Pembahasan Materi #11

dokumen-dokumen yang mirip
TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

4. BAJA PERKAKAS. Baja perkakas (tool steel), yang dikenal juga sebagai baja premium, adalah

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

V. KEGIATAN BELAJAR 5 STANDARISASI BAHAN TEKNIK LOGAM. Standarisasi untuk bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

DUPLEX STAINLESS STEEL

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

MATERIAL TEKNIK LOGAM

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

PROSES THERMAL LOGAM

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN). b. Tugas: Studi kasus penggunaan besi tuang di industri

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

DIAGRAM FASA BESI-KARBON (Fe-C)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bila logam cair paduan tembaga dan seng sudah cukup dingin untuk dipindahkan, mereka dikeluarkan dari cetakan dan dipindah ke tempat penyimpanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Air

BAB II TINJAUAN TEORI

LOGAM NON FERROS. Tembaga adalah logam yang berwarna kemerahan dengan berat jenis 8.85 (baja 7.8). titik leburnya 1083C.

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY. Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto 1. ALASAN PENGGUNAAN 2. KLASIFIKASI 3. PENGGUNAAN

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan material dalam industi semakin lama semakin meningkat, dan jenis

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB VIII LOGAM BESI METAL FABRI CATION TECHNIQUES CASTING SAND DIE

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Masalah Pompa 107-J. Produksi Tinggi. Why??

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur.

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan

KARAKTERISTIK AISI 304 SEBAGAI MATERIAL FRICTION WELDING

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

BAB II KERANGKA TEORI

ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA

Stainless and Heat-Resisting Crude Steel Production (in 000 metric tons)

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 3 LOGAM DAN PADUAN BERBASIS BESI

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

Bahan Pada Pengecoran Logam

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1

Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan udara (Air hardening) D Kadar C & Cr tinggi Kecepatan tinggi (High speed) T Berdasar W M Berdasar Mo S Tahan Kejutan (Shock Resistance) P Cetakan plastik (Plastic mold) Pengerjaan Panas (Hot work) H1 H19 Berdasar Cr H20 H39 Berdasar W H40 H59 Berdasar Mo Tujuan khusus: L Paduan rendah (Low alloy) F carbon-tungsten Kadar karbon tinggi, paduan besi kekuatan tinggi. Ketangguhan, kekuatan, dan ketahanan aus seimbang. Tabel Komposisi Tool Steel 4 2

Stainless Steels (Baja Tahan Karat) 5 Sangat tahan terhadap korosi pada banyak lingkungan Elemen paduan yang dominan adalah Chromium, sedikitnya 11%. Ketahanan korosi dapat ditingkatkan dengan penambahan Ni dan Mo. Terdiri dari 4 kelas: ferritic, austenitic, martensitic, dan precipitation-hardening (pengerasan-presipitasi). Digunakan pada suhu tinggi (sampai ~ 1000 C) dan lingkungan yang buruk. Banyak digunakan untuk turbin gas, boiler uap, pesawat, rudal. Tabel Stainless Steels 6 No. Seri Paduan Struktur 200 Cr, Ni, Mn, atau Ni Austenitic 300 Cr, dan Ni Austenitic 400 Cr, (C) Ferritic / Martensitic 500 Cr rendah (<12%), & (C) Martensitic Oksidasi unsur aditif sangat sulit, tahan korosi, dan dapat memperbaiki dirinya sendiri. 3

Jenis Stainless Steels 7 Stainless Steel Ferritic Stainless Steel Austensitic Stainless Steel Martensitic Stainless Steel Ferritic Stainless Steel 8 Biasanya mengandung >12% Cr (Cr adalah penstabil ferrite). Tahan karat. Daktilitas atau sifat mampu bentuk terbatas tetapi mampu las (martensite tidak dapat terbentuk dalam zona las). Merupakan stainless steel termurah. 4

Martensitic Stainless Steel 9 Rendahnya kadar Cr menyebabkan austenite lebih stabil pada suhu tinggi. Pendinginan lambat memungkinkan karbida Cr (kehilangan lapisan oksida chromium). Biaya lebih mahal dari ferritic stainless steel karena perlakuan panas (austenitization, quench, stres relief, dan tempered). Austensitic Stainless Steel 10 Ni adalah penstabil austenite. Merupakan stainless steel yang paling mahal karena biaya yang dikeluarkan untuk Ni. Mn dan N digunakan sebagai penstabil, dari pada Ni (untuk mengurangi biaya), tetapi kualitasnya lebih rendah. Tidak memiliki sifat kemagnetan. Sangat tahan karat kecuali HCl dan asam helide/garam. Membentuk FCC. Terdapat 304 paduan (18-8) adalah salah satu populer, respons yang tinggi untuk CW. 5

Stainless Steels Terpopuler 11 Sistem & Komposisi Stainless Steels 12 6

Sistem & Komposisi Stainless Steels 13 Pengerasan dengan pengendapan (precipitation hardenable) dari baja tahan karat (stainless steel) merupakan kelas khusus. Tipe martensitic atau austenitic, dimodifikasi dengan penambahan unsur paduan seperti Al untuk membentuk senyawa intermetalik keras selama tempering. Cast Irons (Besi Cor) 14 Secara teoritis berisi >2.14% wt karbon. Biasanya berisi antara 3.0 4.5% wt C, maka sangat rapuh Juga terdapat 1 3% wt silikon Mencair dengan mudah antara 1150 C dan 1300 C, sehingga dapat dengan mudah di cor (casting). Murah, mampu permesinan, tahan aus. Terdapat 4 jenis: besi cor kelabu (gray cast iron), besi cor nodular (nodular cast iron), besi cor putih (white cast iron), besi cor tempa (malleable cast iron). 7

Sistem & Komposisi Cast Iron 15 Non-Ferrous Alloys 16 Paduan Aluminum Paduan Copper Paduan Magesnium Paduan Nickel Paduan Titanium Logam Tahan Panas (Refractory Metals) Paduan Super (Super Alloys) 8

Paduan Aluminum 17 Kepadatan rendah 2.7 gm/cc. Daya hantar listrik dan konduktivitas panas yang tinggi. Daktilitas tinggi. Titik leleh dan kekuatan rendah. Dapat di cor (casting) atau di tempa (wrought). Dihasilkan dari tempering. Sistem & Komposisi Paduan Alumunium 18 9

Sistem & Komposisi Paduan Alumunium 19 Paduan Copper 20 Lunak, ulet, sulit untuk permesinan. Sangat tahan terhadap karat. Memiliki daya hantar listrik & konduktivitas panas yang sangat baik. Dapat dipadukan untuk meningkatkan kekerasan. Pengerjaan dingin (cold work) untuk mendapatkan kekerasan maksimum. Cu-Zn = kuningan (brass) ; Cu-X = perunggu (bronzes). 10

Sistem & Komposisi Paduan Copper 21 Sistem & Komposisi Paduan Copper 22 11

Paduan Magnesium 23 Kepadatan terendah dari semua struktur logam = 1.7 gm/cc. Relatif lembut dan modulus elastisitas rendah (45 GPa). Harus dipanaskan agar terjadi proses deformasi. Mudah terbakar pada bagian cair dan bubuk. Rentan terhadap karat di lingkungan laut. Bersaing dengan plastik. Sistem & Komposisi Paduan Magnesium 24 12

Paduan Nickel 25 Cukup ulet dan mudah dibentuk. Sangat tahan karat, terutama pada suhu tinggi. Bagian penting dari baja tahan karat austenite. Banyak digunakan untuk pompa, katup di dalam air laut, dan lingkungan minyak bumi. Paduan Titanium 26 Kepadatan rendah, dan titik lebur tinggi. Memiliki kekuatan dan modulus elastis dengan yang tinggi namun terbatas. Unggul dalam ketahanan karat di banyak lingkungan Menyerap interstisial pada suhu tinggi. Sangat reaktif dengan bahan lain dan karenanya teknik pengolahan non-konvensional telah dikembangkan. Banyak digunakan dalam aplikasi ruang angkasa. 13

Sistem & Komposisi Paduan Titanium 27 Keterbatasan Non-Ferrous Alloy 28 Kepadatan relatif tinggi Konduktivitas relatif rendah Non- Ferrous Alloy Ketahanan karat sangat kecil 14

TIN107 - Material Teknik #11 - Metal Alloys #2 Logam Tahan Panas (Refractory Metals) 29 Logam lebur yang sangat tinggi Komposisi paduan antara lain: Nb, Ta, Mo, W Memiliki kekuatan, kekerasan, dan modulus elastisitas yang sangat tinggi. Paduan W yang digunakan dalam tabung sinar-x dan filamen. Ta dan Mo digunakan dengan baja tahan karat untuk ketahanan korosi. Ta hampir kebal terhadap semua lingkungan di bawah 150 C. Daftar Referensi 30 www.me.uprm.edu http://eng.sut.ac.th 15