Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

dokumen-dokumen yang mirip
Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Prospek Implementasi UU SJSN dan UU BPJS Dalam Perlindungan Konsumen

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

BAB II LANDASAN TEORI

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

Kata kunci : tingkat pengetahuan hak dan kewajiban pasien atas informasi medis. Kepustakaan : 17 ( )

BAB II TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

SURVEI HUBUNGAN DOKTER DENGAN PASIEN

vii DAFTAR WAWANCARA

Tujuan & Tugas KKI. Tujuan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pasien penerima bantuan iuran. secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

Partisipasi Masyarakat dalam Perlindungan Pasien. Saktya Rini Hastuti Lembaga Konsumen Yogyakarta

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran. Keanggotaan.

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perlindungan Konsumen Kesehatan Berkaitan dengan Malpraktik Medik

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

KONSEP HUKUM DALAM KEPERAWATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK. Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

Strategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA #

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan adalah suatu unsur penting dalam hidup manusia. Pemenuhan

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi.

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Informed Consent INFORMED CONSENT

PEMBUKTIAN MALPRAKTIK

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH

PERLINDUNGAN KONSUMEN. Business Law Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15/KKI/PER/VIII/2006

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, bersumber pada asas

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

Transkripsi:

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar warganegara Banyak unsur yang terlibat: manajemen rumah sakit, tenaga kesehatan, tenaga administrasi, unit penunjang lainnya Pelayanan kesehatan perlu perlakuan khusus: ketelitian, ketepatan, etika Sistem pembiayaan kesehatan masih belum memberi jaminan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Kesenjangan pengetahuan (penyakit, pengobatan, obat) antara dokter dan pasien masih sangat lebar Kesenjangan, ketidaktahuan, minimnya komunikasi ketidakpuasan pasien

Perangkat Hukum UU Dasar 1945 dan perubahannya UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999) UU Praktik Kedokteran (UU No. 29/2004) UU Kesehatan (UU No. 36 tahun 2009) UU Rumah Sakit (UU No. 44 tahun 2009) UU Pelayanan Publik (UU No. 25 tahun 2009) Peraturan Pemerintah dan Peraturan/Keputusan Menteri lainnya

UU Perlindungan Konsumen Hak atas kenyamanan, keamanan, keselamatan Memperoleh tindakan medis yang tepat (waktu dan jenis penanganan) sesuai kebutuhan medis Memperoleh pelayanan serta diperlakukan tidak menyalahi adat, budaya, serta agama yang dianutnya Sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur Kondisi kesehatan Diagnosa Rencana tindakan termasuk manfaat dan risiko Potensi kejadian yang tidak diharapkan Alternatif tindakan termasuk risiko Biaya dan waktu

UU Perlindungan Konsumen Hak untuk memilih setelah informasi diperoleh dengan lengkap Sarana/tenaga kesehatan, tindakan Second opinion Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya Partisipasi dalam pengambilan keputusan Pemberian persetujuan tindakan Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan upaya preventif dan paradigma sehat Hak untuk diperlakukan dan dilayani dengan benar dan terbebas dari perlakuan diskriminatif Hak untuk dihargai, dijaga privasi dan kerahasiaan Hak untuk mendapatkan kompensasi dan ganti rugi

UU Kesehatan Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien Standar profesi merupakan pedoman Harus menghormati hak pasien Hak atas informasi, Hak memberikan persetujuan, Hak atas rahasia kedokteran, Hak atas pendapat kedua Hak atas ganti rugi karena kesalahan atau kealpaan tenaga medis SE Ditjen Pelayanan Medik: Hak mendapatkan informasi yang lengkap atas pelayanan; Hak mendapatkan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan manusiawi

UU Praktik Kedokteran Hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap Hak untuk meminta pendapat kedua Hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan medis Hak untuk menolak tindakan medis Hak untuk mendapatkan isi rekam medis Hak mendapat penjelasan sebelum persetujuan tindakan medis: Diagnosa dan rencana tindakan Tujuan tindakan medis Risiko tindakan medis yang mungkin terjadi Alternatif tindakan medis dan risikonya

UU Rumah Sakit Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di RS Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di RS Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai SIP baik di dalam maupun di luar RS Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit termasuk data-data medisnya Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis tehadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

UU Rumah Sakit Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama tidak mengganggu pasien lain Memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaannya Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan Menggugat dan atau menuntut RS apabila RS diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik perdata ataupun pidana Mengeluhkan pelayanan RS yagn tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1 5 Bebas memilih dokter dan petugas kesehatan Bebas memilih unit layanan kesehatan yang ditawarkan 6 7 2 Bebas dari perlakuan diskriminatif HAK PASIEN Memperoleh informasi dan pendidikan kesehatan sebagai bagian dari Memahami isi 3 hak atas informasi persetujuan ijin pasien (informed consent) 4 10 Hak untuk mendapatkan ganti rugi 8 Dihargai, dilindungi dan dijaga hak pribadinya, mendapat perlakuan yang baik 9 Hak untuk mengadu atas kerugian

Tanggung Jawab Pasien Memahami hak-haknya Memahami tujuan dan biaya pemeriksaan serta perlakuan yang akan diberikan Memberikan informasi yang lengkap, akurat dan jujur, termasuk bila sedang dalam perawatan dokter lain Mengikuti proses pengobatan dan anjuran yang diberikan Bekerja sama dengan dokter selama proses pengobatan Menepati perjanjian pertemuan dengan dokter

Etika tidak saja bicara mengenai tata aturan atau tata krama, tetapi mengenai pengambilan keputusan yang baik Sumpah Dokter dan Tenaga Kesehatan lain Pasien Berbagai kepentingan : Sebagai pegawai rumah sakit Sebagai pelayan publik Sebagai warga negara yang membutuhkan pendidikan dan keamanan secara sosial/ekonomi

Tujuan utama pelayanan kesehatan 1 2 3 Pemerataan pelayanan kesehatan secara adil bagi seluruh warga negara Kebebasan klinis dan ekonomis bagi penyedia pelayanan kesehatan Pengawasan anggaran dan biaya pada seluruh pengeluaran pelayanan kesehatan Konsumen Penyedia Jasa Kesehatan Pemerintah

4 Kategori Permasalahan Konsumen penyedia jasa : 1. Product knowledge 2. Business Process 3. Infrastructure 4. Human Resource 14

Product Knowledge Treatment operasi kanker : 1. Disinar X Ray 2. Dikemo 3. Disinar dan di X Ray 15

Business Process CONTOH KASUS 1 Kasus pesanan gambar rontgen antara dokter dan radipografer tidak sesuai. Yang rugi konsumen karena harus rontgen lagi dan dikenakan biaya 16

CONTOH KASUS 2 Hasil foto tidak standar. Konsumen tidak tahu ketika dokter menerima gambar foto yang tidak standar 17

CONTOH KASUS 3 Dalam proses rontgen harus ada perlakuan yang dilakukan oleh penata rongten yang namanya Contrast. Ternyata alergi pada pasien. Pasien harus mengeluarkan biaya tambahan untuk alergi 18

Peran Lembaga Konsumen Mengkritisi kebijakan atau perlakuan yang mengabaikan hak-hak konsumen Menyuarakan kepentingan konsumen Menggalang kekuatan konsumen Proses pemberdayaan konsumen tahu sadar bertindak berkelompok

Lembaga Penyelesaian Sengketa UU Perlindungan Konsumen Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Didorong untuk dibentuk sebagai inisiatif masyarakat Sekitar 150 LPKSM di seluruh Indonesia Fokus kegiatan bervariasi tergantung kemampuan dan SDM organisasi Tugas LPKSM Menyebarkan informasi meningkatkan kesadaran masyarakat Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya menerima pengaduan Melakukan pengawasan pelaksanaan perlindungan konsumen

Lembaga Penyelesaian Sengketa UU Praktik Kedokteran: apabila merasa dirugikan akibat tindakan praktik kedokteran dapat melaporkan ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Pengaduan dapat dilakukan secara tertulis ataupun secara langsung Keputusan MKDKI mengikat dokter tidak bersalah atau dikenai sanksi disiplin Tidak menghilangkan hak untuk melaporkan atau menggugat Apabila ada dugaan pelanggaran etik dapat melaporkan ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Organisasi Profesi

Lembaga Penyelesaian Sengketa UU Perlindungan Konsumen Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Diamanatkan dibentuk pemerintah di level pemerintahan kota/kabupaten Terdiri dari unsur pemerintah, konsumen, dan pelaku usaha Sampai saat ini baru sekitar 40 BPSK yang terbentuk Tujuan: penyelesaian sengketa di luar pengadilan Tugas: Penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen mediasi, arbitrasi atau konsiliasi Memutuskan dan menetapkan ada tidaknya kerugian konsumen Menjatuhkan sanksi terhadap pelanggar Putusan bersifat final dan mengikat

Lembaga Penyelesaian Sengketa UU Perlindungan Konsumen Badan Perlindungan Konsumen Nasional Ada di tingkat nasional dan bertanggung jawab pada Presiden Fungsi: memberi saran masukan dan pertimbangan terkait upaya perlindungan konsumen Tugas: Memberi rekomendasi kebijakan Melakukan penelitian Menerima pengaduan Menyebarkan informasi Mendorong berkembangnya LPKSM

Lembaga Penyelesaian Sengketa Selain karena kesalahan dan kelalaian tenaga medis, sengketa dokter-pasien dapat terjadi karena kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien Salah satu kewajiban dokter adalah memberikan informasi yang jelas terkait kondisi, penyakit, rencana tindakan serta kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan, termasuk memastikan apakah pasien memahami seluruh penjelasan dokter Belum ada institusi yang secara khusus menangani keluhan dan ketidakpuasan pasien Belum ada tempat penyelesaian sengketa khusus pelayanan medis Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan dokter dapat disampaikan dan diselesaikan dalam beberapa cara

Permasalahan Konsumen Layanan Medik No Permasalahan 1 Pelayanan Rumah Sakit mengecewakan 2 Tidak ada informasi mengenai penggunaan obat selama dalam perawatan 3 Akibat/efek samping dari tindakan medis yang dilakukan oleh pihak dokter di RS 4 Kelalaian petugas RS 5 Informasi yang diberikan oleh dokter tidak benar 6 Penggunaan obat oleh dokter yang tidak sesuai dengan aturan pemakaian dari pabrik Sumber : Bidang Pengaduan YLKI

Survei Pelayanan Dokter 2009 Keluhan terkait pelayanan dokter Ketidakjelasan jam praktik dokter di rumah sakit Waktu konsultasi yang terlalu singkat Dokter tidak memberi penjelasan yang cukup Dokter minta pasien melakukan pemeriksaan yang berlebihan Dokter enggan memberikan obat generik Keluhan terkait pelayanan sarana kesehatan Perilaku diskriminatif pada pasien miskin Ketidakjelasan cakupan pelayanan asuransi Hak dan kewajiban pasien ditempelkan di ruang tunggu

Penutup Dalam menindaklanjuti ketidakpuasan dan keluhan pasien, seharusnya tidak dengan cara defensif, tetapi menunjukkan upaya memperbaiki pelayanan Kepuasan pasien terhadap respon yang diberikan sarana dan tenaga kesehatan akan sangat menentukan persepsi pasien terhadap rumah sakit dan dokter Perlu ada regulasi yang mewajibkan setiap sarana pelayanan kesehatan mempunyai tempat penyelesaian pengaduan yang independen, sekurang-kurangnya memuat: Ada bagian dan personel yang bertanggung jawab Mekanisme penerimaan dan penanganan termasuk jangka waktu penyelesaian Memberikan laporan penanganan dan hasil penanganan Memberikan laporan periodik pada Departemen Kesehatan Asosiasi sarana kesehatan atau institusi pemerintah terkait dapat membentuk institusi penyelesaian sengketa alternatif tempat penyelesaian sengketa di luar pengadilan

TERIMA KASIH