BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep Keluarga Sejahterah

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang ditulis Hernawati tentang Upaya Meningkatkan

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJUAN PUSTAKA. saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia istilah keluarga sejahtera baru dirumuskan oleh pemerintah

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Keuangan Keluarga

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

UU 13/1998, KESEJAHTERAAN LANJUT USIA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1998 (13/1998) Tanggal: 30 NOPEMBER 1998 (JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu.

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 15/MEN/2009 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEDAGANG DI OBYEK WISATA DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUYANGAN

O-o-O. pamphlet. Kawi Boedisetio

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat kesejahteraan dapat didefinisikan seabagai kondisi agregat dari

JURNAL LIAN FITRIAN ABDULLAH

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6 KEMISKINAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH PENAMBANG PASIR SERAYU DI DESA KALIORI KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

A /'\ purposive. pzzq. ' sampling METODE PENELITIAN sampling

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

Lampiran 1 Kriteria keluarga sejahtera BKKBN

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

O-o-O. pamphlet. Kawi Boedisetio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN KAMPUNG BINAAN KELUARGA SAKINAH DI KABUPATEN SIAK

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

2017, No menetapkan Peraturan Presiden tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang D

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nelayan Nelayan dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan sebagai orangorang yang secara aktif melakukan penangkapan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai mata pencaharian. M.Khalil Mansyur (dalam Imron :2012) mengartikan nelayan dengan artian yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat nelayan bukan berarti mereka yang dalam mengatur hidupnya hanya mencari ikan di laut untuk menghidupi keluarganya akan tetapi juga orang-orang yang interal dalam lingkungan itu. Nelayan atau kelompok nelayan sesuai UU No 9 tahun 1985 adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan yang mencakup, menangkap, membudidayakan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan komersial. Klasifikasi nelayan berdasarkan kelompok kerja yaitu (Mukhtar : 2014): 1. Nelayan Perorangan Nelayan perorangan merupakannelayan yang memiliki peralatan tangkap ikan sendiri, dalam pengoprasiannya tidak melibatkan orang lain. 2. Nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan KUB merupakan gabungan dari minimal 10 orang nelayan yang kegiatan usahanya terorganisir dan tergabung dalam kelompok usaha bersama non-badan hukum. 4

3. Nelayan Perusahaan Melayan perusahaan merupakan nelayan pekerja atau pelaut perikanan yang terkait dengan perjanjian kerja kelautan dengan badan usaha perikanan. Pada daerah penelitian, sebagian besar merupakan nelayan kecil. Perikanan tangkap skala kecil dapat diklasifikasikan ke dalam kondisi/karakter usaha dimana nelayan sebagai operator usahanya. Dengan kata lain operator usaha perikanan tangkap skala kecil diklasifikasikan sebagai nelayan kecil (Hermawan, 2006 dalam Sembiring 2015). Nelayan kecil menurut UU No.45 Tahun 2009 adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar lima grosston (GT). Perikanan tangkap skala kecil menurut Smith (1983) dalam Sembiring (2015) adalah diantaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Kegiatan dilakukan dengan unit penangkapan skala kecil, kadang-kadang menggunakan perahu bermesin atau tidak sama sekali. 2. Aktivitas penangkapan merupakan paruh waktu, dan pendapatan keluarga adakalanya ditambah dari pendapatan lain dari kegiatan di luar penangkapan. 3. Kapal dan alat tangkap biasanya dioperasikan sendiri. 4. Alat tangkap dibuat sendiri dan dioperasikan tanpa bantuan mesin. 5

5. Investasi rendah dengan modal pinjaman dari penampung hasil tangkapan. 6. Hasil tangkapan per unit usaha dan produktivitas pada level sedang sampai sangat rendah. 7. Hasil tangkapan tidak dijual kepada pasar besar yang terorganisir dengan baik tapi diedarkan di tempat-tempat pendaratan atau dijual di laut. 8. Sebagian atau keseluruhan hasil tangkapan dikonsumsi sendiri bersama keluarganya. 9. Komunitas nelayan kecil seringkali terisolasi baik secara geografis maupun sosial dengan standar hidup keluarga nelayan yang rendah sampai batas minimal. B. Pengertian Kesejahteraan Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan social, material, maupun spiritual yang meliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat (Rambe, 2001 dalam Sunarti, 2006). Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki 6

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. (UU RI Nomor 52 tahun 2009). Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga : 1. Faktor intern keluarga a. Jumlah anggota keluarga Saat ini tuntutan keluarga semakin meingkat tidak hanya mencakup kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan dan sarana pendidikan) tetapi juga kebutuhan lainnya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, sarana untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan tersebut akan terpenuhi jika jumlah anggota keluarganya kecil. b. Tempat tinggal Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan ketenangan dan kegembiraan serta menyejukkan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang akan menimbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antar anggota keluarga yang disebabkan oleh kekacauan pikiran karena tidak dapat 7

memperoleh kenyamanan dan ketentraman akibat tidak teraturnta tempat tinggal. c. Keadaan sosial ekonomi keluarga Untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga.keadaan soisal dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis apabila ada hubungan yang baik dan didasari oleh ketulusan hari dan rasa penuh kasih sayang, saling menghormati, toleransi bantu-membantu dan saling mempercayai antar anggota keluarga. d. Keadaan ekonomi keluarga Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga. Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan pula taraf hidup keluarga. 2. Faktor ekstern Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan dikembangkan agar tidak terjadi kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga. Hal tersebut akan mengganggu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga. Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dariluar anggota keluarga anatara lain : 8

a. Faktor manuasia : iri hati dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma. b. Faktor alam : bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam penyakit c. Faktor ekonomi : pendapatan rendah (BKKBN,1994) Fungsi keluarga sejahtera terdiri dari : a. Fungsi keagaman Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Dalam keluarga sejahtera, keluarga dan anggotanya mau dan mampu mengembangkan kehidupan keluarga sebagai wahana untuk menanamkan nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, yang akan menjadikan manusia yang agamis, penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Fungsi sosial budaya Manusia adalah makhluk sosial. Ia bukan hanya membutuhkan orang lain. Setiap keluaraga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluraga sebagian dari masyarakat diharapkan mampu menggali, mempertahankan dan mengambangkan sosial budaya setempat. Disamping itu keluarga juga mampu menanamkan rasa memiliki terhadap budaya daerahnya tetapi berlebih-berlebihan, sehingga ia mampu menghargai berbagai budaya harus dijadikan rahmat bukan dijadikan bahan ejekan yang menyebabkan terjadinya permusuhan dan perpecahan. 9

c. Fungsi cinta dan kasih sayang Mendapatkan cinta dan kasih sayang adalah hak anak dan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orang tua, anak belajar bukan hanya menyayangi yang lainya tetapi belajar menghargai orang lain. Membimbing dan mendidik anak dengan penuh cinta kasih akan membuat anak berkambang menjadi anak yang lembut, penuh kasih sayang dan bijaksana sehingga tercipta keharmonisan. d. Fungsi perlindungan Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluaraga. Dalam hal ini dimaksudkan keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam ajaran islam bahwasalah satu tujuan pernikahan adalah diperolehnya rasa aman, tenang dan tentram. e. Fungsi reproduksi Salah satu tujuan perkawinan adalah melestarikan keturunan, karena itu perkembangan suatu keturunan bagi suatu keluarga akan mengurangi kebahagian bahkan menjadi sebab penderitaan batin bagi keluarga.keluarga sejahtera dapat melaksanakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan sesuai dengan rencana dan dapat terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan taqwa. f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan Orang tua adalah menpendidik pertama dan utama bagi anaknya. Keluaraga diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan 10

kekuatan fisik, mental, sosial dan spiritual secara serasi dan selaras serta seimbang. Orang tua bertanggung jawab dan akan menjadi contoh, pemberi inisiatif dan mendorong bagi anak dalam menerapkan nilai kebaikan, kebenaran dan kemanusiaan. g. Fungsi ekonomi Pemenuhan kebutuhan berupa sandang pangan dan papan adalah kewajiban setiap orang tua, tetapi selain itu adalah bagaimana mendorong anggota keluarganya untuk dapat hidup sederhana tidak berlebihan-lebihan sehingga anak dapat menghargai setiap jerih payah yang telah dilakuakan orang tuanya. h. Fungsi lingkungan Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang. Upaya pengembangan fungsi keluarga ini dimaksud sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengaplikasikan diri dalam membangun dirinnya menjadi keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institusi masyarakat sebagai lingkuang sosialnya dan dukungan dari pemerintah. (BKKBN, 1996) C. Aspek-aspek Kesejahteraan Menurut Badan Pusat Statistik (2002), pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. 11

Ekonomi masyarakat yang makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi masyarakat yang kurang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang rendah. Tingkat kesejahteraan sosial pada penelitian diukur dengan pendekatan pengamatan terhadap kondisi Pendidikanorangtua, pendapatan, konsumsi dan pengeluaran. 1. Aspek Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Dalam keluarga sejahtera secara minimal kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi, menurut (BKKBN,1995) antara lain: a. Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Tingkat pendapatan keluarga merupakan pendapatan atau penghasilan keluarga yang tersusun mulai dari rendah, sedang, hingga tinggi. Tingkat pendapatan setiap keluarga berbeda-beda. Terjadinya perbedaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga yang bekerja. b. Pangan Pangan adalah makanan sehari-hari yang sangat penting untuk pertumbuhan kesehatan jasmani dan rokhani dalam membentuk kelurga yang sehat, cerdas dan kuat. Ditinjau dari pangan keluarga sejahtera adalah keluaraga yang mampu memenuhi kebutuhan pangan, yaitu pada umumnya satu hari mkan dua kali atau 12

lebih dan paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging, ikan, telur sebagai lauk pauk. Jadi dalam keluarga sejahtera dibutuhkan mutu pangan untuk menjamin status kesehatan keluarga. c. Sandang Sandang merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan merupakan kelengkapan hidup manusia maka perlu selalu diusahakan adanya sandang dalam jumlah yang cukup terpelihara dan sehat. Bagi keluarga kecil usaha pemenuhan kebutuhan sandang ini tidak begitu sulit bila dibandingkan keluarga yang banyak anakanya, maka keluarga sejahtera ditinjau dari segi sandang adalah keluarga yang mampu memenuhi sandang secara baik, yaitu memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja, sekolah dan berpergian. d. Perumahan Perumahan berfungsi sebagai tempat berteduh dan berlindung serta dapat memberikan rasa hidup tentram, aman dan bahagia. Oleh sebab itu perlu diusahakan perumahan yang memenuhi kesehatan teratur lingkuangan untuk meningkatkan rasa bahagia, tentram dan mutu hidup. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang memenuhi kebutuahan perumahan ini sesuai dengan persyaratan yang memadai yaitu setiap rumah ditempati kurang dari 8 orang. e. Kesehatan 13

Kesehatan adalah syarat untuk kebahagian hidup, karena itu perlu dihayati bagaimana cara memelihara kesehtan itu baik pribadi maupun keluraga sampai kesehatan lingkuangan. Keluarga sejahtera secara kesehatan adalah keluraga yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dengan mandiri. f. Pendidikan Untuk membentuk manusia seutuhnya berdasarkan pancasila, meliputi pendidikan dalam lingkungan keluarga, merupakan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya. Mendidik anak yang sedikit lebih mudah dari pada mendidik anak banyak. Keluarga yang mampu menempuh pendidikan dasar 9 tahun, merupakan standar terendah dari keluarga sejahtera. Karena keluarga tersebut baru memiliki syarat minimum pendidikan 2. Indikator Keluarga Sejahtera menurut BKKBN (2012) a) Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan, dan kesehatan. (1) Indikator Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin) Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi: i. Makan dua kali sehari atau lebih 14

ii. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di rumah, bekerja/sekolah dan berpergian) iii. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik iv. Bila sakit di bawa ke sarana kesehatan v. Pasangan usia subur ingin ber KB di bawa ke sarana kesehatan vi. Anak umur 7-15 tahun sekolah b) Keluarga Sejaktera I (KS I) Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. (1) Indikator Keluarga Sejahtera 1 (KS I) i. Makan dua kali sehari atau lebih ii. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di rumah, bekerja/sekolah dan berpergian) iii. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik iv. Bila sakit di bawa ke sarana kesehatan v. Pasangan usia subur ingin ber KB di bawa ke sarana kesehatan vi. Anak umur 7-15 tahun sekolah 15

c) Keluarga Sejahtera II (KS II) Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. (1) Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) i. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor ii. Setahun terakhir seluruh anggota kelurga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru iii. Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2 untuk tiap penghuni iv. Ibadah teratur v. Sehat tiga bulan terakhir vi. Punya penghasilan tetap vii. Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin viii. Anak lebih dari 2 orang, ber-kb d) Keluarga Sejahtera III (KS III) Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. 16

(1) Indikator Keluarga Sejahtera II (KS III) i. Memiliki tabungan keluarga ii. Makan bersama sambil berkomunikasi iii. Mengikuti kegiatan masyarakat iv. Rekreasi bersama (6 bulan sekali) v. Meningkatkan pengetahuan agama vi. Memperoleh berita dari surat kabar,radio,tv dan majalah vii. Menggunakan sarana transportasi e) Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) Tingkat Sejahtera III Plus yaitu keluarga-keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis, dan pengembangan serta telahdapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. (1) Indikator Keluarga Sejahtera III Plus(KS III Plus) i. Aktif memberikan sumbangan secara teratur ii. Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan 17

D. Penelitian yang Relevan Tabel 2.1Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang Peneliti/ Tahun Judul Tujuan Hendrik (2011) Dwi Novi Arzaqa Hadi Praja (2014) Analisis Pendapatan Dan Kajian Tingkat Tingkat Kesejahteraan Kesejahteraan Buruh Masyarakat Nelayan Penambang Pasir Danau Pulau Besar Dan Serayu di Desa Danau Bawah Di Kaliori Kecamatan Kecamatan Dayun Kalibagor Kabupaten Kabupaten Siak Propinsi Banyumas Riau 1. Menganalisis 1.Untuk mengetahui pendapatan rumah tingkat tangga nelayan baik kesejahteraan buruh yang berasal dari sektor penambang pasir perikanan maupun diluar sektor perikanan. 2. Menganalisis distribusi pengeluaran rumah tangga nelayan. 3. Menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dengan menggunakan kriteria UMR, Bappenas dan BPS Serayu di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. 2. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan pada musim hujan dan musim kemarau. Wahyu Wulandari (2016) Kajian Tingkat Kesejahteraan Nelayan Kecil di Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap Untuk mengetahui kondisi tingkat kesejahteraan nelayan di Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Hasil Hasil analisis berdasarkan kriteria UMR didapatkan seluruh nelayan mempunyai pendapatan diatas UMR, berdasarkan Bappenas sebanyak 4 rumah tangga nelayan tidak sejahtera dan menurut BPS sebanyak 6 rumah tangga responden termasuk kedalam rumah tangga tidak sejahtera. Tingkat Kesejahteraan Buruh Penambang Pasir Serayu di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas >80%. Terdapat perbedaan pendapatan pada musim hujan dan musim kemarau. Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap 56,52% Termasuk Dalam Kategori Pra Sejahtera. 18

E. Landasan Teori Nelayan Nelayan adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan yang mencakup, menangkap, membudidayakan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan komersial. Kesejahteraan Keluarga sejahtera adalah keluarga yang terbentuk karena adanya perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan materil yang layak dan memiliki hubungan yang selaras, seimbang anatara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Fungsi keluarga sejahtera yaitu terdiri dari fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih saying, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan lingkungan. Aspek-aspek kesejahteraan keluarga diantaranya yaitu pendapatan, sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan. Semua itu akan menjadi penentu kesejahteraan. Kesejahteraan dibagi menjadi 5 indikator kesejahteraan, yaitu Pra KS, KS I, KS II, KS III, dan KS III plus. 19

F. Kerangka Pikir Dari landasan teori di atas penulis dapat menyusun kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perairan : laut dan sungai Nelayan di Kel. Donan Hasil Tangkapan Nelayan Pendapatan Aspek Kesejahteraan: 1. Pendapatan 2. Sandang 3. Pangan 4. Perumahan 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Peribadatan 8. Penghasilan 9. Komunikasi 10. Informasi 11. Kemasyarakatan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Kecil 20

G. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir di atas maka disusun hipotesis sebagai berikut: Tingkat kesejahteraan nelayan di Kelurahan Donan >50% termasuk dalam Pra Sejahtera. 21