IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET

dokumen-dokumen yang mirip
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

KAJIAN KUALITAS AIR PERMUKAAN DI SEKITAR KAWASAN MUARO KOTA PADANG MENGGUNAKAN PARAMETER KONDUKTIVITAS DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT

Identifikasi Polutan Dalam Air Permukaan Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin Padang

SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DAN KONTAMINASI LOGAM-BERAT DALAM TANAH LAPISAN ATAS DI SEKITAR PABRIK SEMEN DI KOTA PADANG

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Afdal, Elio Nora Islami. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang

KARAKTERISASI SIFAT MAGNET DAN KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT

PENENTUAN KONDUKTIVITAS AIR SUNGAI BATANG LUBUH MENGGUNAKAN MULTITESTER

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

Profil Pencemaran Air Sungai di Muara Batang Arau Kota Padang dari Tinjauan Fisis dan Kimia

RANCANG BANGUN ALAT PENJERNIH AIR YANG TERCEMAR LOGAM BERAT Fe, Cu, Zn DALAM SKALA LABORATORIUM. Andi Syahputra, Sugianto, Riad Syech

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

Profil Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah Lubuk Begalung Kota Padang

SIFAT MAGNETIK TANAH DAN DAUN SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Makalah Baku Mutu Lingkungan

PENETAPAN KADAR Cu PADA AIR SUNGAI YANG DIALIRI LIMBAH PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DI KABUPATEN MADINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

Hubungan Ukuran Butir Terhadap Suseptibilitas Magnetik dan Kandungan Unsur Mineral Magnetik Pasir Besi Pantai Sunur Kabupaten Padang Pariaman

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PENETAPAN KADAR Pb PADA AIR SUNGAI YANG DIALIRI LIMBAH PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DI KABUPATEN MADINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

PENENTUAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK MINERAL MAGNETIK PASIR BESI SISA PENDULANGAN EMAS DI KABUPATEN SIJUNJUNG SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PEMETAAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA TOP SOIL SEBAGAI INDIKATOR PENYEBARAN LOGAM BERAT DI SEKITAR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAKU MUTU LINGKUNGAN. Untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dipakai mutu baku lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan industri di Indonesia semakin pesat, terlebih industri yang

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

AIR MUARA SUNGAI ASAHAN TANJUNG BALAI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Ita Emilia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

ANALISIS KADAR KADMIUN, TEMBAGA, DAN SENG DALAM AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM KARYA ILMIAH

Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi

STUDI PENYEBARAN KONSENTRASI LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DARI LINDI TPA WUKIRSARI GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

JURNAL PENELITIAN STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT KROMIUM VI (CR VI) PADA AIR DAN SEDIMEN DISUNGAI PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) PADA AIR SUMUR GALIAN WARGA SEKITAR INDUSTRI X KECAMATAN PANJANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

Acta Aquatica, 4:2 (Oktober, 2017): Acta Aquatica. Aquatic Sciences Journal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

MONITORING MAGNETIK TERHADAP POLUSI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

PENENTUAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK GUANO YANG BERASAL DARI GUA BABA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Hg DAN Pb PADA SUNGAI BATANGHARI ALIRAN BATU BAKAUIK DHARMASRAYA, SUMATERA BARAT

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

IDENTIFIKASI MINERAL MAGNETIK MENGGUNAKAN METODA X-RAY DIFFRACTION (XRD) TERHADAP POLUSI DI KOTA PADANG

PENENTUAN TINGKAT POLUSI UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN METODA SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DI KOTA PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

PENENTUAN NILAI TINGKAT KEMAGNETAN DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PASIR DAN DEBU SEPANJANG JALAN UTAMA DI KOTA PEKANBARU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

PENENTUAN TINGKAT KEMAGNETAN DAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL ENDAPAN PASIR LAUT PANTAI PADANG SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET Dwi Puryanti, Rizka Pramita Sari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Indonesia. dwipuryanti@yahoo.co.id ABSTRAK Sampel air permukaan pada penelitian ini diambil di sekitar kawasan Sungai By Pass Kota Padang. Pengukuran susebtibilitas magnet sampel dilakukan dengan menggunakan Bartington Magnetic Susceptibility sensor model MS2 dengan dual frequency sensor model MS2B. Analisis unsur logam berat yang terkandung dalam air permukaan dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorbtion Spektrofotometry, AAS (Analytica Jena Specord 200) atau disebut juga dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil pengukuran susebtibilitas magnetik menunjukkan bahwa nilai rata-rata suseptibilitas sampel sebelum sumber polutan utama adalah berkisar dari - 1,08 x 10-5 SI hingga -0,76 x 10-5 SI dan nilai susebtibilitas sesudah sumber polutan utama adalah berkisar dari -1,60 x 10-5 SI hingga -0,74 x 10-5 SI. Hasil pengukuran Atomic Absorbtion Spektrofotometry menunjukkan bahwa kandungan logam berat Fe yang terdapat di perairan adalah 0,1304 ppm. Kata kunci: Pencemaran air permukaan, suseptibilitas magnet, logam berat (Fe) ABSTRACT Surface water samples in this study was taken around the area of river bypass, Padang. Magnetic susceptibility measurements were conducted using Bartington MS2 Magnetic Susceptibility sensor models with dual frequency sensor MS2B models. Analysis of heavy metals contained in the surface water is done using Atomic Absorbtion Spektrofotometry (AAS) (Analytica Jena Specord 200). Magnetic susceptibility measurement results show that the average value of the sample prior to susceptibility is a major source of pollutants ranges from -1.08 x 10-5 SI to 0.76 x 10-5 SI and susebtibilitas value after the main pollutant source is in the range of -1.60 x 10-5 SI to -0.74 x 10-5 SI. Spektrofotometry Atomic Absorption measurement results indicate that the Fe content of heavy metals contained in water is 0.1304 ppm. Keywords: Pollution of surface water, magnetic susceptibility, heavy metals (Fe) 1. PENDAHULUAN Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Untuk menentukan suatu sumber air apakah tercemar atau tidak terkadang cukup sulit. Hal ini berkaitan dengan banyaknya variabel yang harus ditentukan seperti BOD, COD, PTT, Krom (keseluruhan), minyak dan lemak, sulfida, nitrogen total dan ph (Notoatmojo, 1997). 47 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 5 NO 2, SEPTEMBER 2013

Sungai yang dinamakan Sungai By Pass terletak di Kelurahan Batung Tabang, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Sebagian besar pemanfaatan Sungai By Pass adalah untuk keperluan rumah tangga seperti mandi dan mencuci. Karena kegunaan sungai yang begitu penting bagi masyarakat setempat maka perlu kiranya diketahui kualitas air permukaan dari sungai tersebut. Dari survey lapangan yang telah dilakukan di sekitar sungai terdapat kegiatan industri minyak sawit dan pabrik karet. Dalam operasinya industri-industri tersebut menghasilkan limbah yang salah satunya adalah limbah cair yang pembuangan akhirnya bermuara ke sungai tersebut. Meskipun limbah cair yang dibuang sudah diolah oleh industri atau pabrik yang bersangkutan, masih ada kemungkinan bahan pencemar akan mencemari sungai. Hal ini dapat diketahui sementara dari perubahan keadaan air yang terjadi pada waktu industri-industri tersebut melakukan kegiatan pembuangan limbah. Limbah buangan tersebut dikhawatirkan mengandung bahan-bahan sisa yang bersifat toksit atau racun yang merupakan bahan buangan dari limbah industri karet dan limbah minyak sawit. Komponen limbah buangan industri yang mengandung unsur atau senyawa logam berat juga merupakan racun dengan daya racun tinggi (Palar, 1994). Salah satu logam berat yang di duga mencemari perairan tersebut adalah logam Fe karena adanya penambangan pasir besi di sekitar kawasan sungai. Pencemaran suatu perairan oleh logam berat menyebabkan nilai suseptibilitas air yaitu -0,90 x 10-5 SI (Hunt, 1991) akan berubah akibat kehadiran logam tersebut. 2. METODE PENELITIAN Sampel yang digunakan pada kajian ini diambil dari air permukaan yang berada di sekitar Sungai By Pass Padang. Selanjutnya dilakukan pengukuran suseptibilitas magnet terhadap air tersebut di laboratorium Fisika Bumi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas untuk memastikan apakah air permukaan tersebut telah tercemar. Setelah itu dilakukan pengujian unsur dan kandungan logam berat (Fe) yang terdapat dalam air permukaan di Sungai By Pass, Padang. Posisi masing-masing titik pengambilan sampel diperlihatkan pada Gambar 1. Penambangan Pasir Sumber Utama (Pabrik Karet) Pabrik Sawit Arah Aliran Air 5m 10m 15m 20m 25m 30m 35m 40m 45m 50m Gambar 1. Posisi setiap titik pengambilan sampel pada Sungai By Pass JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 5 NO 2, SEPTEMBER 2013 48

Pengukuran suseptibilitas magnetik dilakukan menggunakan Bartington Magnetic Susceptibility sensor model MS2 dengan dual frequency sensor model MS2B. Pengukuran suseptibilitas ini dilakukan untuk 10 sampel, setiap sampel dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali. Untuk menganalisa unsur logam berat yang terkandung dalam air permukaan digunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) atau Atomic Absorbtion Spektrofotometry, AAS (Analytica Jena Specord 200). Diagram alir tata laksana penelitian diberikan pada Gambar 2. Pengambilan Sampel Sampel adalah air permukaan yang diambil dari Sungai By Pass,Padang. Pengukuran Suseptibilitas Magnet Setiap Sampel (masing-masing lima kali) Pengukuran dengan Atomic Absorbtion Spektrofotometry (AAS) Penghitungan Nilai Suseptibilitas Magnetik Rata-Rata Menentukan kandungan unsur (Fe) pada masing-masing sampel Hasil dan Analisis Gambar 2. Diagram alir tata laksana penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rata-rata suseptibilitas magnetik, konsentrasi kandungan Fe, jarak dan koordinat pada setiap titik lokasi pengambilan sampel pada Sungai By Pass diperlihatkan pada Tabel 1. 49 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 5 NO 2, SEPTEMBER 2013

Tabel 1. Nilai rata-rata suseptibilitas dan konsentrasi kandungan Fe sampel di setiap titik lokasi pengambilan data. Lintang Bujur Titik Jarak Suseptibilitas Konsentrasi Selatan Timur Lokasi (LS ) (BT (m) (x 10 ) -5 ) (ppm) mg/l 1. 0,96055 100,40269 5-0,80 0,0325 2. 0,96054 100,40268 10-0,76-0,0215 3. 0,96064 100,40279 15-0,78-0,1127 4. 0,96063 100,40279 20-1,08-0,1415 5. 0,96060 100,40292 25-0,98-0,1417 6 0,95953 100,40451 30-0,74 0,0490 7 0,95954 100,40451 35-1,48 0,1298 8 0,95955 100,40427 40-0,92 0,1304 9 0,95956 100,40427 45-1,60 0,0055 10 0,96059 100,40292 50-1,46 0,0018 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai suseptibilitas sampel yang diambil dari Sungai bervariasi. Nilai suseptibilitas yang semakin negatif menunjukkan sifat diamagnetik yang lebih dominan (Griffiths, 1989). Berdasarkan teori momen dipol magnet, sifat kemagnetan bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron. Pada bahan diamagnetik, setiap atom mempunyai elektron orbital dan hampir semua spin elektron berpasangan, sehingga bahan ini tidak menarik garis gaya (Griffiths, 1989). Dengan demikian, bahan diamagnetik memiliki permeabilitas < 0, sedangkan bahan feromagnetik memiliki permeabilitas 0 > 0 serta suseptibilitas m > 0 (Griffiths, 1989). Pada titik 1 nilai seseptibilitas sampel adalah -0,8 x 10-5 SI yang menunjukkan bahwa nilai ini melebihi nilai suseptibilitas air normal yaitu -0,9 x 10-5 SI sehingga pada titik ini dapat dikatakan terdapat bahan mencemar yang dideteksi berupa logam yang mencemari sungai. Pada titik ini konsentrasi Fe yang terdeteksi adalah 0,0325 ppm. Hal ini berhubungan dengan terdapatnya penambangan pasir yang diketahui mengandung logam Fe yang berada di sekitar kawasan sungai, dimana logam Fe termasuk salah satu logam berat yang mudah mengendap. Namun pada jarak 10 m nilai suseptibilitas naik -0,76 x 10-5 SI. Walaupun logam Fe termasuk bahan feromagnetik yaitu bahan yang memiliki spin elektron tidak berpasangan, dimana masing-masing spin elektron yang tidak berpasangan yang dapat menimbulkan medan magnet, tetapi karena konsentrasinya yang sangat sedikit terdapat di perairan maka suseptibilitas yang dihasilkan masih dalam kategori diamagnetik. Pada titik 3 dan titik 4 nilai seseptibilitas semakin kecil, yang menunjukkan bahwa konsentrasi Fe yang terdapat di perairan semakin kecil. Hal ini terjadi karena pengaruh aliran Sungai dengan kecepatan jatuh partikel semakin jauh dari sumber maka konsentrasi logam semakin berkurang karena kecepatan jatuh butiran ditentukan oleh hambatan aliran. Nilai suseptibilitas pada titik 6 kembali naik karena pada titik ini terdapat sumber utama pencemar yaitu pabrik karet yang menghasilkan limbah logam. Walaupun nilai suseptibilitas sampel naik, yang juga dinyatakan oleh kenaikan nilai konsentrasi Fe, tetapi keadaan sampel masih bersifat diamagnetik karena nilai suseptibilitas yang dihasilkan masih negatif. Hal ini menyatakan bahwa bahan pencemar yang berupa logam yang dikeluarkan oleh pabrik karet konsentrasinya adalah kecil. Pada titik 7 nilai suseptibilitas menurun sedangkan nilai konsentrasi kandungan Fe meningkat. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan metode suseptibilitas magnetik tidak dapat mengidentifikasi JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 5 NO 2, SEPTEMBER 2013 50

bahan yang terkontaminasi oleh bahan lain akibat ada paduan polaritas dalam cairan. Pada kondisi polaritas stabil (normal) maka suseptibilitas magnet tidak dapat dapat mendeteksi logam. Pada titik 8 nilai suseptibilitas kembali naik dan juga nilai konsentrasi kandungan logam Fe juga naik karena disekitar titik ini terdapat sumber pencemar lain yaitu pabrik kelapa sawit. Selanjutnya nilai suseptibilitas dan nilai konsentrasi kandungan Fe menurun pada titik 9 dan titik 10 karena jarak yang semakin menjauh dari sumber pencemar. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata suseptibilitas magnet sampel air permukaan Sungai By Pass Kota Padang adalah berkisar dari -1,6 x 10-5 SI hingga -0,74 x 10-5 SI. Hasil pengukuran dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), diperoleh nilai konsentrasi kandungan logam berat Fe pada air permukaan di Sungai By Pass Kota Padang mempunyai nilai maksimum 0,13037 ppm. Nilai ini masih dalam batas yang diperbolehkan sesuai dengan surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, KepMen LH No. 51 tahun 2004. Posisi titik tempat pengambilan sampel mempengaruhi besar kecilnya zat pencemar yang terbawa oleh suatu aliran. DAFTAR PUSTAKA 1. Griffiths, David J., 1989: Introduction to Electrodynamics, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 2. Hunt, C. P. 1991. Handbook from The Environmental magnetism Workshop. Minneapolis: University of Minnesota. 3. Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta. 4. Palar, H.1994. Pencemaran dan Toksikan Logam Berat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 51 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 5 NO 2, SEPTEMBER 2013