PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 1999 SERI D NO. 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 06 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 05 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 79 TAHUN 2001 SERI D.76 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 51 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LEBAK

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 2 TAHUN 1998 SERI D.2

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 23 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BURU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 117 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN : 2000 SERI : D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk membantu kelancaran tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 1989 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 34 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN : 2000 SERI : D.9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 25 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BURU

dddddd PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 03 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN MAROS

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2006

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN SRAGEN

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 1 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 1 TAHUN 2001 T E N T A N G

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1998 SERI D.10

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SRAGEN

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 7 TAHUN 2005 SERI D NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 7 TAHUN 2005 T E N T A N G

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI BANJAR, : a. bahwa sebagai perwujudan otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggung jawab dalam menangani urusan kehutanan secara mantap dan terkoordinir, dipandang perlu membentuk Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kehutanan sesuai dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri dengan Surat Nomor 061/2589/SJ tangal 2 Nopembet 1999 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan Daerah Tingkat II; b. bahwa pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kehutanan sebagaimana dimaksud huruf a konsideran ini adalah dalam rangka untuk lebih meningkatkan kelancaran penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan di bidang Kehutanan secara berdaya guna dan berhasil guna; c. bahwa untuk maksud huruf a dan b konsideran diatas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelngaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 41 Tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nonor 2888); 6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 1

169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 Tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikel Di Daerah (Lembaran Negara Tahun1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3375); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3546); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998 Tengang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Di Bidang Kehutanan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3769); 11. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1985 Tentang Jenjang Pangkat Dan Tunjangan Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 1994; 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang- Undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Dan Rancangan Keputusan Presiden; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah; 14. Keputusan Menteri Dalam Meneri Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Petunjuk Teknis Mengenai Persyaratan, Tata Cara Pengajuan Usul Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 1993 Tentang Pola Organisasi Pemerintah Daerah Dan Wilayah; 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 115 Tahun 1998 Tentang Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan Dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 A Tahun 1999 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kehutanan Daerah Tingkat II Banjar Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Banjar; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banjar; c. Kepala Daerah adalah Bupati Banjar; d. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar; e. Kepala Dinas Kehutanan adalah Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar; f. Cabang Dinas adalah Cabang Dinas kehutanan Kabupaten Banjar; g. Unit Pelaksana Tehnis Dinas Adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar; h. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok jabatan fungsional di lingkungan Dinas kehutanan Kabupaten Banjar; i. Aneka Usaha Kehutanan adalah semua hasil hutan yang meliputi rotan, getah-getahan, minyak astiri, sagu, nipah, kulit kayu, arang, bambu, kayu bakar, kayu cendana, sirap, bahan tikar, sarang burung walet, dan hasil hutan ikutan lainnya j. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Adalah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar. BAB II PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Pertama Pembentukan Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Dinas Kehutanan. Bagian Kedua Kedudukan Pasal 3 (1) Dinas Kehutanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kehutanan. (2) Dinas Kehutanan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. 3

Bagian Ketiga Tugas Pasal 4 Dinas Kehutanan mempunyai tugas menyelenggaran urusan rumah tangga Pemerintah Daerah di Bidang Kehutanan dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan. Bagian Keempat Fungsi Pasal 5 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 3 Peraturan Daerah ini, Dinas Kehutanan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan urusan penghijauan dan konservasi tanah dan air; b. pelaksanaan urusan persuteraan alam c. pelaksanaan urusan perlebahan; d. pelaksanaan urusan pengelolaan hutan milik/hutan rakyat; e. pelaksanaan urusan pengelolaan hutan lindung; f. pelaksanaan urusan penyuluhan kehutanan; g. pelaksanaan urusan pengelolaan hasil hutan non kayu h. pelaksanaan urusan perburuan tradisional satwa liar yang tidak dilindungi pada areal buru; i. pelaksanaan urusan perlindungan hutan j. pelaksanaan urusan pelatihan keterampilan masyarakat di bidang kehutanan; k. Pelaksana pelayanan pengelolaan ketatausahaan. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 6 (1) Susunan Organisasi Dinas kehutanan terdiri dari : a. Kepala Dinas; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Rehabilitasi Lahan Dan Perlindungan Hutan; d. Seksi Pengembangan Usaha Kehutanan; e. Seksi Penyuluhan; f. Seksi Cabang Dinas g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Badan Susunan Organisasi Dinas kehutanan dalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 4

Bagian Kedua Unsur-Unsur Dinas Kehutanan Paragraf 1 Sub Bagian Tata Usaha Pasal 7 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian dan keuangan, kepegawaian kerumah tanggaan, perlengkapan dan administrasi umum serta penyusunan rencana kegiatan dan anggaran, pemantauan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan. Pasal 8 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 7 Peraturan Daerah ini, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana kegiatan dan anggaran, pemantauan dan evaluasi, penyusunan statistik serta pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan; b. pengelolaan administrasi keuangan. c. Pengelolaan administrasi kepegawaian, kerumah tanggaan dan perlengkapan serta administrasi umum; Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Urusan Perencanaan; b. Urusan Keuangan. c. Urusan Umum Pasal 9 Pasal 10 (1) Urusan Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan serta penyusunan data statistik. (2) Urusan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan bahan pembukuan perbendaharaan, verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan. (3) Urusan Umum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan pengelolaan surat-menyurat, kearsipan, pengadaan, rumah tangga, perlengkapan dan keprotokolan serta pengelolaan administrasi kepegawaian. Paragraf 2 Seksi Rehabilitasi Lahan Dan Perlindungan Hutan Pasal 11 Seksi Rehabilitasi Lahan Dan Perlindungan Hutan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan rancangan rencana tehnis, bimbingan tehnis pengembangan penghijauan dan konservasi tanah rehabilitasi hutan lindung, pembenihan dan pembibitan tanaman hutan dan pengamanan hutan. 5

Pasal 12 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 11 Peraturan Daerah ini, Seksi Rehabilitasi Lahan Dan Perlindungan Hutan mempunyai tugas : a. penyiapan rencangan teknis penghijauan dan konservasi tanah, rehabilitasi hutan lindung, pembenihan dan pembibitan serta pengamanan hutan; b. penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian penghijauan dan konservasi tanah; c. pelaksanaan rehabilitasi hutan lindung; d. pelaksanaan pengadaan/prmbuatan benih dan bibit tanaman hutan, pengaturan pengembalaan ternak dalam hutan; e. pelaksanaan pemancangan pemeliharaan dan pengamanan pal batas hutan lindung; f. penyusunan bimbingan pelaksanaan, pengendalian gangguan hama dan penyakit hutan gangguan manusia dan sumber daya alam lainnya; g. evaluasi konservasi tanah rehabilitasi hutan lindung, pengadaan/pembuatan benih dan bibit tanaman hutan dan pengamanan hutan. Pasal 13 Seksi Rehabilitasi Lahan Dan Perlindungan Hutan terdiri dari : a. Sub Seksi Penghijauan dan Konservasi tanah; b. Sub Seksi Rehabilitasi Hutan Lindung c. Sub Seksi Perlindungan Hutan. Pasal 14 (1) Sub Seksi Penghijauan dan Konservasi tanah mempunyai tugas melaksanakan pengunpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan bahan rancangan teknis, bimbingan pelaksana penghijauan dan konservasi tanah antara lain dam penahan, dam pengendali, terasiring, pembuatan pemeliharaan Unit Percontohan Usaha Tani Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UTPSDA), pembuatan pemeliharaan Unit Percontohan Usaha Tani Menetap (UP-UTM) dan pembuatan kebun bibit desa serta penyiapan bahan pemantauan evalusi dan pelaporan pelaksanaan penghijauan dan konservasi tanah. (2) Sub Seksi Rehabilitasi Hutan Lindung mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka menyiapan bahan rancangan teknis, pengadaan dan pembuatan benih dan bibit tanaman hutan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan lindung serta penyiapan bahan pemantauan evaluasi dan pelaporan. (3) Sub Seksi Perlindungan Hutan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka bimbingan pelaksanaan pencegahan, penanggulangan dan pengendalian kebakaran hutan, hama dan penyakit pemancangan pemeliharaan dan pengamanan tapal batas hutan lindung serta evaluasi dan pelaporan pengamanan hutan. 6

Paragraf 3 Seksi Pengembangan Usaha Kehutanan Pasal 15 Seksi Pengembangan Usaha Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rancangan teknis, bimbingan pelaksanaan, peredaran hasil hutan rakyat/milik, pelebahan persuteraan alam, aneka usaha kehutanan dan perburuan satwa yang tidak dilindungi pada areal buru. Pasal 16 Untuk menyelenggaran Tugas sebagaimana dimaksud pasal 15 Peraturan Daerah ini Seksi Pengembangan Usaha Kehutanan fungsi : a. penyiapan rancangan teknis pengolahan hutan rakyat/milik, pelebahan, persuteraan alam, aneka usaha kehutanan; b. Penyiapan bahan bimbingan teknis pengembangan hutan rakyat/milik, pelebahan, persuteraan alam, aneka usaha kehutanan; c. Penyiapan bahan inventarisasi pengembangan hutan rakyat/milik, pelebahan, persuteraan alam, aneka usaha kehutanan; d. Penyiapan bahan bimbingan peredaran dan pemasaran hasil hutan rakyat/milik, pelebahan, persuteraan alam, aneka usaha kehutanan; e. Penyiapan bahan bimbingan perburuan satwa yang tidak dilindungi pada areal buru; f. Evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan peredaran hasil hutan rakyat/milik, pelebahan, persuteraan alam, aneka usaha kehutanan serta perburuan satwa yang tidak dilindungi pada areal buru. Pasal 17 Seksi Pengembangan Usaha Kehutanan terdiri dari : a. Sub Seksi Aneka Usaha Kehutanan; b. Sub Seksi Hutan Rakyat; c. Sub Seksi Peredaran Hasil Hutan. Pasal 18 (1) Sub Seksi Aneka Usaha Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan rancangan teknis, inventarisasi potensi, pengembangan, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan persuteraan alam, perlebahan dan aneka usaha kehutanan. (2) Sub Seksi Hutan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan penglahan bahan dalam rangka penyiapan dan rancangan teknis inventarisasi potensi, pengembangan, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan hutan rakyat/milik; (3) Sub Seksi Peredaran Hasil Hutan mempunyai tugas melaksanakan mengumpulkan/mengolah bahan dalam rangka penyiapan bahan pelaksanaan dan pelaporan peredaran hasil hutan rakyat/milik, Perlebahan, persuteraan alam dan aneka usaha kehutanan serta pengawasan dan pengendalian hasil perburuan satwa yang tidak dilindungi pada areal buru serta evaluasi dan pelaporan. 7

Paragraf 4 Seksi Penyuluhan Pasal 19 Seksi Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan dalam rangka penyiapan metode dan materi penyuluhan, penyiapan tenaga dan sarana penyuluhan serta penyiapan bahan pelatihan keterampilan masyarakat. Pasal 20 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 19 Peraturan Daerah ini, Seksi Penyuluhan mempunyai fungsi : a. penyusunan metode dan materi penyuluhan; b. penyiapan tenaga dan sarana penyuluhan; c. pelayanan kebutuhan tenaga penyuluhan; d. penyiapan dan pengembangan sarana penyuluhan; e. pembinaan tenaga penyuluh dan masyarakat, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan keterampilan masyarakat. Pasal 21 Seksi penyuluhan terdiri dari : a. Sub Seksi Metode dan materi ; b. Sub Seksi Tenaga dan Sarana; c. Sub Seksi Pelatihan Keterampilan masyarakat. Pasal 22 (1) Sub Seksi Metode dan Materi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan pedoman/petunjuk teknis dan pelaksanaan pengembangan teknis, informasi dan teknologi penyuluhan. (2) Sub Seksi Tenaga dan Sarana mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan rencana kebutuhan dan bimbingan sarana penyuluhan serta pelaporan tenaga dan sarana penyuluhan. (3) Sub Seksi Pelatihan Keterampilan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan rencana, peyiapan materi pelatihan serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan keterampilan masyarakat. Paragraf 5 Cabang Dinas Pasal 23 (1) Cabang Dinas merupakan unsure pelaksana Dinas kehutanan. (2) Pada organisasi dinas, dapat dibentuk 1 (satu) atau lebih Cabang Dinas kehutanan. (3) Pembentukan Cabang Dinas sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) Pasal Ini, berdasarkan kebutuhan Dinas Kehutanan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. (4) Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja Cabang Dinas ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 8

Paragraf 6 Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 24 (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas Pekerjaan Kehutanan. (2) Pada Organisasi Dinas Kehutanan, dapat dibentuk 1 (satu) atau lebih Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (3) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) Pasal ini, berdasarkan kebutuhan Dinas Kehutanan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Dalam negeri. (4) Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas ditetapkan dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paragraf 7 Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 25 (1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kehutanan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini, dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior selaku Ketua Kelompok yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 26 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pasal 25 Peraturan Daerah ini, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terdiri dari berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya. (2) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berasarkan kebutuhan dan beban kerja. (3) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATAKERJA Pasal 27 Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepal Seksi, Kepala Urusan, Kepala Sub Seksi, Kepala Cabang Dinas, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing. 9

Pasal 28 (1) Kepala Dinas Kehutanan melakukan tugas perumusan bahan rencana dan program, penyiapan bahan-bahan laporan Dinas serta pembinaan organisasi dan tatalaksana. (2) Kepala Dinas Kehutanan wajib memberikan petunjuk, membina, membimbing dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada dalam lingkungan Dinasnya. Pasal 29 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan Dinas Kehutanan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 30 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan Dinas Kehutanan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 31 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan Dinas Kehutanan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya Pasal 32 Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan Organisasi dari bawahnya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan laporan kepada atasan yang lebih tinggi. Pasal 33 Para Kepala Seksi pada Dinas Kehutanan wajib menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang menampung semua laporan dimaksud dan menyusun laporan berkala Dinas Kehutanan. Pasal 34 Kepala Dinas dalam menyampaikan laporan kepada atasannya wajib menyampaikan tembusan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja dibidang Kehutanan. Pasal 35 Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan satuan Organisasi pada Dinas Kehutanan wajib mengadakan rapat berkala. 10

BAB V PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 36 (4) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala Dinas dilaksanakan sesuai dengan Peraturan perundang-undang yang berlaku; (5) Kepala Sub Bagian, Kelapa Seksi Kepala Urusan dan kepala Sub Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah dengan memperhatikan usul Kepala Dinas. (6) Ketentuan-ketentuan lain mengani kepegawaian diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 37 Sumber Pembiayaan Dinas Kehutanan disediakan dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Propinsi Kalimantan Selatan, Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara dan Sumbersumber lain yang sah. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 38 Segala ketentuan yang berhubungan dengan urusan dibidang kehutanan yang sudah dan masih tetap berlaku sampai dengan diaturnya ketentuan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 39 Uraian tugas unsur-unsur Dinas Kehutanan akan diatur kemudian dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 40 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banjar Nomor 40 Tahun 1994 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kehutanan Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar dan semua ketentuan pelaksanaannya yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. 11

Pasal 41 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banjar. Diundangkan di Martapura Pada tanggal 23 Juni 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANJAR ttd H. FAKHRIAN HIFNI Disahkan di Martapura pada tanggal 17 Mei 2000 BUPATI BANJAR ttd H. RUDI ARIFFIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2000 NOMOR 08 SERI D NOMOR SERI 8 12

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN I. PENJELASAN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, maka dalam rangka untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan pembangunan di bidang kehutanan sebagai perwujudan otonomi daerah yang luas, nyata, serasi dan bertanggung jawab, dipandang perlu membentuk organisasi dan tatakerja Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar. Pembentukan Organisasi dan atat kerja Dinas Kehutanan tersebut, berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 1994. Dalam penataan kelembagaannya yang berkaitan dengan jabatan dan jabatan fungsional, disesuaikan dengan kebutuhan Daerah dan volume kerja yang ada, sehingga susunan organisasinya terdiri dari : a. Kepala Dinas; b. Sub Bagian Tata Usaha Dengan 3 (Tiga) Urusan; c. 3 (Tiga) Seksi Dengan 9 (Sembilan) Sub Seksi; d. Cabang Dinas; e. Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Kelompok Jabatan Fungsional. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Cukup Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e 13

Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Kelompok jabatan fungsional ditetapkan sesuai dengan keperluan Ayat (2) Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 14

Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Uraian tugas unsur-unsur Dinas Kehutanan yang lebih rinci akan diatur kemudian dengan Keputusan Kepala Daerah, sesuai dengan perinsip-prinsip analisis jabatan Pasal 40 Pasal 41 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 Salinan sesuai dengan aslinya : KEPALA BAGIAN HUKUM, ttd Hj. SITI MAHMUDAH, SH. MH. NIP.19751108.199903.2.005 15