat hubungan yang signifikan, hasil koefisien korelasi (r y.x1 ) sebesar 0,5279 dengan koefisien determinasi sebesar 27,87%. Hal ini berarti kelentukan dapat mempengaruhi kecepatan tendangan mawashi gery chudan sebesar 27,87% sedangkan 72,13% dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dengan memiliki kemampuan kelentukan yang baik maka kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan baik pula. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan tendangan mawashi gery chudan diperlukan kemampuan ruang gerak sendi yang baik serta elastisitas otot, tendon dan ligamen dalam melakukan gerak. Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi dimana kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas otot, tendon, dan ligament. Dalam melakukan tendangan mawashi gery chudan yang cepat ke arah sasaran sangat diperlukan kelentukan yaitu elastisitas dari 14

otot, ligamen dan tendon serta ruang gerak yang luas pada daerah sendi di daerah tungkai. Dengan otot, ligamen dan tendon yang elastis maka tungkai akan lebih leluasa dalam bergerak dimana didukung lagi dengan luasnya ruang gerak sendi pada tungkai. Untuk melakukan sebuah tendangan mawashi gery chudan yang cepat diperlukan tentu membutuhkan kerjasama dalam tubuh itu sendiri mulai dari mata melihat peluang melakukan tendangan pada titik kelemahan lawan, perintah dimasukkan ke otak lalu otak merespon untuk memerintahkan kaki melakukan tendangan dengan cepat dengan kemampuan sendi, ligamen, otot dan tendon kaki yang baik maka tugas yang diperintahkan oleh otak hasilnya akan semakin baik. Hal tersebut terbukti bahwa hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang singifikan antara kelentukan terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Pada hipotesis kedua dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kecepatan tendangan mawashi gery chudan pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan antara kedua variabel terbukti dimana terdapat hubungan yang negatif dan signifikan. Hasil koefisien korelasi (r y.x2 ) sebesar- 0,4888 dengan koefisien determinasi sebesar 23,9%. Hal ini berarti kelincahan mempunyai hubungan negatif yang cukup kuat. Maksudnya adalah peningkatan nilai kelincahanakan meningkatkan nilai kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Kelincahan dapat mempengaruhi kecepatan tendangan mawashi gery chudan sebesar 23,9% sedangkan 76,1 ditentukan oleh variabel yang lain. Dengan memiliki kelincahan yang baik maka kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan baik pula. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan tendangan diperlukan kelincahan. Dalam melakukan teknik tersebut pemain harus dapat bergerak dengan lincah mengambil posisi yang tepat, menghindari serangan lawan, memilih arah serangan, dan serangan dengan menggunakan kaki kiri atau kanan. Bergerak dengan cepat dan dapat mengubah arah tanpa kehilangan keseimbangan posisi dalam keadaan terkontrol membutuhkan kelincahan yang baik. Karateka harus dapat bergerak ke sisi kiri, kanan, ke arah depan dan ke arah belakang untuk membuat gerakan gerakan manipulatif menghindari lawan atau juga menyerang pertahanan lawan sehingga dapat memenangkan pertandingan. Untuk mengambil posisi tersebut waktu yang tersedia sangat singkat sehingga dibutuhkan kelincahan untuk merubah arah tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan juga sangat membantu karateka dalam menentukan arah serangan tendangan mawashi gery chudan dimana hal ini membutuhkan posisi tubuh yang benar dan stabil sehingga karateka tidak kehilangan keseimbangan pada saat melakukan gerak tersebut. Dalam penelitian ini terbukti bahwa kelincahan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Kecepatan Tendangan Mawashi Gery Chudan. Pada hipotesis ketiga dikatakan bahwa terdapat hubungan yang simultan antara kelentukan (X 1 ) dan kelincahan (X 2 ) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan antara dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat memiliki hubungan yang signifikan. Hasil koefisien korelasi (r y.x1,x2 ) sebesar -0,2424 dengan koefisien determinasi sebesar 39,39%.Hal ini berarti bahwa kelentukan dan kelincahan mempunyai hubungan simultan yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Kelentukan dan kelincahan juga dapat mempengaruhi kecepatan tendangan mawashi gery chudan sebesar 39,39% sedangkan 61,61% dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam melakukan kecepatan tendangan mawashi gery chudan dibutuhkan banyak faktor yang mendukung sehingga bisa dilakukan dengan sempurna dan hasilnya maksimal. Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi fisik. Kondisi fisik yang mendukung adalah kelentukan dan kelincahan. Kelentukan mempengaruhi kecepatan tendangan mawashi gery chudan yaitu bagimana kemampuan ruang gerak sendi pada tungkai dan juga elastisitas ligamen, otot dan juga tendon. Hal tersebut memberikan kemudahan dalam melakukan tendangan ke arah yang diinginkan dan dapat dilakukan dengan cepat sehinga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Posisi badan yang tidak tepat dan pergerakan yang lambat pada saat melakukan tendangan mawashi gery chudan mengakibatkan tendangan menjadi mudah dibaca oleh lawan sehingga tendangan menjadi tidak mempunyai arti atau tidak mengenai sasaran. Dengan kemampuan kelincahan yang baik maka gerakan menjadi lebih mudah dalam mengambil posisi tendangan atau juga arah tendangan yang tepat. Dalam penelitian ini terbukti bahwa secara simultan terdapat hubungan yang simultan antara kelentukan(x 1 ) dan kelincahan (X 2 ) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Perguruan Wadokai Dojo GOR Sidikalang Tahun 2016. KESIMPULAN Dari hasil pengujian hipotesis ditarik kesimpulan bahwa: (1) Terdapat hubungan antara kelentukan terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. (2) Terdapat hubungan antara kelincahan terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. (3)Terdapat hubungan yang simultan antara kelentukan dan kelincahan terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan pada karateka Perguruan Wadokai Dojo UNIMED Tahun 2017. 15

REFERENSI Bompa, Tudor O. (1983) Theory and Methodology of Training to Key Athletic Performance. Canada: Kendal Hunt Publishing Company. Ismaryati (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP UNS. Joko Purwanto. (2004). Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta. Mochamad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Dalam Olaharaga, Jakarta : Departemen P & K. Sugiyono.(2010)Statistika untuk penelitian, Bandung: Alfabeta. Toho Cholik Mutohir dan Gusril. (2007) Perkembangan motorik pada masa anakanak. Jakarta: Depdiknas. Widiastuti, (2011). Tes dan Pengukuran Olahraga Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya. 16