BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Dividen dan Kebijakan Dividen. Palepu et al (2004) dalam penelitian Lestanti (2007:9) dan Atthar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba untuk menginvestasikan dana mereka ke pasar modal. Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman dana ataupun modal yang dilakukan oleh investor dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Salah satu bentuk investasi yang diperjualbelikan di dalam pasar modal adalah saham. Tujuan utama para investor menanamkan dananya ke sebuah perusahaan yaitu untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return), baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield) maupun capital gain yaitu selisih dari harga jual saham dengan harga belinya. Perusahaan sebagai pihak yang menerima dana dari para investor juga harus memperhatikan kesejahteraan para investor atau pemegang saham. Menurut Sartono (2001: 8) dalam penelitian Atthar (2012:12) tujuan yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham atau maximization wealth of stockholders dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang atau present value semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh di masa depan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal perusahaan demi pembiayaan

investasi di masa yang akan datang (Martono dan Harjito, 2001 : 253). Kebijakan dividen tidak dapat dipisahkan dari keputusan pendanaan yang akan dilakukan sebuah perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen memiliki pengaruh bagi para pemegang saham dan perusahaan yang akan membagikan dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil setiap tahunnya karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian atau risiko terhadap hasil (return) yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan. Bagi perusahaan jika memilih untuk membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana internal perusahaan bersangkutan, sebaliknya apabila perusahaan menahan laba yang diperoleh dalam bentuk laba ditahan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membentuk dana internalnya menjadi semakin besar yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan juga akan mengurangi risiko perusahaan. Perusahaan yang akan membagikan dividen juga dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham dan Gapenski, 1996 dalam Mulyono, 2009:1). Sartono (2010) dalam Priyo (2013:2) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu indikator dari

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasi suatu perusahaan. Semakin besar ROA di dalam sebuah perusahaan berarti menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi yang semakin besar. Firm size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemampuan seorang manajer dan kemudahan aksesnya yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas serta kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki ratio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Zaipul, 2011 dalam Priyo, 2013: 6). Menurut Stice, dkk (2005: 786), rasio-rasio leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva. Rasio leverage menunjukkan struktur hutang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Semakin besar leverage pada suatu perusahaan mengindikasikan bahwa semakin besar pula tingkat ketergantungan sebuah perusahaan akan dana dari pihak eksternal atau kreditur sehingga semakin besar pula biaya bunga yang harus dibayar. Hal itu akan mengakibatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan berkurang sehingga akan berdampak kepada hak para pemegang saham atas dividen yang akan dibayar perusahaan. Oleh karena itu, leverage mempunyai hubungan yang negatif terhadap kebijakan dividen.

Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain dan aliran kas bebas ini dapat ditahan sementara (Dhini Rosidhi, 2003 dalam Priyo, 2013:7). Sedangkan aliran kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan, sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru tetapi aliran kas bebas yang besar dalam suatu perusahaan belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut akan membagikan dividen dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan ketika perusahaan memiliki aliran kas bebas yang kecil. Free cash flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki Investment Opportunity Set (IOS) tinggi memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi diasosiasikan dengan penurunan dividen. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahan memerlukan dana yang besar yang dibiayai dari sumber internal yang akan menyebabkan penurunan pembayaran dividen (Mulyono, 2009:5). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2008:71) menunjukkan bahwa variabel DER, IOS, dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR), sedangkan insider ownership tidak berpengaruh signifikan. Penelitian Mulyono (2009:63) menunjukkan bahwa

variabel DER dan LnIOS secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), sedangkan Ln insider ownership dan size secara parsial tidak signifikan terhadap kebijakan dividen(dpr). Dalam hasil penelitian Boanyah et al (2013:55) menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen sementara last year dividend per share memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel lain ( sales growth, cash flow, liquidity dan EPS) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyo (2013) menunjukkan bahwa variabel DER dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Variabel FCF berpengaruh negatif, ROA dan growth berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) dimana size perusahaan tidak signifikan terhadap DPR. Penelitian Atthar (2012) menunjukkan bahwa size, ROA, dan leverage (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPS). Hasil penelitian Samarthagani (2013) menunjukkan bahwa current ratio dan ROA secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Total asset turn over dan DER secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR, secara simultan CR, TATO, ROA dan DER berpengaruh signifikan. Penelitian Lestanti (2007) menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Dari hasil beberapa penelitian tersebut terlihat perbedaan pengaruh dari setiap variabel independen sejenis yang digunakan untuk meneliti kebijakan dividen perusahaan seperti pada penelitian Priyo (2013) Variabel DER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR sedangkan dalam penelitian Atthar (2012) DER yang digunakan sebagai proksi dari leverage sama sekali tidak berpengaruh. Penelitian Samarthagani (2013) menyatakan bahwa variabel current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR sedangkan pada hasil penelitian Lestanti (2007) variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan. Ketidakkonsistenan dari hasil beberapa penelitian tersebut menjadi motivasi bagi peniliti untuk meneliti kembali variabel-variabel sejenis yang mempengaruhi kebijakan dividen. Penelitian ini sebahagian merujuk ke hasil penelitian Mulyono (2009) dengan judul Pengaruh Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Size Dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian, tahun penelitian dan variabel penelitian. Dalam penelitian ini objek penelitian meliputi perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun penelitian 2010-2012. Dikutip dari Republika Online, pada tahun 2012 lalu Komite Ekonomi Nasional kinerja sektor pertambangan di tahun mendatang masih tertekan. Hal tersebut seiring dengan harga komoditas pertambangan di pasar internasional yang tengah turun. Sejak awal tahun 2012, komoditas pertambangan seperti aluminium, nikel, dan timah putih menunjukkan penurunan yang cukup

signifikan. Harga nikel dari harga rata-rata 20.450 dolar AS per ton pada Februari 2012 turun menjadi 15.658 dolar AS per ton pada Agustus 2012. Sedangkan, harga timah putih dari harga rata-rata sebesar 2.057dolar AS per ton Februari 2012 turun menjadi 1.814 dolar AS per ton Agustus 2012.Turunnya harga komoditas pertambangan tersebut disebabkan permintaan terhadap komoditas pertambangan yang diperkirakan masih akan melemah seiring dengan lesunya kondisi perekonomian global pada saat itu. Akibat berkurangnya permintaan terhadap komoditas pertambangan di pasar, tentu saja akan berpengaruh terhadap pendapatan dan laba yang akan diperoleh perusahaan. Secara tidak langsung hal tersebut juga akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan keuangan yang terdapat di dalam perusahaan khususnya kebijakan pembayaran dividen dan juga faktorfaktor yang mempengaruhi porsi daripada jumlah dividen yang akan dibagikan. Fenomena tersebut menjadi alasan mengapa peneliti memilih perusahaan sektor pertambangan sebagai objek penelitian dan dilihat dari beberapa penelitian terdahulu masih sedikit penelitian yang meneliti mengenai kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan dimana pada penelitian terdahulu yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan sektor manufaktur, non-keuangan, dan otomotif. Alasan peneliti menggunakan dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen dikarenakan merujuk pada penelitian Mulyono (2009) dan pada dasarnya DPR digunakan menentukan seberapa besar jumlah bagian dari keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, dan yang akan ditahan sebagai laba ditahan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada beberapa variabel independen, objek

dan periode penelitian, Mulyono (2009) menggunakan debt to equity ratio, insider ownership, size dan investment opportunity set sebagai variabel independen dan meneliti pada perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 2005-2007. Pada penelitian ini peneliti mengkaji beberapa faktor yang diduga berpengaruh seperti return on asset, leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow terhadap kebijakan dividen perusahaan (jumlah dari dividen yang akan dibayarkan), dengan judul Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya menimbulkan beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian yang akan dicoba untuk dijawab melalui penelitian ini. Pertanyaan tersebut dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 2. Apakah Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 4. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 5. Apakah Free Cash Flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 6. Apakah return on asset (ROA), Leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Return On Asset terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Leverage terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Investment Opportunity Set (IOS) terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Free Cash Flow terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. 6. Untuk mengetahui dan menganalisis dari return on asset (ROA), Leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow secara simultan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. 7. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Manajemen Bagi pihak manajemen perusahaan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk dividen atau ditahan sebagai dana untuk berinvestasi di masa mendatang.

2. Investor atau Calon Investor Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kebijakan pembayaran dividen perusahaan sehingga mereka dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan menambahkan variabel lain.