DASAR HUKUM NO. PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

PROSEDUR/TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI Di KALANGAN MASYARAKAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 01/Per/M.KUKM/I/2006 TENTANG


GUBERNUR JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 15 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 10/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KELEMBAGAAN KOPERASI

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 1994 TENTANG PEMBUBARAN KOPERASI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN PENYELENGGARAAN KOPERASI

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM ASISTEN DEPUTI ORGANISASI DAN BADAN HUKUM KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA

Tata cara pendirian dan pengelolaan Koperasi

PENGANTAR PERKOPERASIAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 1994 TENTANG PEMBUBARAN KOPERASI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

Satuan Kerja : Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian dan Perdagangan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PROGRAM FASILITASI PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PENGUSAHA MIKRO

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK USAHA MASYARAKAT MENJADI KOPERASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

BAB I KETENTUAN UMUM


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PEMBUBARAN KOPERASI.

KOPERASI YANG MENGELOLA USAHA SIMPAN PINJAM

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

MANAJEMEN KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI. Diperbanyak oleh:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

Nomor SOP / /2011. Tanggal. 19 Desember 2011 Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif 1 januari 2012 Disahkan oleh Kepala Dinas Koperasi UMKM

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) WALIKOTA DENPASAR,

MENTERI KOPERASI DAN PEMBINAAN PENGUSAHA KECIL REPUBLIK INDONESIA

INSTANSI : DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROVINSI NTB

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Mengingat : 1.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

FORMULIR PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DATA AKTA PENDIRIAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM DESA/KELURAHAN MANDIRI ANGGUR MERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENERBITAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAGAR ALAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 8 Tahun 2002 Seri: C

Rp ,- (seratus juta rupiah

Transkripsi:

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 1 : Pengesahan Akta 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ Pendirian INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI JENIS DASAR HUKUM NO PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU JENIS STANDAR KET, PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pengesahan Akta Pendirian Pengurus /Kuasa nya mengajukan permohonan Pengesahan AD kepada Pejabat yg berwenang Akta Pendirian dibuat oleh Notaris : 1. Salinan Akta pendirian bermaterai cukup. 2. Data Akta pendirian yg dibuat dan ditanda tangani oleh Notaris 3. Surat bukti tersediannya modal yang jumlahnya sekurangkurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yg wjib dilunasi oleh para pendiri 4. Rencana kegiatan usaha minimal 3 tahun kedepan dan RAPBK. 5. Dokumen lain yg diperlukan sesuai dgn peraturan perundangundangan Akta Pendirian dibuat oleh Para Pendiri : 1. Dua rangkap Akta Pendirian, satu diantaranya bermaterai cukup 2. Data Akta pendirian yg dibuat dan ditanda tangani oleh kuasa pendiri Biaya ditentukan sesuai kesepakatan Pengurus atau Kuasa Pendiri dengan Notaris. 3 (tiga) bulan Pembentukan UU Nomor 25 Tahun 1992 PP Nomor 4 Tahun 1994 Permen No. 1 Tahun 2006

1 2 3 4 5 6 7 8 9 3. Motulen Rapat pembentukan Kop 4. Surat Kuasa 5. Surat Bukti tersediannya modal yg jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar Simpok dan Simwa yg wajib dilunasi oleh pada pendiri 6. Rencana kegiatan usaha minimal 3 tahun kedepan dan RAPBK. 7. Daftar hadir rapat pembentukan. Untuk Primer melampirkan fotocopy KTP para pendiri. 8. Untuk Sekunder melampirkan Keputusan RAT tentang persetujuan pembentukan dan fotocopy Akta Pendirian serta AD masing-masing pendiri F;; Pelayanan

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI UU 25/1992 PP 4/1994 PERMEN 01/2006 Sekelompok orang yg Mempunyai Kegiatan dan kepentinganekonomi yang sama PRA KOPERASI Rapat Persiapan Rapat Pembentukan MembahasAnggaran Dasar Anggaran Dasar memuat antara lain : Nama & Tempat Kedududkan * Maksud & Tujuan * Bidang Usaha * Keanggotaan * Rapat Anggota * Pengurus, Pengawas * Sisa Hasil Usaha - Pejabat yg berwenang wajib melakukan melakukan penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yg diajukan - Pejabat yg berwenang melakukan pengecekan terhadap keberadaan tersebut Primer -Sekurang-kurangnya -Dihadiri 20 org pendiri Kop. Sekunder -Dihariri sekurangkurangnya 3 (tiga) melalui wakil-wakilnya Pembuatan Akte oleh Notaris Diterima Ditolak Pengesahan selambatlambatnya 3 bulan sejak diterima lengkap Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 bulan Terhadap penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu paling lama 1 bulan Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lama 1 bulan Diterima Ditolak Keputusan Akhir 2

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 2 : Pengesahan Perubahan 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ Anggaran Dasar INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI JENIS DASAR HUKUM NO PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU JENIS STANDAR KET, PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Pengurus atau Kuasanya mengajukan permohonan pengesahan perubahan Anggaran Dasar secara tertulis kepada Pejabat berwenang 1. Pengajuan Permintaan Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Yang Menyangkut Bidang Usaha Harus Melampirkan : a. Dua Rangkap Akta Anggaran Dasar Yang Telah Diubah, Satu Diantaranya Bermaterai Cukup; b. Data Akta Pendirian Dengan Bentuk Sebagaimana Formulir 12a Dan Data Perubahan Anggaran Dasar dengan bentuk sebagaimana formulir 12b; c. Berita Acara Rapat Anggota perubahan Anggaran Dasar ; d. Daftar hadir Rapat Anggota perubahan Anggaran Dasar ; e. Photo copy Akta Pendirian dan Anggaran Dasar yang lama; f. Photo copy buku daftar anggota; g. Nomor Pokok Wajib Pajak; h. Tanda Daftar Perusahaan. Biaya ditentukan sesuai kesepakatan Pengurus atau Kuasa Pendiri dengan Notaris. 1 (satu) bulan Perubahan Anggaran Dasar - Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 - Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 - Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2. Pengajuan Permintaan Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan koperasi harus melampirkan : a. Dua Rangkap Akta Anggaran Dasar yang telah diubah, satu diantaranya bermaterai cukup; b. Data Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar hasil penggabungan; c. Berita Acara dan daftar hadir Rapat Anggota perubahan Anggaran Dasar yang menerima penggabungan; d. Berita Acara dan Daftar hadir Rapat Anggota dari masinfmasing yang bergabung; e. Neraca akhir masing-masing koperasi yang bergabung; f. Neraca awal koperasi hasil penggabungan; g. Photo copy Akta Pendirian dan Anggaran Dasar yang lama; h. Nomor Pokok Wajib Pajak; i. Tanda Daftar Perusaha 3. Pengajuan Permintaan Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut pembagian koperasi, bagi koperasi yang dibagi harus melampirkan : a. Dua Rangkap Akta Anggaran Dasar yang telah diubah, satu diantaranya bermaterai cukup;

1 2 3 4 5 6 7 8 9 b. Data Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar yang dibagi; c. Berita Acara Rapat Anggota perubahan Anggaran Dasar yang dibagi; d. Neraca baru dari koperasi yang dibagi; e. Daftar hadir Rapat Anggota perubahan Anggaran Dasar yang bergabung; f. Photo copy Akta Pendirian dan Anggaran Dasar yang lama; g. Nomor Pokok Wajib Pajak; h. Tanda Daftar Perusahaan F;; Pelayanan

Proses Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar UU NO 25 TH. PP 4 TH. 1994 PERMEN 01 TH 2006 Perubahan Anggaran Dasar meliputi : - Perubahan Bidang Usaha - Penggabungan - Pembagian Pengurus atau kuasanya mengajukan permohonan Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar secara tertulis kepada Pejabat berwenang Pejabat yang berwenang melakukan penelitian terhadap materi Perubahan Anggaran Dasar yang diajukan Pengurus atau kuasanya DITERIMA DITOLAK Keputusan Pengesahan harus ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterimanya pengajuan permintaan secara lengkap dan biayanya sesuai kesepakatan Pengurus dengan Notaris Surat Keputusan Pengesahan disampaikan kepada Pengurus atau kuasanya dalam jangku paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kepada Pengurus/kuasanya paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterimanya pengajuan permintaan Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar secara lengkap Apabila Pejabat yang berwenang tidak memberikan keputusan dalam waktu 1 (satu) bulan maka pengesahan Perubahan Anggaran Dasar diberikan berdasarkan PP No. 4 Tahun 1994

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 3 : Penggabungan dan 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ Peleburan INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI JENIS DASAR HUKUM NO PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU JENIS STANDAR KET, PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Penggabungan dan Peleburan Pengurus atau Kuasanya mengajukan permohonan penggabungan/peleburan secara tertulis kepada Pejabat berwenang a. Berbadan Hukum b. Memiliki bentuk yang setingkat ( Primer dengan Primer, Sekunder dengan Sekunder) c. Tidak sedang diperkara di Pengadilan. d. Memiliki keinginan untuk melakukan penggabungan/peleburan yang dinyatakan melalui keputusan RAT. e. Memiliki kekayaan (Asset sama atau lebih besar) dan minimal memenuhi kriteria auditable. f. Memiliki potensi untuk ditingkatkan. Tatacara penggabungan : Tahap Pertama : Rapat persiapan/pertemuan awal para pengurus yang akan menggabungkan nya (membahas rencana penggabungan, maksud dan tujuan penggabungan) penunjukan wakil yang diberi kuasa duduk dalam panitia penggabungan tersebut, dsb. Biaya ditentukan sesuai kesepakatan Pengurus yang bergabung atau dilebur. Penggabungan dan Peleburan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Kepmen Kop dan PKM Nomor : 36/KEP/M/II/1998 Tanggal 18 Peb 98

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tahap Kedua : Rapat Penggabungan yang di hadiri para kuasa dari masingmasing yang akan bergabung (membahas susunan panitia, tata cara pengalihan asset dan keanggotaan, rancangan perjanjian penggabungan menetapkan modal dan simpanan tersebut dsb. Tahap Ketiga : Rapat Anggota Penggabungan ( membahas dan memutuskan lain Rancangan Perubahan AD, pembayaran simpanan, penanda tangan perjanian, pengalihan aktipa dan pasipa dan sebagainya ) Tahap Keempat : Penyelesaian Pengesahan perubahan AD, kepada pejabat yang berwenang. Tata Cara Peleburan Tahap Pertama : Rapat / pertemuan awal membahas rencana peleburan; maksud dan tujuan peleburan, penunjukan wakil yang diberi kuasa duduk jadi panitia peleburan tersebut dsb. Tahap Kedua : Rapat Peleburan yang dihadiri oleh kuasa dari masingmasing yang akan melaksanakan peleburan ( membahas susunan panitia, tatacara

1 2 3 4 5 6 7 8 9 keanggotaan, tatacara penggabungan aset, membuat rancangan perjanjian peleburan, permodalan dan pembagian simpanan anggota, status yang akan meleburkan diri dan sebagainya ). Tahap Ketiga : Rapat Anggota Peleburan (membahas pengesahan rancangan perjajian, pengesahan rancangan AD, pengesahan keputusan pembayaran simpanan dan pengesahan Neraca awal hasil peleburan). Tahap Keempat : Penyelesaian pengesahan Akta Pendirian hasil peleburan atau baru. F;; Pelayanan

PENGGABUNGAN DAN PELEBURAN KOPERASI UU NO 25 TH. 1992 Kepmen Kop & PKM Nomor 36 Th. Penggabungan & Peleburan 1. Berbadan hukum ; 2. Memiliki bentuk yang setingkat ( koperasi primer dengan primer. sekunder dengan sekunder); 3. Tidak sedang berperkara di pengadilan ; 4. Memiliki keinginan untuk melakukan penggabungan atau peleburan yang dinyatakan melalui Keputusan Rapat Anggota masing-masing koperasi ; 5. Memiliki kekayaan (asset) sama atau lebih besar dari pada kewajiban koperasinya dan minimal memenuhi kriteria audittable; 6. Memiliki potensi untuk ditingkatkan.

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 4 : Pembubaran 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ Oleh Pemerintah INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI JENIS DASAR HUKUM NO PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU JENIS STANDAR KET, PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pembubaran Oleh Pemerintah 1. Menteri menyampaikan surat pembubaran secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau kepada anggota yang masih ada. Dalam hal anggota koperasi tidak diketahui alamatnya, Menteri mengumumkan rencana pembubaran dengan menempelkan surat pemberitahuan rencana pembubaran pada papan pengumuman di Kecamatan atau Kelurahan tempat berkedudukan. 2. Dalam pelaksanaan penyelesaian pembubaran koperasi, Menteri dapat membentuk Tim Penyelesai. 1. Tidak Memenuhi Ketentuan UU No. 25 Tahun 1992 Atau Tidak Melaksanakan Ketentuan Dalam Anggaran Dasar 2. Kegiatan bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan berdasarkan keputusan Pengadilan yang telah memiliki ketentuan hukum yang pasti. 3. dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang pasti. 4. tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama 2 tahun berturut-turut - dibebankan pada anggaran Departemen yang membidangi - Dalam hal terdapat sisa penyelesaian, Menteri dapat menetapkan upah tim penyelesai, dibebankan pada koperasi paling tinggi 50% dari besarnya upah Tim Penyelesai, atau 5% dari jumlah keseluruhan sisa hasil - 4 (empat) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat rencana pembubaran oleh Pengurus (pasal5 uayat 3) - Selambatlambatnya 2 (dua) tahun (pasal 12 ayat 2) Pembubaran Pemerintah oleh - UU No. 25 Th 1992 - PP 17 Tahun 1994

1 2 3 4 5 6 7 8 9 3. Pengurus atau anggota koperasi dapat mengajukan pernyataan keberatan terhadap rencana pembubaran dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterimanya Surat Pemberitahuan Rencana Pembubaran kepada Menteri. penyelesaian atau berdasarkan tingkat kesulitan pelaksanaan penyelesaian pembubaran (pasal 14 PP 17 Th 1994) 4. Setelah koperasi dibubarkan, Menteri menyampaikan Keputusan Pembubaran secara tertulis dengan Surat tercatat kepada Pengurus atau anggota dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya Surat Pemberitahuan Rencana Pembubaran kepada Menteri F;; Pelayanan

PROSES PEMBUBARAN BADAN HUKUM KOPERASI UU NO.25 TH 1992 PP 17 TH 1994 PEMBUBARAN KOPERASI PEMERINTAH 1. tidak memenuhi UU No. 25 Th. 1992 atau tidak melaksanakan AD. 2. Kegiatan koperasi bertentangan dg ketertiban umum/ kesusilaan berdasarkan keputusan pengadilan yg telah memiliki ketentuan hukum yg pasti. 3. dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan 4. tidak melakukan kegiatan usaha selama 2 (dua) tahun berturut-turut sejak disahkannya Akta Pendirian Menteri menyampaikan Surat Pembubaran kepada Pengurus/ Anggota (Jika tidak diketahui alamat Pengurus/Anggota, Surat Rencana Pembubaran ditempel di papan pengumuman di Kantor Kec/Kelurahan domisili koperasi RAPAT ANGGOTA 1. Jangka waktu berdirinya koperasi telah berakhir. 2. Permintaan anggota, sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota. 3. tidak melakukan kegiatan usaha. Pengurus koperasi KEBERATAN koperasi dibubarkan dan telah mendapat persetujuan dari anggota lain Tdk ada kebertan Pengurus mengajukan Surat Pernyataan Keberatan kepada Menteri dengan menguraikan alasan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan dari sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran Menteri wajib mengeluarkan Keputusan Pembubaran paling lama 4 (empat) bulan sejak diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran MENTERI Paling lama 1(satu) bulan dari tanggal diterimanya pengajuan keberatan Menerima keberatan pembubaran, Menteri menyampaikan Surat Pembatalan Pembubaran kpd Pengurus paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya surat keberatan Menolak keberatan pembubaran, Menteri menyampaikan Keputusan Pembubaran kpd Pengurus paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya surat keputusan untuk menolak kerberatan diterima. Menteri membentuk Tim Penyelesai Pembubaran. - 1 (satu) atau lebih Pejabat yang membidangi - 1 (satu) atau lebih anggota yang tidak pernah menjadi Pengurus. - Bila dipandang perlu dari unsur Pemerintah - Tim bertugas paling lama 2 tahun - Tim Penyelesai membuat Berita Acara Pembubaran mengenai pelaksanaan seluruh tugasnya, disampaikan pada Menteri, maka penyelesaian pembubaran koperasi selesai - Menteri mengumumkan pembubaran dalam Berita Negara RI - Status Badan Hukum hapus sejak tanggal Pengumuman Pembubaran

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 5 : Pemeringkatan 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI No Dasar Hukum Jenis Prosedur Pelayanan Persyaratan Biaya Waktu Jenis Standar Pelayanan Pelayanan Pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Pemeringkatan 1. Membantu pihak Persyaratan - 2 (dua) hari Pemeringkatan 1. UU No. 25 independent dalam melaksanakan Pemeringkatan 2. Sebagai bahan pembinaan lebih lanjut pihak Dinas UMKM (dependen) juga melaksanakan pemeringkatan binaannya. yang diperingkat : 1. Primer atau Sekunder. 2. Berbadan Hukum minimal 1 (satu) tahun. 3. Telah melaksanakan RAT. untuk 1 (satu) Tahun 1992 2. Peraturan Menteri Negara dan UKM RI No. 06/Per/M.KUK M/III/2008 Pelayanan Bidang

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 6 : Penilaian 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ Berprestasi dan INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ Awards UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI No Jenis Dasar Hukum Prosedur Pelayanan Persyaratan Biaya Waktu Pelayanan Jenis Pelayanan Standar Pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Penilaian 1. Melakukan penilaian dan 1. Primer Yang - 1 (satu) bulan Penilaian 1. UU No. 25 seleksi terhadap usulan berbadan hukum dan Tahun 1992 Berprestasi dan dari Dinas yang belum pernah Berprestasi 2. Surat Deputi membidangi urusan mendapat predikat dan Bidang Awards Kabupaten/Kota sebagai Awards Kelembagaan 2. Hasil seleksi dan penilaian Berprestasi 2 (dua ) dan terhadap koperasi, tahun sebelumnya. UKM, menetapkan 3 (tiga) 2. AD/ART sudah Kementerian koperasi yang berprestasi disesuaikan dengan Negara berdasarkan urutan UU NO. 25 Tahun dan rangking teratas dari 1992 dan bagi UKM RI. masing-masing jenis KSP/USP telah 3. Peraturan koperasi. sesuai dengan PP Gubernur No. 3. Ketetapan hasil penilaian No. 9 tahun 1995. 21 Tahun dikirimkan kepada Panitia 3. Memiliki NPWP dan 2008. Pelaksana Penilaian Berprestasi Perijinan yang terkait dan masih berlaku. 4. Tupoksi. Tingkat Nasional Cq. 4. RAT dilaksanakan Deputi Bidang minimal selama 2 Kelembagaan. (dua) tahun berturutturut tepat waktu.

5. Khusus KSP/USP telah dilakukan Penilaian Kesehatannya sesuai Kepmen No. 194/ Kep/M.KUKM/IX/1998 dan Kepmen No. 351/Kep/M.KUKM/XII/ 1998. 6. Memiliki Pengurus dan Pengawas yang berasal dari Anggota. 7. Tidak ada penyelewengan yang merugikan koperasi yang dilakukan oleh Pengurus, Pengawas, Pengelola dan Anggota. 8. Setiap tahun melaksanakan RAT untuk mensyahkan Rencana Kerja dan RAPB. 9. Memiliki uraian tugas dan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang ditetapkan dalam bentuk Surat

Keputusan Pengurus. 10. Memiliki Manajer sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 11. Memiliki dan mengalokasikan biaya untuk kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan setiap tahunnya. 12. Memiliki anggota yang aktif. 13. Memberikan manfaat kepada anggota. 14. Pengelolaan dilaksanakan melalui manajemen yang sehat dan baik. 15. Laporan Keuangan di audit secara internal dan eksternal selama 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut. Pelayanan Bidang

1. INSTANSI/DINAS/BADAN/BIRO : KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran 7 : Usulan Pemberian Tanda 2. BAGIAN/BIDANG/SEKRETARIS/ Kehormatan/Penghargaan INSPEKTUR PEMBANTU/WADIRRSUP/ & Provinsi, Kabupaten/Kota UPTD/UPTB : PEMBINAAN KOPERASI 3. SUB BAGIAN/SUB BID/SEKSI : KELEMBAGAAN KOPERASI No Jenis Dasar Hukum Prosedur Pelayanan Persyaratan Biaya Waktu Pelayanan Jenis Pelayanan Standar Pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Usulan Tim Tanda Penghargaan atau Secara umum : - 1 (satu) bulan Usulan 1. UU No. 25 Pemberian Jasa : 1. Berakhlak dan Pemberian Tahun 1992. Tanda 1. Menyusun dan mendata berbudi baik. Tanda 2. Kepmen No. Kehormatan usulan penerima tanda 2. Tidak pernah Kehormatan 100/Kep/M.KU /Penghargaan KM/IX/2002. /Penghargaan penghargaan atau jasa melakukan atau Jasa bagi 3. Keputusan atau Jasa bagi dan Kabupaten/Kota pelanggaran yang Pejabat Sekretaris Pejabat Instansi dari diancam dengan Instansi terkait, Menteri No. terkait, Gubernur, Kabupaten/Kota. 2. selanjutnya menampung, pidana kurungan atau pidana penjara. Gubernur, Bupati, 257/Kep/SM/IX /2002 Bupati, mempertimbangakan dan Walikota, dan Walikota, dan mengajukan hasil Terhadap Tanda bagi tokoh masyarakat bagi tokoh pertimbangan kepada Penghargaan atau serta tokoh masyarakat Menteri. Tanda Jasa Purna Gerakan serta tokoh 3. Menyelenggarakan Bhakti PNS sebagai. Gerakan. administrasi atau tata usaha tanda penghargaan atau tanda jasa dan Kabupaten/Kota berikut : 1. Telah mencapai usia pensiun dan atau berhenti dengan hak

pensiun. 2. Kondisi Baik 3. Tidak pernah terlibat kasus. Terhadap Pejabat Kementerian KOperasi dan UKM dan Pejabat Instansi terkait sebagai berikut : 1. Telah menduduki jabatan minimal 2 (dua) tahun. 2. Tidak pernah terlibat kasus. 3. Memenuhi kriteria penilaian bidang dan UKM Terhadap Tokoh Gerakan dan Tokoh Masyarakat sebagai berikut : 1. Aktif dalam memimpin dan atau mendorong dan UKM minimal 3 (tiga) tahun

terus-menerus. 2. Berprestasi dn berhasil membina dan UKM dan tidak pernah terlibat kasus. 3. Memenuhi kriteria penilaian bidang dan UKM Terhadap Provinsi, Kabupaten/Kota : 1. Memiliki aktif minimal 75% dan Berkualitas minimal 55% dari jumlah koperasi yang ada di wilayah tersebut. Pelayanan Bidang