Titi Solfitri 1, Indah Rahmania 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2 1

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Pendidikan Serantau 2011

Titi Solfitri, Indah Rahmania. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA FKIP, Universitas Riau, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

*

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN KOGNITIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA SMPN 6 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 5 PEKANBARU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Titi Solfitri 1, Nurul Yusra T 2 Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA FKIP 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

PROSIDING ISBN :

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI 117 PEKANBARU

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

SKRIPSI. Disusun Oleh GUSTIANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PROSIDING ISBN :

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN TIPE TAI DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 2 KRANDEGAN TAHUN 2015/2016

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Sumargiyani Pendidikan Matematika FKIP Universitas Ahmad Dahlan JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal ISSN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

Widyastuti Puspitarini 18

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Oleh: Linda Parlina 1 Sakur 2 Susda Heleni 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV.B SD NEGERI 62 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

ABSTRACT. Key word : Model study of type cooperative, think pair square, cycles, learning outcomes, result of learning mathematics

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI STRUKTUR DASAR AKUNTANSI DI SMA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 021 BAGAN HULU BAGANSIAPIAPI

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 8 PEKANBARU Titi Solfitri 1, Indah Rahmania 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2 tisolfitri@yahoo.com 1 Abstrak Penelitian percobaan ini menggunakan Penerapan Pembelajaran Kooperatif. Object dari penelitian ini adalah mengidentifikasi efektifitas dari Pembelajaran Kooperatif dalam belajar Matamatika. Samle yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran kooperatif dengan tipe Team Assisted Individualization lebih efektif dalam belajar matematika daripada metode lama. Pembelajaran kooperatif dengan tipe Team Assisted Individualization mengindikasikan bahwa siswa lebih aktif dalam belajar untuk menyelesaikan masalah akan meningkatkan kemampuan matematika mereka secara efektif. Kata Kunci : kooperatif, TAI Abstract This trial recearch using the Application of Cooperative Learning. Object of this study is to identify the effectiveness of Cooperative Learning in learning math. Samle used in this study was a class X student of SMAN 8 Pekanbaru. The results showed that cooperative learning with Team Assisted Individualization type of learning mathematics more effectively than the old method. Cooperative learning with Team Assisted Individualization type indicates that students are more active in learning to solve problems will improve their math skills effectively. Keywords: kooperatif, TAI 1. Pendahuluan Keberhasilan belajar matematika ditentukan oleh proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh siswa dan guru. Proses pembelajaran yang dituntut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (konstruktivisme), dimana siswa diarahkan untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama (Muslich, 2007). Salah satu model pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan KTSP tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe Team Asissted Individualization (TAI) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menurut Widdiharto (dalam Kusumaningrum, 2007) memiliki beberapa keunggulan, antara lain : (1) mengkombinasikan keunggulan belajar Gamatika. No. I Nopember 2010 83

kooperatif dan program pengajaran individual, (2) saat proses pembelajaran berlangsung siswa tetap belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masingmasing, (3) memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif karena setiap anggota kelompok saling membantu dan melakukan pengecekan jawaban. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat menimbulkan interaksi yang optimal antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa. Hal ini akan memberi peluang tercapainya hasil belajar matematika siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga tujuan pembelajaran matematika seperti yang tertuang dalam KTSP 2006 juga dapat direalisasikan. 2. Kajian Teoretis Perubahan tingkah laku adalah implikasi dari belajar yang disebut hasil belajar. Menurut Sudjana (2004) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan suatu indikator keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar, yang dinyatakan dalam bentuk angka (Sagala, 2005). Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan uraian-uraian di atas, hasil belajar matematika adalah kemampuan siswa setelah mempelajari ilmu yang berhubungan dengan pola berpikir dan penelaahan tentang bentuk-bentuk struktur yang abstrak. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah nilai tes hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI. Tabel 1. Langkah Langkah Pembelajaran Kooperatif Fase 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kegiatan Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. 2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. 3. Mengorganisasikan siswa ke Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana dalam kelompok-kelompok caranya membentuk kelompok belajar dan belajar. membantu setiap kelompok agar melakukan perpindahan secara efesien. 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Gamatika. No. I Nopember 2010 84

Team Asissted Individualization (TAI) merupakan kombinasi antara belajar kooperatif dengan belajar individual. Menurut Slavin (2009), pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai petunjuk pelaksanaan yang terdiri dari 8 komponen, yaitu : 1. Teams Guru membentuk kelompok-kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang siswa yang merupakan kelompok heterogen mewakili hasil akademis dan jenis kelamin siswa. 2. Placement Test (Tes Penempatan) Tes penempatan adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa yang diperlukan bagi suatu program pembelajaran. Soal yang diberikan berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Tujuan pelaksanaan tes penempatan ini adalah agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu sehingga akan memudahkan guru dalam memberikan bantuan jika diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Teaching Group Guru menyajikan informasi secara klasikal kepada siswa selama 10-15 menit tentang materi yang nantinya akan dibahas siswa secara berkelompok. 4. Fact Test (Tes Fakta) Tes fakta adalah tes yang dilaksanakan guru saat teaching group berupa tes secara lisan kepada siswa selama 3 menit. 5. Curriculum Materials Strategi pemecahan masalah yang diberikan pada masing-masing siswa berupa unit perangkat pembelajaran yang terbagi dalam : a. Lembar petunjuk, dirancang oleh guru agar dapat dipelajari oleh siswa secara individu kemudian dibahas secara berkelompok dengan tujuan untuk memperkenalkan konsep kepada siswa, dalam bentuk LKS. b. Tes formatif, diberikan setiap pertemuan kepada siswa dengan tujuan agar guru dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari. c. Tes unit, diberikan sebagai tes hasil belajar siswa. d. Lembar jawaban tes formatif dan tes unit. 6. Team Study Masing-masing siswa mengerjakan unit perangkat pembelajaran yang diberikan guru dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Siswa secara berpasangan atau bertiga dalam kelompok untuk melakukan pengecekan jawaban. b. Masing-masing siswa mengikuti petunjuk pengisian LKS yang telah dirancang oleh guru sedemikian rupa agar dapat memahami konsep. c. Siswa membahas hasil pengerjaan LKSnya bersama anggota yang lain dalam kelompok. Kemudian kelompok yang terpilih akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok yang lain akan memperhatikan serta memberikan tanggapan. d. Siswa mengerjakan tes formatif sebagai praktek keterampilan terakhir dari setiap pertemuan. e. Masing-masing siswa menyelesai kan tes unit sebagai tes hasil belajar. 7. Team scores and Team Recognition Gamatika. No. I Nopember 2010 85

Setelah melaksanakan tes unit, guru akan menghitung skor kelompok kemudian memberikan penghargaan kelompok. 8. Whole Class Units Setelah selesai melaksanakan tes hasil belajar, guru menggunakan waktu khusus satu pertemuan untuk mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan strategi penyelesaian soal dan membahas kembali materi yang kurang dipahami siswa, terutama tentang soal-soal tes hasil belajar yang dianggap sulit bagi siswa. 3. Metodologi Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas X 3 SMA Negeri 8 Pekanbaru pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian berlangsung dari 28 September 2009 sampai dengan 22 November 2009. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Wardani (2002) PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti yang selanjutnya disebut guru, sedangkan guru matematika kelas X 3 SMA Negeri 8 Pekanbaru bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 3 SMA Negeri 8 Pekanbaru semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 30 orang, yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 20 orang perempuan bersifat heterogen dilihat dari kemampuan akademis dan jenis kelamin. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, serta data tentang hasil belajar matematika siswa setelah proses pembelajaran. Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes hasil belajar siswa. Data aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamatan terfokus. Format lembar pengamatan ini disusun berdasarkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan tujuan untuk mengetahui kelemahan dari tindakan yang dilaksanakan guru selama proses pembelajaran. Data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan tes hasil belajar matematika berupa tes unit-1 dan tes unit-2. 4. Analisis Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa dilakukan berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat pada lembar pengamatan setiap pertemuan. Analisis keberhasilan tindakan diperoleh dari data tes hasil belajar matematika siswa berupa tes unit-1 dan tes unit-2, yang terdiri dari: a. Analisis Data Nilai Perkembangan Individu, dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI. Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan penghargaan yang akan diberikan pada setiap kelompok siswa sesuai dengan kriteria penghargaan yang telah ditentukan. Gamatika. No. I Nopember 2010 86

b. Analisis Ketercapaian KKM Setiap Indikator, dilakukan dengan melihat hasil belajar matematika siswa secara individu yang diperoleh dari nilai tes unit dan dihitung dengan menggunakan rumus : Setelah itu, dari data ketercapaian KKM setiap indikator hasil belajar matematika siswa ini dilakukan analisis dengan menentukan kesalahan yang dilakukan siswa sehingga tidak mencapai KKM untuk setiap indikatornya. Pada penelitian ini siswa dikatakan mencapai KKM apabila memperoleh nilai hasil belajar lebih dari atau sama dengan 75. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Data tentang Aktivitas Guru dan Siswa Berdasarkan data tentang aktivitas guru dan siswa yang telah diperoleh melalui lembar pengamatan, diketahui bahwa secara keseluruhan aktivitas mengalami perbaikan untuk setiap pertemuannya. 2. Analisis Keberhasilan Tindakan a. Analisis Data Nilai Perkembangan Individu Nilai perkembangan individu pada siklus I diperoleh dari selisih nilai tes hasil belajar siswa berupa tes unit-1 dan skor dasar. Sedangkan nilai perkembangan individu pada siklus II diperoleh dari selisih nilai tes unit-2 dan nilai tes unit-1. Tabel 2 : Nilai Perkembangan Individu yang Diperoleh Siswa Nilai Siklus I Siklus II perkembangan Jumlah % Jumlah % 5 2 6,67 17 56,67 10 2 6,67 5 16,67 20 3 10,00 2 6,67 30 23 76,67 6 20,00 Tabel 3 : Penghargaan yang Diperoleh Kelompok Siswa setiap siklus Nama Siklus I Siklus II kelompok Nilai kelompok Penghargaan Nilai kelompok Penghargaan 1 26 Super 11 Baik 2 30 Super 11 Baik 3 26 Super 13 Baik 4 23 Super 13 Baik 5 26 Super 7 Baik 6 25 Super 16 Sangat Baik Gamatika. No. I Nopember 2010 87

Berdasarkan tabel di atas, persentase siswa yang menyumbangkan nilai perkembangan individu 20 dan 30 pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Hal ini terjadi karena skor dasar (hasil belajar siswa sebelum tindakan) rendah, sehingga nilai perkembangan yang diperoleh pada siklus I terlalu tinggi. Sementara itu, pada siklus II yang menjadi skor dasar adalah nilai tes hasil belajar (tes unit-1) yang sudah meningkat, sehingga nilai perkembangan individu yang diperoleh tidak sebaik pada siklus I. b. Analisis Ketercapaian KKM untuk Setiap Indikator Berdasarkan skor yang diperoleh untuk setiap indikator pada tes unit-1 dan tes unit-2, dapat ditentukan persentase siswa yang mencapai KKM indikator untuk setiap soal dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4 : Ketercapaian KKM pada Tes Unit-1 untuk Setiap Indikator No. Indikator KKM Siswa (%) 1(a) Mendefinisikan fungsi linier dan fungsi kuadrat 27 90 77 (b) 24 80 2 (a) Membuat sketsa grafik fungsi kuadrat dengan 22 73,3 menentukan titik potong fungsi kuadrat dengan sumbu 73 (b) 21 70 X dan sumbu Y serta titik puncak (balik) 3 (a) Menyusun fungsi kuadrat yang memenuhi kondisi 27 90 (b) tertentu 73 23 76,7 (c) 21 70 Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara 4. 5. memfaktorkan, melengkapkan kuadrat sempurna dan 28 93,3 menggunakan rumus abc (kuadrat) Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara 73 memfaktorkan, melengkapkan kuadrat sempurna dan 19 63,3 menggunakan rumus abc (kuadrat) Tabel 5 Ketercapaian KKM pada Tes Unit-2 untuk Setiap Indikator No. Indikator KKM Siswa (%) Menggunakan nilai diskriminan 1. dalam menyelesaikan masalah 77 18 60 persamaan kuadrat 2 (a) Menentukan jumlah dan hasil kali 20 60 77 (b) akar-akar persamaan kuadrat 6 20 3. Menyusun persamaan kuadrat yang 75 3 10 Gamatika. No. I Nopember 2010 88

4. 5. akar-akarnya memenuhi kondisi tertentu Menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan sketsa grafik fungsi kuadrat dan/atau garis bilangan Membuat model matematika dan menentukan penyelesaian dari suatu masalah 73 21 70 75 20 66,7 Berdasarkan uraian tentang ketercapaian KKM untuk setiap indikator pada tes unit-1 dan tes unit-2 di atas, penyebab tidak semua siswa mencapai KKM untuk setiap indikator secara umum adalah karena siswa kurang teliti mencermati soal yang diberikan dan salah dalam melakukan operasi hitung. Walaupun siswa yang mencapai KKM untuk setiap indikator pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I tetapi tetap lebih tinggi daripada skor dasar, maka tindakan dikatakan berhasil. Pada penelitian ini siswa dikatakan mencapai KKM apabila memperoleh nilai hasil belajar lebih dari atau sama dengan 75, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Jumlah dan Persentase Siswa yang Mencapai KKM SD TU-1 TU-2 Jumlah siswa yang mencapai 16 24 21 KKM ( 75) Persentase siswa yang mencapai KKM 53,3 80 70 Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan siswa yang mencapai KKM dari skor dasar ke tes unit-1 tetapi mengalami penurunan dari tes unit-1 ke tes unit-2. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain : materi yang diujikan pada tes unit-2 lebih sulit, terdapat soal cerita sehingga siswa kesulitan menerjemahkan kalimat menjadi model matematika, serta banyak siswa yang salah melakukan operasi hitung karena siswa kurang teliti dalam mencermati dan menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan seluruh analisis keberhasilan tindakan yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dari skor dasar ke tes unit-1 dan tes unit-2. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa tindakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI telah berhasil atau dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) Gamatika. No. I Nopember 2010 89

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X 3 SMA Negeri 8 Pekanbaru. Saran Untuk Kajian Lebih Lanjut Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain: 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. 2. Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, guru diharapkan lebih banyak memberikan soal-soal yang lebih bervariasi di LKS sehingga siswa dapat memahami konsep dengan lebih baik dan dapat menyelesaikan tes formatif dan tes unit dengan benar. 3. Bagi peneliti lain, penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dapat dterapkan pada materi pokok dan tingkat pendidikan lainnya. Daftar Pustaka 1. Arikunto, S., Suhardjono., 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, 2. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)., 2006, Standar Isi KTSP, 3. Depdiknas., 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 4. Dimyati., Mudjiono., 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, 5. FKIP UNRI., 2006, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Jurusan Pendidikan MIPA, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru. 6. Hakim., 2000, Belajar secara Efektif, Puspa Swara, 7. Hartono., 2007, Strategi Pembelajaran, LSFK2P, Pekanbaru. 8. Heleni, S., 2008, Dasar-Dasar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Cendikia Insani Pekanbaru, Pekanbaru. 9. Kunandar., 2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, 10. Kusumaningrum, Retna., 2007, Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Asissted Individualization Melalui Pemanfaatan LKS, http://digilib.unnes.ac.id/collect/skripsi/index/assoc/hash12e3./doc.pdf. (Maret 2009) 11. Krismanto., 2003, Teknik, Model dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika, Makalah ini disampaikan pada Pelatihan Instruktur / Pengembang SMU, 10 Agustus 2003, Yogyakarta. 12. Mulyasa, E., 2005, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Remaja Rosdakarya, Bandung. 13.., 2008, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung. 14. Muslich, M., 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bumi Aksara, 15. Nur M. dan Wikandari Primaretno., 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendidikan Kontruktivis Dalam Pengajaran. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Gamatika. No. I Nopember 2010 90

16. Ritonga, Z., Syarifuddin., Lismasila., dan Witri G., 2003, Matematika, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru. 17. Sagala, S., 2005, Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. 18. Sanjaya, W., 2007, Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Grup, 19. Sardiman, A.M., 2008, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, 20. Slavin, R.E., 2009, Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, 21. Sudijono, A., 2005, Pengantar Statistik Pendidikan, Grafindo, 22. Sudjana, N., 2004, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung. 23. Sugiyono., 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. 24. Trianto., 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, 25. Wardani., 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 26. Wirodikromo, S., 2008, Matematika Untuk SMA Kelas X Semester 1, Erlangga, Gamatika. No. I Nopember 2010 91