BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. supply dan demand akan dana jangka panjang. Sejak berdirinya pasar modal sampai

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

(Studi Kasus Pada Saham Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode Juni 2010 sampai Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan output yang dihasilkan, dan bahkan

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukannya. Investor hanya dapat memperkirakan hasil dan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara dapat mempengaruhi pasar modal lainnya di negara yang. untuk negara yang masih berkembang (

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dana yaitu investor yang membeli efek di Pasar Modal dengan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pasar modal di Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

BAB I PENDAHULUAN. investor. Hal ini dapat dilihat pada potensi keuntungan investasi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

Dari investasi tersebut, investor mengharapkan adanya suatu tingkat

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange,

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas Model CAPM

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian) dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar keuangan Indonesia telah mengalami pemulihan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal banyak dan cepat mendapatkan keuntungan. Tandelilin (2010: 2)

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan kekuatan ekonomi global di Asia. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang telah menembus angka US$ 1 trilyun di tahun 2012, Indonesia telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dengan resistensinya terhadap krisis keuangan global dibanding negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar 6,2%, sedangkan di tahun 2013 tumbuh 5,7% dan menigkat 5,12 % pada triwulan II- 2014. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan perekonomian paling stabil selama lima tahun terakhir (www4.bkpm.go.id). Sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang masih positif, investasi asing yang masuk ke Indonesia terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data investasi yang di rilis oleh UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) menunjukkan bahwa dari aspek akumulasi investasi, Indonesia menempati peringkat ke 25 dari 238 negara pada tahun 2011. Porsi investasi asing di Indonesia tercatat sebesar 0.84% terhadap total investasi asing di seluruh dunia, meski masih di bawah Singapura (2.54%). Di kawasan ASEAN Indonesia telah mengungguli negara-negara tetangga lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina (budionline.blogdetik.com). Dengan adanya investasi asing, ditambah dengan faktor kekuatan ekonomi domestik, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Bila 1

2 faktor kekuatan ekonomi domestiknya tetap, tambahan dorongan dari investasi asing tentu akan membuat laju ekonomi menjadi semakin cepat. Oleh karena itu investasi memegang peranan yang penting dalam peningkatan perekonomian suatu negara. Di Indonesia pasar modal menjadi salah satu sarana untuk berinvestasi yang cukup diminati oleh masyarakat khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat bisnis untuk mencari alternatif sumber pembiayaan usaha selain bank. Investasi pada pasar modal di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan yang tercatat (emiten) di pasar modal dari tahun ketahun. Pada tahun 2007 jumlah emiten di pasar modal tercatat sejumlah 383 perusahaan, pada tahun 2008 sebanyak 396 perusahaan, pada tahun 2009 sebanyak 398 perusahaan, dan terus bertambah hingga saat ini pada tahun 2014 jumlah perusahaan yang tercata pada pasar modal sudah mencapai 501 perusahaan tecatat di pasar modal (www.idx.co.id). Berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan di pasar modal, baik surat utang (obligasi), saham, reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang sering diperjualbelikan di pasar modal. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah saham yang beredar tiap tahunnya. Adapun data lengkapnya seperti terlihat pada grafik di bawah ini:

3 Gambar 1.1 Jumlah Saham yang Beredar Sumber data: www.idx.co.id data diolah Pada grafik di atas jumlah saham yang diperjualbelikan tiap tahunnya terus bertambah. semula pada tahun 2005 jumlah saham yang terdapat di pasar modal masih sejumlah 712 Milyar, namun pada bulan agustus 2014 jumlah saham yang terdapat di pasar modal sudah mencapai jumlah 2,99 Triliun saham. Hal ini menjelaskan jumlah transaksi pada instrumen keuangan di pasar modal (saham) terus meningkat (www.idx.co.id). Investasi dalam saham adalah investasi yang cukup beresiko karena harga saham akan naik dan turun (fluktuatif) sehingga investor mungkin saja akan memperoleh keuntungan yang besar tetapi dapat pula menderita kerugian yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu investor harus pandai dalam memilih saham yang akan diinvestasikannya. Hal yang paling mendasar dalam proses investasi adalah pemahaman antara return yang diharapkan dan risiko yang terjadi dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari suatu investasi merupakan hubungan yang berbanding lurus, itu artinya semakin banyak return yang diterima maka semakin besar risiko yang harus ditanggung oleh investor. Return berasal dari aktivitas perusahaan berupa keuntungan perusahaan yang dibagikan (dividen) maupun

4 dari kenaikan harga saham (capital gain). Namun return yang menjanjikan tersebut diikuti juga oleh berbagai risiko yang menyertainya, sehingga investasi saham juga dapat menjadi investasi yang paling berisiko. Dalam manajemen investasi dikenal pembagian risiko total investasi ke dalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar, merupakan berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara umum. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi return suatu investasi. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak berkaitan dengan pasar secara keseluruhan. Semua investor tentunya ingin mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus melakukan suatu penilaian terhadap saham-saham yang akan dibeli. Seorang investor yang rasional akan memusatkan perhatiannya pada tingkat return yang akan diperoleh dan besarnya risiko yang akan terjadi pada suatu investasi. Jika seorang investor menginginkan keuntungan yang optimal, investor harus menentukan strategi yang baik. Salah satu strategi yang sering diterapkan oleh investor dalam berinvestasi saham di pasar modal adalah mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio, hal ini berarti sebaiknya investasi di pasar modal dilakukan dengan menaruh dana pada berbagai macam sekuritas atau saham. Filosofi yang mendasari strategi investasi ini adalah: wise investor do not put all their eggs into just one basket (Husnan, 2001:50). Masalah yang sering terjadi bagi investor adalah berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio

5 pilihannya. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Seorang investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal yang dapat meminimalkan risiko pada tingkat keuntungan tertentu atau mendapatkan return maksimal pada tingkat risiko tertentu (Jogianto, 1998: 133). Dalam pemilihan saham untuk membentuk suatu portofolio diperlukan penghitungan khusus atau metode agar portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return sesuai dengan yang diharapkan. Teori mengenai metode pemilihan saham untuk membangun portofolio optimal dikembangkan oleh Markowitz, yang dikenal sebagai Modern Portofolio Theory. Prinsip dari teori ini adalah optimalisasi return-variance melalui diversifikasi risky asset sehingga diperoleh kombinasi risk-return terbaik, dalam hal ini saham yang optimal (Bodie, Kane, & Marcus, 2011). Single-index model menggunakan indeks pasar modal sebagai proksi untuk faktor umum yang mempengaruhi pergerakan sekuritas. Model ini menyederhanakan jumlah estimasi yang diperlukan sebagai input untuk analisis. Sedangkan model Treynor-Black memberikan asumsi bahwa investor melakukan investasi pada dua jenis portofolio yaitu pasif dan aktif. Portofolio pasif adalah investasi yang dilakukan pada indeks pasar. Sedangkan portofolio aktif adalah investasi yang dilakukan pada sejumlah sekuritas dalam pasar melalui tahapan analisis (Bodie, Kane, & Marcus, 2011). Adapun Penelitian yang berkaitan dengan optimalisasi dan evaluasi portofolio juga pernah dilakukan. Yaacob (2002) melakukan evaluasi kinerja portofolio saham Islamic stock di Malaysia, hasilnya bahwa portofolio dari Islamic stock menunjukkan

6 kinerja yang lebih baik dari kinerja pasar. Eko (2008) dan Rosdiana (2012) melakukan penelitian tentang portofolio saham dengan menggunakan metode indeks tunggal dan constant correlation, hasilnya bahwa kedua metode ini dapat digunakan untuk membentuk portofolio saham yang optimal dan memberikan tingkat return yang lebih besar. Sedangkan Aryanto (2013) membandingkan kinerja saham JII dengan FTSE Bursa Malaysia Emas Syariah Index dengan menggunakan metode indeks tunggal, menunjukkan bahwa ada perbedaan kinerja saham di JII (Jakarta Islamic Index) dengan saham FTSE Bursa Malaysia Emas Syariah Index. Firmansyah (2013) melakukan penelitian diversifikasi saham pada portofolio menggunakan metode Markowitz, diversifikasi saham pada sebuah portofolio dapat meminimalkan risiko dengan memperoleh return lebih tinggi. Rosy (2012) melakukan perbandingan kinerja portofolio saham Markowitz dengan Treynor-Black Model, menyatakan bahwa metode potofolio Markowitz menghasilkan kinerja yang lebih baik dibanding portofolio Treynor-Black Model. Berdasarkan latar belakang dan penelitian di atas yang mencoba untuk menerapkan metode pembentukan portofolio model Markowitz dan Single Index Model, serta metode evaluasi kinerja portofolio dengan Sharpe, Jensen, dan Treynor. Peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian untuk mencoba menerapkan metode Treynor-Black Model dalam pembentukan dan optimasi sebuah portofolio dengan penambahan metode evaluasi kinerja portofolio yang digunakan, yaitu; 1) Sortino, 2) Information Ratio, 3) T 2 dan M 2. Sehingga judul penelitian ini adalah MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL TREYNOR-BLACK MODEL DENGAN EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO METODE JENSEN, SHARPE, TREYNOR, SORTINO, INFORMATION RATIO, T 2 DAN M 2. (Studi

7 Kasus pada Saham di Jakarta Islamic Index (JII) Periode Juni 2010 sampai Mei 2014). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis dapat merumuskan masalah yang dihadapi perusahaan sebagai berikut : 1. Apakah penerapan metode Treynor-Black Model dapat menghasilkan portofolio optimal? 2. Apakah portofolio optimal metode Treynor-Black Model menunjukkan kinerja yang baik menurut rasio Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Information Ratio, M 2, dan T 2? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini berdasarkan uraian rumusan masalah diatas adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan metode Treynor-Black Model dalam pembentukan portofolio optimal. 2. Untuk mengetahui kinerja portofolio optimal metode Treynor-Black Model menurut rasio Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Information Ratio, M 2, dan T 2.

8 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi investor, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam investasi pada saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) untuk mendapatkan return yang optimal. 2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran mengenai investasi pada portofolio saham. 3. Bagi Peneliti, penelitian ini menjadi bahan pembelajaran untuk dapat melakukan analisis dan untuk menerapkan teori-teori investasi dan pasar modal. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan terutama yang berhubungan dengan analisis dan evaluasi kinerja portofolio. 1.5 Batasan Penelitian Berdasarkan perumusan dan tujuan penelitian di atas, penelitian ini akan dibatasi pada saham-saham yang termasuk kedalam Jakarta Islamic Index periode Juni 2010 sampai Mei 2014. Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio saham JII adalah metode Treynor-Black Model. Sedangkan metode evaluasi kinerja yang digunakan adalah Sortino, Sharpe, Treynor, Jensen, Information Ratio, M 2, dan T 2.