BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENURUNKAN AKI & AKB DI INDONESIA PARADIGMA BARU HAK-HAK REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

BAB I PENDAHULUAN. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mencapai target MDGs (Millennium Development Goals), termasuk negara

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan, infeksi dan pre eklamsia masih. menjadi penyebab utama kematian ibu di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000.

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana dirintis sejak tahun 1957 dan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami persoalan besar yang sedang dialami oleh sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berada di posisi keempat dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan survey penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 %. Jika Pemerintah tidak berhasil menekan angka pertumbuhan penduduk maka diprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2060 mencapai 475 juta- 500 juta (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional / BKKBN, 2010). Salah satu akibat dari peningkatan jumlah penduduk adalah kemiskinan, yaitu ketidakmerataan ekonomi pada populasi, yang biasanya diukur dari proporsi rumah tangga dengan penghasilan di bawah garis kemiskinan (Mason, 2005 dalam Tukiran, Pitoyo & Kutanegara). Setiap hari, lebih dari 20.000 penduduk dunia meninggal karena alasan yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kemiskinan, misalnya karena ketidakcukupan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan esensial lainnya (WHO, 2008 dalam Tukiran, Pitoyo & Kutanegara ). Oleh karena itu pentingnya penurunan pertumbuhan penduduk dunia, khususnya melalui programprogram keluarga berencana. Program keluarga berencana sebagai salah satu 1

2 upaya penurunan kemiskinan secara eksplisit seperti kerangka pembangunan pada Millennium Declaration (Sachs, 2005 dalam Tukiran, Pitoyo & Kutanegara ). Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) membutuhkan perencanaan keluarga sehat yang rasional, untuk itu perlu ketepatan dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan mempertimbangkan daya guna kontrasepsi yang akan memberikan dampak peningkatan mutu pemakaian, sehingga diharapkan penurunan laju pertumbuhan penduduk akan berjalan lebih cepat. Salah satu metode keluarga berencana yang efektif adalah IUD yang merupakan salah satu metode kontrasepsi non hormonal yang efektif dengan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama. Namun pada kenyataannya di Indonesia alat kontrasepsi yang lebih di minati adalah kontrasepsi hormonal. Padahal penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka panjang dapat menimbulkan resiko, salah satunya terkena osteoporosis (Nasution, 2010). Dua kerugian utama pada penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi (kontrasepsi oral) yaitu pertama meningkatkan insiden penyakit tromboemboli, terutama pada perokok (4-5 kali dibanding bukan pengguna kontrasepsi oral). Angka kematian akibat penyakit tromboemboli pada pengguna kontrasepsi oral adalah 3/100.000. Kedua meningkatkan insiden penyakit arteri koroner (2,7 kali bukan pengguna kontrasepsi oral berumur 30-39 tahun dan 5,7 kali dibanding bukan pengguna kontrasepsi oral berumur 40-44 tahun) pada wanita yang merokok (Benson and Pernoll, 2009).

3 IUD sebagai alat kontrasepsi, efektivitasnya tinggi 0,6 sampai 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama, efektif segera setelah pemasangan, merupakan metode jangka panjang dan tidak mempengaruhi hubungan seksual. Penggunaan kontrasepsi IUD tidak mempengaruhi kualitas air susu ibu (ASI), dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus, dapat digunakan sampai menopause (Handayani, 2010). Peminatan di kabupaten Sukoharjo pada penggunaan non metode kontrasepsi jangka panjang lebih besar dibanding dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Hal ini dapat dilihat dari data peserta KB aktif di kabupaten Sukoharjo tahun 2005 sebanyak 168.334, yang menggunakan non MKJP sebanyak 127.511 terbagi atas suntik dan pil sebanyak 93.431, kondom sebanyak 33.634, obat vaginal 446 dan yang menggunakan MKJP sebanyak 40.823 terbagi atas IUD sebanyak 22.203, MOP sebanyak 762, MOW sebanyak 10.287, implant sebanyak 7.571 ( BKKBN, 2005). Penelitian Bessinger (2001) menyebutkan bahwa rendahnya pemakaian kontrasepsi IUD dikarenakan ketidaktahuan akseptor tentang kelebihan metode tersebut. Ketidaktahuan akseptor tentang kelebihan metode kontrasepsi IUD disebabkan informasi yang disampaikan petugas pelayanan KB kurang lengkap. Penelitian Katz (2002) menunjukkan bahwa rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang terutama IUD di El Savador karena 3 hal : adanya rumor dan mitos tentang metode kontrasepsi tersebut yang kurang baik, tidak cukupnya perhatian terhadap metode tersebut selama

4 pelayanan keluarga berencana dan tidak cukupnya jumlah pemberi pelayanan keluarga berencana terhadap metode tersebut. Berdasarkan data pendahuluan di Puskesmas Kartasura Sukoharjo di dapatkan data persebaran tiap jenis alat kontrasepsi yang ada di wilayah kerja puskesmas Kartasura pada tahun 2010 adalah dapat dilihat dari table dibawah ini : Tabel 1 : Persebaran penggunaan alat kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo Pada tahun 2010 Jenis Pucangan Kertonatan Gumpang Pabelan Kontrasepsi Jml % Jml % Jml % Jml % IUD 506 20 178 25,8 427 26,2 331 26,2 Suntik 927 36,8 203 29,4 506 31 351 27,8 Pil 271 10,7 93 13,5 188 11,5 196 15,5 Implant 81 3,2 14 2 12 0,7 6 0,5 MOW 82 3,3 24 3,5 74 4,5 47 3,7 MOP 4 0,2 0 0 6 0,37 11 0,8 Kondom 3 0,1 8 1,2 9 0,5 6 0,5 Jumlah PUS 2518 690 1628 1261 Dari hasil wawancara pada 10 akseptor KB di Desa Pucangan, 3 akseptor mengatakan IUD dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat berhubungan, 3 akseptor mengatakan takut menggunakan IUD karena sakit saat pemasangan dan 4 akseptor mengatakan kurang tahu tentang IUD. Adanya Perasaan takut untuk menggunakan IUD terkait dengan pengetahuan akseptor KB mengenai IUD. Melihat data diatas maka terlihat bahwa peminatan IUD di Desa Pucangan masih rendah di banding beberapa desa lainnya di wilayah kerja Puskesmas Kartasura, hal ini sangat mendukung data sebelumnya, oleh

5 karena itu dalam rangka meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi IUD, maka perlu dilakukan penelitian terhadap masyarakat sebagai sasaran pelayanan KB mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pasangan usia subur tidak memilih metode kontrasepsi IUD di Desa Pucangan. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian yaitu faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi wanita pasangan usia subur tidak memilih metode kontrasepsi IUD di Desa Pucangan? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pasangan usia subur tidak memilih metode kontrasepsi IUD. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tentang hubungan umur istri dengan PUS tidak memilih metode kontrasepsi IUD. b. Mengetahui tentang hubungan jumlah anak dengan PUS tidak memilih metode kontrasepsi IUD. c. Mengetahui tentang hubungan tingkat pendidikan dengan PUS tidak memilih metode kontrasepsi IUD. d. Mengetahui tentang hubungan pengetahuan dengan PUS tidak memilih metode kontrasepsi IUD.

6 e. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh diantara umur, tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan PUS tidak memilih metode kontrasepsi IUD. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Kartasura Sukoharjo Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi dan masukan guna peningkatan pelayanan kontrasepsi IUD sehingga peminatan IUD di masyarakat dapat meningkat. 2. Bagi Masyarakat Agar dapat meningkatkan pengetahuan dan peminatan Pasangan usia subur terhadap kontrasepsi IUD. 3. Bagi penelitian selanjutnya Agar dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dalam penelitian serupa dan dapat lebih memperdalam penelitian yang sudah ada. E. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian yang telah mengungkapkan tentang Keluarga Berencana, diantaranya adalah 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur oleh Radita Kusumaningrum pada tahun 2009, jenis penelitian yang digunakan menggunakan metode observasional analitik dengan desain potong lintang. Cara pengambilan data dengan wawancara dengan responden. Penentuan sampel secara acak sederhana, besar sampel minimal 69 responden. Dengan hasil penelitian

7 sebagian besar responden memilih non metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebagai jenis kontrasepsi yang digunakan. Faktor tingkat kesejahteraan keluarga, kepemilikan Jamkesmas, tingkat pengetahuan, dukungan pasangan dan pengaruh agama tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur (PUS). Faktor umur istri, jumlah anak, dan tingkat pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS, umur istri merupakan faktor yang paling berpengaruh. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan PUS tidak memilih metode kontrasepsi IUD, tempat penelitian akan dilakukan di Puskesmas Kartasura Sukoharjo, dengan tehnik pengambilan sample menggunakan insidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. 2. Hambatan akseptor dalam mengadopsi kontrasepsi IUD di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas oleh Henny Sutikno pada tahun 2005. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara in-depth interview kepada akseptor, dengan menggunakan tehnik snowball sampling. Hasil penelitian didapatkan beberapa akseptor tidak mau menggunakan kontrasepsi IUD disebabkan faktor internal karena faktor drop out kontrasepsi IUD, akseptor mengalami infeksi,dan faktor non infeksi karena berat badan menurun,

8 ekspulsi, kram dan menstruasi yang sakit. Dari hasil penelitian di dapat pula hambatan mengadopsi IUD dari faktor psikologis seperti karena takut, malu, ragu-ragu yang dirasakan akseptor. Faktor agama dan budaya pun sangat berpengaruh dalam penelitian ini. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan, jenis penelitian deskriptif kuantitatif, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dengan tehnik pengambilan sample menggunakan insidental sampling, tempat penelitian akan dilakukan di Puskesmas Kartasura Sukoharjo.