EKSPLORASI SERAT RAMIE DENGAN EFEK ANIMAL FUR PADA PRODUK FASHION

dokumen-dokumen yang mirip
BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA-1

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Kutub Selatan, ready-to-wear, wax-dye, modern, minimalis. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci koleksi Line Burn : Minimalis, feminin, modern, komtemporer dan ready to wear. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

EKSPLORASI TEKNIK SUMINAGASHI PADA PRODUK FASHION

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

ABSTRAK. Kata kunci: busana siap pakai, arsitektur Mamluk, masjid Sultan Hassan, urban

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang tidak terhitung

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

EKSPLORASI BAHAN LIMBAH KAYU DENGAN TEKNIK UKIR PADA HAK SEPATU WANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA - i

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

ABSTRAK. Kata Kunci : Elegan, Feminim, India, Taj Mahal, dan Ready to Wear Deluxe. Universitas Kristen Maranatha

TANAMAN INDIGOFERA TINCTORIA SEBAGAI INSPIRASI PERANCANGAN BATIK TULIS UNTUK PAKAIAN EKSKLUSIF WANITA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

EKSPLORASI MOTIF BUNGA EMPAT MUSIM CHINA DENGAN TEKNIK QUILTING PADA PRODUK FASHION

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keyword: dynamic, modern, ready-to-wear deluxe, fabric painting, Patrakomala

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

produk batik fractal

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB II METODE PERANCANGAN

LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR KRIA TEKSTIL (KR40ZJ) SEMESTER I /2008 EKSPLORASI MATERIAL KULIT UNTUK PRODUK FASHION

ABSTRAK. Kata Kunci : kepunahan, pelestarian, rocker. Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN

LIMBAH INDISTRI TEKSTIL. Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Keywords : minimalis,modern, geometris and asimetri, Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

EKSPLORASI MOTIF SEKAR JAGAD MENGGUNAKAN TEKNIK LASER CUTTING UNTUK BUSANA SEMI FORMAL

Transkripsi:

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain EKSPLORASI SERAT RAMIE DENGAN EFEK ANIMAL FUR PADA PRODUK FASHION Budi Ramadhan Dian Widiawati, S. Sn, M. Sn Program Studi Sarjana Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: Ramadhan.budi@gmail.com Kata Kunci : animal fur; fashion; serat alam, tekstil. Abstrak Bulu binatang telah digunakan selama berabad-abad sebagai material penghangat tubuh dikala musim dingin. Dengan seiring berjalannya waktu, bulu binatang dijadikan salah satu material yang menggambarkan keberadaan kalangan mengengah ke atas mengingat harga produksinya yang sangat mahal. Penggunaan bulu binatang dalam industri fashion menimbulkan beberapa kontroversi termasuk proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan bulu tersebut, seperti menguliti sampai membunuh binatang. Hal tersebut mengakibatkan banyak binatang punah atau berkurang jumlahnya. Untuk mengimbangi hal tersebut, kemudian diciptakanlah bulu sintetis yang diharapkan bisa menjadi solusi terhadap kekerasan terhadap binatang yang marak dilakukan. Tapi pengembangan bulu sintetis juga bukan tanpa masalah, proses pembuatan bulu sintetis menghasilkan berbagai limbah kimia yang berdampak sangat buruk pada lingkungan. Masalah yang timbul dari proses produksi bulu binatang asli maupun sintetis itulah yang kemudian menjadi inspirasi untuk memberikan pilihan lain kepada konsumen agar bisa mendapatkan material yang memberikan kesan bulu binatang tanpa menyakiti binatang maupun merusak lingkungan. Sesuai dengan konsep eco-fashion yang sedang berlangsung, digunakanlah material ramah lingkungan terbuat dari serat alam yang dieksplorasi sedemikian rupa agar mendapatkan hasil yang paling mendekati dengan material bulu binatang yang ada untuk tugas akhir ini. Abstract Animal fur is a material that has been used to warm up living things for centuries. As the time goes by, animal fur becomes a high-end material as its production cost is expensive. In fashion industry, the use of animal fur has been an unstoppable controversial issue related to the unethical animal treatment in the manufacturing process. It causes a great loss and even extinction of certain animal population. Thus, the invention of syntactic fur is in the hope of becoming the solution for this situation. The manufacture of syntactic fur, however, disposes chemical waste that endangers environment. Problems caused by both of manufacturing process are the underlying reason for creating fur-look material. In accordance with eco-fashion concept, eco-friendly material made from natural fibers would be explored in order to get material that has the most resembling look to the original one for this final project. 1. Pendahuluan Tekstil merupakan material utama yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama sebagai pelindung tubuh kita. Saat ini telah dikenal berbagai jenis tekstil yang banyak ditawarkan di pasaran, baik yang terbuat dari serat alam maupun serat buatan, teknik yang digunakan dalam proses pengolahan atau pembuatan tekstil pun beragam dan menghasilkan kain dengan tingkatan kualitas yang berbeda-beda. Jauh sebelum jaman pra sejarah, manusia telah belajar untuk menanam tanaman, membangun rumah dan membuat pakaian. Material yang digunakan untuk pembuatanpun sangat beragam. Salah satunya adalah penggunaan material bulu binatang sebagai bahan dasar pakaian. Pada masa itu, bulu binatang digunakan sebagai penghangat di kala musim dingin. Beralih ke abad pertengahan, bulu binatang bertambah fungsi, selain sebagai penghangat, juga sebagai penunjuk status sosial seseorang yang biasa digunakan dalam produk fashion yang akhirnya berlanjut sampai saat ini. Penggunaan bulu binatang dalam industri fashion menimbulkan beberapa kontroversi termasuk proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan bulu tersebut, seperti menguliti sampai membunuh binatang. Hal tersebut mengakibatkan banyak binatang punah atau berkurang jumlahnya. Untuk mengimbangi hal tersebut, kemudian Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 1

Eksplorasi Serat Ramie Dengan Efek Animal Fur Pada Produk Fashion diciptakanlah bulu sintetis yang diharapkan bisa menjadi solusi terhadap kekerasan terhadap binatang yang marak dilakukan. Tapi pengembangan bulu sintetis juga bukan tanpa masalah, proses bulu sintetis menghasilkan berbagai limbah kimia yang berdampak sangat buruk pada lingkungan. Dengan munculnya berbagai masalah dalam penggunaan bulu binatang alami maupun bulu binatang sintetis, maka perlu dikembangkan solusi yang bisa mengurangi kedua masalah tersebut, yaitu pengurangan kekerasan terhadap binatang dan pengerusakan terhadap lingkungan yang disebabkan. Dengan maraknya gerakan eco-fashion yang bertujuan untuk mengurangi efek pengerusakan lingkungan pada saat produksi, penggunaan material serat alam dirasa cocok sebagai jawaban untuk masalah tersebut. Serat ramie merupakan salah satu material yang bisa didapatkan di tanah air khususnya di kota Garut. Sayangnya, di Indonesia pengolahan serat ramie belum sebesar di negara lain yang telah mengolahnya secara maksimal. Berikut akan dijelaskan mengenai serat ramie yang akan dipakai pada penelitian ini. Merupakan tumbuhan berumah satu, tegak, tinggi hingga 2 m, dengan rhizome panjang dan akar tuber sebagai penyimpan cadangan makanan. Batang tidak bercabang, pada awalnya berwarna hijau dan berambut kemudian berubah menjadi kecoklatan dan berkayu, lapisan kulit kayu menghasilkan serat rami. Daun berseling, sederhana, dengan 3 tulang daun yang tumbuh dari basalnya, helaian daun membundar telur, berwarna hijau dan berbulu di permukaan atas, pada permukaan bawah gundul dan berwarna hijau atau keputihan. Perbungaan di ketiak daun, berbentuk tandan, dan malai. Buah agak membulat hingga bulat telur, coklat-kuning. Biji agak membulat hingga bulat telur, coklat tua Animal fur atau bulu binatang adalah maerial yang mempunyai serat pembentuk bulu yang rapat sehingga menutupi bagian dasarnya. Animal fur sendiri telah digunakan sebelum jaman pra sejarah. Material ini biasanya dipakai sebagai penutup tubuh, karpet, selimut dan berbagai fungsi lainnya yang bertujuan sebagai pelindung saat musim dingin. Penggunaan animal fur dalam industri fashion bertambah di akhir tahun 1800-an. Saat meningkatnya jumlah kalangan menengah keatas Eropa, berbagai produk berbahan dasar animal fur mulai laku dipasaran. Selain penghangat tubuh, penggunaan produk berbahan dasar animal fur juga menandakan status sosial seseorang di dalam sebuah komunitas. 2. Proses Studi Kreatif Karya tugas akhir ini terinspirasi dari tingginya potensi penggunaan serat alam yang bisa menggali lebih dalam kekayaan bangsa Indonesia agar bisa bersaing di industri fashion internasional. Serat ramie dipilih karena dirasa memiliki karakteristik yang paling mendekati dengan permasalahan yang ada, yaitu penggunaan animal fur atau faux fur untuk produk fashion. Tahapan eksplorasi dilakukan agar mendapatkan karakteristik serat ramie yang bisa menjadi pilihan baru diantara penggunaan animal fur dan faux fur. Tema yang diangkat dalam pembuatan karya ini adalah eco-fashion fur, tema ini mengartikan penggunaan berbagai material ramah lingkungan yang dibuat menyerupai animal fur baik dari pewarnaan, tekstur dan bentuk akhir dari material yang nantinya akan diaplikasikan pada produk fashion. Judul karya yang dipilih untuk karya ini adalah fak[e]co fur yang sengaja dipilih agar konsumen mudah menyerap maksud dan tujuan dari pembuatan karya ini. Konsep karya pada tugas akhir ini berawal dengan mengacu pada tren desain 2012/2013 berdasarkan buku tren BDA Desain mengenai tren desain yang akan mengarah pada penggunaan material ramah lingkungan (Enviromanivest) yang dikombinasikan dengan material dengan kesan mewah dan kuat (Decorum). Material serat alam ramie yang berasal dari alam mencoba untuk diaplikasikan dengan menggunakan material lain yang akan memberikan kesan mewah dan kuat. Tema tersebut juga menghasilkan tren warna untuk 2012/2013, yang juga digunakan sebagai acuan warna dari pewarna alam yang akan digunakan. 2 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Budi Ramadhan Gambar 1 Image board 1, black monochromatic Gambar 2 Image board 2 Karya yang dihasilkan merupakan suatu produk fashion terutama outerwear berupa jaket dan cape. Seluruh produk yang dibuat berfungsi sebagai produk pakai yang dapat digunakan untuk padanan pakaian semiformal maupun formal. Produk ini diperuntukan bagi kaum wanita. Demografis: Produk yang dibuat memiliki segmentasi pasar untuk wanita berusia 22 28 tahun, berasal dari kalangan menengah keatas, mencintai lingkungan, fashion forward, dan berani tampil beda. Geografis: Berada dilingkungan perkotaan dengan kecenderungan beriklim dingin. Psikologis: Berani mencoba hal yang baru, menyukai hal unik, mencintai lingkungan, penyayang binatang. Gambar 3. Contoh target market yang dituju Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 3

Eksplorasi Serat Ramie Dengan Efek Animal Fur Pada Produk Fashion 3. Hasil Studi dan Pembahasan Material yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini adalah serat alam berjenis ramie. Pemilihan material tersebut telah ditentukan melalui tahap penelitian terlebih dahulu. Serat alam ramie digunakan karena dirasa memiliki karaktersitik yang dapat diolah lebih lanjut sehingga secara visual maupun perabaan dapat mendekati karakter material animal fur. Dalam proses produksi diperlukan rancangan produk yang akan dibuat. Hal ini bertujuan agar produk yang dibuat sesuai dengan tema dan konsep awal yang telah direncanakan. Karya yang akan dibuat berupa 5 buah produk fashion outerwear dengan aplikasi motif geometris. Rancangan yang dibuat mengacu pada image board yang telah dibuat, disesuaikan dengan trend yang sedang berlangsung dan juga dibuat sesuai dengan target market yang telah dipilih. Berikut merupakan referensi rancangan produk yang ada: 4 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 Gambar 4. Sketsa Prodok

Berikut akan dijelaskan beberapa tahapan produksi karya pada laporan ini. Budi Ramadhan Proses Pewarnaan Gambar 5. Proses pewarnaan dengan pewarna teh Proses Produksi dengan Teknik Tenun Berikut penjelasan gambar proses produksi material serat alam ramie untuk menghasilkan efek animal fur dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin: Gambar 6. Proses produksi dengan menggunakan teknik tenun Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 5

Eksplorasi Serat Ramie Dengan Efek Animal Fur Pada Produk Fashion Proses Produksi dengan Teknik Jahit Gambar 7. Proses produksi dengan teknik jahit Produk Akhir 3. Penutup/ Kesimpulan Setelah dilakukan proses eksplorasi penggunaan material serat alam ramie dengan efek animal fur, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Dalam proses pengolahan material serat ramie, diperlukan jenis serat ramie hasil handspun agar bisa mendapatkan efek animal fur. 2. Dari proses pengolahan serat ramie dengan menggunakan efek animal fur dapat diambil kesimpulan bahwa: a. Proses pengolahan dengan menggunakan teknik tenun memerlukan waktu yang lama karena diperlukan kesabaran dan ketelitian khusus agar mendapatkan efek yang diinginkan. b. Efek yang dihasilkan akan berbeda sesuai dengan besaran material ramie hasil handspun yang ada. 3. Penyikatan terhadap serat yang telah dieksplorasi akan memaksimalkan tekstur serat yang ada sehingga layak untuk diaplikasikan terhadap produk fashion yang diinginkan. 4. Perancangan sketsa awal sampai kepada produk akhir merupakan hasil dari sebuah proses desain yang mencakup pengumpulan data dan analisis. Analisis karakteristik, material, proses eksplorasi dan proses perancangan. Prosesproses ini menghasilkan perupaan material yang menonjolkan aspek craftmenship uniqueness dan fungsional dibandingkan dengan material-material yang ada di pasaran. Selain itu, tingkat keekslusifannya pun tinggi karena proses aplikasi eksplorasi material ramie dengan efek animal fur ini keseluruhannya menggunakan tangan, sehingga produksinya terbatas dan dikerjakan secara detail dan jauh dari industrialisasi. 6 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Budi Ramadhan Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/ perancangan dalam Mata Kuliah Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh Dian Widiawati, S. Sn, M. Sn Daftar Pustaka Armstrong, G. 1997. Retail Marketing Theory and Practice. New York : Practice Hall Bailey, Richard W. 2008. The Market Segmentation Workbook : Target Marketing for Marketing Managers. London : Thomson Learning Craik, Jennifer. 2009. Fashion: The Key Concepts. New York : Berg Jerde, Judith. 1992. Encyclopedia of Textiles. New York : Facts on File Kotler, Phillip. 1995. Strategic Marketing for Educational Institutions. New Ark : Prentice Hall Lynch, Annette. 2007. Changing Fashion: A Critical Introduction to Trend Analysis and Meaning. New York : Berg Pride, William. 1995. Foundations of Marketing. Texas : South Western College Velleman, J. David. 1991. Physicalist Theories of Color. Durham : The Duke Univesity Press Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 7