BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kesibukan telah menjadi jalan hidup masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya, dari sabang sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN. arsitektur di Indonesia adalah masuknya pola arsitektur modern yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. ragam dan tersebar pada setiap daerah. Kebudayaan merupakan sebuah warisan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

PELESTARIAN BUDAYA FLORES

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. lokal agar tetap dapat bersaing dengan produk internasional. kerajinan negara sendiri yang beranekragam.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

PENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Memotret Utuh Keragaman Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera sampai Asmat di Papua (http:/id.wikepedia.org/wiki/indonesia). Setiap wilayah tersebut memiliki ciri-ciri budaya tersendiri. Budaya-budaya tersebut terbentuk dari banyak unsur, yaitu sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, bangunan, pakaian dan karya seni. Budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan diri dari manusia. Budaya lahir karena eksplorasi akal budi. Budaya semestinya perlu dijunjung tinggi sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Kebanyakan masyarakat menganggap budaya merupakan sebuah pemikiran atau paradigma sebagai pedoman masa lalu dan budaya tidak lagi sebagai filter dari perkembangan zaman. Budaya juga merupakan sebuah bentuk pemikiran yang mengandung makna sejarah. Budaya terbentuk dari sebuah pemikiran yang diwujudkan dalam sebuah tindakan dengan membentuk sebuah karya. Oleh karena itu dimanapun budaya itu berada, ciri khas budaya tersebut harus tetap terlihat jelas dan dilestarikan. Kecenderungan masyarakat terhadap budaya-budaya asing telah mengalihkan pandangan tentang kultur dan sejarah lokal yang telah dimiliki. 1

Keadaan tersebut jarang diperhatikan tetapi justru akan berdampak besar bagi perjalanan suatu wilayah di masa yang akan datang khususnya warisan budaya. Perkembangan budaya modern tidak dapat ditolak dan dicegah, tetapi dapat disaring maupun dipadukan dengan budaya daerah setempat dengan harapan tergali kreativitas budaya dan memberi warna baru bagi warga Pulau Flores khususnya Kabupaten Ende. Pulau Flores merupakan sebuah pulau yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Pulau Flores memiliki delapan wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, Nagakeo, Ende, Sikka, dan Flores Timur. Setiap wilayah yang ada di Pulau Flores tersebut memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda-beda (http:/id.wikepedia.org/wiki/pulau Flores). Gambar 1.1 Pulau Flores Sumber : Map Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Ende merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Luas kabupaten ini adalah 2.046,6 km2 dan populasi 238.040 jiwa. Ibukota dari Kabupaten Ende adalah Kota Ende. Secara 2

lokalitasnya Kabupaten Ende terdapat dua suku besar yaitu: Suku Ende dan Suku Lio. Kedua suku tersebut dibatasi dengan keadaan geografis. Wilayah Suku Ende terletak bagian Barat dari Kabupaten Ende sedangkan Suku Lio terletak di bagian Timur Kabupaten Ende. (http:/id.wikepedia.org/wiki/kab.ende). Kedua suku tersebut memiliki keberagaman budaya yang hampir sama, contohnya tata cara berpakaian (pakaian adat), bentuk rumah, seni musik dll. Contoh kasus, rasa percaya dirinya masyarakat setempat terhadap bahasa yang mereka gunakan yaitu bahasa Lio atau bahasa Ende. Pada umumnya mereka lebih menggunakan bahasa Indonesia kedalam bahasa pergaulan mereka seharihari (bahasa daerah). Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara atau bahasa nasional yang seharusnya digunakan tataran seperti dilingkungan kenegaraaan, pemerintahan, lembaga pendidikan maupun perkantoran. Menurut Stephanus Djawani, matinya bahasa berarti kita kehilangan kebudayaan dan karya seni dan matinya bahasa juga berarti terhapusnya ensiklopedia tentang pengetahuan manusia yang telah dihimpun a dalam perjalanan sejarahnya (Koran Kompas Rabu, 16 Des 2009). Selain itu di Pulau Flores khususnya Kabupaten Ende belum ada tempat atau wadah yang dijadikan sebagai pelestarian budaya atau mengapresiasikan budaya-budayanya, apabila ada pergelaran seni atau pentas budaya biasanya dilakukan di lapangan terbuka atau tempat-tempat lain. Perubahan budaya yang terjadi masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Hal ini juga mempengaruhi pada Kabupaten Ende. Misalnya dalam 3

masalah tata bicara, kesenian maupun yang lainnya. Sekarang ini masyarakat Ende-Lio lebih cenderung dengan gaya-gaya modern. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kebudayaan kita pun mulai bergeser ke arah kebudayaan yang berdimensi komersial. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi kebudayaan. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan kebudayaan yang sangat khas. Pada saat ini setiap hari kita banyak menyimak tayangan di televisi yang bermuara dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Korea melalui stasiun televisi di tanah air. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kebudayaan kita khususnya Kabupaten Ende. Padahal kebudayaan tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari 4

kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian maupun bahari. Suku Ende Suku Lio Gambar 1.2 Penyebaran Suku di Ende Sumber : www.google.com Melihat keadaan yang terjadi di Kabupaten Ende, potensi tersebut harus diselamatkan, diangkat, diperbaiki untuk kemudian diintegrasikan, dalam suatu mata rantai yang solid dan dipromosikan, yang mampu menampung kegiatan tersebut adalah melalui Pusat Kreativitas Budaya. Pembangunan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende diharapkan dapat memberi informasi tentang budaya di Kabupaten Ende baik masyarakat Ende sendiri maupun masyarakat luar Ende. 1.1.2 Latar Belakang Tema Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende merupakan rancangan yang mampu mengangkat kembali kebudayaan Kabupaten Ende sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas. Untuk itu diperlukan sebuah identitas atau kekhasan yang dimiliki. Pada dunia arsitektur terdapat beberapa istilah seperti 5

arsitektur tradisional, nusantara ataupun vernakuler yang mempunyai tujuan untuk menunjukan identitas bagi keberadaan arsitektur pada suatu wilayah. William Lim dan Hock Beng (1998). Mereka menyusun suatu strategi dalam menggunakan tradisi masa lalu ke dalam rancangan arsitektur masa kini dan menghasilkan empat strategis arsitektur kotemporer vernakuler yaitu: 1. Menghidupkan/menyegarkan kembali tradisi (Reinvigorating Tradition). 2. Menciptakan/memperbaruhi tradisi dengan cara mengkombinasikan tradisi lokal yang ada dengan unsur-unsur dari tradisi lain sehingga tercipta tradisi baru yang berbeda (Reinveting Tradition). 3. Mencari keberlanjutan dengan tradisi lokal yang ditimbulkan dengan mengutip secara langsung dari bentuk dan fitur sumber masa lalu serta menambahkan secara inovatif (Extending Tradition). 4. Menginterpretasikan nilai-nilai dari arsitektur lokal ke dalam sebuah perancangan (Reinterpreting Tradition). Setelah melihat potensi dari keempat strategis diatas, maka strategis yang sesuai dengan obyek rancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende adalah Extending Tradition. Extending Tradition merupakan strategis untuk memperpanjang atau memperjelaskan arsitektur lokal yang ada di daerah tersebut atau mencari keberlanjutan tradisi lokal yang ditimbulkan dengan mengutip secara langsung dan fitur sumber masa lalu serta menambahkan secara inovatif. Extending Tradition merupakan proses menciptakan atau memperbarui arsitektur lokal dengan cara mengkombinasikan budaya lokal yang ada dengan unsur-unsur dari budaya modern sehingga tercipta budaya yang lebih inovatif. Penggunaan 6

tema tersebut sebagai wujud kerjasama antara dua unsur yang disatukan menjadi kesatuan yang utuh. Latar belakang dipilihnya extending tradition sebagai tema dalam perancangan ini juga dikarenakan extending tradition dianggap mempunyai kemudahan tersendiri dalam mendesain sebuah bangunan. Kemudahan pada proses mendesain tersebut diperoleh karena bentuk dasar yang digunakan diambil secara langsung dari arsitektur tradisional yang kemudian dimodifikasikan secara kreatif. Kolaborasi budaya lokal Ende dan budaya modern dan diharapkan akan menghasilkan harmonisasi dalam sebuah karya yang lebih dapat diterima oleh masyarakat. Penggabungan keduanya akan digabungkan dalam suatu rancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende, sebagai fasilitas untuk berkreasi dalam kesenian,sehingga masyarakat akan lebih mencintai budaya yang mereka miliki. Pembangunan Pusat Kreativitas Kabupaten Ende juga diharapkan dapat memberi informasi tentang budaya di Kabupaten Ende baik masyarakat Ende sendiri maupun masyarakat luar Ende. Perancangan Pusat Kreativitas Budaya dilakukan sebagai tempat memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan. Kedua unsur tersebut saling berkaitan, terciptanya sebuah budaya karena adanya kegiatan dari manusia yang melakukan sebuah pemikiran. Akal dan pikiran diciptakan oleh Allah SWT untuk mengembangkan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi manusia itu sendiri, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur an: 7

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran[2]190). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana perancangan Pusat Kreativitas Budaya sebagai tempat kreativitas budaya-budaya Kabupaten Ende yang dikombinasikan dengan budaya modern di Kabupaten Ende? 2. Bagaimana perancangan tema extending tradition dalam perancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende? 1.3 Tujuan Perancangan 1. Mengembalikan budaya-budaya lokal dan mengkombinasikan budaya modern melalui Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende. 2. Menciptakan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende sebagai wadah yang mengekspresikan budaya-budaya lokalnya dan budaya modern dengan menerapkan tema extending tradition. 1.4 Manfaat Perancangan Manfaat yang dapat diambil dari kajian obyek dalam seminar ini adalah, sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah. Menambah pendapatan bagi pemerintah setempat. Mengangkat derajat dan martabat pemerintah setempat. Meningkatkan pembangunan di kabupaten yang bersangkutan 8

2. Bagi Masyarakat Menyediakan fasilitas untuk menikmati dan mempelajari kekayaan budaya dan Kabupeten Ende. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kekayaan kebudayaan. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Sebagai tempat wisata bagi masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya. 3. Bagi Perancang Memperoleh pengetahuan tentang mendesain Pusat Kreativitas Budaya dan Kabupaten Ende Memperoleh pengetahuan tentang dunia budaya daerah Kabupaten Ende dan budaya lainnya. Mengetahui bagaimana penerapan tema dalam sebuah bangunan. 1.5 Batasan Banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan kebudayaan yang ada di Kabupaten Ende, sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya, maka perlu pembatasan masalah-masalah yang berkaitan dengan kebudayaan dan sejarah di Kabupaten Ende meliputi: 9

1.5.1 Lokasi Obyek Rancangan Obyek pembahasan adalah Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende yaitu sebuah tempat pusat kebudayaan dan penelitian sejarah yang berada di Jln. Soekarno Hatta, Kelurahan Kotaratu, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, Provinsi NTT. 1.5.2 Objek Rancangan Objek rancangan yang akan dirancang adalah Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende. Perancangan Pusat Kreativitas Budaya adalah sebuah tempat atau wadah untuk mengekspresikan atau menghadirkan kembali nuansa-nuansa budaya lokal yang ada pada Kabupaten Ende yang dikombinasikan dengan budaya-budaya modern/kekinian. Kajian pembahasan perancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende mencakup sistem kesenian, sistem upacara adat, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian dan sistem teknologi dan pearlatan. 1.5.3 Tema Tema yang digunakan pada perancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupaten Ende yaitu extending tradition. Tema extending tradition bertujuan untuk memperpanjang atau menjelaskan budaya-budaya lokal yang ada didaerah tersebut atau mencari keberlanjutan dengan tradisi lokal yang ditimbulkan dengan mengutip secara langsung dan menambahkan secara inovatif. Poin-poin penting dalam extending tradition yaitu: 10

Mencari keberlanjutan tradisi lokal. Mengutip secara langsung bentuk masa lalu. Tidak melingkup masa lalu, melainkan menambah secara inovatif. Interpretasi tentang masa lalu diubah berdasar kepada perspektif dan kebutuhan masa kini dan masa depan. Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan baru. 11