II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hidangan penutup atau populer disebut dessert. Bahan utama dari es. emulsifier, stabilizer dan perasa (Chan, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cuaca yang cukup panas ini, es krim merupakan salah satu makanan tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Es krim adalah salah satu pangan internasional yang dapat dengan mudah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Es Krim Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Es krim merupakan salah satu jenis makanan yang populer di dunia dan sangat digemari oleh semua kalangan. Hidangan ini biasanya dikonsumsi sebagai hidangan penutup atau populer disebut dessert. Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, krim dan air. Sebagai tambahan diberi gula, emulsifier, stabilizer dan perasa (Chan, 2008). Pengertian es krim menurut Badan Standarisasi Nasional (1995) adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan yang diizinkan. Proses pembuatan es krim meliputi tahap persiapan bahan untuk mendapatkan formula yang diinginkan, selanjutnya tahap pencampuran, pasteurisasi, homogenisasi, penuaan, pembekuan dan pengerasan (Arbuckle, 1986). Es krim mengandung 0,2-0,3 % penstabil, kurang dari 0,1 % emulsifier, sukrosa 10-15 % dan sedikit cita rasa dan pewarna alami. Es krim dengan kandungan lemak 12 %, protein 4,1 % dan karbohidrat 20,7 % mempunyai kandungan energi 196,7 kal/100g penyajian (Arbuckle, 1986). Es krim yang dihasilkan harus sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan (Tabel 1). 7

8 Tabel 1. Syarat Mutu Es Krim No. Kriteria Uji Unit Standart 1 Keadaan: Penampakan Rasa Bau - - - Normal Normal Normal 2 Lemak % (b/b) Min 5.0 3 Gula dihitung sebagai sakarosa % (b/b) Min 8.0 4 Protein % (b/b) Min 2.7 5 Jumlah padatan % (b/b) Min 3.4 6 Bahan Tambahan Makanan: Pemanis Buatan Pewarna Tambahan Pemantap dan Pengemulsi 7 Cemaran Logam: Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Negatif sesuai SNI 01-0222-1987 mg/kg mg/kg Maks 1.0 Maks 20.0 8 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0.5 9 Cemaran Mikrobia: Angka Lempeng Total Coliform Salmonella Listeria spp Koloni/g APM/g Koloni/25g Koloni/25g Maks 2x10 5 < 3 Negatif Negatif (Badan Standarisasi Nasional, 1995) Bahan- bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan es krim antara lain: lemak, bahan kering tanpa lemak (BKTL), bahan pemanis, bahan penstabil, dan bahan pengemulsi. Lemak susu (krim) merupakan sumber lemak yang paling baik untuk mendapatkan es krim berkualitas baik. Pada produk es krim tidak diberikan tambahan makanan karena penguat cita rasa adalah suatu zat bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam makanan yang dapat memperkuat aroma dan rasa (Harris, 2011). Menurut Harris (2011), es krim yang baik harus memenuhi persyaratan komposisi umum Ice Cream Mix (ICM) atau campuran es krim seperti pada Tabel 2.

9 Tabel 2. Komposisi Umum Es Krim Komposisi Jumlah (%) Lemak susu 10-16 % Bahan kering tanpa lemak 9-12 % Bahan pemanis gula 12-16 % Bahan penstabil 0-0,4 % Bahan pengemulsi 0-0,25 % Air 55-64 % (Harris, 2011) B. Deskripsi dan Kandungan Gizi Koro Benguk Koro termasuk jenis kacang- kacangan (leguminoseae) yang belum dikembangkan secara maksimal oleh petani. Umumnya koro ditanam sebagai tanaman sela di pematang sawah maupun tegalan. Sekalipun demikian produksi koro per hektar lebih tinggi dibandingkan kedelai. Produksi koro benguk (Mucuna pruriens L.) sekitar 3-4 ton/ha, koro pedang adalah 5-7 ton/ha, sedangkan kedelai hanya sebesar 1-2 ton/ha (Anonim, 2008). Benguk adalah biji- bijian sejenis kacang koro, secara biologi masih satu rumpun dengan kacang kapri dan kacang buncis. Tanaman benguk tumbuh merambat seperti tanaman kacang koro dan buncis. Tanaman ini tidak terlalu membutuhkan banyak air. Bahkan tanaman ini dapat tumbuh pada hampir semua tempat (Radiyati, 1992). Koro benguk (Mucuna pruriens L.) yaitu polong agak kehitaman. Bijinya kecil, bulat, pipih dan warnanya hitam blirik. Polong muda sering digunakan untuk sayur dan biji tua digunakan untuk tempe (Widianarko dkk, 2003). Kandungan gizi dari berbagai jenis koro dan kedelai dapat dilihat pada Tabel 3.

10 Tabel 3. Kandungan Gizi Beberapa Jenis Kacang Per 100 g Bahan Komposisi Kedelai* Koro Koro Kecipir*** Gizi pedang** benguk* Protein (g) 40,4 23,8-27,6 28,4-31,0 32,8 Lemak (g) 16,7 2,3-3,9 3,4-5,1 17 Karbohidrat 24,9 45,2-56,9 62,3-63,3 36,5 (g) Serat (g) 3,7 4,9-8,0 15,5-16,6 5,02 Kalsium (mg) 57 30 37 80 Besi (mg) 8,2 7 9,45 2 Sumber:* Handajani, S.(2001);**Eke, C.N.U. et al (2007); ***Anonim (1991) Koro benguk (Mucuna pruriens L.) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan lokal yang memiliki beragam varietas dan bisa digunakan sebagai bahan baku pengganti kedelai dalam pembuatan tempe. Masih sedikit masyarakat yang mengolahnya sebagai bahan makanan karena adanya kandungan HCN/ asam sianida pada bijinya yang dapat mengakibatkan keracunan. Sebenarnya, kadar HCN dapat ditekan sampai dibawah kadar toleransi dengan cara yang sederhana dan mudah sehingga dapat dikonsumsi dengan aman. Pengolahan koro benguk pada umumnya diawali dengan perendaman untuk menghilangkan HCN/ asam sianida karena kadar sianida pada koro relatif tinggi. Setelah perendaman biasanya diikuti dengan pemasakan atau perebusan. Karena kandungan karbohidrat yang tinggi menyebabkan koro benguk memiliki tekstur yang keras, sehingga pemasakan dilakukan agar teksturnya menjadi lunak (Handayani, dkk. 1995). Koro benguk memiliki kandungan asam amino esensial yang sangat tinggi sebesar 55,5 persen jauh lebih tinggi daripada kedelai yang hanya sebesar 40 persen. Selain itu, koro benguk juga murah harganya masih

11 terjangkau jika dibandingkan dengan harga kedelai. (Pratama dkk, 2008). Senyawa atau faktor anti-gizi yang ditemukan pada koro benguk adalah sianida dalam bentuk sianogenik glukosida. Umumnya sianida yang dihasilkan oleh bahan nabati tersebut bervariasi antara 10-800 mg per 100 g bahan. Dan umumnya aktivitas senyawa ini dapat dihilangkan atau dikurangi melalui proses pemanasan (Yuniastuti, 2008). C. Deskripsi Susu dan Kandungan Gizi Susu Sapi Dipandang dari segi gizi, susu merupakan bahan makanan yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah. Susu didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui anaknya. Susu merupakan emulsi lemak dalam air yang mengandung garam- garam mineral, gula dan protein (Muchtadi, 2010).Kandungan gizi susu sapi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan Gizi Susu Sapi per 100 gram Kandungan Zat Gizi Komposisi Energi (kkal) 61 Protein (g) 32 Lemak (g) 3,5 Karbohidrat (g) 4,3 Kalsium (mg) 143 Fosfor (mg) 60 Besi (mg) 1,7 Vitamin A (mg) 39 Vitamin B1 (mg) 0,03 Vitamin C (mg) 1 Air (g) 88,3 (Depkes RI, 2005) D. Deskripsi dan Komposisi Kelapa dan Santan Kelapa Lemak susu dapat dikatakan sebagai bahan baku es krim. fungsinya untuk memberi tekstur halus, berkontribusi dengan rasa serta memberi efek sinergis

12 pada tambahan flavor yang digunakan. Disamping itu, penggunaan lemak susu akan memperindah penampakan. Saat ini, lemak yang berasal dari susu sapi dapat digantikan dengan lemak yang berasal dari tanaman misalnya kelapa, palawija atau pun lemak yang diperoleh dari kedelai (Dewi, 2002 diacu dalam Pamungkasari, 2008). Kelapa (Cocos nucifera) merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah kelapa dapat dibuat menjadi berbagai macam olahan pangan, salah satunya adalah santan kelapa. Berdasarkan umur dari buah kelapa, kandungan buah kelapa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi Buah Kelapa Kandungan Muda Setengah Tua Tua Kalori (kal) 68 180 359 Air (g) 83,3 70 46,9 Protein (g) 1 4 3,4 Lemak (g) 0,9 15 34,7 Karbohidrat (g) 14 10 14 Kalsium (mg) 7 8 21 Fosfor (mg) 30 55 98 Besi (mg) 1 1,3 2 Vitamin A (SI) 0 10 0 Vitamin B1 (mg) 0,06 0,05 0,1 Vitamin C (mg) 4 4 2 (Prihatini, 2008) Santan kelapa merupakan suatu cairan berwarna putih seperti susu yang diperoleh dari hasil pengepresan atau pemerasan dari buah kelapa yang telah diparut dengan penambahan atau tanpa air. Dengan adanya penambahan air tersebut maka akan mempengaruhi komposisi dari santan kelapa itu sendiri (Prihatini, 2008). Pemarutan merupakan tahap pendahuluan dalam memperoleh santan. Pemarutan bertujuan untuk menghancurkan daging buah dan merusak jaringan

13 yang mengandung santan sehingga santan mudah keluar dari jaringan tersebut. Pemerasan dengan menggunakan tangan utuk memberikan tekanan pada hasil parutan dan memaksa santan keluar dari jaringan. Mengekstraksi santan dapat dilakukan pemerasan dengan tangan dan selanjutnya dilakukan penyaringan. Dalam industri makanan, peran santan sangat penting baik sebagai sumber gizi, penambahan aroma, cita rasa, flavour dan perbaikan tekstur bahan pangan hasil olahan (Ramdhoni dkk, 2009). Komposisi santan kelapa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi Santan Kelapa Komposisi Satuan Santan murni Santan dengan penambahan air Kalori Kal 324 122 Protein g 4,2 2 Lemak g 34,3 10 Karbohidrat g 5,6 7,6 Kalsium mg 14 25 Phosphor mg 1,9 0,1 Vitamin A 0 0 Thiamin 0 0 Air g 54,9 80 Bagian yang g 100 100 dapat dimakan (Prihatini, 2008) E. Gelatin Sebagai Bahan Penstabil Bahan penstabil adalah senyawa- senyawa hidrokoloid, biasanya polisakarida yang berperan dalam meningkatkan kekentalan ICM terutama pada keadaan sebelum dibekukan. Penambahan bahan penstabil pada pembuatan es krim memberikan banyak manfaat. Selain itu, penambahan bahan penstabil juga dapat memperpanjang masa simpan karena dapat mencegah terjadinya kristalisasi es selama penyimpanan. Tanpa bahan

14 penstabil, tekstur es krim akan menjadi kasar karena terbentuk kristal- kristal es. Bahan penstabil juga meningkatkan kemampuan menyerap air, sehingga ICM (Ice Cream Mix) menjadi lebih kental dan produk es krim tidak muda meleleh (Padaga, 2004). Menurut Arbuckle (1986), tujuan utama penggunaan bahan penstabil pada es krim adalah menghasilkan kehalusan dan tekstur yang baik, untuk menghambat atau mengurangi pembentukan kembali kristal es krim selama penyimpanan, menghasilkan keseragaman produk dan menghambat pelelehan. Semua bahan penstabil mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat air an efektif untuk membentuk kehalusan dan tekstur produk akhir es krim. Bahan penstabil yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah gelatin (Glikcksman, 1969). Gelatin adalah suatu polipeptida larut berasal dari kolagen, yang merupakan kostituen utama dari kulit, tulang, dan jaringan ikat binatang. Gelatin diperoleh melalui hirolisis parsial dari kolagen. Ketika kolagen diperlukan dengan asam atau basa dan diikuti dengan panas, struktur fibrosa kolagen dipecah ireversibel menghasilkan gelatin. Gelatin mengadung protein yang sangat tinggi dan rendah kadar lemaknya (Hastuti dan Sumpe, 2007). Gelatin kering dengan kadar air 8-12 % mengandung protein sekitar 84-86 % protein, lemak hampir tidak ada dan 2-4 % mineral. Dari 10 jenis asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 jenis asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak

15 terkandung dalam gelatin yaitu Treptophane. Dengan komposisi kimia seperti tersebut di atas dan sifat- sifat fisik lainnya, tidak heran kalau gelatin mempunyai multi guna dalam berbagai industri. Hal ini dikarenakan gelatin bersifat serba bisa yaitu, bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengemulsi (emulsifier), pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, pengatur elastisitas, dapat membentuk lapisan tipis yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian sifat penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi dan dapat diatur, sebagai pengawet, humektan, penstabil, dan lain- lain (Hastuti dan Sumpe, 2007). Gelatin memiliki sifat dapat berubah secara reversible dari bentuk sol ke gel, membengkak atau mengembang dalam air dingin, membentuk film, mempengaruhi viskositas suatu bahan dan dapat melindungi sistem koloid (Utama, 1997). Sifat- sifat gelatin yang penting selain berfungsi sebagai pemantap es krim, gelatin memberikan sifat tekstur yang khas dan tahan terhadap perubahan suhu mendadak (Cahyadi, 2005). F. Pembuatan Es Krim Proses pembuatan es krim meliputi penghitungan adonan, pencampuran, pasteurisasi (pemanasan), homogenisasi, aging, pembekuan dan pengerasan. Penghitungan adonan dilakukan untuk menghitung komposisi bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan es krim. Pencampuran adonan dilakukan dengan melarutkan bahan- bahan kering ke dalam bahan cair kemudian dipanaskan (Arbuckle, 1986). Pasteurisasi atau pemanasan dapat dilakukan dengan metode High Temperature Short Time (HTST) dimana

16 standar yang direkomendasikan oleh FDA (Food And Drug Administration) adalah 63 0 C selama 30 menit; 79,4 0 C selama 25 detik atau 100 0 C selama beberapa detik (Campbell, 1975). Tujuan pasteurisasi adalah membunuh mikroba patogen, melarutkan bahan- bahan kering, meningkatkan cita rasa, memperbaiki mutu es krim dan menghasilkan produk yang seragam (Dessrosier dan Tressler, 1977). Homogenisasi bertujuan untuk membentuk adonan yang seragam, membantu pencampuran adonan, memperbaiki tekstur dan penerimaan es krim, mereduksi waktu penuaan (aging) serta menghasilkan produk yang seragam (Dessrosier dan Tressler, 1977). Pembekuan bertujuan untuk membekukan sebagian air dalam adonan serta mendapatkan efek rasa dingin pada makanan tersebut. Proses pembekuan harus dilakukan secara cepat untuk mencegah pembekuan kristal es yang kasar. Pembekuan dilakukan dua tahap, tahap pertama suhu diturunkan hingga mencapai ( 5 0 C) - ( 8 0 C) dan tahap kedua lebih dikenal dengan pengerasan adonan, dilakukan pada suhu sekitar 30 0 C (Campbell, 1975). G. Hipotesis 1. Kombinasi susu sapi dan santan kelapa mampu menghasilkan kualitas es krim sari koro benguk yang berkualitas baik secara fisik, kimia, mikrobiologis maupun organoleptik. 2. Kombinasi susu sapi 25 % dan santan kelapa 75 % menghasilkan es krim sari koro benguk yang berkualitas baik