BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind mapping

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

Salah satu materi biologi yang menjadi kesulitan bagi siswa adalah mengenal dunia hewan. Salah satu sub materi dalam dunia hewan yaitu filum

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODEMIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SDN BUAHBATU LEMBANG

Oleh : AYU METI SEPTIANINGSIH A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan, di jenjang SLTA (SMA dan MA) ilmu ekonomi dipelajari sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh Indah Fajrina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuat manusia terus berpikir di dalam hidupnya. Kemampuan berpikir ini

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 10 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari gejala-gejala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendukung lancarnya proses belajar mengajar disekolah. Seperti yang dikemukakan Norris

BAB II KAMAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Ekonomi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat. Mata Pelajaran Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini tertuang dalam mata pelajaran ekonomi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Departemen Pendidikan Nasional (2007) yang secara garis besar menuntut peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

2 1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. 3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Peserta didik yang akan dibentuk melalui pembelajaran ekonomi adalah peserta didik yang mumpuni dalam menghadapi kehidupan yang akan datang yang penuh persaingan, baik di tingkat lokal tetapi juga dengan dunia global. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/ atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik. Oleh karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan ekonomi. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah meningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa di sekolah. Dalam pembelajaran di sekolah, ekonomi masih dianggap mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa hal ini dibuktikan oleh minat siswa yang rendah terhadap pelajaran ekonomi. Minat belajar tidak saja penting bagi siswa namun juga menjadi masalah penting yang harus dihadapi guru. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam membangkitkan minat

3 belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar yang dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, maka guru harus bersiap mengalami kekecewaan, frustasi dan makan hati ketika mengajar. Di lain pihak, hal yang sama juga dialami oleh siswa yaitu sikap apatis, pasif, tidak memahami pokok bahasan dan pada akhirnya hanya berorientasi pada nilai. Mata pelajaran ekonomi bukan mata pelajaran yang sama sekali baru diajarkan pada tingkat sekolah menengah atas (SMA/MA). Siswa kelas X di tingkat SMA/MA sudah memiliki pengalaman belajar ekonomi ketika mereka masih duduk di bangku SMP/MTs. Pengalaman belajar sebelumnya dapat mempengaruhi minat belajar siswa (Hurlock, 1980:19). Berdasarkan wawancara singkat, mayoritas siswa kelas X menganggap bahwa mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang tidak menarik atau biasa-biasa saja. Faktor-faktor yang menjadi penyebab diantaranya adalah mata pelajaran ekonomi dianggap sulit karena banyak menghitung dan menghafal. Selain itu, faktor guru yang kurang mengembangkan metode pembelajaran ekonomi juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Memperhatikan kondisi tersebut, guru mata pelajaran ekonomi di kelas X harus berupaya sedemikian rupa mengembangkan metode pembelajaran sehingga minat siswa belajar ekonomi tinggi. Oleh karena itu dalam pembelajaran ekonomi diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap mata pelajaran ekonomi masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti ini terjadi pula pada siswa SMA yang penulis teliti yaitu di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung. Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi bahwa pemahaman konsep siswa dikatakan rendah, hal ini dapat

4 dilihat dari rendahnya perolehan nilai tes pra penelitian yang mencakup ranah kognitif C2 (pemahaman) mengenai pokok bahasan memahami konsumsi dan investasi yang berada di bawah KKM yang telah ditetapkan. Penulis memilih pokok bahasan mengenai konsumsi dan investasi dikarenakan pokok bahasan ini memiliki banyak sekali pemahaman yang dapat mengasah kemampuan kognitif siswa dalam memahami suatu konsep mengenai konsumsi dan investasi. Pokok bahasan tentang konsumsi dan investasi harus dipahami agar siswa dapat menjelaskan peran konsumsi dan investasi dalam kegiatan ekonomi, menjelaskan hubungan antara pendapatan dengan konsumsi serta tabungan dan mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan. Selain itu pokok bahasan tentang konsumsi dan investasi harus dipelajari siswa agar mereka mampu menjelaskan pengaruh investasi terhadap perekonomian termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Data di bawah ini adalah data hasil pra penelitian yang mencakup ranah kognitif C2 (pemahaman) mengenai mata pelajaran ekonomi standar kompetensi konsumsi dan investasi di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung.

5 Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Tes Pra Penelitian Kemampuan Pemahaman Konsep pada Siswa Kelas XI SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 No Kategori Nilai KKM Urut (Lulus/Tidak Lulus) 1 70 78 Tidak lulus 2 50 78 Tidak lulus 3 40 78 Tidak lulus 4 30 78 Tidak lulus 5 60 78 Tidak lulus 6 70 78 Tidak lulus 7 50 78 Tidak lulus 8 40 78 Tidak lulus 9 50 78 Tidak lulus 10 80 78 Lulus 11 65 78 Tidak lulus 12 40 78 Tidak lulus 13 60 78 Tidak lulus 14 100 78 Lulus 15 50 78 Tidak lulus 16 60 78 Tidak lulus 17 60 78 Tidak lulus 18 70 78 Tidak lulus 19 55 78 Tidak lulus

6 20 20 78 Tidak lulus Rata-rata = 56 Sumber : Hasil pra penelitian, diolah Dari data tersebut persentase jumlah siswa kelas XI SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung yang mampu menjawab soal tes pra penelitian yang mencakup ranah kognitif C2 (pemahaman) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2 Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Tes Pra Penelitian Kemampuan Pemahaman Konsep pada Siswa Kelas XI SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/ 2013 Nilai Tes Banyaknya siswa (orang) Persentase (%) 78 2 10 60-77 8 40 < 60 10 50 Jumlah 20 100 Sumber : Hasil pra penelitian, diolah Dari Tabel 1.2 di atas dapat diketahui frekuensi dan persentase nilai hasil pra penelitian siswa yang terdiri dari 30 soal pilihan ganda mengenai standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi yang mencakup ranah kognitif C2 (pemahaman) menunjukkan bahwa persentase siswa yang mendapat nilai di atas standar KKM yaitu dengan nilai 78 hanya sebesar 10 % dari 20 siswa kelas XI. Kemudian persentase siswa yang mendapat nilai 60-77 hanya 40 %, dan persentase siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 50 %. Selain itu nilai rata-rata keseluruhan dari jumlah 20 siswa adalah sebesar 56. Berdasarkan data hasil tes pemahaman konsep yang tertera

7 di atas terlihat bahwa penguasaan pokok bahasan ekonomi siswa masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh persentase hasil tes pemahaman konsep yang berada di bawah KKM yaitu 78 sebesar 90 %. Rendahnya pemahaman konsep ekonomi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran ekonomi di sekolah masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dengan kegiatan pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada guru. Siswa hanya duduk, mendengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat. Walaupun ada proses penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk catatan yang monoton dan linear. Sebenarnya, siswa dapat menuangkan pikiran dengan caranya masing-masing. Namun mereka terjebak dalam model menuangkan pikiran yang kurang efektif seperti model dikte dan mencatat semua yang didiktekan guru seperti mendengar ceramah dan mengingat isinya, menghapal kata-kata penting dan artinya. Hal ini terjadi dalam proses belajar dan mengajar sehingga kreativitas tidak muncul. Masalah-masalah lain muncul ketika anak berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat. Beberapa anak mengalami kesulitan berkonsentrasi, atau ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi dikarenakan catatan ataupun ingatannya belum teratur. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kinerja siswa sehingga pemahaman konsep siswa masih tergolong rendah. Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan pemahaman konsep siswa disetiap jenjang pendidikan. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk membantu otak berpikir secara teratur. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah metode Mind Mapping. Metode Mind Mapping itu sendiri adalah metode yang melibatkan peranan otak kiri dan otak kanan sehingga siswa dituntut untuk berpikir kreatif, berpikir

8 menggunakan logika, dan anak belajar menganalisa urutan. Menurut penelitian, dengan melibatkan otak kanan dan otak kiri anak, maka anak dapat berkonsentrasi dalam belajar, cepat memahami pelajaran, dapat mengingat pelajaran dalam waktu yang relatif lama,serta belajar bermakna dan menyenangkan. Konsep mind mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Mind mapping adalah suatu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual yang menggunakan kata-kata, warna, garis, dan gambar dengan memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal sehingga memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Karena otak kita berpikir dalam bentuk warna dan gambar. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan dengan mudah (Buzan, 2006:147). Teknik Mind Mapping mengajak siswa untuk menggali potensi diri yang mereka miliki untuk menjadi pembelajar dalam kehidupan, meningkatkan kreativitas anak sejak dini. Dan juga melatih peserta didik untuk rajin membaca dengan berbagi macam buku bacaan, disamping itu mind mapping juga mengajarkan bagaimana meringkas buku menjadi satu lembar kertas yang mudah mereka pahami dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Metode Mind Mapping sangat cocok diterapkan pada pembelajaran ekonomi terutama pada pokok bahasan konsumsi dan investasi karena dalam pokok bahasan ini siswa dituntut agar dapat menjelaskan peran konsumsi dan investasi dalam kegiatan ekonomi, menjelaskan hubungan antara pendapatan dengan konsumsi serta tabungan dan mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan. Selain itu, siswa mampu menjelaskan pengaruh investasi terhadap perekonomian termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi investasi. Dalam mempelajari ekonomi tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep ekonomi tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan

9 persoalan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metode pembelajaran ini, diharapkan dapat memberikan suatu peningkatan pembelajaran yang dialami oleh siswa, dan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas, serta dapat menambah kreativitas siswa dalam menuangkan gambar yang berkaitan dengan pokok bahasan. Metode tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberikan pemahaman konsep yang kuat kepada siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI (STUDI EKSPERIMEN PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KONSUMSI DAN INVESTASI DI SMA KARTIKA SILIWANGI 2 BANDUNG). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang dirumuskan menjadi beberapa hal sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi antara siswa kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pre test dan pada post test? 2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi antara siswa kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan metode Mind Mapping pada pre test dan pada post test? 3. Apakah metode Mind Mapping lebih tepat digunakan dibandingkan dengan metode pembelajaran ceramah dalam meningkatkan pemahaman

10 konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi dan investasi? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian a. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran Ekonomi pada pokok bahasan konsumsi dan investasi di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung melalui metode Mind Mapping. b. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi antara siswa kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pre test dan pada post test. 2. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi antara siswa kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan metode Mind Mapping pada pre test dan pada post test. 3. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Mapping dengan siswa kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah pada post test. 1.3.2 Manfaat Penelitian

11 Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Bagi Guru 1. Memperoleh gambaran tentang dampak penerapan metode Mind Mapping terhadap pemahaman konsep siswa dalam mengikuti pokok bahasan pembelajaran Ekonomi dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi di kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung. 2. Memperoleh gambaran tentang manfaat penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran Ekonomi dengan standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi bagi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung. 3. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Ekonomi yang menerapkan metode Mind Mapping dan cara mengatasinya. b. Bagi siswa 1. Untuk melatih berpikir kreatif. 2. Untuk memudahkan dalam mengingat dan mengulang pelajaran. 3. Untuk melatih mengembangkan ide dalam bentuk warna dan simbol. 4. Membantu siswa dalam menghafal pokok bahasan pelajaran yang dicatat dalam bentuk gambar Mind Mapping. 5. Dapat menggunakan waktu belajar dengan cepat dan efektif. 6. Dapat menghemat buku catatan.