NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016


No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016








No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016


No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/Deflasi Perdesaan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2017 SEBESAR 102,59, NAIK 0,60 PERSEN DIBANDING MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2017 SEBESAR 103,50 ATAU TURUN 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/Deflasi Perdesaan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JANUARI 2017 SEBESAR 102,94 ATAU NAIK 0,69 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2016 SEBESAR 98,11 ATAU TURUN 1,67 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2016 SEBESAR 99,41 ATAU NAIK 2,10 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU SEPTEMBER 2016 SEBESAR 99,11 ATAU NAIK 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN

Transkripsi:

No. 02/07/81/Th.IX, 3 Juli 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 adalah sebesar 101,07, atau naik sebesar 0,38 persen dibanding Mei 2017 yang tercatat sebesar 100,69. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,17 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,78 persen. NTP tertinggi pada Juni 2017 masih dicapai subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 110,37 sedangkan terendah masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 92,26. Peningkatan NTP pada Juni 2017 disebabkan naiknya NTP pada 4 (empat) subsektor yakni tertinggi oleh subsektor perikanan sebesar 0,99 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,64 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,38 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,24 persen. Sedangkan NTP subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding Mei 2017. Peningkatan pada subsektor perikanan disumbangkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,32 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 100,57 atau naik 0,31 persen dibanding Mei 2017. Pada Juni 2017, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,95 persen, disebabkan semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,53 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 1,07 persen, kelompok perumahan sebesar 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok gtransportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga masing-masing sebesar 0,09 persen dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0.07 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan cakalang, bawang putih, kacang panjang, biaya listrik PLN golongan 1, dan cabai merah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 tercatat sebesar 122,78, naik sebesar 1,17 persen dibanding Mei 2017 yang tercatat sebesar 121,36. 1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya 1

tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Mei - Juni 2017 (2012 = 100) Subsektor Mei 2017 B u l a n Juni 2017 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 130.03 131.62 1.22 b. Hortikultura 142.66 143.56 0.64 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 117.87 119.56 1.44 d. Peternakan 131.42 132.68 0.95 e. Perikanan 132.27 134.51 1.70 e.1. Perikanan Tangkap 133.30 135.99 2.02 e.2. Perikanan budidaya 127.15 127.15 0.00 f. Gabungan 129.34 130.85 1.17 g. Gabungan Tanpa Ikan 128.99 130.41 1.10 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 129.21 130.30 0.84 b. Hortikultura 129.08 130.08 0.77 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 128.58 129.60 0.79 d. Peternakan 127.16 128.07 0.72 e. Perikanan 126.81 127.69 0.70 e.1. Perikanan Tangkap 127.29 128.17 0.69 e.2. Perikanan budidaya 124.39 125.31 0.74 f. Gabungan 128.46 129.46 0.78 g. Gabungan Tanpa Ikan 128.66 129.67 0.79 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 100.63 101.01 0.38 b. Hortikultura 110.52 110.37-0.14 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 91.67 92.26 0.64 d. Peternakan 103.35 103.60 0.24 e. Perikanan 104.31 105.34 0.99 e.1. Perikanan Tangkap 104.72 106.10 1.32 e.2. Perikanan budidaya 102.22 101.47-0.74 f. Gabungan 100.69 101.07 0.38 g. Gabungan Tanpa Ikan 100.26 100.57 0.31 NASIONAL 100.15 100.53 0.38 NASIONAL tanpa Ikan 100.01 100.37 0.36 2

Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Juni 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku meningkat sebesar 0,38 persen dibanding Mei 2017, atau naik dari 100,69 pada Mei 2017 menjadi 101,07 pada Juni 2017. Peningkatan NTP disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang sebesar 0,78 persen. Peningkatan NTP pada Juni 2017 disebabkan naiknya NTP pada 4 (empat) subsektor yakni tertinggi oleh subsektor perikanan sebesar 0,99 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,64 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,38 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,24 persen. Sedangkan NTP subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding Mei 2017. Peningkatan pada subsektor perikanan disumbangkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,32 persen sedangkan kelompok perikanan budidaya turun sebesar 0,74 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan juga menunjukkan perkembangan yang lebih baik pada Juni 2017 yaitu naik sebesar 0,31 persen dibanding Mei 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Juni 2017, maka NTP Provinsi Maluku masih tetap berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,53. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Juni 2017 sebesar 130,85. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya It pada semua subsektor, tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,70 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,44 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,22 persen, subsektor peternakan sebesar 0,95 persen, dan terendah subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,64 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Juni 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 129,46, naik 0,78 persen dibanding Mei 2017 yang tercatat sebesar 128,46. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,84 persen, diikuti subsektor tanaman 3

perkebunan rakyat sebesar 0,79 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,77 persen, subsektor peternakan sebesar 0,72 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,70 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Juni 2017, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,22 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,84 persen. Peningkatan It utamanya disumbangkan oleh kelompok padi sebesar 2,90 persen dan kelompok palawija (khususnya komoditas jagung dan ketela pohon) sebesar 0,68 persen. Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,95 persen dan sebesar 0,01 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada Juni 2017, NTP-H kembali mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding Mei 2017, karena peningkatan It yang sebesar 0,64 persen masih lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,77 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas di kelompok sayur sayuran ( khususnya komoditas cabai merah, kacang panjang, terung panjang, kangkung dan bayam) yang secara rata-rata sebesar 0,83 persen, kelompok buah- buahan (khususnya komoditas pepaya, pisang) secara rata-rata sebesar 0,51 persen. Sedangkan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas kunyit dan lengkuas) secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 1,40 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,88 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Juni 2017, NTP-R mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen dibanding Mei 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,44 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,79 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat yaitu pada semua komoditas di sebsektor ini. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,92 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. 4

d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Juni 2017, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen dibanding Mei 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,95 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,72 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok ternak besar (khususnya komoditas sapi potong) sebesar 2,04 persen, kelompok unggas (khususnya komoditas ayam ras pedaging) sebesar 1,16 persen dan kelompok hasil ternak (khususnya komoditas telur ayam ras dan telur ayam buras) sebesar 0,79 persen, sedangkan kelompok ternak kecil tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 1,03 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,09 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada Juni 2017, NTP-NP mengalami peningkatan sebesar 0,99 persen dibanding Mei 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,70 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,70 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 2,02 persen sedangkan kelompok budidaya tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 1,05 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Juni 2017, NTN naik sebesar 1,32 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 2,02 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,69 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya harga berbagai komoditas ikan pada kelompok perikanan tangkap khususnya ikan cakalang, ikan tongkol dan ikan tenggiri. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Juni 2017, NTPi kembali mengalami penurunan sebesar 0,74 persen, karena It tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017 sedangkan Ib justru naik sebesar 0,74 persen. Peningkatan Ib hanya disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 1,04 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Juni 2017 (2012=100) B u l a n Persentase Kelompok dan Sub Kelompok Mei 2017 Juni 2017 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 100.63 101.01 0.38 5

a. Indeks Diterima Petani 130.03 131.62 1.22 - Padi 112.54 115.80 2.90 - Palawija 136.96 137.90 0.68 b. Indeks Dibayar Petani 129.21 130.30 0.84 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.21 134.48 0.95 - Indeks BPPBM 105.79 105.80 0.01 2. Hortikultura (NTPH) 110.52 110.37-0.14 a. IndeksDiterimaPetani 142.66 143.56 0.64 - Sayur-sayuran 152.71 153.99 0.83 - Buah-buahan 135.50 136.19 0.51 - Tanaman Obat 122.47 120.76-1.40 b. IndeksDibayarPetani 129.08 130.08 0.77 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.42 134.59 0.88 - Indeks BPPBM 105.71 105.77 0.06 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 91.67 92.26 0.64 a. IndeksDiterimaPetani 117.87 119.56 1.44 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 117.87 119.56 1.44 b. IndeksDibayarPetani 128.58 129.60 0.79 - IndeksKonsumsiRumahTangga 133.42 134.65 0.92 - Indeks BPPBM 105.56 105.56 0.00 4. Peternakan (NTPT) 103.35 103.60 0.24 a. IndeksDiterimaPetani 131.42 132.68 0.95 - Ternak Besar 132.64 135.35 2.04 - Ternak Kecil 132.13 132.13 0.00 - Unggas 126.02 127.49 1.16 - Hasil Ternak 131.24 132.28 0.79 b. Indeks Dibayar Petani 127.16 128.07 0.72 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.05 138.47 1.03 - Indeks BPPBM 107.57 107.47-0.09 5. Perikanan (NTNP) 104.31 105.34 0.99 a. Indeks Diterima Petani 132.27 134.51 1.70 - Penangkapan 133.30 135.99 2.02 - Budidaya 127.15 127.15 0.00 b. Indeks Dibayar Petani 126.81 127.69 0.70 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.35 136.78 1.05 - Indeks BPPBM 111.65 111.60-0.05 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 104.72 106.10 1.32 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 133.30 135.99 2.02 - Penangkapan Laut 133.30 135.99 2.02 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 127.29 128.17 0.69 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.39 136.82 1.05 - BPPBM 113.26 113.20-0.06 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 102.22 101.47-0.74 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 127.15 127.15 0.00 - Budidaya Air Tawar 98.80 98.80 0.00 - Budidaya Laut 127.33 127.33 0.00 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 124.39 125.31 0.74 6

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.16 136.56 1.04 - BPPBM 103.64 103.64 0.00 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisional yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Juni 2017 menunjukkan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,95 persen. Peningkatan IKRT disebabkan semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,53 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 1,07 persen, kelompok perumahan sebesar 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok gtransportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga masing-masing sebesar 0,09 persen dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0.07 persen. Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan cakalang, bawang putih, kacang panjang, biaya listrik PLN golongan 1, dan cabai merah. Data dalam Tabel 3 juga menunjukkan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dibanding angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Juni 2017 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan 1.53 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.33 Perumahan 0.62 Sandang 1.07 Kesehatan 0.07 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.09 Transportasi & Komunikasi 0.10 Umum / Gabungan 0,95 Nasional 0,22 7

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukkan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Juni 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 152,65, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 126,72, selanjutnya kelompok sandang yang menggeser posisi kelompok transportasi dan komunikasi dengan nilai sebesar 123,41, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 123,01, kelompok perumahan sebesar 121,59, kelompok kesehatan sebesar 116,81, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,81. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) U r a i a n Mei 2017 Juni 2017 Inflasi/ Deflasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 150.35 152.65 1.53 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 126.31 126.72 0.33 Sandang 122.09 123.41 1.07 Transportasi dan Komunikasi 122.89 123.01 0.10 Perumahan 120.85 121.59 0.62 Kesehatan 116.73 116.81 0.07 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 109.71 109.81 0.09 GABUNGAN 134.07 135.34 0.95 7. Kebutuhan Petani untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka kelompok bibit (khususnya komoditas bibit padi) dan kelompok transportasi (khususnya komoditas ongkos angkut) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,01 persen dan sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok obat-obatan dan pupuk (khususnya komoditas ampas kelapa dan anti jamur) 8

serta kelompok penambahan barang modal (khususnya komoditas cangkul) mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,01 persen dan sebesar 0,02 persen. Data dalam Tabel 5 juga menunjukkan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,97 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. Hal ini berarti kelompok transportasi adalah yang paling cepat perkembangan harganya dibanding kelompok lainnya. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Juni 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok Mei 2017 Juni 2017 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.58 106.57 0.00 Bibit 104.69 104.70 0.01 Obat-Obatan dan Pupuk 102.87 102.85-0.01 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.52 104.52 0.00 Transportasi 114.92 114.97 0.04 Penambahan Barang Modal 108.93 108.91-0.02 Upah Buruh Tani 102.02 102.02 0.00 8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Juni 2017 mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen dibanding Mei 2017, yaitu dari 121,36 menjadi 122,78. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen, sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. 9

Peningkatan NTUP pada Juni 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor perikanan sebesar 1,75 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,44 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,21 persen, subsektor peternakan sebesar 1,04 persen dan subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,69 persen 0,58. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Mei - Juni 2017 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Subsektor Mei 2017 Juni 2017 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 122.91 124.40 1.21 b. Hortikultura 134.96 135.73 0.58 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 111.66 113.27 1.44 d. Peternakan 122.18 123.45 1.04 e. Perikanan 118.46 120.54 1.75 e.1. Perikanan Tangkap 117.69 120.14 2.09 e.2. Perikanan Budidaya 122.68 122.68 0.00 f. Gabungan 121.36 122.78 1.17 g. Gabungan Tanpa Ikan 121.73 123.07 1.10 NASIONAL 109.15 109.59 0.41 NASIONAL Tanpa Ikan 108.93 109.35 0.39 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320 11