HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN FREKUENSI KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN SUKOHARJO BAB I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN FREKUENSI KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: EKA VITRIYANI J

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Analisis Hubungan Kunjungan Neonatal, Asfiksia dan BBLR dengan Kematian Neonatal

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) K1 IBU HAMIL DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman : 1-8 Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN

FAKTOR RISIKO USIA, PEKERJAAN DAN PAPARAN ASAP ROKOK PADA IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) K1 IBU HAMIL sdi KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kematian Neonatal

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Bidang Minat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

SKRIPSI. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya)

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TERHADAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BIDAN PRAKTIK SWASTA NURACHMI PALEMBANG

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

PENGETAHUAN RISIKO KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KELURAHAN REJOSARI PEKANBARU ABSTRAK

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN FREKUENSI KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN SUKOHARJO BAB I NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: ERNA KUSRINI J 410 080 044 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 1

2

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN FREKUENSI KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN SUKOHARJO Erna Kusrini 1, Dwi Linna Suswardany 2*, Bejo Raharjo 3* 1 Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 3 Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo ABSTRAK Kesehatan anak sebagai bagian dari tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dikarenakan masih tingginya angka kematian bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin, lingkar lengan atas pada ibu hamil dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan rancangan case control. Sampel dalam penelitian ini adalah dokumen otopsi verbal kematian pada bayi berusia 0-12 bulan sebagai kelompok kasus dan dokumen riwayat kehamilan pada ibu yang melahirkan bayi hidup sebagai kelompok kontrol di Puskesmas Sukoharjo, Polokarto, Mojolaban, Grogol dan Baki. Teknik pengambilan sampel untuk kelompok kasus dengan menggunakan multistage sampling, dan untuk kelompok kontrol menggunakan teknik matching. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan menggunakan SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar hemoglobin pada ibu hamil (p=0,013; OR=3,158) dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan (p=0,038; OR=2,677) dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo, serta tidak ada hubungan antara lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil (p=0,557) dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. Kata kunci: Hemoglobin, LILA, kunjungan ANC, kematian bayi ABSTRACT Children health as a part of Millennium Development Goals (MDGs) objectives is because infant mortality rate is still very high. This study aimed to determine the relationship among hemoglobin levels of pregnant women, mid-upper arm circumferences and the frequency of antenatal care visits with the infant mortality in the District of Sukoharjo. This type of study was an observational study with case-control design approach. The samples in this study were verbal autopsy documents of 0-12 month infants as the case group and pregnancy history documents of mothers who gave birth alive infants as the control group at health centers of Polokarto, Mojolaban, Grogol and Baki, Sukoharjo District. Sampling technique of the case group was multistage sampling and for the control group was matching technique. The statistical test used in this research was Chi Square test by using SPSS 17. The result of the study showed that there was a relationship between hemoglobin levels of pregnant women (p=0,013; OR; 3,158) and the frequency of antenatal care visits (p=0,038; OR=2,677) with the infant mortality 3

in the district of Sukoharjo. Meanwhile, there was no relationship among mid upper arm circumferences of pregnant women (p=0,557) and the infant mortality in the district of Sukaharjo. Keywords: Hemoglobin, mid upper arm circumference (MUAC), antenatal care visit (ANC), and infant mortality PENDAHULUAN Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya adalah menurunkan angka kematian anak (bayi). Salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan pencapaian pembangunan suatu negara adalah Human Development Index (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari tiga domain yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dari tahun ke tahun, Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu bagian dari indikator IPM yang masih menjadi masalah (Prasetyawati, 2012). Kesehatan anak menjadi bagian dari tujuan Millennium Development Goals (MDGs) yang ke-4 dikarenakan masih tingginya angka kematian bayi yang merupakan indikator kesehatan umum dan kesejahteraan masyarakat. Bayi lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam profil kesehatan Indonesia 2010, di Indonesia terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991 diestimasikan AKB sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan hasil SDKI 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil estimasi tersebut memperhitungkan angka kematian bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survei, misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumnya yaitu tahun 2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan 4

pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit. Hasil SDKI tahun 2007 dalam profil kesehatan Indonesia 2010 juga mengestimasikan AKB pada tingkat provinsi. Provinsi dengan AKB terendah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Aceh sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup dan Kalimantan serta Jawa Tengah sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 74 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut penelitian Prastiti (2003), yang meneliti faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kematian perinatal di Kabupaten Magelang diperoleh hasil bahwa umur ibu, imunisasi TT, penyakit ibu, penolong persalinan, tidak dirujuk dan frekuensi ANC (Antenatal Care) menunjukkan hubungan yang bermakna untuk terjadinya kematian perinatal. Menurut Prasetyawati (2012), meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar merupakan salah satu upaya dalam program percepatan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Usaha yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi terutama dari segi preventif yaitu berupa pemeriksaan kehamilan secara rutin paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo diperoleh informasi bahwa tahun 2009 AKB sebesar 10,36 per 1.000 kelahiran hidup, AKB tahun 2010 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB tahun 2011 sebesar 9 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Kabupaten Sukoharjo sudah menurun dari tahun ke tahun, namun belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Kabupaten (Renstra 2011-2015) yaitu sebesar 8 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian neonatal tertinggi di Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 adalah BBLR, sedangkan untuk penyebab kematian bayi tertinggi adalah pneumonia dan kelainan saluran 5

pencernaan. Menurut Notoatmodjo (2003), BBLR disebabkan oleh faktor kurangnya zat gizi pada saat ibu hamil. Dalam hal ini kekurangan zat gizi pada ibu hamil dapat dilihat dari status gizinya. Lima puskesmas dengan jumlah kematian bayi tertinggi adalah Puskesmas Grogol sebanyak 18 kematian bayi, Puskesmas Polokarto, Puskesmas Mojolaban, dan Puskesmas Baki masing-masing sebanyak 14 kematian bayi serta Puskesmas Sukoharjo sebanyak 13 kematian bayi. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin meneliti hubungan antara status gizi ibu hamil dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan rancangan penelitian Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen riwayat kehamilan dan dokumen otopsi verbal yang memuat data ibu yang melahirkan bayi meninggal pada usia 0 sampai 12 bulan sebagai kelompok kasus, dan yang memuat data tentang ibu yang melahirkan bayi hidup sebagai kelompok kontrol pada tahun 2011 di 12 puskesmas di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Sebanyak 82 dokumen diambil 41 dokumen otopsi verbal kematian sebagai sampel kasus dengan menggunakan simple random sampling dan sampel kontrol 41 dokumen riwayat kehamilan dengan menggunakan matching. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi data dari pengelola program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan dokumen riwayat kehamilan di bidan-bidan desa dengan menggunakan instrumen penelitian berupa check list. Lokasi penelitian di lima puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo yaitu Puskesmas Sukoharjo, Puskesmas Polokarto, Puskesmas Mojolaban, Puskesmas Grogol dan Puskesmas Baki. Variabel bebasnya 6

adalah status gizi ibu hamil (kadar Hb dan LILA) variabel terikatnya adalah kejadian kematian bayi. Untuk menganalisis data digunakan uji Chi Square. HASIL Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di lingkungan ekskaresidenan Surakarta, yang letaknya berbatasan langsung dengan enam kabupaten/kota yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kota Surakarta, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul serta di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha yang merupakan 1,43% dari luas Propinsi Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 Kecamatan yaitu Sukoharjo, Grogol, Baki, Gatak, Kartasura, Mojolaban, Polokarto, Bendosari, Nguter, Tawangsari, Bulu dan Weru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu < 20 tahun pada kelompok kasus sebanyak 4,9% sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 2,4%. Umur ibu > 30 tahun baik pada kelompok kasus maupun kontrol sebesar 41,5%. Karakteristik responden berdasarkan paritas ibu baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol jumlahnya sama. Paritas pertama mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 31,7%, sedangkan paritas kelima mempunyai persentase terendah sebesar 4,8%. Sementara itu persentase rujukan pada kelompok kasus yang dirujuk sebesar 92,7% dan yang tidak dirujuk sebesar 7,3%. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pada ibu yang mengalami kematian bayi yang tergolong anemia sebesar 22 orang (53,7%) lebih besar dibandingkan frekuensi pada ibu yang melahirkan bayi hidup yaitu sebesar 11 orang (26,8%), sedangkan frekuensi responden pada ibu yang melahirkan bayi hidup 7

yang tergolong tidak anemia sebesar 30 orang (73,2%), persentase ini lebih besar dibandingkan pada ibu yang mengalami kematian bayi yaitu sebesar 19 orang (46,3%). nilai p sebesar 0,013 (p < α 0,05), maka ada hubungan antara kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu nilai OR pada penelitian ini sebesar 3,158 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti ibu yang mempunyai kadar hemoglobin rendah (< 11 gr/dl) atau yang tergolong anemia memiliki risiko sebesar 3,158 kali mengalami kejadian kematian bayi dibandingkan dengan ibu yang memiliki kadar hemoglobin tinggi ( 11 gr/dl). Distribusi frekuensi responden pada ibu yang mengalami kematian bayi yang tergolong KEK (Kurang Energi Kronis) sebesar 6 orang (14,6%) lebih kecil bila dibandingkan dengan frekuensi responden pada ibu yang melahirkan bayi hidup yaitu sebesar 8 orang (19,5%), sedangkan frekuensi ibu yang mengalami kematian bayi pada yang lingkar lengan atasnya tergolong tidak KEK sebesar 35 orang (85,4%) lebih tinggi jika dibandingkan dengan frekuensi pada kelompok kontrol yaitu sebesar 33 orang (80,5%). Distribusi frekuensi responden pada ibu yang mengalami kematian bayi yang frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan memenuhi kriteria K4 persentasenya lebih tinggi sebesar 75,6% bila dibandingkan dengan yang tidak memenuhi kriteria yaitu sebesar 24,4%. Begitu juga pada kelompok kontrol (ibu yang melahirkan bayi hidup), persentase ibu yang frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan tergolong memenuhi kriteria K4 lebih besar (53,7%) bila dibandingkan dengan yang tidak memenuhi kriteria K4 (46,3%). 8

Variabel Kematian bayi Kelahiran hidup nilai OR CI Frek (%) Frek (%) p 95% Kadar Hb Anemia 22 53,7 11 26,8 0,013 3,158 1,253- Tidak anemia 19 46,3 30 73,2 7,957 Jumlah 41 100 41 100 LILA KEK 6 14,6 8 19,5 0,557 0,707 0,222- Normal 35 85,4 33 80,5 2,257 Jumlah 41 100 41 100 Frekuensi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Memenuhi K4 31 75,6 22 53,7 0,038 2,677 1,045- Tidak 10 24,4 19 46,3 6,858 memenuhi K4 Jumlah 41 100 41 100 PEMBAHASAN Dengan karakteristik responden menurut umur diperoleh untuk kelompok kasus yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 2 orang (4,9%), umur 20-30 tahun sebanyak 22 orang (53,7%) dan responden yang berumur lebih dari 30 tahun sebanyak 17 orang (41,5%). Sedangkan untuk kelompok kontrol, responden yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 1 orang (2,4%), umur 20-30 tahun sebanyak 23 orang (56,1%) dan responden yang berumur lebih dari 30 tahun sebanyak 17 orang (41,5%). Pada umur kurang dari 20 tahun ada perbedaan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol. Dalam mencari responden untuk kelompok kontrol, peneliti mengalami kesulitan untuk menyamakan umur ibu yang kurang dari 20 tahun. Peneliti memperoleh satu responden yang berumur kurang dari 20 tahun dan satu responden mempunyai selisih dua tahun dengan kelompok kasus. Karakteristik responden berdasarkan paritas memiliki jumlah yang sama antara kelompok kontrol dan kelompok kasus, karena dalam penelitian ini menggunakan teknik matching. Dalam penelitian ini matching yang digunakan meliputi tempat tinggal, 9

sehingga dalam pencarian kelompok kontrol tempat tinggalnya disamakan dengan kelompok kasus dengan alasan untuk menyamakan wilayah kondisi geografis antara kelompok kasus dan kelompok kontrol. Selain tempat tinggal, umur dan paritas ibu juga digunakan sebagai matching, yang berarti kelompok kontrol dicari berdasarkan umur dan paritas ibu yang sama dengan kelompok kasus. Menurut penelitian Prabamurti dkk (2008), variabel dari faktor ibu yang berhubungan dengan kematian neonatal meliputi: umur ibu dan paritas ibu, karena umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun merupakan salah satu faktor yang dapat memperbesar risiko kematian bayi. Namun dalam penelitian ini umur dan paritas ibu dijadikan sebagai indikator dalam matching sehingga diharapkan hasil pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh umur dan paritas ibu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden, didapatkan paritas pertama lebih banyak daripada paritas kelima. Untuk paritas pertama sejumlah 26 orang (31,7%) sedangkan untuk paritas kelima sejumlah 4 orang (4,8%). Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang riwayat rujukan, pada kelompok kasus yang dirujuk lebih besar dibandingkan dengan kelompok kasus yang tidak dirujuk. Untuk kasus yang dirujuk persentasenya sebesar 92,7% sedangkan persentase kelompok kasus yang tidak dirujuk sebesar 7,3%. Jadi dalam hal ini, kasus kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar sudah dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Berdasarkan hasil uji Chi Square dengan Confidence Interval 95% (1,253-7,957) diperoleh nilai p sebesar 0,013 (p < α 0,05), maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan kejadian kematian bayi. Selain itu nilai OR pada penelitian ini sebesar 3,158 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti ibu yang mempunyai kadar hemoglobin rendah (< 11 gr/dl) atau yang tergolong anemia memiliki risiko sebesar 3,158 kali mengalami 10

kejadian kematian bayi dibandingkan dengan ibu yang memiliki kadar hemoglobin tinggi ( 11 gr/dl). Menurut Timmreck (2005), jika ibu mendapat asupan gizi yang cukup pada saat hamil, maka akan meningkatkan berat lahir bayi dan dapat mengurangi kematian bayi. Kekurangan zat gizi pada saat ibu hamil dapat dilihat dari status gizinya. Sedangkan status gizi ibu hamil dapat diukur dari segi biokimiawi, salah satunya dapat diukur dari pemeriksaan hemoglobin sebagai indeks anemia (Chandra, 2009). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa, variabel kadar hemoglobin pada ibu hamil memberikan kontribusi terhadap kejadian kematian bayi secara bermakna, karena bila dilihat dari nilai Odds Ratio, ibu yang tergolong anemia mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi mengalami kematian bayi dibandingkan ibu yang tidak anemia. Sementara itu menurut Arisman (2008), anemia pada kehamilan merupakan salah satu penyakit yang berisiko tinggi pada suatu kehamilan. Dampak dari kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian dapat terjadi pada janin serta peningkatan risiko terjadinya berat bayi lahir rendah. Hasil uji Chi Square dengan Confidence Interval 95% (0,222-2,257) menunjukkan nilai p sebesar 0,557 (p > α 0,05), maka Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hamil dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden yang memiliki lingkar lengan atas di bawah standar. Dalam hal ini hanya sebagian kecil saja yang tergolong Kurang Energi Kronis (KEK) baik yang mengalami kematian bayi maupun yang tidak. Persentase lingkar lengan atas responden yang tergolong normal sebesar 85,4% untuk kelompok kasus, sedangkan persentase untuk kelompok kontrol lebih rendah yaitu sebesar 80,5%. Dari hasil 11

penelitian ini dapat diketahui bahwa, variabel lingkar lengan atas ibu hamil tidak memberikan kontribusi terhadap kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil uji Chi Square dengan Confidence Interval 95% diperoleh nilai p sebesar 0,038 (p < α 0,05), maka Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian kematian bayi di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu nilai Odds Ratio untuk variabel frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan sebesar 2,677 dengan CI 95% (1,045-6,858). Hal ini berarti ibu yang mempunyai frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilannya tidak memenuhi kriteria K4 memiliki risiko sebesar 2,7 kali lebih tinggi mengalami kejadian kematian bayi dibandingkan dengan ibu yang frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilannya memenuhi kriteria K4 (standar yang dianjurkan WHO). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastiti (2003) di Kabupaten Magelang dan Wahyuni (2009) di Kabupaten Pidie. Pada kedua penelitian tersebut frekuensi Antenatal Care (ANC) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian kematian perinatal. Meskipun dalam penelitian ini penulis membahas tentang kematian bayi, namun sebagian besar kematian yang terjadi adalah kematian perinatal (61%). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada hubungan antara kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan kejadian kematian bayi (nilai p = 0,013, OR = 3,158), tidak ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hamil dengan kejadian kematian bayi (nilai p = 0,557, OR=0,707) dan ada hubungan antara frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian kematian bayi (nilai p = 0,038, OR = 2,677) di Kabupaten Sukoharjo. Saran Saran yang dapat diberikan: 12

1. Bagi ibu hamil khususnya di wilayah Kabupaten Sukoharjo diharapkan dapat menjaga asupan gizinya terutama zat besi yang penting untuk mencegah terjadinya anemia. Selain itu, ibu hamil diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan secara rutin, tetapi harus lengkap dan sesuai standar yang dianjurkan WHO. 2. Bidan desa diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. Bidan desa diharapkan dapat mengajak dan memberikan dorongan kepada ibu-ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, lengkap dan sesuai standar yang dianjurkan WHO serta melakukan pengukuran tinggi badan. Selain itu, bidan desa diharapkan dapat memberitahukan lebih dini kepada ibu-ibu hamil yang berisiko tinggi sehingga bidan desa dapat menyarankannya untuk melakukan persalinan ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai. 3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pemberian tablet Fe dan pemantauan terhadap pengkonsumsian tablet Fe oleh ibu hamil mengingat jumlah penyakit anemia masih tinggi. 4. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian lain yang dapat diduga berrhubungan dengan faktor penyebab kematian bayi, contohnya kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan, frekuensi pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) berdasarkan trimester, manajemen rujukan bayi berisiko tinggi serta konsumsi Fe. DAFTAR PUSTAKA Anwar MC. 2005. Hubungan Kualitas Pemeriksaan Antenatal dengan Kematian Perinatal. [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 13

Arisman. 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. BPS Sukoharjo. 2011. Sukoharjo Dalam Angka 2011. Sukoharjo: BPS Kabupaten Sukoharjo. Chandra B. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Dahlan M dan Sopiyudin. 2005. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans. Depkes. 2001. Pedoman Pelaksanaan Kelas untuk Ibu Puskesmas dan Posyandu. Manado: Kanwil Departemen Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Depkes RI. 2006. Modul Materi Dasar 1 Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012. Sukoharjo: DKK Sukoharjo. Effendi F dan Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hapsari ED. 2004. Kontribusi Penting Menyelamatkan Persalinan Sehat dan Buku KIA. Diunduh: 5 April 2012. http://io.ppijepang.org/article.php?id=47. Huliana M. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara. Machfoedz I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Mahmudah U, Cahyati WH, dan Wahyuningsih AS. 2011. Analisis Faktor Ibu danbayi yang Berhubungan dengan Kejadian Kematian Perinatal. Jurnal Kesehatan Masyarakat 7 (1) (2011) 46-56. Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan Edisi Ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Muslihatun WN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan kedua. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 14

Prabamurti PN, Purnami CT dan Widagdo L. 2008. Analisis Faktor Risiko Status Kematian Neonatal Studi Kasus Kontrol di Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Tahun 2006. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari 2008. Prasetyawati AE. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika. Prastiti R. 2003. Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kematian Perinatal di Kabupaten Magelang. [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. Prawiroharjo S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika Saifuddin AB. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin AB. 2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Siagian A. 2010. Epidemiologi Gizi. Jakarta: Erlangga. Stalke P. 2008. Millenium Development Goals. Cetakan Kedua. Diunduh: 5 April 2012. http://www.undp.or.id/pubs/docs/let%20speak%20out%20for%20mdgs%20- ID.pdf. Sulistyawati A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Syafruddin H. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Timmreck TC. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. R Titaley Christiana, J Dibley Michael, L Roberts Christine, Hall John dan Agho Kingsley. 2009. Iron and Folic Acid Supplements and Reduced Early Neonatal Deaths in Indonesia. Bull World Health Organ 2010;88;500-508 Wahyuni CS. 2008. Hubungan Faktor Ibu dan Pelayanan Kesehatan dengan Kematian Perinatal di Kabupaten Pidie. [Tesis]. Sumatera: Universitas Sumatera Utara. Wibisono H dan Dewi ABFK. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. Jakarta: PT Agro Media Pustaka. Wiknjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yulifah R dan Yuswanto TJA. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. 15