BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak ditemukan berbagai penyakit kelainan darah, salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mengakhiri abad ke-20 dan mengawali abad ke-21 ini ditandai oleh

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BABI PENDAHULUAN. Semua orangtua menginginkan anak lahir dengan keadaan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dirawat di Rumah Sakit minimal selama 1 bulan dalam setahun. Seseorang yang

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Harapan Pada..., Agita Pramita, F.PSI UI, 2008

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DALAM PENGOBATAN DAN PERAWATAN PADA ANAK PENDERITA THALASEMIA (Studi Kualitatif Di Rsud Dr.

PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana individu dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah. melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup

BABI PENDAHULUAN. Kehidupan perkawinan akan terasa lebih lengkap dengan hadirnya anakanak

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang. sangat signifikan antara persepsi remaja terhadap dukungan sosial orangtua

BAB I PENDAHULUAN UKDW. serta diwariskan melalui cara autosomal resesif (Cappillini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dalam menyokong pembangunan suatu negara.

BABI PENDAHULUAN. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang memiliki aka! budi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

BABI PENDAHULUAN. Anak adalah permata bagi sebuah keluarga. Anak adalah sebuah karunia

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BABI PENDAHULUAN. kehidupan individu selalu dan tidak lepas dari masalah yang ada sehingga kadangkala

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BABI PENDAHULUAN. Sebagai manusia, remaja pada dasarnya menginginkan kesempumaan

BAB I PENDAHULUAN. respon fisik, psikologi dan sosial. Stres fisik atau sistemik terjadi ketika

BABI PENDAHULUAN. Selama rentang waktu kehidupannya, manusta mengalami perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Thalassemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan (inherited) dan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yahidin, Syamsuriadi, dan Rini (2008) pengambilan keputusan

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kelahiran anak dalam kondisi sehat dan normal adalah harapan setiap ibu (UNICEF,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BABI. PENDAillJLUAN. Seorang anak selalu membutuhkan peran orangtua. Sejak dulu sampai saat

BABI. Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan. himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

PEDOMAN OBSERVASI. Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan media komunikasi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. banyak anak yang mengalami gangguan perkembangan autisme. Dewasa ini,

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BABI PENDAHULUAN. Pada dasamya manusia merupakan individu yang beikembang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BABI PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosia1. Sebagai

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BABI PENDAHULUAN. Era tahun 1960-an figur seorang model identik dengan bentuk tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja dianggap sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT MOTIVASI BELAJAR PADA KANAK- KANAK PENYANDANG THALASSEMIA DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ditemukan berbagai penyakit kelainan darah, salah satunya yaitu thalassemia. Thalassemia adalah penyakit darah bawaan yang menyebabkan sel darah merah (eristrosit) mudah pecah (hemolisa). Lebih jauh, menurut Tejawinata (Suara Indonesia, 23 Agustus 1999) thalassemia adalah suatu penyakit kekurangan darah. Penyebabnya adalah pada sel darah merah ( eristrosit) yang mempunyai umur lebih pendek daripada sel darah merah yang normal. Bila sel darah merah normal mempunyai umur 120 hari, maka pada penderita thalassemia umur sel darah merah kurang dari 120 hari. Selain itu, bentuk sel darah merah pada penderita ini bermacam-macam (tidak sama besamya) serta mengandung sedikit hemoglobin (butir darah merah). Dunia kedokteran membedakan thalassemia menjadi thalassemia mayor dan thalassemia dengan trait. Thalassemia mayor berarti orang menunjukkan gejala-gejala penyakit thalassemia. Biasanya thalassemia mayor muncul sejak usia awal kanak-kanak sedangkan thalassemia trait yang sering disebut juga dengan thalassemia minor tetjadi pada orang-orang sehat secara fisik, namun dapat menurunkan thalassemia mayor pada anak-anaknya (Kompas, 22 Maret 2002).

2 Setiap t:ahun setidaknya 100.000 anak lahir di dunia dengan thalassemia mayor. Di Indonesia sendiri, tidak kurang dari 1.000 anak kecil menderit:a penyakit ini sedangkan mereka yang tergolong thalassemia trait jumlahnya mencapai sekit:ar 200.000 orang. Thalassemia meski ditemui pada banyak negara, secara khusus ditemui pada orang-orang yang berasal dari kawasan Laut Tengah, Timur Tengah atau Asia. Thalassemia jarang sekali ditemukan pada orang-orang Eropa Ut:ara (Kompas, 22 Maret 2002). Pengobatan bagi penderit:a thalassemia agar sembuh total belum ditemukan sampai saat ini tet:api banyak usaha medis yang dilakukan untuk penyembuhannya, seperti transplantasi sumsum tulang yang hanya bisa dilakukan di luar negeri meski hasilnya ternyata kurang memuaskan (Suara Indonesia, 23 Agustus 1999), terapi gen yang difokuskan pada gen yang terdapat pada globin, serta transfusi darah. Transfusi darah ini dilakukan karena adanya ketidakmampuan memproduksi hemoglobin (Hb). Akibat dari penurunan Hb adalah penderita thalassemia sering merasa pusing, lemah dan lemas sehingga penderit:a thalassemia menggantungkan dirinya pada transfusi agar bisa bertahan hidup (Surya, 1 Juli 2002). Penderita thalassemia memiliki banyak keterbatasan dalam hal menggunakan tubuhnya secara efektif Banyak larangan yang diberikan pada penderit:a thalassemia yang pada intinya membatasi aktivitas, seperti tidak boleh melakukan aktifitas yang terlalu berat, tidak boleh mengikuti olah raga, penderit:a harus benar-benar menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit lainnya. Batasan-batasan tersebut membuat penderit:a thalassemia merasa kurang nyaman,

3 frustasi bahkan stres dan depresi. Stres dan depresi justru akan memperlemah sistem kekebalan tubuh penderita thalassemia sehingga akan menyebabkan penderita thalassemia harus melakukan transfusi darah. Remaja penderita thalassemia menghadapi tantangan yang bemt. Hal ini disebabkan penderita thalassemia harus menjalankan tugas-tugas perkembangan seperti halnya remaja yang lain. Tugas-tugas perkembangan tersebut antara lain adalah menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuh secam efektif. Jika seorang remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif maka ia akan memsa bahagia, merasa nyaman dan berkembang secara optimal, namun hila seomng remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya maka ia akan menyesali keadaan tubuhnya, memsa inforior (rendah diri) dan tidak bemrti. Hal ini dapat memicu munculnya stres dan depresi maupun gangguan perilaku lainnya (Siegel, 1999: 56). Berdasarkan observasi peneliti, banyak remaja penderita thalassemia memsa kumng nyaman dengan keterbatasan fisiknya. Pada dasarnya penderita thalassemia ingin melakukan hal-hal seperti remaja pada umumnya, seperti: olah raga, berkemah, travelling dan menjalin hubungan yang intim sifatnya dengan lawan jenis akan tetapi semua mengandung resiko jika dilakukan. Remaja penderita thalassemia memiliki kondisi kesehatan yang tidak sama dengan remaja pada umumnya, mereka mudah capek hal ini menandakan sistem kekebalan tubuhnya. Apabila hal ini terjadi biasanya remaja penderita thalassemia harus melakukan tranfusi darah karena menurunnya hemoglobin (Hb).

4 Remaja penderita thalassemia memerlukan dukungan dari lingkungan agar dapat bertahan dalam menghadapi keterbatasannya termasuk pula mencegah gangguan emosi yang potensial terjadi bia tidak dapat menerima keterbatasan fisiknya. Bagi remaja, dukungan sosial didapat dari orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan individu, seperti orangtua, anggota keluarga, ternan sebaya dan anggota-anggota suatu organisasi di mana remaja terlibat di dalamnya (Myers, 1989, 524). Dukungan yang cukup besar artinya bagi remaja penderita thalassemia adalah dukungan sosial orangtua. Dukungan dari orangtua ini dapat berupa dukungan emosi (simpati, cinta, kasih sayang, perhatian, dan kepercayaan), dukungan informatif (nasehat, pengarahan, dan diskusi untuk memecahkan suatu masalah), dukungan instrumental (menyediakan uang dan transportasi, membantu remaja dalam tugas-tugasnya, serta meluangkan waktu), dan penilaian yang positif (Weiten, 1992: 487). Jika persepsi remaja terhadap dukungan sosial orangtua positif maka dengan adanya dukungan sosial tersebut remaja penderita thalassemia diduga akan dapat menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif Sebaliknya, jika persepsi remaja terhadap dukungan sosial orangtua negatif maka diduga remaja penderita thalassemia tidak dapat menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif Mengingat pentingnya penerimaan diri pada remaja penderita thalassemia dan adanya dugaan bahwa persepsi remaja terhadap dukungan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya maka penelitian dilakukan. Selain itu, peneitian berkenaan dengan individu thalassemia penting

5 mengingat belum pemah dilakukannya penelitian dengan fokus pada aspek-aspek psikologi yang dapat mempengaruhi penerimaan diri pada remaja penderita thalassemia menarik peneliti tertarik untuk melihat ada tidaknya hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial orang tua dengan penerimaan diri pada remaja penderita thalassemia. 1.2 Batasan Masalah Banyak hal yang mempengaruhi penenmaan diri remaja penderita thalassemia, namun yang akan diteliti dalam penelitian ini hanyalah dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua. Penerimaan diri dibatasi pengertiannya pada penenmaan kondisi fisiknya, termasuk keterbatasan yang dimiliki sedangkan persepsi remaja terhadap dukungan sosial orangtua dibatasi pada pandangan rernaja terhadap tindakan yang bersifat menolong atau membantu dari orang tua yang melibatkan aspek dukungan emosional, informatif, bantuan instrumental dan penilaian positif terhadap individu untuk menghadapi masalah atau situasi yang penuh tekanan. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial orang tua dengan penerimaan diri pada remaja penderita thalassemia maka dilakukan penelitian korelasional. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada remaja penderita thalassemia yang berusia 13-21 tahun

6 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi remaja terhadap dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua dengan penerimaan diri pada remaja penderita thalassemia? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara persepsi remaja terhadap dukungan sosial orang tua dengan penerimaan diri pada remaja penderita thalassemia. 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak - pihak terkait. 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dari penelitian ini akan diperoleh informasi baru mengenai keterkaitan antara penerimaan diri dengan persepsi terhadap dukungan sosial orang tua pada remaja penderita thalassemia. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memperkaya teori-teori psikologi perkembangan dan psikologi klinis, khususnya tentang perkembangan sosial remaja dan peran orangtua dalam mendukung perkembangan remaja penderita thalassemia secara optimal.

7 2. Manfaat Praktis a. Orangtua Penderita Thalassemia Apabila basil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan maka dianjurkan orangtua remaja penderita thalassemia untuk lebih memberikan dukungan sosial sehingga anak dapat menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif b. Remaja penderita thalassemia. Apabila hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifkan, maka dianjurkan bagi remaja penderita thalassemia agar menerima dukungan orangtua karena dukungan tersebut mempengaruhi penerimaan dirinya.