VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAWANG MERAH YANG DIRILIS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL (PTM) MUTU FISIK BENIH BEBERAPA KOMODITAS SAYURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kentang Varietas Ping 06

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 510/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG AURA HIJAU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

IDENTIFIKASI PEMBEDA VARIETAS KENTANG MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

PRODUKSI BENIH INTI TANAMAN BUNCIS

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 90/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PUSPITA SUPER SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang. Menurut Haryanto (2007), tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 176/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA JESICA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 197/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG HITAM PUTIH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

I. TINJAUAN PUSTAKA. Biji-bijian pada umumnya mempunyai bagian-bagian utama, yaitu :

TANAMAN PENGHASIL PATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 345/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA FORTUNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 450/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA GRESS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Perbandingan Hasil Produksi Beberapa Galur Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) Hasil Introduksi Dengan Varietas Balitsa 1 dan 2

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KACANG TUNGGAK

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

No. 007, April 2015 (Tanggal diunggah 15 April 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 145/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA LONG DRAGON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG LOREA 19 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 225/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAWANG MERAH DI INDONESIA

KACANG TUNGGAK

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 470/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG HIBRIDA RAOS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA RAPTOR 515 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 206/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA RED QUEEN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

Transkripsi:

No. 002, Agustus 2013 (Tanggal diunggah 22 Agustus 2013) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya dan Fauzi Haidar VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Oleh : Nurmalita Waluyo dan Diny Djuariah Kelompok Peneliti Pemuliaan dan Plasma Nutfah BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang Bandung Barat 40391 e-mail : nurmalitawaluyo@yahoo.co.id Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) berasal dari wilayah selatan Meksiko dan wilayah panas Guatemala. Pada kondisi liar, buncis ditemukan di dataran rendah hingga dataran tinggi, dan di lingkungan kering hingga lembab (Duke, A. James, 1981). Buncis berdaging kurang dapat beradaptasi terhadap iklim dibandingkan tipe biji kering. Buncis merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat dalam berbagai macam penyakit. Gum dan pektin yang terkandung dapat menurunkan kadar gula darah, sedangkan lignin berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar dan kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga dapat mengeluarkan zat-zat racun dari tubuh (Cahyono, B., 2007). Zat-zat gizi yang terdapat di dalam buncis dalam 100 g bahan yang dapat dimakan dapat dilihat pada Tabel 1. 1

Tabel 1. Kandungan nilai gizi dan kalori kacang buncis per 100 g bahan yang dapat dimakan No. Jenis zat gizi Jumlah kandungan gizi 1. Energi/kalori 35 kal 2. Protein 2,4 g 3. Lemak 0,2 g 4. Karbohidrat 7,7 g 5. Kalsium 6,5 g 6. Fosfor 4,4 g 7. Serat 1,2 g 8. Besi 1,1 g 9. Vitamin A 630,0 SI 10. Vitamin B1/Thiamine 0,08 mg 11. Vitamin B2/Riboflavin 0,1 mg 12. Vitamin B3/Niacin 0,7 mg 13. Vitamin C 19,0 mg 14. Air 89 g Sumber: Emma S.Wirakusumah (1994) dalam Cahyono, B. (2007) Tanaman buncis berbentuk semak atau perdu. Tinggi tanaman buncis tipe tegak berkisar antara 30-50 cm sedangkan tipe merambat dapat mencapai 2 m. Kacang buncis dan kacang jogo mempunyai nama ilmiah yang sama yaitu Phaseolus vulgaris L. Perbedaannya pada tipe pertumbuhan dan kebiasaan panennya. Kacang buncis tumbuh merambat (pole beans) dan dipanen polong mudanya, sedangkan kacang jogo/kacang merah merupakan kacang buncis jenis tegak atau tidak merambat, yang umumnya dipanen polong tua atau bijinya saja, sehingga disebut bush bean. Nama umum kacang buncis ialah Snap beans atau French beans (Rukman, R., 1998). Berdasarkan kegunaannya, buncis terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Buncis Perancis: bagian yang dikonsumsi ialah polong berdaging yang berwarna hijau, kuning, atau ungu yang mengandung biji yang belum berkembang. Polong tidak mempunyai mempunyai urat samping atau lapisan lirkertas. 2. Buncis filet haricot: polong mengandung urat samping (string), tetapi polong muda berdaging yang dikonsumsi. 3. Buncis haricot: biji segar adalah bagian yang dimakan, sedangkan polong mengandung urat samping dan serat umumnya tidak dikonsumsi. 4. Buncis bijian kering: biji kupasan kering adalah bagian yang dikonsumsi, sedangkan polong mempunyai urat samping, serat, lapisan lir kerts, dan tidak dimakan (Rubatzky, V.E. and M. Yamaguchi, 1998). Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) pada tahun 1999 telah melepas 3 varietas buncis dengan tipe pertumbuhan merambat yaitu varietas Horti 1, Horti 2, dan Horti 3; dan pada tahun 2011 telah melepas 3 varietas buncis dengan tipe pertumbuhan tegak yaitu varietas Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3. Berikut ini adalah deskripsi 6 varietas buncis yang telah dilepas Balitsa: 1. Horti 1 Varietas ini merupakan introduksi kultivar WITSA dari Taiwan dengan nomor galur BPH-1801BR. Tanaman mulai berbunga pada umur 43-46 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 52-54 HST. Polong muda berwarna hijau, bentuknya bulat masif (tidak berongga), ujung agak melengkung dan bekas tangkai putik lurus, rasanya manis (4,3 brix), panjang 16-18 cm, lebar 0,9 cm, dan berserat halus (stringless) serta bobot per polong 9,5-10 gram. Potensi hasilnya setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 25,3 ton/ha, dan setelah 4 minggu sejak bunga mekar sebesar 48,2 ton/ha. Varietas ini rentan terhadap penyakit karat daun dan antraknos. 2

Horti 1 cocok ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau. Pemulia/pengusul: Anggoro H. Permadi dan Diny Djuariah. Gambar 1. Buncis Varietas Horti 1 3

2. Horti 2 Varietas ini merupakan hasil seleksi dari keturunan yang berasal dari persilangan antara buncis rambat lokal Surakarta dan buncis rambat Manoa Wonder asal Hawaii. Tanaman mulai berbunga pada umur 44-48 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 53-57 HST. Polong muda berwarna hijau, bentuk bulat masif (tidak berongga), dan relatif lurus, rasanya manis (4,0 brix), panjang 15,3-17,0 cm, lebar 0,9 cm, berserat halus (stringless) serta bobot per polong 9,4-10 gram. Potensi hasil setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 12,6 ton/ha dan setelah 4 minggu sejak bunga mekarsebesar 37,7 ton/ha. Varietas ini tahan terhadap penyakit karat daun serta sesuai ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau. Pemulia/pengusul: Anggoro H. Permadi dan Diny Djuariah. Gambar 2. Buncis Varietas Horti 2 4

3. Horti 3 Varietas ini merupakan hasil seleksi dari keturunan yang berasal dari persilangan antara buncis rambat lokal Surakarta dan buncis rambat Manoa Wonder asal Hawaii. Tanaman mulai berbunga pada umur 45-48 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 55-58 HST. Polong muda berwarna hijau, bentuk agak bulat masif (tidak berongga), agak melengkung pada ujung seperti pancing, rasanya manis (4,3 brix),panjang 15,5-17,25 cm, lebar 0,9 cm dan berserat halus (stringless) serta bobot per polong 8,6-9 gram. Potensi hasil setelah 2 minggu sejak bunga mekar sebesar 15,7 ton/ha dan setelah 4 minggu sejak bunga mekar sebesar 36,1 ton/ha.. Varietas ini tahan terhadap penyakit karat daun dan sesuai ditanam di dataran tinggi dan medium pada musim kemarau. Pemulia/pengusul: Anggoro H. Permadi dan Diny Djuariah. Gambar 3. Buncis Varietas Horti 3 5

4. Balitsa 1 Varietas ini merupakan introduksi dari Belanda. Tanaman mulai berbunga pada umur 30-35 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 53-55 HST. Polong muda berwarna hijau muda, bentuknya lurus, rasanya agak manis, panjang 15-16 cm, lebar 0,7-0,8 cm dan tekstur halus serta bobot per polong 10-15 gram. Jumlah polong per tanaman 30-40 buah dengan bobot 250-300 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan kebutuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 18,4-19,0 ton. Keunggulan varietas ini ialah berbunga serempak dan berumur genjah serta dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl. Pemulia: Diny Djuariah. Gambar 4. Buncis Varietas Balitsa 1 6

5. Balitsa 2 Varietas ini merupakan introduksi dari Perancis. Tanaman mulai berbunga pada umur 32-33 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 47-48 HST. Polong muda berwarna hijau muda, bentuknya lurus, rasanya agak manis, panjang 16-17 cm, lebar 0,6-0,7 cm dan tekstur halus serta bobot per polong 8-10 gram. Jumlah polong per tanaman 50-60 buah dengan bobot 300-400 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan kebututuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 20,0-23,8 ton. Keunggulan varietas ini ialah produksi tinggi, berbunga serempak dan berumur genjah serta dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl. Pemulia: Diny Djuariah. Gambar 5. Buncis Varietas Balitsa 2 7

6. Balitsa 3 Varietas ini merupakan introduksi dari Amerika. Tanaman mulai berbunga pada umur 32-34 hari setelah tanam (HST) dan mulai dapat dipanen pada umur 48-50 HST. Polong muda berwarna hijau tua, bentuk agak melengkung, rasanya agak manis, panjang 14-15cm, lebar 0,9-1,0 cm dan tekstur halus serta bobot per polong 5-7 gram. Jumlah polong per tanaman 55-65 buah dengan bobot 300-400 gram. Dari populasi 70.000-80.000 tanaman per hektar dan kebututuhan benih 25-30 kg/ha dapat dihasilkan polong 20-24 ton. Keunggulan varietas ini ialah produksi tinggi, dan dapat beradaptasi dengan baik di dataran medium pada ketinggian 400-500 m dpl. Pemulia: Diny Djuariah. Gambar 6. Buncis Varietas Balitsa 3 8

DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 2007. Kacang Buncis:Teknik Budidaya Dan Analis Usaha Tani. Kanisius Yogyakarta. 129 pp. Duke, A. James. 1981. Handbook of Legumes of World Economic Importance. Plenum Press New York and London. 345 pp. Rubatzky, V.E. and M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. ITB Bandung. 292 pp. Rukmana, R. 1998. Bertanam Buncis. Kanisius Yogyakarta. 9