BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Taniredja (Fira, 2013: 5)

dokumen-dokumen yang mirip
RAGAM PERTANYAAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI PELAKSANA KURIKULUM 2013 DI KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN SIFAT MATERINYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta Berdasarkan Sifat Materinya ini dilakukan di tiga SMA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari fenomena dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN I.I.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi (High Order

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang beragam. Potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. optimum hendaknya tetap memperhatikan tiga ranah kemampuan siswa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut Ilmu Pengetahuan Alam (natural

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, terutama ditingkat sekolah dasar (SD).

BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A TOPIK SEL ELEKTROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dunia modern menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. aspek yakni aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

I. PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan di Indinesia yang sering kali terjadi

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

KALOR DAN PERPINDAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IIS 3 SMAN JAYALOKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a way of

KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SMP BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RETNO FEBRIYANINGRUM A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU IPA MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN BUNGAH GRESIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah bagian dari ilmu IPA. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dewasa ini memiliki kekurangan yang sering terjadi, dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat bukan saja dari segi hasil tetapi juga proses. Asumsi dasar ialah proses pembelajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Taniredja (Fira, 2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan peserta didik (learner s performance). Pendekatan pembelajaran biologi menggunakan pendekatan ilmiah/saintifik atau scientific approach. Pendekatan saintifik melalui proses inkuiri yang bernapaskan konstruktivisme. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi. Langkah pendekatan ilmiah dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Kebermaknaan dalam proses pembelajaran muncul karena peserta didik menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran serta memperoleh langsung informasi yang diterimanya melalui berbagai sumber belajar yang ada pada lingkungan peserta didik. Cherif dalam buku Your Science Classrom karangan M. Jenice Goldston dan Laura Downey (2013: 107) menyatakan bahwa penemuan (inquiry) adalah mencari pengetahuan dan dipahami dengan cara 1

bertanya, observasi, investigasi, analisis, dan mengevaluasi. Penemuan terkadang dimulai dari sebuah pertanyaan, kebutuhan, atau masalah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka salah satu langkah yang dapat ditempuh yaitu membangun komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik. Salah satu bentuk komunikasi yaitu adanya pertanyaan dalam pembelajaran di kelas. Pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau peserta didik. Kegiatan menanya dalam pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dalam pembelajaran merupakan hal yang penting. Peserta didik dapat menggali informasi, mendapatkan kejelasan, membangun kepahaman, ungkapan rasa ingin tahu, dan mendapat perhatian guru dan kelas. Pertanyaan yang diajukan peserta didik juga bermanfaat untuk guru yaitu pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dapat menjadi penanda apa saja yang telah dipahami oleh peserta didik dan apa saja yang belum dipahami oleh peserta didik (Martin et al, 2005: 248). Pertanyaan dari peserta didik juga menjadi penanda adanya motivasi belajar yang baik dari peserta didik. 2

Realita materi biologi tidak terlepas dari sekumpulan pengetahuan di lingkungan sekitar kita. Cara mendapatkan pengetahuan tersebut yaitu dengan mengamati fenomena yang terjadi. Fenomena ada yang dapat diamati secara langsung dengan panca indra, ada yang tidak. Menurut Nur Fitriani dan Zulkifli Simatupang (2014: 656), contoh fenomena yang tidak dapat diamati secara langsung yaitu mekanisme sistem reproduksi yang banyak mengandung konsep-konsep abstrak yang sulit diamati (intangible). Berdasarkan penjelasan di atas, pada penelitian ini yang dimaksud sifat materi yaitu fenomena biologi yang dapat diamati secara langsung dan tidak dapat diamati secara langsung menggunakan panca indra pada proses pembelajaran di kelas saat penelitian berlangsung. Memasuki tahun 2015 terjadi evaluasi penggunaan kurikulum 2013. Hanya ada empat Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Yogyakarta yang tetap menggunakan kurikulum 2013. Pada sekolah-sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai ragam pertanyaan peserta didik dalam pembelajaran biologi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai ragam pertanyaan peserta didik berdasarkan sifat materinya. Analisis pertanyaan peserta didik selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi sehingga lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan. 3

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah, timbul beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut. 1. Apa saja ragam pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dalam pembelajaran? 2. Bagaimana relevansi ragam pertanyaan dengan tujuan pembelajaran? 3. Bagaimana kualitas pertanyaan peserta didik? 4. Apa upaya guru untuk membangkitkan minat bertanya peserta didik? C. Batasan Masalah Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada apa ragam pertanyaan peserta didik yang muncul dalam pembelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas Negeri yang melaksanakan Kurikulum 2013 berdasarkan sifat materi. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan ragam pertanyaan peserta didik dapat memberikan penanda apa saja yang telah dipahami oleh peserta didik dan apa saja yang belum dipahami oleh peserta didik. Pertanyaan dari peserta didik juga menjadi penanda adanya motivasi belajar yang baik pada materi tersebut dari peserta didik. Oleh karena itu, analisis mengenai pertanyaan peserta didik berdasarkan sifat materi sangat penting dilaksanakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Analisis pertanyaan peserta didik selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi sehingga lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan. 4

D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apa ragam pertanyaan peserta didik pada pembelajaran biologi Kelas XI SMA Negeri di Kota Yogyakarta yang melaksanakan Kurikulum 2013 berdasarkan sifat materinya? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui ragam pertanyaan peserta didik pada pembelajaran biologi Kelas XI SMA Negeri di Kota Yogyakarta yang melaksanakan Kurikulum 2013 berdasarkan sifat materinya. F. Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat penelitian ini yaitu bagi: 1. Guru Ragam pertanyaan peserta didik dapat memberikan gambaran kondisi peserta didik. Tujuan pembelajaran yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains dapat terlihat dari pertanyaan yang diajukan peserta didik pada masing-masing materi. Hal ini dapat digunkan guru mengevaluasi pembelajaran biologi yang telah berlangsung di kelas. 2. Peserta didik Peserta didik dapat mengetahui pentingnya kegiatan bertanya dalam pembelajaran. Hal ini diharapkan memotivasi peserta didik untuk terus mempertanyakan hal-hal di sekitarnya sehingga memicu penelitian lanjutan. 5

3. Mahasiswa Ragam pertanyaan peserta didik yang muncul pada saat pembelajaran dapat digunakan sebagai gambaran kegiatan pembelajaran biologi yang berlangsung di kelas. Oleh karena itu, diharapkan ketika mahasiswa pendidikan terjun di lapangan sebagai guru, dapat mengabdikan dirinya menjadi tenaga pendidik yang profesional. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian lanjutan. G. Definisi Operasional 1. Pertanyaan Pertanyaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah setiap yang diucapkan peserta didik yang mengandung kata tanya (apa, mengapa, bagaimana, kapan, di mana, siapa) dan yang mengandung nada tanya. 2. Ragam Pertanyaan Ragam pertanyaan yang dimaksud adalah berbagai macam pertanyaan peserta didik yang muncul pada pembelajaran biologi meliputi ranah kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains. 3. Pembelajaran Biologi Pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah pembelajaran biologi di kelas pada Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013. 6

4. Sifat Materi Pada penelitian ini yang dimaksud sifat materi yaitu fenomena biologi yang dapat diamati secara langsung dan tidak dapat diamati secara langsung menggunakan panca indra pada proses pembelajaran di kelas saat penelitian berlangsung. 7