BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM PERANCANGAN ARSITEKTUR Konsep Dasar Perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Lokasi terpilih sebagai lokasi perencanaan dan perancangan bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

Transkripsi:

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga bertujuan untuk meningkatkan minat siswa di keahlian kuliner di kecamatan Banyumanik, dekat area kampus UNDIP Tembalang mengingat daerahnya yang sudah banyak dikenal masyarakat. Selain itu transportasi yang mudah dan dari segi safety yang terpenuhi merupakan bagian terpenting untuk mendirikan sebuah sekolah. Untuk mengoptimalkan fasilitas penunjang Restoran dan Pujasera harus menyesuaikan di lokasi yang strategis. 5.1 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN Program dasar perencanaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga di Semarang sebagai fasilitas umum pendidikan antara lain: 5.1.1 PROGRAM RUANG Berikut ini adalah tabel program ruang yang telah direncanakan untuk menjadi acuan dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga. Tabel 5.1 Rekapitulasi Program Ruang NO RUANG KAPASITAS LUAS KELOMPOK KEGIATAN UTAMA 1 R. Kelas ( 12 Kelas ) 384 siswa 768 m2 2 R. Praktik Patiseri R. Dapur Kue Basah R. Dapur Kue Kering R. Pengemasan dan Pengujian Mutu R. Instruktur & Penyimpanan ( 2 bh ) R. Gas ( 2 bh ) 3 R. Praktik Jasa Boga R. Dapur Latih ( 3 bh ) R. Praktik Persiapan R. Tata Hidang R. Praktik Mini Bar R. Instruktur & Penyimpanan ( 3 bh ) R. Gas ( 3 bh ) 4 orang / dapur 16 siswa 6 orang 192 m2 192 m2 192 m2 96 m2 12 m2 384 m2 128 m2 256 m2 96 m2 144 m2 18 m2 4 Laboratorium Komputer 96 m2 5 Laboratorium IPA 96 m2 6 Laboratorium Bahasa 96 m2 LUAS KELOMPOK KEGIATAN UTAMA ±2766 m2 KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA 1 R. Kepala Sekolah 1 orang 24 m2 2 R. Wakil Kepala Sekolah 1 orang 20 m2 122

3 R. Bendahara Sekolah 1 orang 12 m2 4 R. Ketua Jurusan Jasa Boga 1 orang 12 m2 5 R. Ketua Jursan Patiseri 1 orang 12 m2 6 R. Guru 26 orang 104 m2 7 R. Kepala Tata Usaha 1 orang 12 m2 8 R. Staff Tata Usaha 3 orang 12 m2 9 R. Telekonferensi 20 orang 50 m2 10 Lavatory Pengelola 4 orang 19,6 m2 11 Hall / R. Tamu 20 orang 20 m2 LUAS KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA ±297.6 m2 KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG SEKOLAH 1 R. Konseling 4 orang 12 m2 2 R. UKS 2 orang 12 m2 3 Perpustakaan Standard minimum 96 m2 4 R. Mushola R. Sholat R. Wudlu Standard Minimum 4 orang 24 m2 8 m2 5 R. Sekretariat OSIS 12 m2 6 R. Pramuka 10,43 m2 7 Tempat Bermain / Olah Raga / Upacara 384 siswa 1.152 m2 8 R. Serbaguna 138 siswa 174 m2 9 Kantin Kios 3 bh R. Makan 3 orang 60 orang 27 m2 39 m2 10 Koperasi 2 orang 12 m2 11 Pos Jaga 1 orang 4 m2 12 Lavatory siswa 384 siswa 22 m2 13 Parkir Motor Siswa 96 orang 163,2 m2 14 Parkir Motor Pengelola 30 orang 51 m2 15 Parkir Mobil Pengelola 8 mobil 100 m2 LUAS RUANG KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG SEKOLAH (TIDAK TERMASUK OPEN SPACE)= Luas kelompok kegiatan ±440,43 m2 123

penunjang Luas tempat bermain Luas area parkir KELOMPOK KEGIATAN RESTORAN DAN PUSAT JAJAN SERBA ADA 1 Hall 10 orang 10 m2 2 Kasir 1 orang 4 m2 3 R. Display Makanan & Jajan 3 orang 12 m2 4 R. Makan 40 orang 26 m2 5 R. Pengelola Restoran 1 orang 9 m2 6 Dapur 3 orang 12 m2 7 Gudang 9 m2 8 Lavatory Pengelola 1 orang 4,5 m2 9 Lavatory Pengunjung 2 orang 9 m2 10 Parkir Motor Pengunjung 20 orang 34 m2 11 Parkir Mobil Pengunjung 5 mobil 62,5 m2 LUAS RUANG KELOMPOK KEGIATAN RESTORAN DAN PUJASERA (TIDAK TERMASUK OPEN SPACE)= Luas kelompok kegiatan Restoran dan Pujasera Luas area parkir KELOMPOK KEGIATAN SERVICE ±95,5 m2 1 Gudang Standard Minimum 24 m2 2 R. Penjaga Sekolah 1 orang 20,25 m2 R. Tidur 3x3 R. Tamu 3x3 Lavatory 1,5x1,5 3 R. ME 1 orang 12 m2 4 R. Genset 1 orang 12 m2 LUAS KELOMPOK KEGIATAN SERVICE 68,25 m2 LUAS RUANGAN= (Luas Kelompok Kegiatan Utama+Luas ±3.669,35 m2 Kelompok Kegiatan Pengelola+Luas Kelompok Kegiatan Penunjang+Luas Kelompok Kegiatan Restoran dan Pujasera+Luas Kelompok Kegiatan Service) Sirkulasi 30% ±1.113,534 m2 Total Luas Ruangan ±4825, 314 m2 (Sumber: Analisa penyusun, 2016) 124

5.1.2 TAPAK TERPILIH Rencana lokasi tapak berada di Jl. Sultan Agung, Kelurahan Wonotingal, kecamatan Candisari. Alasan Pemilihan Tapak: Tapak terletak di daerah yang mudah terjangkau oleh moda transportasi umum. Di daerah dekat tapak sudah ada beberapa fasilitas pendidikan seperti Paud, TK & SD Imanuel, SMP Negeri 5 Kagok, SMA Ibu Kartini, Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Stikes St. Elisabeth, jadi bisa dikatakan sebagai kawasan pendidikan. Di lokasi tapak terdapat berbagai restoran, café, bahkan perindustrian kuliner yang dapat dijadikan tempat magang / studi banding para siswa Tata Boga. Lokasi dianggap sebagai kawasan pendidikan. Gambar 5.1 : Lokasi Tapak Terpilih (Sumber: Google maps diolah, 2015) Peraturan di Tapak Terpilih: KDB = 60% KLB = 3 Ketinggian bangunan = maksimal 5 lantai GSB = 5 m (samping dan belakang bangunan), Sedangkan garis sempadan bangunan yang berbatasan dengan jalan ditentukan berdasarkan fungsi jalan yang ada. 125

5.2 KONSEP DASAR PROGRAM PERANCANGAN 5.2.1 ASPEK KINERJA Berupa pendekatan sistem utilitas yang berkaitan dengan bangunan. A. SISTEM PENCAHAYAAN Rencana pencahayaan di SMK Tata Boga menggunakan pencahayaan alami sebagai sumber pencahayaan utama di siang hari. Sedangkan pencahayaan buatan/ mekanik tetap harus ada. B. SISTEM PENGHAWAAN Sistem penghawaan yang ada di SMK Tata Boga sebagaian besar menggunakan ventilasi alami dengan adanya bukaan bukaan pada setiap ruangan yang menerapkan cross ventilation. Penghawaan buatan yang dipakai di SMK Tata Boga adalah Exhaust Fan yang ditempatkan diruangruang tertentu seperti dapur dan kamar mandi dan ruang mekanikal elektrikal. C. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH Rencana sistem jaringan air bersih di SMK Tata Boga menggunakan down feed system. Air bersih bisa diperoleh dari PDAM ataupun dari air sumur artetis. Distribusi air bersih dari PDAM ataupun dari sumur artetis ditampung terlebih dahulu di ground reservoir, kemudian dipompakan ke atas ke water tower. Dari water tower air didistribusikan ke semua ruang yang membutuhkan air bersih. D. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR a. Sistem pembuangan Air Hujan Sistem penyaluran air harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota. Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem penyaluran air hujan. Air hujan harus dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sistem Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi dan Dapur SMK Tata Boga menggunakan plumbing pembuangan air limbah dari kamar mandi dan pembuangan air limbah dari dapur. Plumbing ini harus dipisah. Pembuangan air limbah dari kamar mandi ditampung di septictank yang kedap air, kemudian dari septictank air dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baru dari IPAL dibuang ke saluran kota. Pembuangan air limbah dari dapur (non toilet) di saluran kepenampungan pemisah minyak/ lemak, kemudian dari bak pemisah lemak air dialirkan ke IPAL baru dialirkan ke saluran kota. E. SISTEM JARINGAN LISTRIK Menggunakan sumber listrik utama dan sumber listrik darurat. Sumber listrik utama berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara untuk kondisi darurat, bangunan dilengkapi dengan genset. F. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH Sistem pembuangan sampah pada bangunan yakni dengan cara mengumpulkan sampah dari tempat sampah di masing masing ruangan maupun bangunan, kemudian dikumpulkan pada kantong kantong sampah, lalu dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar di mana terdapat penampungan sampah. Sampah dikelompokkan menjadi sampah kering dan sampah basah dalam bak penampungan sementara, yang kemudian akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) kota. G. SISTEM PENCEGAH KEBAKARAN 126

Dalam menanggulangi bahaya kebakaran bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan proteksi aktif. a. Sistem Proteksi Pasif Sistem proteksi kebakaran pasif yakni mencegah penjalaran kebakaran dari segi struktural bangunan, dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok. b. Sistem Proteksi Aktif Pendeteksi kebakaran pada bangunan SMK Tata Boga menggunakan smoke detector, heat detector, dan flame detector. Kemudian untuk penanggulangan kebakaran menggunakan sistem proteksi otomatis dan sistem proteksi manual. Untuk sistem proteksi otomatis menggunakan sprinkler, sedangkan proteksi manual menggunakan APAR. H. SISTEM KOMUNIKASI Sistem komunikasi yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga ini menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk komunikasi internal antar pengelola atau bagian keamanan. Sementara untuk komunikasi eksternal menggunakan telepon maupun faximile. Perangkat komunikasi tambahan lain adalah pengeras suara untuk komunikasi satu arah. I. SISTEM PENANGKAL PETIR Penerapan penangkal petir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga adalah menggunakan sistem elektrostatik karena perlindungan yang lebih aman dan area yang dilindungi lebih besar yakni secara parabolik. J. SISTEM KEAMANAN a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dengan lebar minimum 1,2 meter, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. b. Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas. K. SISTEM SIRKULASI HORISONTAL DAN VERTIKAL Ruang sirkulasi horisontal berupa koridor yang menghubungkan ruang ruang di dalam bangunan SMK dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. 5.2.2 ASPEK TEKNIS A. SISTEM STRUKTUR Penerapan struktur di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga adalah sebagai berikut: a. Menggunakan Struktur Rangka yang terdiri dari pondasi, sloof, kolom, balok dan plat lantai. b. Pondasi untuk bangunan 2 lantai menggunakan pondasi foot plat setempat beton bertulang, sedangkan untuk bangunan 3 lantai menggunakan pondasi foot plat lajur beton bertulang. c. Jarak penempatan tangga antar tangga maksimal 25 meter. d. Penerapan sistem dilatasi untuk menghindari atau mengurangi kerusakan akibat penurunan bangunan ataupun akibat adanya gempa. Dilatasi diterapkan untuk bangunan yang memiliki panjang lebih dari 30 meter. e. Struktur atap mengunakan atap baja ringan, yang memiliki ketahanan lebih tinggi dibandingkan dengan struktur kayu. B. SISTEM MODUL 127

Struktur rangka untuk bangunan SMK Tata Boga adalah struktur rangka beraturan dengan grid rata. 5.2.3 ASPEK VISUAL ARSITEKTURAL Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga rencana didesain berdasarkan kelompok fungsi aktivitas sejenis. SMK Tata Boga yang direncanakan memiliki organisasi ruang cluster terpusat. Bentuk bangunan yang saling berkesinambungan dan tidak terpisah pisah memudahkan dalam pengawasan siswa yang keluar masuk sekolah. Restoran dan Pujasera diletakkan di bagian yang mudah terlihat dari lingkungan sekitar dengan alasan agar dapat mudah menarik pengunjung. Desain yang kontekstual dengan lingkungan yakni adanya harmonisasi dengan lingkungan sekitar sehingga terjadi kesatuan (unity). 128