BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan di dunia usaha saat ini semakin berkembang pesat. Pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha dan industri menjadi semakin ketat. Perusahaan dituntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian di

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas antar

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. akan tergantung pada biaya modalnya. Menurut Rasoolpur et al. (2012), struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau pemilik perusahaan adalah menyediakan modal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Seorang pemimpin harus dapat menyediakan modal yang cukup ketika aktifitas perusahaan meningkat. Riyanto (2008:22) mendefinisikan struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal yang berkaitan dengan keputusan pendanaan yang berasal dari sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Dana yang bersumber dari internal perusahaan yaitu berupa laba ditahan dari kegiatan perusahaan sedangkan yang bersumber dari eksternal perusahaan yaitu berupa modal pinjaman atau hutang. Dalam suatu perusahaan, struktur modal merupakan perbandingan antara kewajiban jangka panjang perusahaan dengan modal sendiri (saham) yang digunakan oleh perusahaan. Pengertian struktur modal berbeda dengan struktur keuangan, struktur modal hanya meliputi pembelanjan permanen saja yang meliputi hutang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan struktur keuangan terdiri dari modal pemegang saham dan hutang jangka pendek. Struktur modal dalam penelitian ini 9

10 diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) mencerminkan perbandingan antara total debt (total hutang) dan total shareholder s equity (total modal sendiri). DER merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan modal yang dimilikinya dan sangat berkaitan dengan penciptaan suatu struktur modal yang dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan yang tepat guna memaksimalkan nilai perusahaan. 2.1.2 Sumber-Sumber Penawaran Modal Riyanto (2011:209) menyatakan sumber-sumber penawaran modal terbagi menjadi dua yaitu, sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber dana internal merupakan dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu berupa laba yang ditahan. Makin besarnya sumber dana internal yang berasal dari laba ditahan akan memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam menghadapi kesulitan keuangan pada waktu mendatang. Sumber dana internal berasal dari dalam perusahaan seperti modal saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Saham biasa (Common Stock) merupakan Bentuk kepemilikan tanpa hak istimewa. Pemilik akan mendapatkan keuntungan atas pembagian dividen pada akhir tahun pembukuan jika perusahaan memperoleh keuntungan (laba). Saham preferen merupakan Bentuk kepemilikan dengan hak istimewa. Keistimewaan saham preferen antara lain pembayaran dividen serta pembagian atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi. Laba ditahan merupakan Laba sesudah pajak (laba bersih) yang diinvestasikan kembali (ditanam kembali) dalam perusahaan dan bukan dibagikan kepada para pemilik perusahaan dalam bentuk dividen. Laba ditahan ditujukkan untuk memperbesar

11 nilai perusahaan bagi para pemegang saham dengan cara menambahkannya pada cadangan pendapatan. Dengan demikian, laba ditahan merupakan suatu bentuk tabungan usaha. Sumber dana eksternal merupakan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan, dan modal ini akan menjadi modal pinjaman. Sumber dana eksternal terbagi menjadi 3 yaitu, Supplier, pasar modal dan bank. Supplier merupakan pihak yang memberikan dana atau modal pada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun) maupun jangka pendek (kurang dari satu tahun). Pasar modal (capital market) merupakan tempat bertemunya dua pihak yang saling berkepentingan yaitu, calon pemodal (investor) dengan emiten (perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat) yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang. Bank merupakan pihak yang memberikan kredit sesuai dengan kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai pemberian kredit kepada perusahaan dan memberikan jasa-jasa lain di bidang keuangan. 2.1.3 Tujuan Manajemen Tujuan Manajemen struktur modal adalah memadukan dan mengkombinasi sumber dana permanen, sehingga mampu memaksimumkan harga saham perusahaan. Warsono (2003:238) menyatakan bahwa penentuan struktur modal bagi perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian

12 paduan dana yang akan meminimumkan campuran biaya modal perusahaan. Paduan sumber dana ini akan menciptakan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata sehingga akan memaksimumkan nilai perusahaan. Riyanto (2011:293) menyatakan bahwa berdasarkan aturan finansial konservatif mencari struktur modal yang optimal. Dalam aturan struktur finansial konservatif yang vertikal menghendaki agar perusahaan, dalam keadaan bagaimanapun juga jangan mempunyai jumlah hutang yang lebih besar dari pada jumlah modal sendiri, atau dengan kata lain debtratio jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (hutang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya. Dalam rangka mencapai tujuan manajemen struktur modal tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memadukan dan mengkombinasi pembelanjaan sehingga dapat meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara liabilitas dan modal sendiri. 2.1.4 Teori Dalam penelitian ini menggunakan 2 teori struktur modal yaitu pecking order theory dan signaling theory. Pecking order theory,husnan (2000:324) menyatakan teori ini disebut sebagai pecking order theorykarenateori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Sumber dana terbagi menjadi 2 yaitu, sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber dana

13 internal yaitu modal sendiriyang berasal dari dalam perusahaan dan sumber dana eksternal modal yang berasal dari luar perusahaan. Dalam teori ini, perusahaan cenderung lebih menyukai sumber dana internal (modal sendiri) yang berasal dari dalam perusahaan dan memilih penggunaan sumber-sumber pendanaan yang memiliki resiko terendah terlebih dahulu. Investor enggan membeli saham biasa yang baru diterbitkan karena mereka khawatir bahwa saham baru itu ternyata dihargai terlalu tinggi. Kekhawatiran itu dapat menjelaskan mengapa pengumuman penerbitan saham dapat menurunkan harga saham. Masalah ini dapat terhindar jika perusahaan dapat mendanai dengan dana internal, yaitu dengan laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali. Tetapi jika diperlukan pendanaan eksternal, jalur resistensi terendah adalah hutang bukan ekuitas. Karena penerbitan hutang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas. Signaling Theory, merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya merefleksikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumnya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham. Karena dengan penggunaan hutang ini dianggap sebagai signal positif sedangkan adanya penerbitan saham dianggap sebagai signal negatif. Menurut Brigham dan Houston (2006:39), isyarat atau signal merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

14 memandang proyek perusahaan. dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham, termasuk penggunaan liabilitas yang melebihi target struktur modal yang normal. yang kurang menguntungkan cenderung akan menjual saham. Hanafi (2008:316) menyatakan adanya asumsi bahwa pasar keuangan tidak merefleksikan semua informasi khususnya informasi yang belum tersedia di publik, maka memungkinkan bagi manajer untuk memilih dalam penggunaan kebijakan pendanaan untuk menyampaikan informasi ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik dan ingin harga saham meningkat, manajer mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian, manajer ingin memberikan signal yang lebih dipercaya dapat menggunakan liabilitas lebih banyak sebagai signal yang lebih dipercaya. 1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Growth Opportunity, Profitabilitas dan Struktur Aset. Growth Opportunity, merupakan peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan. Definisi lain peluang pertumbuhan adalah perubahan total aset yang dimiliki perusahaan (Kartina 2008). perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat seringkali harus meningkatkan aset tetapnya. Opsi investasi masa depan dapat ditunjukkan atas kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam

15 satu lingkungan industri. Selain itu opsi investasi masa depan juga ditinjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangannya. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk melihat hasil riset yang dilakukan untuk peluang perusahaan yang nantinya akan menambah nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan Signaling theory yang menyatakan pada umunya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham. juga dituntut menggunakan kebijakan - kebijakan yang tepat dalam mencari peluang agar perusahaan berhati-hati dalam menganalisis lingkungannya sehingga dapat menghindari ancaman dan mengambil manfaat dari peluang. Dengan kata lain, perusahaan yang dapat memprediksi peluang perusahaan dengan cermat, maka perusahaan akan mengalami pertumbuhan perusahaan yang cepat. -perusahaan yang mengalami pertumbuhan dengan cepat seringkali harus meningkatkan aset tetapnya yang menyebabkan perusahaan membutuhkan dana lebih banyak di masa depan dan juga lebih banyak mempertahankan laba. Selain itu perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi menyebabkan perusahaan dapat memegang lebih banyak pilihan nyata untuk investasi masa depan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan rendah.

16 Profitabilitas, merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang berkaitan dengan penjualan, aset,dan modal perusahaan. dengan kemampuan profitabilitas yang baik cenderung untuk tidak menambah jumlah hutang yang dimiliki perusahaan karena perusahaan merasa cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya dari besaran keuntungan yang diperoleh perusahaan yang juga berdampak pada meningkatnya laba ditahan yang dimiliki perusahaan. Brigham dan Houston (2001), mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah, dan sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pecking order theory yang mengemukakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan sumber pendanaan internal sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk berhutang. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa alat ukur, tergantung pada laba dan aset atau modal mana yang akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Riyanto (2008:36) menyatakan rasio yang umum digunakan oleh para pemakai laporan keuangan yaitu, profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri. Profitabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Laba yang digunakan adalah laba operasi atau

17 laba sebelum bunga dan pajak. Profitabilitas ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut: Profitabilitas modal sendiri merupakan perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal disatu pihak dengan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode. dengan skala yang besar diyakini mampu untuk memenuhi segala kewajibannya serta mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi para investor. Laba yang dimaksud adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak penghasilan. Struktur Aset, Aset adalah segala harta dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasional perusahaan. Struktur aset merupakan perimbangan atau perbandingan antara aset lancar dengan aset tetap. Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aset yaitu aset lancar dan aset tetap. Kedua unsur aset ini akan membentuk struktur aset suatu perusahaan dan akan tampak dalam sisi sebelah kiri neraca. Aset lancar merupakan bagian dari struktur aset. Aset lancar memiliki umur ataupun tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu tahun. Djarwanto (2004:25), membagi aset lancar yaitu, investasi jangka pendek, kas, dan piutang dagang. Investasi jangka pendek (Temporary Investment), yaitu berupa obligasi pemerintah, obligasi perusahaan industri dan surat-surat hutang, saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali,

18 dikenal dengan investasi jangka pendek. Kas, yaitu berupa uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Piutang dagang (Account receivable), meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseroan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Aset tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, peralatan kantor, kendaraan. Sedangkan aset lancar seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah uang kas dan aset lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Menurut Riyanto (2008:298) kebanyakan perusahaan industri sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aset tetap, Hal ini sesuai dengan Signaling theory yang menyatakan pada umunya pendanaan dengan hutang dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham. Jadi, aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat dijadikan jaminan untuk melakukan pinjaman dana eksternal dari kreditur.

19 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 1. Maidera Elsa Dwi Putri (2012) Judul Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, dan Ukuran pada Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Metode Analisis Analisis Regresi Berganda Variabel Variabel Independen : 1. Profitabilitas 2. Struktur Aset 3. Ukuran VariabelDepende n : Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur Aset dan Ukuran signifikan 2. Profitabilitas tidak signifikan 2. Rita Puji Astuti (2014) Pengaruh Profitabilitas, Size, Growth Opportunity, Likuiditas, dan Struktur Aset, pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitiaan (2009-2013) Analisis Regresi Berganda Variabel Independen : 1. Profitabilitas 2. Size 3. Growth Opportunity 4. Likuiditas 5. Struktur Aset Variabel Dependen : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas, Struktur Aset dan Likuiditas signifikan struktur modal 2. Growth Opportunity, Size tidak signifikan struktur modal

20 No. Peneliti (Tahun) 3. Dimas Lusangaji (2012) 4. Indrajaya (2011) Judul Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, dan Ukuran, Pertumbuhan Struktur Modal pada Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitiaan (2005-2011) Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, Ukuran, Tingkat Pertumbuhan, dan Bisnis Struktur Modal Risiko pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI. Metode Analisis Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda Variabel Variabel Independen: 1. Profitabilas 2. Struktur Aset 3. Ukuran 4.Pertumbuhan Variabel Dependen : Variabel Independen: 1.Profitabilitas 2.Struktur Aset 3.Ukuran 4.Tingkat Pertumbuhan 5.Risiko Bisnis Variabel Dependen : Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian menunjukkan Profitabilitas, Struktur Aset dan Ukuran, Pertumbuhan signifikan strukur modal 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur Aset dan Ukuran signifikan strukur modal 2. Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan Risiko tidak strukur modal Bisnis

21 No Peneliti (Tahun) Judul Metode Analisis Variabel Hasil Penelitian 5. Seftianne dan Handayani (2011) 6. Bram Hadiantoda n Tayana Christian (2010) Faktor faktor yang mempengaru hi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengaruh Risiko sistematik, Struktur aktiva, Profitabilitas, dan Jenis perusahaan struktur modal. Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda Variabel Independen: 1.Profitabilitas 2. Struktur Aset, 3. Likuiditas 4. Risiko Bisnis 5. Growth Opportunity Variabel Dependen : Variabel Independen: 1. Profitabilitas 2. Struktur Aset 3. Ukuran 4. Likuiditas Variabel Dependen : 1. Hasil penelitian menunjukkan Growth Opportunity signifikan strukur modal 2. Profitabilitas, Struktur Aset, Likuiditas, dan Risiko Bisnis tidak signifikan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur Aset, Profitabilitas dan Likuiditas signifikan strukur modal. 2. Ukuran tidak signifikan Struktur Modal 2.3 Rerangka Pemikiran Dalam rerangka pemikiran ini saya menjelaskan tentang struktur modal menggunakan 2 teori yaitu, pecking order theory dan signaling theory.

22 Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu growth opportunity, profitabilitas dan struktur aset. Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau pemilik perusahaan adalah menyediakan modal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Seorang pemimpin harus dapat menyediakan modal yang cukup ketika aktifitas perusahaan meningkat. Riyanto (2008:22), mendefinisikan struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal yang berkaitan dengan keputusan pendanaan yang berasal dari sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Dalam penelitian ini menggunakan 2 teori struktur modal yaitu, pecking order theory dan signaling theory.secara ringkas pecking order theory menyatakan perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar.signaling theory merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya merefleksikan nilai dari saham perusahaan. Pada umumya pendanaan eksternal (hutang) dianggap sebagai signal positif sehingga manajer percaya bahwa prospek perusahan ke depannya sangat bagus yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang agar menarik investor untuk menanamkan modal kedalam perusahaan. Dalam hal ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan hutang dibandingkan dengan

23 menerbitkan saham. Karena dengan penggunaan pinjaman dana eksternal (hutang) ini dianggap sebagai signal positif sedangkan adanya penerbitan saham dianggap sebagai signal negatif. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Growth Opportunity, Profitabilitas dan Struktur Aset. Growth Opportunity merupakan kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan dirinya dalam pasar sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dimasa depan. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang berkaitandengan penjualan, aset, dan modal perusahaan. dengankemampuanprofitabilitasyangbaik cenderung membiayai kegiatan operasional dengan menggunakan laba ditahan terlebih dahulu sebelum menggunakan hutang. Sedangkan Aset adalah segala harta dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasional perusahaan. Struktur aset merupakan perimbangan atau perbandingan antara aset lancar dengan aset tetap. Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis, untuk kemudian melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan peneliti dari latar elakang masalah, rumusan masalah serta tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat disusun rerangka pemikiran (gambar 1) dan model konseptual (gambar 2) sebagai berikut :

24 STRUKTUR MODAL THEORY PECKING ORDER THEORY (INTERNAL) SIGNALING THEORY PROFITABILITAS INVESTOR (EKSTERNAL) STRUKTUR ASET GROWTH OPPORTUNITY Gambar 1 Rerangka Pemikiran Growth Opportunity(G0) Profitabilitas (P) (SM) Struktur Aset (SA) Gambar 2 Rerangka Model

25 2.4 Hubungan Antar Variabel 2.4.1 Pengaruh Growth Opportunity akan melihat prospek yang akan diperoleh dimasa mendatang, dengan cara melihat peluang pertumbuhan perusahaan. Peluang pertumbuhan adalah peluang perusahaan untuk melakukan pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Seftianne dan Handayani (2011) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi menyebabkan perusahaan dapat memegang lebih banyak pilihan nyata untuk investasi dimasa depan daripada perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang rendah. Apabila perusahaan mempunyai prediksi akan mengalami pertumbuhan yang tinggi, maka menandakan perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pertumbuhan dengan cepat. Hal tersebut membuat perusahaan memerlukan dana yang lebih berupa hutang karena penggunaan hutang relatif lebih cepat dibandingkan dengan saham untuk membiayai operasional perusahaan. Selain itu, perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan tinggi menimbulkan kepercayaan kreditur lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki peluang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan perusahaan yang bertumbuh pesat cendrung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa growth opportunity struktur modal. Maka dapat dibuat hipotesis: H 1 : Growth Opportunity positif struktur modal.

26 2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Profitabilitas pada perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang diperoleh dari hasil operasionalnya. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan ROA, dimana ROA Merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari dana yang diinvestasikan aset perusahaan. pada umumnya cenderung memilih pembiayaan operasionalnya dengan sumber dana internal sebelum menggunakan sumber dana eksternal. Hal ini dikarenakan sumber dana internal dianggap lebih murah dan memiliki tingkat risiko yang rendah dibandingkan dengan menggunakan sumber dana eksternal. Pernyataan diatas sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan perusahaan akan memprioritaskan sumber pendanaan yang berasal dari pembiayaan internal. Hal ini sesuai dengan penelitian Indrajaya (2011), Putri (2012) yang menyatakan perusahaan cenderung lebih sedikit menggunakan hutang yang berasal dari pihak eksternal karena perusahaan memiliki sejumlah modal sendiri yang merupakan sumber dana internal.tetapi, pendanaan eksternal digunakan sebagai pelengkap jika sumber dana internal tidak mencukupi dalam membiayai operasional perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas struktur modal. Maka dapat dibuat hipotesis: H 2 : Profitabilitas positif struktur modal. 2.4.3 Pengaruh Struktur Aset Terhadap Bila perusahaan dihadapkan pada kondisi kesulitan keuangan untuk membiayai kegiatan perusahaan manajer perusahaan dapat mengatasinya salah

27 satunya dengan cara mempergunakan aset tetap yang dimiliki sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dana dari pihak luar. Semakin tinggi struktur aset menunjukkan bahwa hutang yang diambil oleh perusahaan semakin besar. Maka jika aset tetap perusahaan meningkat, penggunaan hutang juga akan semakin meningkat. Selain itu semakin tinggi jaminan yang diberikan perusahaan kepada kreditur, akan semakin besar pula jumlah hutang yang dapat diberikan oleh kreditur kepada perusahaan. Kreditur akan sangat berhati-hati dalam memberikan hutang kepada perusahaan, dan pihak kreditur mungkin hanya akan memberikan hutang baru kepada perusahaan ketika kreditur tersebut mendapatkan jaminan yang memberikan kepastian perlindungan bagi kepentingan mereka. Jaminan yang dapat memberikan kepastian perlindungan bagi pihak kreditur adalah aset tetap yang dimiliki perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Indrajaya (2011), Putri (2012), Astuti (2014) yang menyatakan bahwa struktur aset struktur modal struktur modal. Maka dapat dibuat hipotesis: H 3 : Struktur Aset positif struktur modal 2.5 Perumusan Hipotesis H 1 : Growth Opportunity positif struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. H 2 : Profitabilitas positif struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. H 3 : Struktur Aset positif struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.