BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menggunakan Uji Park yang ditunjukkan Tabel 1.9. independen terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 15

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sama atau terjadinya homoskedastisitas antara nilai-nilai variabel independen

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

Transkripsi:

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 20102015. Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan model fixed effect yang menggunakan program statistik komputer, yakni Eviews 9.0. hasil dari pengolahan data dalam bab ini dianggap merupakan hasil estimasi terbaik karena dapat memenuhi kriteria dalam teori ekonomi, ekonometrika dan statistika. Berdasarkan model regresi data panel yang terdiri atas tiga pendekatan, yaitu model fixed effect, random effect dan common effect, untuk menentukan model manakah yang akan digunakan dalam penelitian ini maka terlebih dahulu penelitian ini menggunakan uji Chow dan uji Hausman. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Indikator suatu model mengalami heteroskedastisitas adalah nilai i membentuk hubungan yang signifikan dengan variabel prediktornya. Dengan adanya heteroskedastisitas ini maka akurasi model dapat mengalami penurunan pada nilai variabel prediktor yang semakin besar 57

(jika terjadi korelasi positif) atau pada nilai variabel prediktor yang semakin kecil (jika terjadi korelasi negatif) (Nawari, 2010). Uji Heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik yaitu terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas diantaranya metode Uji Park,Uji White, Uji Jenjang Spearman, Uji Glesjer, Uji ChiSquare (Ghozali, 2005). Tabel 5.1 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Fstatistic 0.904446 Prob. F (3,38) 0.4480 Obs *Rsquared 2.799086 Prob. ChiSquare(3) 0.4237 Scaled explained SS 1.270994 Prob. ChiSqaure(3) 0.7360 Berdasarkan tabel diatas, karena nilai Prob. ChiSquare(3) 0.4237 > 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan model diatas tidak mengandung heterokedastisitas. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear yang pasti antara peubahpeubah bebasnya. Multikolinearitas terjadi pada model regresi dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (regresi berganda) dimana terjadi korelasi yang kuat antar variabel independen. Adanya korelasi tersebut menyebabkan nilai taksir dari k semakin tidak 58

stabil. Model yang baik tentunya tidak mengalami multikolinearitas (Nawari, 2010). Sebagaimana dalam daftar asumsi klasik Multikolinearitas adalah korelasi linear yang perfect atau eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan dalam model. Jika antara variabel independen ada yang memiliki korelasi tinggi maka hal tersebut mengindikasikan adanya multikolinearitas. Tabel 5.2 Uji Multikolinearitas _BANGKA _BANGKA 1 _BELITUN G _BANGKA BARAT _BANGKA TENGAH _BANGKA SELATAN _BELITUN GTIMUR _PANGKA LPINANG 0.51315464 13724903 0.55374271 15802284 0.38344033 42492506 0.80452035 30347296 0.41624025 00668364 0.74155178 10927858 _BELITUN G 0.51315464 13724903 1 0.12424244 53242642 0.54173646 31753919 0.60299017 13115421 0.29794606 47017879 0.19357425 27098381 _BANGKA BARAT 0.55374271 15802284 0.12424244 53242642 1 0.52456139 46976724 0.77552188 10125181 0.87445194 2490678 0.64183391 46816629 _BANGKA TENGAH 0.38344033 42492506 0.54173646 31753919 0.52456139 46976724 1 0.18294183 01356834 0.33131875 23759288 0.66518477 86798823 _BANGKA SELATAN 0.80452035 30347296 0.60299017 13115421 0.77552188 10125181 0.18294183 01356834 1 0.73665103 48033781 0.68899103 3543249 _BELITUN GTIMUR 0.41624025 00668364 0.29794606 47017879 0.87445194 2490678 0.33131875 23759288 0.73665103 48033781 1 0.70623284 0305024 _PANGKA LPINANG 0.74155178 10927858 0.19357425 27098381 0.64183391 46816629 0.66518477 86798823 0.68899103 3543249 0.70623284 0305024 1 Berdasarkan tabel 5.2, dapat ditarik kesimpulan koefisein korelasi antar variabel bebas < 0,9 yang berarti tidak mengandung multikolinearitas pada masingmasing variabel. 59

B. Analisis Pemilihan Model Pengujian statistik untuk memilih model pertama kali adalah dengan melakukan uji Chow untuk menentukan apakah metode fixed effect atau random effect yang baik digunakan dalam membuat regresi data panel. Uji Chow digunakan untuk memilih metode pengujian data panel antara metode fixed effect atau random effect. Jika nilai F statistik pada uji Chow signifikan, maka uji Hausman akan dilakukan untuk memillih antara metode fixed effect atau random effect. Hasil uji Hausman dengan nilai probabilitas yang kurang dari adalah signifikan, yang artinya metode fixed effect yang dipilih untuk mengolah data panel. 1. Uji Chow (Uji Likehood) Uji Chow atau Chow test merupakan pengujian untuk menentukan model fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. H0 : Common Effect Model H1 : Fixed Effect Model Apabila probabilitas chisquare diperoleh kurang dari alpha 5% maka H ditolak dan H 1 diterima. Hasil dari estimasi menggunakan uji chow adalah sebagai berikut: 60

Tabel 5.3 Uji Chow Effect Test Statistic d.f. Prob Crosssection F 30.920786 (6.32) 0.0000 Crosssection Chisquare 80.496216 6 0.0000 Berdasarkan tabel uji Chow diatas, maka kedua nilai probabilitas Cross Section F adalah 0.0000 dan probabilitas crosssection Chi square adalah sebesar 0.0000 lebih kecil dari alpha 5% sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada uji chow model yang terbaik untuk digunakan adalah model fixed effect. 2. Uji Hausman Uji Hausman merupakan pengujian statistik untuk memilih apakkah metode fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan. H0 H1 : Random Effect Model : Fixed Effect Model Jika hasil dari uji Hausman menyatakan probabilitas Chisquare kurag dari alpha 5% maka H 1 diterima sedangkan jika alpha lebih besar dari 5% maka H 0 ditolak. Berikut adalah hasil estimasi menggunakan Uji Hausman: 61

Tabel 5.4 Uji Hausman Test Summary ChiSq. Statistik Chi S.q d.f Prob Crosssection random 9.975647 3 0.0188 Berdasarkan Tabel nilai probabilitas Crosssection random adalah sebesar 0.0188 lebih kecil dari alpha 5% yang artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. Sehingga berdasarkan Uji Hausman model yang terbaik untuk digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect. C. Analisis Model Terbaik Pemilihan model ini menggunakan uji analisis yang paling tepat, yang dijelaskan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.5 Hasil Estimasi Common Effect, Fixed Effect dan Random effect Variabel Dependen: IPM Model Common Effect Fixed Effect Random Effect Konstanta 10.22431 185.0516 188.5761 Standar error 13.75664 34.97918 27.98408 TStatistic 0.743227 5.290335 6.738691 Probabilitas 0.4613 0.0000 0.0000 Kemiskinan 11.84000 3.392948 3.415629 Standar error 4.396068 1.362994 1.332774 TStatistic 2.693317 2.489335 2.562796 Probabilitas 0.0104 0.0182 0.0145 PDRB 4.795886 92.84864 92.32521 Standar error 9.976370 13.55965 10.99995 TStatistic 0.480725 6.847420 8.393242 Probabilitas 0.6334 0.0000 0.0000 62

Variabel Model Dependen: IPM Common Effect Fixed Effect Random Effect Belanja Modal 29.92005 8.227927 10.27497 Standar error 9.689370 3.375755 3.307984 TStatistic 3.087925 2.437359 3.106112 Probabilitas 0.0037 0.0205 0.0036 R 2 0.557337 0.975312 0.752991 FStatistic 17.37730 140.4665 38.61350 Prob (F_Stat) 0.000000 0.000000 0.000000 DurbinWatson Stat 0.355363 1.170213 0.881439 Berdasarkan uji spesifikasi model yang telah dilakukan dari kedua analisis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan uji chow dan uji huasman yang keduanya menyarankan untuk menggunakan fixed effect model dan dari perbandingan uji pemilihan yang paling tepat maka model yang digunakan dalam mengestimasikan Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah fixed effect model. D. Hasil Estimasi Model Regresi Panel Berdasarkan daru uji spesifikasi model yang sudah dilakukan serta dari perbandingan nilai terbaik, maka model regresi data panel yang digunakan adalah fixed effect model. Pada pengujian sebelumnya, model telah lolos dari uji asumsi klasik, sehingga hasil yang didapatkan setelah estimasi konstanta dan tidak bias. Dengan menggunkan model fixed effect, terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu, variabel kemiskinan dengan nilai probabilitas 63

0.0182, variabel PDRB dengan nilai probabilitas 0.0000 dan variabel belanja modal dengan nilai probabilitas 0.0205. Berikut ini adalah hasil estimasi data dengan jumlah observasi sebanyak 6 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 20102015. Tabel 5.6 Hasil Estimasi Model Fixed Effect Variabel Dependen: Indeks Pembangunan Manusia Model Fixed Effect Konstanta 185.0516 Standar error 34.97918 Tstatistic 5.290335 Probabilitas 0.0000 Kemiskinan 3.392948 Standar error 1.362994 TStatistic 2.489335 Probabilitas 0.0182 PDRB 92.84864 Standar error 13.55965 TStatistic 6.847420 Probabilitas 0.0000 Belanja Modal 8.227927 Standar error 3.375755 TStatistic 2.437359 Probabilitas 0.0205 R 2 0.975312 FStatistic 140.4665 Prob (FStat) 0.000000 DurbinWatson Stat 1.170213 Dari tabel diatas, maka dapat dibuat model analisis data panel mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang di interpretasikan sebagai berikut: 64

IPM Bangka = 0.476088 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Bangka + 92.84864* PDRB Bangka + 8.227927* BM Bangka IPM Belitung = 1.759589 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Belitung + 92.84864* PDRB Belitung + 8.227927* BM Belitung IPM Bangka Barat = 1.903539 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Bangka barat + 92.84864* PDRB Bangka barat + 8.227927* BM Bangka barat IPM BangkaTengah = 1.441615 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Bangka tengah + 92.84864* PDRB Bangka tengah + 8.227927* BM Bangka tengah IPM Bangka Selatan = 3.781375 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Bangka selatan + 92.84864* PDRB Bangka selatan + 8.227927* BM Bangka selatan IPM Belitung Timur = 1.272764 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Belitung timur + 92.84864* PDRB Belitung timur + 8.227927* BM Belitung timur IPM Pangkalpinang = 0.734858 (efek wilayah) 185.0516 3.392948* K Pangkalpinang + 92.84864* PDRB Pangkalpinang + 8.227927* BM Pangkalpinang 65

Keterangan: Y = Indeks Pembangunan Manusia X1 = Kemiskinan X2 = Produk Domestik Regional Bruto X3 = Belanja Modal Berdasarkan model estimasi diatas, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh variabel crosssection yang berbedabeda di setiap kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap variabel dependen yaitu kemiskinan di enam kabupaten dan satu kota yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Terdapat empat kabupaten dan satu kota yang menunjukkan adanya pengaruh crossection yang positif yaitu, Kabupaten Bangka 0.476088, Kabupaten Belitung 1.759589, Kabupaten Bangka tengah, 1.441615, Kabupaten Belitung Timur 1.272764 dan Kota Pangkalpinang 0.734858. Sedangkan dua kabupaten yang memiliki pengaruh crosssection negatif yaitu, Kabupaten Bangka Barat 1.903539 dan Kabupaten Bangka Selatan 3.781375. Nilai crosssection ini menentukan pengaruh atau efek wilayah terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Apabila diurutkan, wilayah yang memberikan pengaruh paling besar adalah Kabupaten Belitung yaitu sebesar 1.759589 dan yang memberikan pengaruh kecil terhadap Indeks Pembangunan Manusia yaitu Kabupaten Bangka Selatan sebesar 3.781375. 66

E. Uji Statistik Uji statistik dalam penelitan ini meliputi, uji signifikansi secara bersmasama (Uji statistik F), uji signifikansi parameter individual (Uji statistik) dan koefisensi determinasi (R 2 ). 1. Uji F Uji F digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh bersamasama yaitu: kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto dan belanja modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepualuan Bangka Belitung tahun 20102015. Dengan menggunakan model fixed effect nilai probabilitasnya adalah 0.0000 yang artinya nilai probabilitasnya lebih kecil daripada tingkat kepercayaan 5%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa uji F signifikan dan variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Uji T Uji statistik digunakan dengan tujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari masingmasing variabel independen yaitu variabel kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto dan belanja modal secara individual dalam menerangkan variasi varibel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independen (Kemiskinan, PDRB dan Belanja Modal) mempunyai hubungan erat terhadap Indeks Pembangunan Manusia, maka diperlukan pengujian dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut: 67

Tabel 5.7 Uji Statistik Variabel Koefisien Regresi Prob. Standart Prob Indeks Pembangunan Manusia 185.0516 0.0000 5% Log Kemiskinan 3.392948 0.0182 5% Log PDRB 92.84864 0.0000 5% Log Belanja Modal 8.227927 0.0205 5% Pada Tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa setiap variabel independen memberikan pengaruh yang berbedabeda terhadap varaibel dependen. 1. Pengaruh kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hasil analisis menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki tstatistik sebesar 2.489335 dan memiliki probabilitas sebesar 0.0182 dan koefisien regresi sebesar 3.392948, artinya jika kemiskinan terjadi kenaikan sebesar 1% maka Indeks Pembangunan Manusia turun sebesar 3,39%. Dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan pada = 5% terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi kepulauan Bangka Belitung Hasil analisis menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto memiliki tstatistik sebesar 6.847420 dan memiliki probabilitas 68

sebesar 0.0000 dan koefisien regresi sebesar 92.84864, artinya jika PDRB terjadi kenaikan sebesar 1% maka Indeks Pembangunan Manusia naik sebesar 92,8%. Dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel PDRB secara individu berpengaruh positif dan signifikan pada = 5% terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 3. Pengaruh belanja modal terhadap Indeks Pembanguan manusia di Provinsi Kepualuan Bangka Belitung Berdasarkan hasil analisis belanja modal memiliki tstatistik sebesar 2.437359 dan probabilitas sebesar 0.0205 dan koefisen regresi sebesar 8.227927, artinya jika belanja modal terjadi kenaikan sebesar 1% maka Indeks Pembangunan Manusia naik sebesar 8,22%. Dalam Penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel belanja modal berpengaruh positif dan signifikan pada = 5% terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 3. Koefisen Determinasi (R 2 ) Koefisen determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi ditunjukkan dengan angka antara 0 sampai 1. Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan niali R 2 sebesar 0.975312, yang artinya bahwa Indeks pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 97,5% dipengaruhi oleh variabel kemiskinan, PDRB dan belanja modal. Sedangkan sisanya 2,5% dipengaruhi oleh variabel lain. 69

F. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini dengan menggunakan model diatas maka, dapat dibuat satu analisis dan pembahasan mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Pengaruh kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada variabel kemiskinan, hasil yang diperoleh adalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 3.392948 dan probabilitas 0.0182, yang berarti bahwa pada saat terjadi kenaikan dari variabel kemiskinan sebesar 1%, maka IPM turun sebesar 3.39% dengan asumsi tidak ada perubahan dalam jumlah variabel. Hal ini sesuai dengan hipotesis, maka hipotesis di terima. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirza (2012) dengan judul penelitian Pengaruh kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan belanja modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 20062009. Menyatakan bahwa kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Sehingga dengan mendasar pada hasil analisis yang didukung dengan data, maka dalam menjawab hipotesis Diduga variabel kemiskinan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di 70

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbukti bahwa kemiskinan berpengaruh dan signifikan terhadap indeks Pembangunan Manusia. 2. Pengaruh Produk Domestik regional Bruto terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada variabel PDRB, hasiln yang diperoleh adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan koefisen sebesar 92.84864 dengan probabilitas 0.0000, yang berarti bahwa pada saat terjadi kenaikan dari variaabel PDRB sebesar 1%, maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 92,8% dengan asumsi tidak ada perubahan dalam jumlah variabel bebas. Hai ini sesuai dengan hipotesis, maka hipoteis diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhakti (2012) dengan judul penelitian Faktorfaktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan manusia di Indonesia tahun 20082012. Menyatakan bahwa variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. 3. Pengaruh Belanja Modal erhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada variabel belanja modal, hasil yang diperolah adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan koefisien sebesar 8.227927 dan probabilitas 0,0205, yang artinya bahwa apabila terjadi kenaikan belanja modal maka Indeks Pembangunan Manusia akan meningkat sebesar 8.22% dengan asumsi tidak ada perubahan 71

dalam jumlah variabel bebas. Hai ini sesuai hipotesis, maka hipotesis diiterima. Hai ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirza (2012) yang menyatakan bahwa variabel belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. 72