BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

ANALISIS NILAI MORAL PEMBIASAAN PENGUCAPAN TERIMA KASIH PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KECAMATAN PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

METODE PENANAMAN NILAI MORAL UNTUK ANAK USIA DINI. Oleh: Mukhamad Murdiono Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Secara teoritis dan fisiologis tujuan. mandiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Disini faktor moral menjadi fondasi atau dasar untuk membangun sesuatu yang baik dan ideal. Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh para orangtua dan pendidik adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak kita. Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antar keluarga, sekolah, dan masyarakat, bahkan menjadi tanggungjawab seluruh bangsa Indonesia. Karena dengan pendidikan, seseorang itu akan mempunyai pengetahuan tentang suatu wawasan pendidikan dan mengalami perubahan. Berdasarkan UUSPN NO 20 tahun 2003 pasal 4 (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) pengertian pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Depdiknas (2004:3) Menyebutkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah: membantu anak didik 1

2 mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Anak Usia Dini adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan pra operasional kongkrit, sedangkan nilai-nilai moral merupakan konsep-konsep yang abstrak, sehingga dalam hal ini anak belum dapat dengan serta merta menerima apa yang diajarkan guru atau orang tua yang sifatnya abstrak secara cepat. Untuk itulah guru atau pendidik di PAUD harus pandai dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan untuk menanamkan nilai moral kepada anak agar pesan moral yang ingin disampaikan guru dapat benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masa depan. Pemahaman yang dimiliki guru atau pendidik akan mempengaruhi keberhasilan penanaman nilai moral secara optimal. Nilai dan moral merupakan dua kata yang seringkali digunakan secara bersamaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta (2007: 801) dinyatakan bahwa nilai adalah harga, hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Menurut Koyan (2000 :12), nilai adalah segala sesuatu yang berharga. Menurutnya ada dua nilai yaitu nilai ideal dan nilai aktual. Nilai ideal adalah nilai-nilai yang menjadi cita-cita setiap orang, sedangkan nilai aktual adalah nilai yang diekspresikan dalam kehidupan seharihari. Menurut Richard Merill dalam I Wayan Koyan (2000 : 13) nilai adalah patokan atau standar yang dapat membimbing seseorang atau kelompok ke arah satisfication, fulfillment, and meaning.

3 Pendidikan nilai dapat disampaikan dengan metode langsung atau tidak langsung. Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya indoktrinasi berbagai ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian secara langsung pada ajaran tersebut melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan, dan mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan perilaku yang diinginkan tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan. Keseluruhan pengalaman di sekolah dimanfaatkan untuk mengembangkan perilaku yang baik bagi anak didik (Darmiyati, 2003: 4). Kirschenbaum (1995: 7) mengemukakan bahwa pendidikan nilai yang dilakukan tidak hanya menggunakan strategi tunggal saja, seperti melalui indoktrinasi, melainkan harus dilakukan secara komprehensif. Strategi tunggal dalam pendidikan nilai sudah tidak cocok lagi apalagi yang bernuansa indoktrinasi. Pemberian teladan atau contoh juga kurang efektif diterapkan, karena sulitnya menentukan siapa yang paling tepat untuk dijadikan teladan. Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan nilai mencakup berbagai aspek. Komprehensif meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan nilai, metode yang digunakan juga harus komprehensif, pendidikan nilai hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan, dan pendidikan nilai hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam masyarakat. Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian anak agar mampu terwarnai dengan nilai-nilai agama, maka perlu didukung oleh unsur keteladanan dari orang tua dan guru. Untuk tujuan tersebut dalam pelaksanaannya

4 guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara bertahap dan menyusun program kegiatan seperti program kegiatan rutinitas, program kegiatan terintegrasi dan program kegiatan khusus. Dengan demikian, pendidikan anak itu merupakan modal terbesar yang dimiliki bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa kelak. Berhasil atau tidaknya langkah yang sudah kita rintis ini sangat bergantung pada generasi penerus kita nanti. Oleh karena itu, kita seharusnya sedapat mungkin mengupayakan agar si penerus ini tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin, sehingga mereka kelak akan mampu mewujudkan apa yang diinginkan bangsa dengan tepat bahkan lebih dari apa yang kita harapkan, dan karena itulah anak sejak kecil sudah harus diberikan pendidikan. Nilai-nilai moral yang ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada anak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Sejak dini anak-anak perlu dirawat dan dididik dengan nilai-nilai moral agama, seperti nilai-nilai keluarga dan kebajikan agar anak-anak tumbuh menadi anak yang kokoh, dan berkarakter baik. Sejak dini anak sudah harus diperingati dan dicegah dari berperilaku dan bersifat buruk. Hal itu diperlukan agar mereka mempunyai dasar yang kuat bagi kehidupannya kelak di masa datang (Megawangi,2004).

5 Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting dan menentukan sejarah perkembangan anak selanjutnya sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Salah satu hal yang sangat berperan penting dalam pendidikan anak usia dini adalah orang tua anak sendiri, namun demikian peran guru atau pendidik anak usia dini juga penting karena sebagai seorag pendidik anak usia dini (TPA, KB, TK/RA atau lainnya) dapat membantu anak memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan kebiasaan serta kesenangan untuk belajar. Kegagalan pendidikan pada masa usia dini dapat menyebabkan seorang anak malas belajar atau gagal di sekolah, kurang mandiri, kurang bisa bersosialisasi, bahkan anak-anak terssebut akan menjadi anak yang antisosial sehingga suka menyakiti orang lain (Hafidin, 2002). Akibat-akibat buruk tadi semua berhubungan dengan pendidikan moral dan nilai-nilai agama. Setiap guru akan menggunakan metode sesuai dengan gaya melaksanakan kegiatan. Tetapi yang harus diingat bahwa Pendididkan Anak Usia Dini memiliki cara yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode yang lebih sesuai bagi anak Taman Kanak-kanak dibandingkan dengan metode-metode lain. Misalnya saja guru PAUD jarang sekali yang menggunakan metode ceramah. Orang akan segera menyadari bahwa metode ceramah tidak sesuai dan tidak banyak berarti apabila diterapkan untuk anak PAUD. Metode-metode yang memungkinkan anak dapat melakukan hubungan atau sosialisasi dengan yang lain akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Melalui kedekatan hubungan guru dan anak, seorang

6 guru akan dapat mengembangkan kekuatan pendidik yang sangat penting (Moeslichatun, 1998:7). Dalam pelaksanaan penanaman nilai moral pada anak usia dini banyak metode yang dapat digunakan oleh guru atau pendidik. Namun sebelum memilih dan menerapkan metode yang ada perlu diketahui bahwa guru atau pendidik harus memahami metode yang akan dipakai, karena ini akan berpengaruh terhadap optimal tidaknya keberhasilan penanaman nilai moral tersebut. Metode dalam penanaman nilai moral kepada anak usia dini sangatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain, bersajak dan karya wisata. Masing-masing metode mempunyai kelemahan dan kelebihan. Penggunaan salah satu metode penanaman nilai moral yang dipilih tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah atau kemampuan seorang guru dalam menerapkannya. Dari latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti mencoba untuk mengangkat masalah pembelajaran pengembangan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini melalui media gambar dan metode demonstrasi diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidik dan pihak yang membutuhkan informasi masalah ini. TK Pertiwi Mojayan I dalam menyampaikan pembelajaran pengembangan nilainilai agama dan moral mengalami banyak kesulitan terutama dalam penyampaiannya, berkaitan dengan media dan metode pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan observasi pembelajaran pengembangan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini di kelompok B di TK Pertiwi Mojayan I Klaten Tengah, selama ini hasilnya belum optimal, hal ini terbukti dari respon dan hasil

7 kemampuan belajar anak didik yang jumlah total 20 anak yang dapat melakukan perintah guru dalam penugasan kegiatan pengembangan nilai-nilai moral dan agama dengan benar hanya 5 anak (25%), hal tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor yang berasal dari guru, anak, kondisi lingkungan, materi, serta metode pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengangkat judul penelitian Upaya Meningkatkan Kemampuan Menirukan Gerakan Ibadah Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B TK Pertiwi Mojayan I Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013 B. Pembatasan Masalah Objek penelitian ini dibatasi pada pengembangan kemampuan menirukan gerakan ibadah sembahyang kristen di kelompok B TK Pertiwi Mojayan I Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013 C. Perumusan Masalah Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan menirukan gerakan ibadah pada anak kelompok B TK Pertiwi Mojayan I Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/ 2013? D. Tujuan Penelitian 1 Tujuan Umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menirukan gerakan ibadah dengan metode demonstrasi.

8 2. Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan dari penelitian ini untuk meningkatan kemampuan anak menirukan gerakan ibadah dengan metode demonstrasi pada anak kelompok B TK Pertiwi Mojayan I Klaten Tengah E. Manfaat Penelitian 1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dalam meningkaatkan kemampuan anak dalam menirukan gerakan ibadah dengan metode demonstrasi 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Menambah wawasan dan kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menirukan ibadah dengan metode demonstrasi. b. Bagi Siswa 1) Dapat meningkatkan kemampuan menirukan gerakan ibadah. 2) Memberikan kesempatan kepada anak untk dapat berdemonstrasi tentang gerakan ibadah yang baik. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini bermanfaat bagi sekolah untuk menambah pengetahuan dan wawasan demi meningkatnyab kualitas proses belajar mengajar tentang gerakan ibadah yang baik.

9 d. Bagi Orang Tua Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi orang tua akan pentingnya kemampuan menirukan gerakan ibadah yang benar bagi Anak Usia Dini sehingga orang tua bersedia memberikan dukungan dan contoh yang baik sehingga dapat membantu perkembangan anak dalam mengenal ibadah.