I. PENDAHULUAN. untuk terus mengoptimalkan kegiatan usahanya sebagai upaya memenangkan

dokumen-dokumen yang mirip
II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai lembaga intermediasi, pihak perbankan membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu efektif dan efisien dalam segala kegiatan. Banyaknya jasa pencucian

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan terjadi karena kualitas dan harga produk dari tiap-tiap. target dan tujuan usaha yang telah direncanakannya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan bahkan dapat mencapai target omset yang terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan. Untuk itu, kegiatan bisnis tersebut harus dapat memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

I. PENDAHULUAN. individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan perubahan life style dalam kehidupan menjadi sesuatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik nasabah dan meningkatkan kepuasan nasabah dibidang pelayanan jasa

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat sehingga menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tantangannya adalah tidak hanya untuk menarik pelanggan baru tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. laba, untuk itu seorang manajer harus dapat menentukan suatu kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. layanan, hanya daya tanggap (responsiveness) dan bukti nyata (tangibles) yang

I. PENDAHULUAN. sebaliknya persaingan menjadi semakin ketat dan sulit diprediksikan. Kondisi ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman antara pihak bank dengan pihak lain

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, semakin padat dan dinamisnya kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

1. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada suatu lembaga swasta sebagai salah satu pendukung sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Nama Perusahaan : CV. Waroenk Asia Solusindo Logo Perusahaan : Waroenk Laundry

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat persaingan menjadi kuat dan saling berkompetisi dengan perusahaan lain

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB I. Pendahuluan. penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

PENDAHULUAN. yang mendorong semua sektor usaha untuk menambahkan jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini membawa manusia untuk dapat

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, trend gaya hidup berolahraga sedang marak di kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan baik publik maupun swasta sudah tentu akan

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaanperusahaan, baik itu yang bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa untuk terus mengoptimalkan kegiatan usahanya sebagai upaya memenangkan persaingan pasar. Perusahaan harus mampu memberikan produk yang maksimal, misalnya dengan memberikan produk yang bermutu atau berkualitas, harga yang lebih murah dibandingkan pesaing atau pelayanan yang terbaik. Semua itu dilakukan agar konsumen merasa puas dan bertujuan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan juga sebagai upaya mendapatkan serta meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Menurut Simamora (2003: 147), kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam memenuhi fungsi-fungsinya. Kualitas produk jasa atau disebut sebagai kualitas layanan didefinisikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Wyckof dalam Simamora (2003:180), kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

2 Banyak jenis perusahaan yang menawarkan produk kepada konsumen, dan mau menganggarkan biaya yang besar untuk bisa memberikan kualitas pelayanan yang bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dengan alasan untuk meningkatkan persaingan (Iacobucci, Ostrom, Rrayson,1995: 278). Salah satunya perusahaan yang menjual produk layanan jasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang laundry. Jasa laundry adalah suatu badan usaha yang menawarkan jasa dalam hal pencucian pakaian, dengan metode-metode khusus. Kondisi persaingan antar perusahaan, kemajuan teknologi, tahapan perekonomian, dan sejarah masyarakat mendorong terjadinya pengembangan kualitas layanan (service quality). Pada sisi penawaran, banyak perusahaan menawarkan barang atau jasa yang sama, dengan sedikit sekali atau hampir tidak ada perbedaan barang atau jasa antar perusahaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan dan atau keinginan konsumen yang sama. Sedangkan kemajuan teknologi telah memberikan peluang bagi inovasi dan pengembangan barang atau jasa secara terus-menerus. Pada saat yang sama, pemasaran dihadapkan pada kondisi masyarakat yang semakin makmur, sehingga menuntut tawaran tawaran yang lebih berkualitas. Pada sisi lain, sebagian masyarakat telah atau sedang beralih menjadi masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge economy and society). Saat ini, konsep kualitas layanan telah menjadi faktor yang dominan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas pelayanan tidak hanya diadopsi oleh lembaga penyelenggara jasa jasa komersial, tetapi juga telah merembes ke

3 lembaga lembaga pemerintahan, yang selama ini resisten terhadap tuntutan kualitas pelayanan publik yang prima. Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Kegiatan pemasaran ini sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa perusahaan. Menurut Kotler (2000: 6) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk dan jasa yang bernilai satu sama lain. Perusahaan yang berhasil, memiliki strategi pemasaran yang bukan hanya disesuaikan dengan konsumen tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen. Kegiatan pemasaran yang bergerak dalam suatu sistem terbuka mengadakan interaksi dengan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan-kesempatan (opportunities) sekaligus ancaman-ancaman (threats) apabila diikuti perkembangannya. Kotler dan Keller (2007: 57) berpendapat bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuasakan kebutuhan yang dinyatakannya atau yang tersirat. Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jas merupakan suatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka

4 meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar maupun sebagai strategi untuk tumbuh. Keunggulan suatu produk atau pelayanan adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh produk atau pelayanan tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen. Kualitas pelayanan dapat diukur dari pelayanan yang diberikan pelayanan tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2007: 56) memberikan pelayanan yang baik terdapat lima kriteria penentu kualitas pelayanan pelayanan yang disebut dengan pelayanan servqual, yaitu: 1. Kasat Mata (Tangibles): Tampilan fisik pelayanan perusahaan untuk mengukur penampilan fisik, peralatan serta sarana komunikasi. 2. Empati (Empathy): Kemampuan perusahaan memahami keinginan konsumen dan mengukur pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta perhatian yang diberikan oleh karyawan 3. Kehandalan (Reliability): Kemampuan perusahaan untuk mewujudkan janji dan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang tepat dan dapat di andalkan 4. Ketanggapan (Responsiveness): Ketanggapan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen dengan tepat. 5. Jaminan (Assurance): Kemampuan perusahaan memberikan jaminan pelayanan dan untuk mengukur kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan dalam melayani para konsumen.

5 Terbentuknya Perusahaan Penyedia Jasa Laris Laundry di tengah masyarakat merupakan sebuah solusi bagi masyarakat yang menginginkan jasa mencuci dalam skala besar, khususnya bagi penghuni kos dan perantau. Perusahaan Laris Laundry ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat yang sibuk dengan rutinitas sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk mencuci dan menyeterika pakaian. Dengan paket paket yang disediakan oleh Laris Landry, diharapkan mampu memudahkan masyarakat untuk mencuci pakaian dengan tarif kiloan dengan harga yang relatif terjangkau. Perusahaan Laris Laundry beralamat di Jalan R.A. Kartini, No. 34 Tanjung Karang Bandar Lampung ini didirikan di lokasi yang strategis dan berpotensi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat sekitar Bandar Lampung, dengan harapan bahwa masyarakat khususnya karyawan pabrik yang kost ataupun mengontrak di perumahan ini tidak kesulitan untuk mencuci di tengah kesibukan rutinitas bekerjanya. Perusahaan ini didukung dengan pelayanan sistem antar dan jemput dan dikerjakan oleh staff profesional dengan didukung mesin mesin Laundry Commercial heavy duty bukan dengan mesin cuci rumahan seperti laundry pada umumnya. Prosedur kerja yang tepat mempengaruhi efektivitas dan terkontrolnya order yang masuk sehingga diperoleh pengerjaan yang tepat waktu dalam proses pencucian, proses pengeringan, proses seterika, hingga proses pengepakan. Laris Laundry selalu mengutamakan kualitas mencuci yang terbaik serta ketepatan waktu pengerjaan dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan, karena tujuan utama Laris Laundry adalah memberikan solusi cerdas untuk melakukan penghematan pengeluaran bagi Anda.

6 Tabel 1.1 Pendapatan Jasa Laris Laundry Tahun 2013-2015 No Bulan 2013 Pendapatan (Rp) 2014 2015 1 Januari 60.750.000 65.250.000 130.675.000 2 Februari 62.350.000 73.500.000 139.850.000 3 Maret 63.750.000 86.450.000 143.750.000 4 April 65.275.000 112.450.000 133.250.000 5 Mei 64.800.000 89.780.000 137.000.000 6 Juni 67.275.000 95.750.000 144.950.000 7 Juli 66.000.000 102.450.000 152.000.000 8 Agustus 65.750.000 110.750.000 146.650.000 9 September 69.800.000 117.800.000 10 Oktober 66.400.000 116.000.000 11 November 75.000.000 127.475.000 12 Desember 88.500.000 141.275.500 Sumber : Laris Laundry Bandar Lampung, 2015 Jika memperhatikan pendapatan Laris Laundry masih cendrung berfluktuasi. Berfluktuasinya pendapatan ini cendrung dapat menggangu pendapatan perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu mempertahankan satu tingkat pendapatan tertentu agar perusahaan dapat menutup biaya operasional dan mendapat keuntungan. Laris Laundry Bandar Lampung menawarkan produk yaitu jasa laundry yang di dalamnya terdiri dari berbagai jenis atau tipe sebagaimana terdistribusi pada Tabel 1.2 di bawah ini: Tabel 1.2 Produk Dan Jenis Laris Laundry Bandar Lampung No Produk Jenis 1. Laundry Kiloan Laundry yang menangani pencucuian segala jenis pakaian dengan cara pakaian ditimbang terlebih dahulu 2. Laundry Khusus Laundry yang mencuci pakaian secara satu persatu dengan menggunakan mesin cuci kering 3. Laundry Barang Lainnya Laundry untuk barang cusian lainnya seperti karpet, boneka dan lain-lain Sumber: Laris Laundry Bandar Lampung, 2015

7 Tabel 1.3 Jenis dan Harga Laris Laundry Bandar Lampung No Jenis Laundry Harga 1 Laundry Kiloan Rp 5000/Kg 2 Karpet Rp 20.000/m 3 Pakaian Perpotong Rp 10.000/potong Sumber: Laris Laundry Bandar Lampung, 2015 Dilihat dari jenis produk yang ditawarkan maka ketetapan harga yang ditawarkan juga berbeda. Kebijakan harga yang ditetapkan oleh Laris Laundry untuk kiloan sebesar Rp. 5.000 perkilo gram. Sedangkan untuk karpet dan hambal dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000 per meter persegi dan untuk baju yang dicuci secara sendiri-sendiri dikenakan tarif sebesar Rp. 10.000 per potong. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan selama ini menggunakan personal selling, dan public relation dan beberapa media cetak berupa brosur untuk mendukung kegiatan pemasaran personal selling. Saluran distribusi yang ada di Laris Laundry Bandar Lampung bersifat langsung artinya perusahaan menawarkan atau jika ada nasabah yang datang untuk menggunakan jasa laundri secara langsung di Laris Laundry tanpa melalui agen. Laris Laundry Bandar Lampung sangat memperhatikan kebijakan ini. Hal ini dapat dilihat dari sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan berpengalaman dan ahli dibidangnya masing-masing. Tabel 1.4 berikut ini menyajikan jumlah jumlah karyawan yang bekerja di Laris Laundry Bandar Lampung.

8 Tabel 1.4 Posisi Jabatan Dan Jumlah Karyawan Pada Laris Loundry No Bagian Jumlah Karyawan (orang) 1 Manager 1 2 Receptionis 2 3 Petugas pencuci 10 4 Petugas penggosok 4 5 Satpam 2 Sumber : Laris Laundry Bandar Lampung, 2015 Lokasi perusahaan sangat strategis yaitu berada di Kota Bandar Lampung. Sarana parkir yang dimiliki oleh Laris Laundry Bandar lampung mampu menampung cukup banyak kendaraan. Total kendaraan yang dapat tertampung berjumlah 10 kendaraan dengan keamanan yang diberikan selama 24 jam. Semua fasilitas yang disiapkan oleh Laris Laundry Bandar Lampung tersedia dalam jumlah yang cukup dan dalam keadaan baik. Kualitas layanan sangat dibutuhkan terutama di industri jasa mengingat konsumennya mempunyai keinginan yang selalu ingin dipenuhi dan dipuaskan. Konsumen selalu mengharapkan untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal dari penyedia jasa dalam hal ini mereka ingin diperlakukan secara professional serta memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Tantangan utama yang dihadapi oleh jasa laundri adalah bagaimana kualitas layanan yang prima dengan apa yang diharapkan konsumen. Kualitas layanan merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya kepuasan konsumen karena dengan adanya layanan yang baik akan membuat pelanggan merasa nyaman dan dihargai (Gilbert, 2004: 371).

9 Faktor kepuasan pelanggan menjadi unsur penting kesuksesan jangka panjang khususnya pada perusahaan jasa. Untuk menjadi perusahaan laundry yang efektif maka perusahaan perlu melakukan langkah-langkah pelayanan optimal yang dapat menembus batas-batas budaya (Gilbert, 2004: 372). Loyalitas yang dimaksud bukan sekadar mengonsumsi produk terus-menerus (repeat buying), tetapi lebih dari itu pelanggan dapat melakukan referal (mereferensikan ke orang lain) dan menjadi advokator bagi produk yang digunakannya. Membangun loyalitas pelanggan juga semakin sulit hal itu disebabkan karena produk yang ditawarkan kepada konsumen semakin banyak. Karena pilihan konsumen makin banyak, pemasar makin sulit mencari loyalitas pelanggan yang terdiri dari tahap tahap sebagai berikut: 1). Penggunaan produk (consumption) Tahap paling dasar terbentuknya loyalitas pelanggan, pada tahap ini masih banyak kemungkinan pelanggan tidak loyal terhadap produk tertentu bahkan meskipun konsumen puas dengan produk tersebut. 2). Pembelian berulang (repeat purchase) Tahap selanjutnya telah melibatkan emosi pelanggan terhadap produk atau emotional attachment sehingga konsumen melakukan pembelian berulang terhadap produk tersebut. 3). Mereferensikan produk kepada orang lain (referral action) Pada tahap ini konsumen denga percaya diri dapat memberikan referensi kepada orang lain dari produk yang digunakannya.

10 Loyalitas pelanggan merupakan ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu produk. Loyalitas merupakan inti dari ekuitas sebuah merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah produk. Apabila loyalitas meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Penelitian ini dilakukan dengan menitik beratkan pada kontribusi dan peran kualitas pelayanan dengan pendekatan Servqual yang diberikan Laris Laundry belum optimal membentuk loyalitas pelanggan untuk menggunakan jasa laundri di waktu yang akan datang. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penentuan judul penelitian ini adalah: Pengaruh Dimensi Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Kualitas pelayanan Laris Laundry Bandar Lampung dapat dinilai dari pelayanan yang diberikan oleh pramulaundri sebagai petugas yang berinteraksi langsung dengan konsumen sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan sebagai standar pelayanan pramulaundri di Laris Laundry Bandar Lampung oleh perusahaan seperti sikap, kecepatan pelayanan, empati, penampilan dan pengetahuan produk. Kelima standar tersebut akan dinilai oleh konsumen dan sebagai stimulus terciptanya kepuasan atau ketidakpuasan yang diperoleh dari pengalaman pelayanan yang diperolehnya. Ketidakpuasan konsumen biasanya dilakukan dengan keengganannya membeli produk yang sama sehingga

11 penurunan volume penjualan dapat menjadi indikator bahwa ada masalah kepuasan konsumen. Maka peneliti merumuskan masalah menjadi: 1. Apakah kehandalan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan? 2. Apakah ketanggapan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan? 3. Apakah jaminan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan? 4. Apakah empati mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan? 5. Apakah kasat mata mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dimensi pelayanan terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan usulan yang konstruktif dalam menentukan langkah dan strategi pelayanan jasa. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dalam bidang manajemen pemasaran, dan sebagai syarat menyelesaikan studi pada Jurusan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

12 3. Bagi Pembaca, dapat menjadi acuan untuk mengembangan penelitianpenelitian selanjutnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dimensi pelayanan dan loyalitas. 1.4 Kerangka Pikir Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007: 42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan produk lain. Dan pengertian loyalitas menurut Tjiptono (2001: 84) adalah ukuran dari kesetiaan pengonsumsi terhadap suatu produk. Perkiraan kerangka teoritis ini disajikan dalam bentuk skema atau gambaran yang menunjukan hubungan masing-masing variabel yaitu sebagai berikut: Dimensi Pelayanan Loyalitas Pelanggan (Y) 1. Kehandalan (reliability) 2. Ketanggapan (responsiveness) 3. Jaminan (assurance) 4. Empati (emphaty) 5. Kasat mata (tangible) Menurut Kotler dan Keller (2007: 56) Gambar. 1.1 Kerangka Pikir 1. Pembelian berulang (repeat purchase), 2. mengajak orang lain membeli (referral action) 3. Merekomendasikan merk tersebut Tjiptono (2001: 85)

13 1.5 Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang telah ditetapkan di atas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pengaruh dimensi kehandalan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 2. Pengaruh dimensi ketanggapan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 3. Pengaruh dimensi jaminan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 4. Pengaruh dimensi empati berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 5. Pengaruh dimensi kasat mata berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung. 6. Pengaruh dimensi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan kasat mata berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan Laris Laundry Bandar Lampung