BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya, SDM mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa suatu negara, dalam usaha meningkatkan kualitas SDM diperlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sarana dalam menciptakan SDM yang berkualitas, memiliki pengetahuan, memiliki keterampilan, dan sikap. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 bab II pasal (3), menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Indonesia memiliki suatu sistem pendidikan yang sudah diatur sebagai jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat, terdiri dari berbagai jenis jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan menegah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan, atau pendidikan berbentuk sekolah terdiri atas jenis Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Perwujudan nyata dari pendidikan di Indonesia adalah terlaksananya proses belajar mengajar (PBM) disekolah-sekolah, sebagai contoh terlaksanannya pembelajaran di SMK. SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai juru teknik, sehingga

lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. SMK Negeri 1 Cilaku merupakan sekolah menengah kejuruan yang telah banyak mencetak tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing dipasar kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang terserap oleh industriindustri yang ada di Indonesia. Seperti yang tertera pada tabel dibawah ini: N o 1 2 3 Tahun lulus 2009-2010 2010-2011 2011-2012 Tabel 1.1 Persentase Jumlah Lulusan yang Diserap oleh Industri Jurusan Jumlah Lulusan Jumlah Melanjutkan Jumlah Siap Kerja Jumlah Disalurkan Persentase TGB 53 15 38 35 92,11% TITL 65 65 61 93,85% TP 63 63 61 96,83% TKR 63 63 57 90,48% TGB 56 6 50 45 90% TITL 65 65 61 93,85% TP 66 2 64 57 89,06% TKR 55 2 53 51 96,23% TGB 57 7 50 31 62% TITL 67 2 65 41 63,01% TP 62 62 33 53,23% TKR 66 66 33 50% Jumlah 734 34 704 566 80,40% (Sumber: Dokumentasi Humastri SMK Negeri 1 Cilaku) Salah satu bidang keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Cilaku adalah bidang keahlian Teknik Mekanik Otomotif (TMO) atau sekarang lebih dikenal dengan nama Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Bidang keahlian ini bergerak pada bidang otomotif atau lebih di khususkan yang berhubungan dengan kendaraan roda 4. Berdasarkan kurikulum yang berlaku, pada bidang keahlian ini para siswa dibekali pelajaran umum dan pelajaran kejuruan, atau dikelompokkan dalam 3 kelompok mata pelajaran yaitu mata pelajaran adaptif, normatif dan produktif. Pada mata pelajaran produktif siswa dibekali pelajaran yang berhubungan dengan keahlian otomotif seperti: menggunakan alat-alat ukur, menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja, melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen-komponennya,

memelihara/servis sistem bahan bakar bensin, memperbaiki sistem pengapian, memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoprasiannya, pemeliharaan transmisi, memperbaiki roda dan ban, dan masih banyak lagi. Semua mata pelajaran yang dipelajari merujuk kepada keahlian dalam hal merawat dan memperbaiki yang berhubungan dengan otomotif. Lulusan SMK kelak akan memasuki dunia kerja, harapannya lulusan SMK dapat diserap seluruhnya oleh perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Khusus bidang keahlian TKR, pekerjaan yang relevan dengan bidang keahliannya yaitu sebagai teknisi otomotif, akan tetapi pada kenyataannya lulusan TKR tidak semua bekerja sebagai teknisi di bidang otomotif. Berikut merupakan data siswa yang bekerja menjadi teknisi otomotif, seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 1.2 Jumlah Lulusan Jurusan TKR yang Bekerja Menjadi Teknisi Otomotif No Tahun Lulusan Jumlah siswa Yang bekerja menjadi teknisi otomotif Persentase (%) 1 2010-2011 55 22 40% 2 2011-2012 66 13 20% (Sumber: Dokumentasi Humastri SMK Negeri 1 Cilaku) Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terbatasnya lapangan kerja, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berwirausaha dan memilih bekerja dibidang lain selain dibidang otomotif. Hal senada dikemukakan oleh Kepala Seksi Penyusunan Program Direktorat Pembinaan SMK (kemendikbud), Winner Jihad Akbar menyatakan bahwa: 61,3 persen lulusan SMK sudah bekerja pada tahun 2010 dan berdasarkan data pokok SMK tahun 2012 yang dikirim melalui sampel 1224 SMK dari 10.735 SMK seluruh Indonesia tercatat lulusan yang bekerja mencapai 69,59 persen dengan rincian bekerja di industri 53,99 persen dan wirausaha 15,6 persen; 28,3 persen melanjutkan ke perguruan tinggi dan 2,12 persen menganggur. (http://www.republika.co.id). Fenomena keberagaman pilihan yang dialami lulusan SMK dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ekonomi, pengaruh lingkungan keluarga, kemampuan akademik, minat, prospek serta pengalaman dan kemahiran

(http://ekonomiasasonline.com). Berdasarkan faktor-faktor tersebut, minat ruparupanya merupakan faktor penting untuk dikaji lebih mendalam. Minat menurut Tidjan adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang (http://belajarpsikologi.com), dari pengetian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagian pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. Minat menjadi teknisi otomotif adalah pemusatan pikiran, perasaan, kemauan atau perhatian seseorang terhadap pekerjaan teknisi. Maka dari itu, minat menjadi teknisi itu timbul berdasarkan respon positif diri sehingga menimbulkan kesungguhan dan menaruh perhatian pada pendidikan, dan inisiatif untuk mendalami praktik, meneliti, serta tanggung jawab, berbeda dengan tidak berminat menjadi teknisi otomotif, tidak akan memiliki inisiatif untuk mendalami dan rasa tanggung jawab yang kurang. Minat siswa dapat terbentuk selama proses belajar di sekolah, karena orientasi selama belajar siswa di arahkan untuk menekuni bidang sesuai dengan bidang keahlian yang dipilihnya. Berkenaan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak sekolah dalam hal ini Ketua jurusan TKR mengemukakan mengenai harapan sekolah bahwa: Dengan perolehan bekal pengetahuan selama belajar di bangku sekolah yang didukung oleh sarana, dan dengan mengikutsertakan siswa ke dalam kegiatan-kegiatan yang relevan dengan kompetensi otomotif seperti mengikuti kegiatan pameran otomotif, mengikuti kegiatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan melaksanakan program prakerin, dari semua proses tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa terhadap bidang teknisi otomotif secara menyeluruh, serta lulusan mampu bersaing dengan lulusan lain dibidang teknisi otomotif, karena pada dasarnya siswa belajar disekolah dicetak kearah menjadi teknisi otomotif. Berdasarkan hasil observasi awal dengan menyebar instrument ke beberapa siswa jurusan TKR di SMK Negeri 1 Cilaku, diperoleh hasil bahwa 57,5% dari 30 siswa menyatakan berminat bekerja menjadi seorang teknisi otomotif sedangkan 42,5% menyatakan tidak berminat menjadi seorang teknisi.

Hasil tersebut lebih dari setengah responden dalam hal ini siswa menyatakan berminat menjadi seorang teknisi akan tetapi minat dari siswa menjadi teknisi masih tergolong belum maksimal dan belum menunjukan pencapaian yang masimal dari apa yang diharapkan sekolah. Merujuk kepada skala yang dibuat Ali, M (1982:186) bahwa hasil 57,5 % yang menyatakan berminat menjadi teknisi otomotif masuk kedalam kategori rendah. Minat yang beragam ini akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu profesi pekerjaan terutama pekerjaan teknisi otomotif. Sikap seseorang terhadap pekerjaan teknisi otomotif dapat terbentuk dari apa yang mereka pelajari, alami, sesuatu yang mereka sukai atau tidak mereka sukai serta sikap yang positif terhadap suatu obyek akan memberikan nilai yang berharga dan istimewa terhadap apa yang menjadi pilihannya. Siswa memiliki keinginan untuk mencapai cita-cita berdasarkan minat yang mereka jalani sesuai dengan ilmu yang mereka dapat pada saat sekolah. uraian diatas menunjukkan adanya hubungan antara minat dengan sikap. Latar belakang masalah di atas menarik peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai hubungan minat menjadi teknisi dengan sikapnya terhadap pekerjaan teknisi otomotif, maka diangkatlah judul Hubungan Antara Minat Menjadi Teknisi Dengan Sikapnya Terhadap Pekerjaan Teknisi Otomotif Pada Siswa Kelas XII TKR di SMK Negeri 1 CILAKU. B. Identifikasi Masalah Bertitik tolak dari masalah yang mungkin timbul dari latar belakang, untuk mempermudah dalam pengenalan dan memperjelas masalahnya, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bekerja menjadi teknisi otomotif dikalangan siswa TKR di SMK Negeri 1 Cilaku masih kurang diminati. 2. Banyaknya faktor yang mempengaruhi minat menjadi teknisi otomotif, yaitu: terbatasnya lapangan kerja, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berwirausaha.

3. Berbedanya sikap siswa terhadap pekerjaan teknisi otomotif menyebabkan minat siswa menjadi teknisi otomotif rendah. C. Pembatasan Masalah Ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi agar pembahasannya tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa kelas XII TKR di SMK Negeri 1 Cilaku Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Pekerjaan teknisi yang dimaksud adalah teknisi otomotif yang bertugas sebagai teknisi untuk melakukan perawatan atau perbaikan pada bidang otomotif. 3. Aspek minat siswa menjadi teknisi dibatasi pada yaitu keinginan/cita-cita, usaha yang dilakukan dan pengaruh lingkungan sekitar. 4. Aspek sikap siswa terhadap pekerjaan teknisi dibatasi pada dimensi kognitif, afektif dan konatif. D. Rumusan Masalah Sugiyono (2010:56) menyatakan bahwa rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Maka dari itu, sebelum dilakukan penelitian perlu adanya perumusan masalah terlebih dahulu, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Sejauhmana hubungan antara minat menjadi teknisi dengan sikapnya terhadap pekerjaan teknisi otomotif pada siswa kelas XII TKR di SMK Negeri 1 Cilaku? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar tingkat minat bekerja menjadi teknisi otomotif pada siswa TKR kelas XII di SMK Negeri 1 Cilaku. 2. Mengetahui seberapa besar tingkat sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif pada siswa TKR kelas XII di SMK Negeri 1 Cilaku. 3. Mengetahui sejauhmana hubungan antara minat menjadi teknisi otomotif dengan sikapnya terhadap pekerjaan teknisi otomotif pada siswa TKR kelas XII di SMK Negeri 1 Cilaku. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu bagi: 1. Sekolah, dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap sekolah agar lebih dapat mengarahkan dan memperhatikan minat bekerja siswa sebagai upaya mendapatkan kesesuaian pekerjaan dengan bidang keahliannya. 2. Para pendidik sebagai masukan dalam upaya memberikan bimbingan karir, sehingga siswa termotivasi untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. 3. Para siswa sebagai bahan masukan/informasi mengenai pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlianya. G. Sistematika Penulisan Penyusunan sistematika penulisan diterapkan sesuai kaidah tata tulis karya ilmiah yang dibakukan, sehingga penulisan merujuknya dalam satu kesatuan penyusunan secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tinjauan tentang minat, tinjauan tentang sikap, tinjauan tentang pekerjaan, tinjauan tentang teknisi otomotif, studi tentang minat bekerja

menjadi teknisi otomotif, studi tentang sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif, hubungan minat dengan sikap siswa terhadap pekerjaan teknisi otomotif, anggapan dasar, dan hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Berisi lokasi dan subyek penelitian, metode dan desain penelitian, variabel dan definisi operasional, paradigma penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, pengujian persyaratan analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi uraian dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh meliputi Pengujian instrumen penelitian, deskripsi data, pengujian persyaratan analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi penjelasan kesimpulan dari penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan penelitian.