HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU Darmawan 1, Drs. Saripin, M. Kes, AIFO 2, Drs. Ramadi, S.Pd., M. Kes, AIFO 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstract The purpose of this study was to see how the leg muscle explosive power relations on the ability of the long jump squat style class X TKJ I SMK 7 Pekanbaru research is correlational. The population is a class X TKJ is 35 students, which consisted of 15 female students and 20 male students. While the sample in this study were students of SMK Negeri 7 class X TKJ I Pekanbaru son who totaled 20 people. Sampling was done by purposive sampling technique. According A.Muri (2005:205) Determination of the sample by using purposive sampling based on goals or certain considerations first. The research instrument used in data collection is a test explosive leg muscle power and data long jump squat style. Data processed by a statistically significant regression 0.05α level. The hypothesis is that there is a relation explosive leg muscle power to shoot jump shots. The results of the data analysis states that r = 0.627 Based on these results, we can conclude that there is a significant relationship between explosive leg muscle power to shoot jump shots Basketball, where the level of α = 0.05 is obtained t count (3.417)> t table (1.734), so H0 is rejected and ha received. Keywords: muscle explosive power PENDAHULUAN Olahraga merupakan salah satu aktivitas gerak yang selalu dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu berdasarkan Undang-Undang RI No 3 (2005) tentang sistem keolahragaan Nasional, saat sekarang ini sangat banyak olahraga yang mendapat perhatian serius dalam pembinaannya. Olahragapun berkembang berdasarkan tujuannya, yaitu sebagai olahraga prestasi dan kesehatan. 1.Mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Riau 2.Dosen Pembimbing I, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, 3.Dosen Pembimbing II, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, 1
Selain memiliki tujuan olahraga juga memiliki manfaat sebagai salah satu wadah untuk membentuk manusia Indonesia ke arah peningkatan kualitas diri secara keseluruhan. Sumber daya manusia yang berkualitas diantaranya ditandai dengan peningkatan kesehatan jasmani dan rohani. Kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi yang dapat membawa rasa kebanggaan nasional. Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Lompat jauh menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauhjauhnya. Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam lompat jauh selain pelompat harus memiliki kondisi fisik yang baik, juga harus memahami dan mengusai tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut. Bernhard (1993 : 45) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam mencapai prestasi lompat jauh yang maksimal adalah: 1) faktor kondisi fisik terutama kecepatan tenaga lompatan dan tujuan yang diarahkan pada ketrampilan, 2) faktor tehnik ancang-ancang, persiapan dan perpindahan fase melayang dan pendaratan. Untuk mendapatkan tolakan yang kuat dan kecepatan yang tinggi seorang atlet harus memiliki daya ledak yang besar. Jadi daya ledak otot tungkai sebagai tenaga pendorong lompatan pada saat melakukan tolakan pada papan tolak setelah melakukan awalan untuk memperoleh kecepatan vertikal sehingga dapat menambah jarak lompatan yang dilakukan, oleh karena itu daya ledak otot tungkai memiliki sumbangan yang berarti ketika seorang atlet akan melakukan gerakan lompat pada olahraga lompat jauh. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam panelitian ini yaitu: Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara explosive power otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X TKJ I SMK Negeri 7 kota Pekanbaru Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan explosive power otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa kelas X TKJ I SMK Negeri 7 kota Pekanbaru A. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasion. Korelasion adalah suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel -variabel yang berbeda dalam populasi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas adalah explosive power otot tungkai, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan hasil lompat jauh. 2
2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Populasi ini adalah siswa SMK Negeri 7 Kelas X TKJ I Pekanbaru. Berdasarkan informasi adapun jumlah siswa kelas X TKJ adalah 35 siswa, yang terdiri dari 15 siswa puteri dan 20 siswa putera. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 7 Pekanbaru kelas X TKJ I putera yang berjumlah 20 orang. 2.2 Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut A.Muri (2005:205) Penentuan sampel dengan teknik purposive sampling dilandasi tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih dahulu. Alasan siswa putera di jadikan sampel dalam penelitian ini adalah: a. Menurut pengamatan peneliti siswa putera memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan siswa puteri. b. Perbedaan jenis kelamin antara siswa putera dan siswa puteri menyebabkan adanya perbedaan kondisi fisik yang mendasar. 3. Instrumen penelitian a. Tes explosive power otot tungkai Untuk mengetahui explosive power otot tungkai akan dilakukan tes Brod jump. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur explosive power (daya ledak) otot tungkai. 1) Alat: a. Kapur tulis b. Lapangan datar c. Meteran d. alat tulis 2) Pelaksanaan Testee berdiri tegak bertumpu pada kedua kaki, dan papan skala berada di bawah Kemudian testee membengkokkan kedua lutut dan kemudian testee meloncat sejauh mungkin ke arah depan. Hasil skala yang diambil adalah perkenaan tumit. 3) Penentuan nilai/skor Skor untuk tes broad jump diambil dengan cara mengukur sejauh mana loncatan testee dari skala nol ke arah depan papan skala dengan penentuan bagian tubuh paling belakang (tumit). b. Tes Lompat Jauh 1. Tujuan tes lompat jauh adalah untuk mengukur lompatan yang paling jauh. 2. Alat a. Lintasan/ lapangan lompat jauh b. Roll Meter c. Bendera 3. Pelaksanaan Peserta lompat jauh diberi kesempatan melompat 3 kali giliran. Semua lompatan titik bebas terdekat di bak pasir / pendaratan yang dibuat oleh setiap bagian 3
badan ke akhirnya adalah tolakan dalam posisi siku-siku terhadap garis tolakan tersebut. Hasil dari hasil lompatan yang terbaik. 4. Prosedur penelitian a. Kegiatan melakukan tes broad jump adalah dengan cara lompat ke depan tanpa awalan, hasil skala yang diambil adalah yang mengenai tumit. b. Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dan nilai yang diambil yaitu nilai yang tertinggi. c. Tes kedua yaitu melakukan lompat jauh gaya jongkok sebanyak tiga kali dan diambil nilai yang tertinggi. d. Kemampuan testi melakukan kedua tes ini dicatat seluruhnya dan data ini diambil dari semua sampel yang diteliti untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok masing-masing testi. e. Setelah diambil data selanjutnya akan dilakukan uji normalitas data dan uji t B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian a. Hasil analisis data kuantitatif Data yang diperoleh dari variabel explosive power otot tungkai diukur dengan menggunakan alat ukur Broat Jump yang diikuti oleh sampel sebanyak 20 orang, data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan data skor tertinggi adalah 235 dan skor terendah adalah 138. Distribusi skor menghasilkan rata-rata (mean) 187, dengan simpangan baku 25.23, adapun skor tengah (median) adalah 183 dan skor yang banyak muncul (modus) adalah 165. sementara varian (variance) adalah 636,42 dan jarak pengukuran (range) 97. Untuk lebih jelasnya penyebaran skor explosive power otot tungkai ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Explosive Power Otot Tungkai NO KELAS INTERVAL Fa Fr 1 138-157 1 5 % 2 158-177 7 35 % 3 178-197 5 25 % 4 198-217 5 25 % 5 218-237 2 10 % JUMLAH 20 100% Keterangan; Fa = frekwensi absolut Fr = frekwensi relatif Untuk lebih jelasnya distribusi skor explosive power otot tungkai dapat dilihat berdasarkan Tabel 1. Disini dapat kita lihat bahwa siswa yang memperoleh skor 138-157 4
= 1 orang (5 %), skor 158-177 = 7 orang (35 %), skor 178-197 = 5 orang (25 %), skor 198-217 = 5 orang (25 %), skor 218-237 = 2 orang (10 %). Untuk lebih jelasnya distribusi skor explosive power otot tungkai dapat dilihat pada Gambar 3. 35 30 25 20 15 10 5 0 138-157 158-177 178-197 198-217 218-237 FA FR Gambar 1. Grafik Histogram Skor Explosive Power Otot Tungkai (X) 1. Lompat Jauh Gaya Jongkok (Y) Data yang diperoleh dari variabel lompat jauh gaya jongkok pada siswa diukur dengan tes lompat jauh gaya jongkok yang diikuti oleh sampel sebanyak 20 orang. Dapat disimpulkan skor tertinggi siswa adalah 400 dan skor terendah 224. Distribusi skor menghasilkan rata-rata (mean) 317,60 dengan simpangan baku 45,92, skor tengah (median) adalah 323 sedangkan skor yang banyak muncul (modus) adalah 325 dan varian (variance) adalah 2108,25 dengan jarak pengukuran (range) 176. Untuk lebih jelasnya penyebaran skor lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan norma tes lompat jauh gaya jongkok ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Lompat Jauh Gaya Jongkok. NO KELAS INTERVAL Fa Fr 1 224-259 3 15 % 2 260-295 1 5 % 3 296-331 9 45 % 4 332-367 4 20 % 5 368-403 3 15 % JUMLAH 20 100% Keterangan; Fa = frekwensi absolut Fr = frekwensi relatif Berdasarkan Tabel 2 disini dapat kita lihat bahwa siswa yang memperoleh skor 224-259 = 3 orang (15 %), skor 260-295 = 1 orang (5 %), skor 296-331 = 9 orang (45 %), skor 332-367 = 4 orang (20 %), skor 368-403 = 3 orang (15 %). Untuk lebih jelasnya distribusi skor lompat jauh gaya jongkok dapat dilihat pada Gambar 2. 5
50 40 30 20 FA FR 10 0 224-259 260-295 296-331 332-367 368-403 Gambar 2. Grafik Histogram Skor Lompat Jauh Gaya Jongkok (Y) b. Hasil uji normalitas Tabel 3. Rangkuman Uji Normalitas Explosive Power Otot Tungkai (X) dan Variabel Lompat Jauh Gaya Jongkok (Y) No Variabel Lo < L tabel (α = 0,05) Kesimpulan 1 Explosive Power Otot 0.1103 < 0,190 Normal Tungkai 2 Lompat Jauh Gaya Jongkok 0.1020 < 0,190 Normal Keterangan L o : Selisih harga mutlak terbesar antara peluang skor baku dengan proporsi skor baku yang lebih kecil atau dengan skor baku yang sedang dihitung L t : Nilai kriteria Uji Liliefors Berdasarkan Tabel 5 di atas variabel Explosive Power Otot Tungkai (X) pada taraf signifikan 0,05 diperoleh L o 0,1103< L tabel 0,1900, dan (Y) diperoleh L o 0,1020 < L tabel 0,1900 pada taraf signifikan 0,05 jika L hitung lebih kecil dari L tabel berarti populasi berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas untuk uji regresi dapat dipenuhi. c. uji signifikan koofesien korelasi Selanjutnya untuk menganalisis korelasi dan uji-t dari kedua variabel tersebut maka harga harga yang dibutuhkan untuk perhitungan sebagai berikut : x = 3740 x 2 = 711472 x.y = 1201630 y = 6352 y 2 = 2057452 n = 20 6
r xy = n ( XY) ( X) ( Y) [n. X² ( X)²].[n. Y² ( Y) ²] Untuk perhitungan koofesien korelasi doperoleh hasil : r xy = 0,627 Untuk menguji apakah data korelasi product moment signifikan maka, untuk uji signifikan koofesien korelasi di atas, akan dilakukan Uji t : Dan hasil uji-t diperoleh yaitu : t = 3,417 Tabel 4. Analisis Uji t Uji t t hitung t Tabel t = 3,417 1,734 Penghitungan derajat bebas (db/v) = n-2 pada α = 0.05 (Ritonga, 2007 :105) (db/v) = 17-2 = 15 Daftar distribusi t pada α = 0.05 diperoleh t o 95 (18) = 1,734. Karena t hitung = 3,417 > t tabel =1,734maka terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori cukup. 2. Pembahasan Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : hubungan explosive power otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMK 7 Kelas TKJ I r = 0,627. Ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori cukup. C. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian maka disimpulkan bahwa untuk hubungan variabel x terhadap variabel y diperoleh r = 0.627, maka hubungan antara 7
variabel x terhadap y dikategorikan cukup. Dimana keberartiannya diuji dengan uji t dan di dapat t hitung 3,417 > t tabel 1,734, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Saran Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini disarankan kepada: 1. Guru yang akan membentuk suatu team yang baik harus mencari siswa yang mempunyai explosive power yang tinggi. 2. Pelatih diharapkan dalam memberikan materi latihan explosive power otot tungkai 3. Dalam upaya meningkatkan kemampuan explosive power pada olahraga lompat jauh gaya jongkok, pelatih perlu mengembangkan berbagai bentuk yang bervariasi 4. Peneliti lain, karena keterbatasan penelitian ini dan masih kecilnya ruang lingkup dan kecilnya kelompok sampel, disarankan pada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan, baik untuk meneliti unsur yang sama maupun unsur yang berbeda sebaiknya memperluas ruang lingkup dan kelompok sampel yang lebih banyak. 5. Kepada siswa yang ingin meningkatkan kemampuan (lompat jauh)untuk selalu mengoptimalkan latihan explosive power tungkai dengan latihan yang teratur. 8
DAFTAR PUSTAKA A.Muri Yusuf, 2005. Metodologi penelitian,dasar-dasar penyelidikan ilmiah. padang: Universitas Negeri Padang Press. Akdon, 2008. Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian. Bandung: Dewi Ruchi. Arsil, 2008. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK Universitas Negeri Padang. Gunter Bernhard, 1993. Atletik, Prinsip Dasar Latihan loncat tinggi, jauh, jangkit dan loncat galah. Effhar & Dahara Prize, Semarang. Jess Jarver, 2009. Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung : Pioneer Jaya Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2005.Undang-undang RI No.3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional,Jakarta: Kementrian Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2005. Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta : Kementerian Pemuda dan Olahraga M. Sajoto, 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta Nazir, 1988. Metode Penelitian. Semarang: Dahara Prize Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran dalam Penjas. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga. Sayuti Syahara dan Adnan Fardi. 2004. Kemampuan Biomotorik dan Metodologi Pengembangan. Padang: Universitas Negeri Padang. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta : Jakarta Suradji, 1996. Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekresi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Syafruddin. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Padang : FIK Universitas Negeri Padang. Syafruddin. 2006. Pengantar Ilmu Melatih. Padang. FIK Universitas Negeri Padang. Winendra Adi, 2000. Seri Olahraga Atletik. Jakarta : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 9
10