Perkawinan dengan Wali Muhakkam

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI BELAJAR DAN MENGAJAR

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI Kajian Pendidikan Studi Kasus

Pengabdian Masyarakat Wast Management

Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos Telp./Fax Cp

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

PENGANTAR PSIKOLOGI (Kajian Mini Riset)

Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos Telp./Fax Cp

SOSIAL DAN BUDAYA SEKOLAH

Penyunting: Emmi Kholilah Harahap, M.Pd.I. Kontribusi Penulisan: Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Ma arif Jambi

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB V PENUTUP A. Ikhtisar

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A)

17 tahun 5 bulan ;

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Perkawinan menurut Pasal 1 UU 1/1974 adalah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, yang dikaruniai akal dan pikiran, kesempurnaan untuk berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB IV HUKUM HAKIM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM DISPENSASI NIKAH BAGI WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH. Dispensasi Nikah Bagi Wanita Hamil Diluar Nikah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh. sebagaimana tercantum didalam Al-Qur an surat An-nur ayat 32 :

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. Perkawinan yang dalam istilah agama disebut nikah ialah melakukan

P E N E T A P A N Nomor 0083/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP CERAI GUGAT AKIBAT KDRT (STUDI KASUS PADA PENGADILAN AGAMA KENDARI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P U T U S A N. Nomor : 033/Pdt.G/2012/PA.DGL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

STUDI KOMPARATIF PENDAPAT ULAMA TENTANG KADAR SUSUAN YANG MENGHARAMKAN SUATU IKATAN PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB LIMA PENUTUP. sebelumnya. Dalam bab ini juga, pengkaji akan mengutarakan beberapa langkah

PENETAPAN. Nomor : 270/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

Mam MAKALAH ISLAM. Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

P E N E T A P A N Nomor 127/Pdt.P/2010/PA Tse BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASUWITAN SEBAGAI LEGALITAS NIKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Tujuan dan Dasar Hukum Perkawinan. a. Menurut Hanabilah: nikah adalah akad yang menggunakan lafaz nikah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

AD{AL DENGAN ALASAN CALON SUAMI SEORANG MUALLAF DAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor lain yang sangat penting yaitu kematangan dalam berfikir dan. anaknya). Hal ini yang sering dilupakan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah SWT yang pada hakikatnya sebagai makhluk

BAB III KONSEPSI PERNIKAHAN DALAM UU NO. 1 TAHUN Perkawinan dalam agama Islam disebut dengan nikah dan pengertian

Transkripsi:

FIQIH MUNAKAHAT Perkawinan dengan Wali Muhakkam Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos. 36135 Telp./Fax. 0741-570298 Cp. 082136949568 Email : sumarto.manajemeno@gmail.com Email : pustakamaarif16@gmail.com www : staimaarif-jambi.ac.id

FIQIH MUNAKAHAT Perkawinan dengan Wali Muhakkam Penulis : Drs. Abber Hasibuan, M.Sy ISBN : 978-602-61400-1-2 Editor : Dr. Sumarto, S.Sos.I, M.Pd.I Desain Sampul: Yohana Wulandari Tata Letak : Hasanul Febriyan Hariza, S.Sos Penerbit : Pustaka Ma arif Press Redaksi : Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos. 36135 Telp./Fax. 0741-570298 Cp. 082136949568 Email : sumarto.manajemeno@gmail.com Email : pustakamaarif16@gmail.com www : staimaarif-jambi.ac.id Cetakan Pertama, Juni 2017 Perpustakaan Nasional RI Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak cipta dilindungi Undang Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara Apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit

Sambutan Penulis Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia- Nya kepada kita semua sehingga Buku yang berjudul Fiqih Munakahat (Perkawinan dengan Wali Muhakkam) dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW uswatun hasanah bagi kita semua dan semoga senantiasa kita selalu menjalankan prinsip-prinsip kehidupan ahlisunnah waljama ah. Perkawinan sangat penting di dalam hidup dan kehidupan umat manusia, baik perseorangan maupun kelompok, dengan jalinan perkawinan yang sah (sesuai dengan hukum Islam). Pergaulan laki-laki dan perempuan terjalin secara terhormat sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan diantara makhluk Tuhan lainnya. Allah Subhanahu wata ala telah menetapkan cara-cara tersebut yang diatur dalam lembaga perkawinan dan hukum Islam. Hal ini sesuai dengan keberadaan Islam sebagai agama fitrah yang datang bukan untuk membenuh kecenderungan-kecenderungan manusia, melainkan untuk membimbing dan mengarahkan sesuai dengan kehendak sang pencipta. Kajian Fiqih Munakahat sangat penting dikaji secara penelitian dan dipublikasikan, sehingga masyarakat mengetahui bagaimana hukum yang harus dilakukan dalam proses perkawinan, sehingga tidak terjadi kesalahan atau Hukum Adat di dahulukan dibanding Hukum Islam. Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-undang Perkawinan, perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu, hal ini dapat digunakan sebagai dasar hukum berlakunya hukum perkawinan Islam di Indonesia sebagai peraturan khusus di samping peraturan umum yang diatur dalam Undang-undang Perkawinan, untuk

warga negara Indonesia yang beragama Islam yang kebanyakan menganut Mazhab Syafi i. Sedangkan menurut hukum Islam, perkawinan antara mempelai laki-laki dengan mempelai perempuan dilakukan di depan dua orang saksi laki-laki dengan menggunakan kata-kata Ijab qabul. Ijab diucapkan pihak perempuan yang menurut kebanyakan fuqaha dilaksanakan oleh walinya atau wakilnya, sedangkan qabul adalah pernyataan menerima dari pihak laki-laki. Adapun perkawinan menurut istilah syara ialah suatu akad (transaksi) yang intinya mengandung penghalalan wathi (persetubuhan) dengan memakai kata nikah atau kawin. Di dalam negara yang berdasarkan hukum, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan perilaku atau tingkah laku manusia harus diatur sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Sehubungan dengan hal tersebut perkawinan di Indonesia harus dilakukan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) atau Penghulu bagi yang beragama Islam. Pegawai Pencatat Nikah atau Penghulu mempunyai kewenangan yang jelas dalam peraturan perundang-undangan nomor 22 Tahun 1946 dan Undangundang Nomor 32 Tahun 1954 sampai sekarang yang berkaitan dengan perkawinan di Indonesia. Setiap perkawinan harus dilangsungkan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) mempunyai kedudukan yang kuat menurut hukum, ia sebagai pegawai negeri yang diangkat oleh Menteri Agama pada tiap-tiap Kantor Urusan Agama Kecamatan. Adapun tugas pokok penghulu berdasarkan Pasal 24 peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Per/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Bab II Pasal 4, Tugas Pokok Penghulu adalah melakukan pencatatan kegiatan kepenghuluan, pengawasan, pencatatan nikah, rujuk, pelayanan fatwa hukum munakahat dan bimbingan mu amalah, pembinaan keluarga sakinah, serta pemantauan dan evaluasi kegiatan kepenghuluan dan pengembangan kepenghuluan. Dengan demikian Pegawai Pencatat Nikah (PPN) atau Penghulu masingmasing mempunyai tugas dan fungsi yang jelas, karena ditetapkan dengan peraturan yang berlaku. Lebih lanjut akan dibahas dalam buku ini.

Semoga buku ini dapat menjadi salah satu dari banyaknya buku yang mengkaji tentang Fiqih Munakahat, sumber informasi dan pendalaman kembali keilmuan kita sebagai seorang ilmuan yang tidak pernah bosan, yang tidak pernah lelah, yang selalu memompa semangatnya dan motivasinya untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan harapan dapat mewujudkan proses perkawinan yang baik dengan tata Hukum Islam yang benar. Jambi, Juni 2017 Penulis, Drs. Abber Hasibuan, M.Sy

Kata Pengantar Kami dari Civitas Akademika STAI Ma arif Jambi menyambut baik dengan semangat keilmuan kehadiran Buku yang bisa menjadi sumber referensi dan inspirasi dari Drs. Abber Hasibuan, M.Sy. Judul Buku yang diangkat Fiqih Munakahat (Perkawinan dengan Wali Muhakkam) sangat menarik dan bermanfaat bagi kalangan masyarakat dan peneliti yang dapat menjadikan buku ini sebagai sumber referensi atau dengan kajian ulang kembali yang lebih menyempurnakan. Kajian Fiqih Munakahat adalah kajian perkawinan yang harus sesuai dengan Hukum Islam dan Hukum adat sebagai pelengkap bukan sebagai penentu, terkadang di masyarakat banyak yang lebih mementingkat Hukum adat dibandingkan Hukum Islam, perlu disadari dan harus segera di ubah. Undang-undang Perkawinan tidak terlepas dari hukum perkawinan yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam. Syarat sah dan rukun sebuah perkawinan salah satu dari sahnya nikah adalah adanya wali nikah. Pengertian dan dasar hukum adanya wali nikah terdapat dalam pasal 20 (1) tentang yang bertindak sebagai wali nikah ialah seorang laki-laki yang memenuhi syarat hukum Islam yakni muslim, aqil dan baligh. Pernikahan harus dilangsungkan dengan wali, apabila dilangsungkan tidak dengan wali atau yang menjadi wali bukan yang berhak, maka pernikahan tersebut tidak sah. Adapun wali itu ada tiga macam, yaitu wali nasab, wali hakim dan wali muhakkam. Adapun wali nasab adalah orang-orang yang terdiri dari keluarga calon mempelai wanita, orang-orang tersebut adalah keluarga calon mempelai wanita yang berhak menjadi wali sesuai dengan aturan dan urutannya. Adapun wali hakim ialah orang yang diangkat oleh pemerintah untuk bertindak sebagai wali dalam suatu pernikahan. Adapun yang dimaksud dengan wali muhakkam ialah seseorang yang diangkat oleh kedua calon suami isteri untuk bertindak sebagai wali dalam akad nikah mereka. Pernikahan tidak dapat berlangsung dengan tindakan atau ucapan perempuan itu sendiri, sebab syarat-syarat perkawinan harus terpenuhi demi

keabshahan akad nikah dan dasar sahnya perkawinan harus ada seorang wali yang mengawinkan, dasarnya adalah firman Allah Subhanahu wata ala dalam Al-Qur an : )النور )٢٣: Artinya : Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hambahamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-nya. dan Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui. (QS. An-nur [24] : 32). Menurut ayat tersebut di atas, pada dasarnya menyatakan bahwa Allah Subhanahu wata ala menyerahkan perkara perkawinan kepada pihak laki-laki untuk menikahkan seorang perempuan sebagai walinya, dan ayat ini tidak ada mengkhususkan bahwa laki-laki yang menikahkan perempuan tersebut haruslah wali nasab atau wali hakim, tetapi ayat ini memerintahkan kepada laki-laki tanpa dijelaskan ada hubungan darah atau sebagai hakim, maka ayat tersebut di atas adalah salah satu dasar hukum wali muhakkam, karena ayat tersebut hanya menyuruh seorang untuk mengawinkan orang-orang yang sendirian, dan orangorang yang layak untuk berkawin. Lebih lanjut, lebih harus dipahami kembali akan dijelaskan dalam buku ini oleh penulis. Semoga Buku ini dapat menjadi sumber informasi bagi seluruh masyarakat dan akademisi untuk dikembang lagi dalam penelitian dan diterapkan ke dalam aspek kehidupan bermasyarakat tentang segala problem perkawaninan khususnya tentang perkawinan dengan wali muhakkam. Jambi, Juni 2017 Ketua STAI Ma arif Jambi H. Amran, S.Th.I, M.A, Ph.D

DAFTAR ISI Sambutan Penulis Kata Pengantar Ketua STAI Ma arif Jambi 1. Problem Perkawinan...1 2. Pemahaman Tentang Perkawinan...9 3. Tujuan Perkawinan...15 4. Dasar-dasar dan Hukum Perkawinan...21 5. Rukun & Syarat Sah Perkawinan...28 6. Asas-asas Perkawinan...31 7. Wali dalam Perkawinan...39 8. Syarat-syarat Wali...57 9. Macam-macam Wali Nikah serta Urutannya...62 10. Perkawinan dengan Wali Muhakkam...70 11. Perkawinan dengan Wali Muhakkam Ditinjau dari Peraturan Perundangundangan...75 12. Sebab-sebab & Alasan Nikah dengan Wali Muhakkam...78 13. Pengangkatan & Proses Perkawinan dengan Wali Muhakkam...80 14. Pelaksanaan & Faktor Penyebab Perkawinan dengan Wali Muhakkam di Jambi Timur (Hasil Penelitian)...83 DAFTAR PUSTAKA...127