BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dijelaskan sebelumnya, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan

Kata kunci: Integrasi, Pendidikan Nilai,dan PAI

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA. 1. Dengan kepala sekolah:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk

Prof.Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

KONSEP SEKOLAH ISLAM TERPADU. Oleh Rochmat Wahab Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Kreatif, Inovatif, Unggul, Berbudi Luhur, dalam Iptek dan Imtaq

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PAI SD UNGGULAN NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/674/2014.I.II/2/HM.01/1271A/2013 BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sebagai fokus pendidikan nasional. sampai jenjang pendidikan tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah No.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan di SMA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Keluarga (KK) yang bertempat tinggal di desa Banjang Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

In In Permatasari Pengayaan PAI di SMP Salman Alfarisi Sebagai lembaga tempat terjadinya pendidikan, sekolah merupakan sektor penting yang dapat menja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

KONSEP DASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Benawati Suardihan, Persepsi Mahasiswa tentang Penggunaan Prasarana Pembelajaran Di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Ramah adalah sesuatu yang berhubungan dengan senyum dan sapaan hangat.

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field work

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

Transkripsi:

214 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesimpulan Umum a. Strategi pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya dapat dilihat dari tiga tataran implementasi, yakni tataran konseptual, tataran operasional dan tataran institusional. Dalam tataran konseptual, strategi pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran dapat dilihat dari rumusan visi dan misi MAN Kiarakuda Ciawi. Adapun visi MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya adalah Terwujudnya Madrasah Yang Islami, Berkualitas dan Berakhlakul karimah. Visi tersebut diwujudkan melalui misi sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan yang bernuansa Islami, b) Komunitas madrasah dapat bersaing secara sehat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, c) Mengembangkan MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya dalam menjunjung tinggi akhlakul karimah sehingga menjadi suri teladan di masyarakat. Dalam tataran operasional, strategi penyampaian nilai-nilai di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya, menggunakan strategi ekplisit. Nilai-

215 nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran ekstrakulikuler MCR diajarkan secara jelas, tegas dan tersurat. Cara ekplisit ini disebut metode pengajaran nilai atau budi pekerti luhur secara langsung. Hal ini dapat dilihat pada bacaan, contoh materi, soal yang secara langsung mengarah pada pendidikan nilai. Selain strategi ekplisit, penyampaian nilai-nilai melalui pembelajaran ekstrakulikuler MCR pun disampaikan dengan menggunakan strategi induktif. Biasanya fasilitator kelas menyampaikan materi terlebih dahulu, kemudian siswa diminta untuk menyimpulkan nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalamnya. Dalam strategi ini, fasilitator kelas langsung meminta kepada siswa untuk membaca, meneliti, mengkaji, nilai-nilai yang terintegrasi, kemudian mendeskripsikan dan meyimpulkan nilai-nilai tersebut. Sementara itu, dalam tataran institusional, strategi pengintegrasian pendidikan nilai di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikamalaya adalah dengan cara pembentukan institution culture yang mencerminkan paduan antara nilai dan pembelajaran. Untuk mewujudkan strategi tersebut MAN dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR menggunakan pembelajaran modul yang mengintegrasikan materi MCR dengan pelajaran lainnya sehingga tidak ada pendikotomian antara mata pelajaran, baik intra maupun ekstrakulikuler.

216 Konsep pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran ditunjang oleh visi dan misi MAN Kiarakuda Ciawi. Visi pembelajaran di MAN adalah untuk mendidik siswa menjadi kreatif, kooperatif, dan produktif, kemudian, visi diatas diterjemahkan dengan misi pembelajaran sebagai berikut: 1) kreatif: memberikan kekayaan pengalaman belajar yang lebih variatif, 2) kooperatif: memberikan bimbingan terhadap perkembangan sosial emosi siswa, 3) produktif pendektan kecerdasan majemuk (multiple intelligence) untuk membantu siswa menemukan skill yang dimilikinya. b. Pengintegrasian pendidikan nilai dalam kegiatan ekstrakurikuler MCR sebagai upaya pembinaan akhlak menggunakan buku modul karya Martono dan Joewana, (2008: 1-26). Buku modul tersebut antara lain: Modul 1 tentang Narkoba dan pengaruhnya pada tubuh modul II dengan judul: Penyalahgunaan Narkoba dan Akibatnya dan Modul III dengan judul: Meningkatkan Tanggung Jawab dan Percaya Diri. Materi-materi di atas disampaikan dengan metode Fun Learning.hal tersebut mengacu pada konsep belajar sesuai cara otak belajar. metode pembelajaran yang sering digunakan di MAN Kiarakuda Ciawi dalam pembelajaran ekstrakulikuler MCR adalah metode cermah berpariasi, tanya jawab, diskusi, bermain peran, bercerita, penugasan dan metode observasi. c. Upaya pihak sekolah MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pengintegrasian

217 pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR adalah dengan membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung proses pengintegrasian tersebut yang didukung oleh Peraturan, sekolah, tenaga pembina, dan sarana prasarana. Beberapa sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif bagi proses pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakulikuler MCR di MAN sebgai berikut: 1) Lingkungan fisik dan psikologis sekolah yang aman, bersih dan sehat. Lahan sekolah di tanami tanaman peneduh, terdapat mading, ruang komputer, perpustakaan, ruang MCR, lingkungan sekolah dikelilingi tembok. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi anak didik dengan alam dan belajar dalam suasana yang menyenangkan. 2) Tempat ibadah berupa mesjid yang dapat menampung siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah, termasuk shalat jum at. 3) Keberadaan laboratorium komputer dan perpustakaan yang mendukung sumber belajar siswa. 4) Kamar kecil tempat pembuangan air kecil dan besar yang terjaga kebersihannya. Penggunaannya dibagi antara laki-laki dengan perempuan. 5) Hiasan dinding yang dipajang pada ruang MCR.

218 d. Sistem evaluasi pengintegrasian pendidikan dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR di MAN cenderung menggunakan Penelitian Acuan Patokan (PAP). Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. PAP juga digunakan untuk menghindari halhal yang tidak diinginkan,misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip Alat evaluasi yang digunakan di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya adalah sebagai berikut: 1) Penilaian kognitif dalam bentuk pilihan pernyataan benar-salah, 2) Tes lisan dilakukan fasilitator di dalam proses pembelajaran dalam bentuk kuis dan tanya jawab. Setiap harinya fasilitator senantiasa mereview pembelajaran dengan melakukan Tanya jawab. 3) Penilaian Psikomotorik / Keterampilan a) Unjuk Kerja Penilaian ini dilakukan pada saat proses belajar dan proses pengerjaan tugas. Misalnya meminta siswa untuk menampilkan sesuatu seperti puisi, drama, pidato, mengungkapkan pendapat dll. b) Portofolio

219 Siswa diminta untuk membuat sebuah produk. Hasil karya yang dimasukan ke dalam bundel portofolio dipilih yang benar-benar dapat menjadi bukti pencapaian suatu kompetensi. 4) Penilaian Sikap a) Skala sikap Alat pengukuran ini berupa sejumlah pernyataan sikap tentang suatu objek sikap yang jawabannya dinyatakan secara berkala. Misalnya fasilitator ingin mengatahui pendapat siswa tentang kebersihan, maka fasilitator membuat skala sikap. b). Secara keseluruhan program proses pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR di MAN Kiarakuda Ciawi sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan survei yang peneliti lakukan tehadap siswa. Survei dilakukan untuk mengetahui persepsi dan afeksi siswa. 1). 20 item dari modul 1 dalam bentuk pernyataan diberikan kepada siswa yang aktif di ekstrakurikuler ada 20 siswa, sebanyak 85% menjawab dengan tepat dan hanya 15% jawaban siswa yang tidak tepat. Dengan demikian integrasi pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR sebagai pembinaan akhlak mulia di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya sudah berjalan dengan baik.

220 2). 20 item dari modul 2 dalam bentuk pernyataan. Sebanyak 95% menjawab dengan tepat dan 5 % jawaban yang tidak tepat. Dengan demikian integrasi pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR sebagai pembinaan akhlak mulia di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya sudah berjalan dengan baik. 3). 20 item dari modul 2 dalam bentuk pernyataan. Sebanyak 95% menjawab dengan tepat dan 5 % jawaban yang tidak tepat. Dengan demikian integrasi pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR sebagai pembinaan akhlak mulia di MAN Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya sudah berjalan dengan baik. 2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan khusus berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Keberhasilan pendidikan akhlak tidak hanya ditunjang oleh satu pelajaran, maka dalam setiap mata pelajaran dapat menuangkan dan menggali nilainilai pendidikannya. b. Proses integrasi pendidikan nilai di sekolah perlu dukungan dari semua pihak. c. Media pembelajaran diupayakan dapat menarik dan interaktif dalam proses pengintegrasian nilai-nilai pendidikan.

221 d. Bersama komite sekolah dan masyarakat keseluruhan termasuk petugas kesehatan (puskesmas), penegak hukum membentuk tim/pokja sekolah bebas rokok dan narkoba. B. Rekomendasi 1. Proses pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran ekstrakurikuler MCR bisa lebih dikembangkan baik pada intrakulikuler atau ekstrakurikuler yang lain di tiap sekolah, dengan melihat tiga tataran implementasi yakni, tataran konseptual, tataran operasional dan tataran institusional. Tiga tataran tersebut untuk lebih dikembangkan lagi agar nilai yang tersembunyi muncul secara utuh. 2. Proses pengintegrasian pendidikan nilai tentunya tidak terlepas dari berbagai sumber pembelajaran yang meliputi materi, media, alat pendidikan yang saling mendukung, terutama materi-materi tentang penyalahgunaan narkoba karena sangat jarang sekali sekolah mempelajari materi khusus sebagai upaya preventif. Maka sumber pembelajaran lebih diperbanyak dan didistribusikan pada tiap sekolah dan seluruh siswa bisa mempelajarinya. 3. Untuk menciptakan situasi kondisi sekolah yang kondusif dalam pengintegrasian pendidikan nilai dalam pembelajaran intra atau ektra, maka harus didukung oleh stakeholder pendidikan melalui peraturan sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah, tokoh masyarakat, agama, termasuk orang tua wali murid, agar pengintegrasian pendidikan nilai berjalan seirama dan berkesinambungan dimana pun dan kapan pun.

222 4. Sistem pengevaluasian pendidikan nilai dalam sebuah pembelajaran tentunya tidak cukup satu kali dengan melalui ujian tulis, lisan, unjuk kerja, tetapi penilaian pendidikan nilai itu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (perilaku) secara spontan tanpa berpikir terlebih dahulu, maka sangat tepat nilai pada siswa bisa terejawantahkan melalui peneladanan, pembiasaan dan pengawasan dari semua, di sekolah warga sekolah, di rumah orang tua, di masyarakat tokoh-tokoh masyarakat dan agama, juga aparat pemerintahan. 5. Untuk Program Studi Pendidikan Umum/Nilai SPs UPI, besar harapan tentang integrasi pendidikan nilai dalam ekstrakurikuler MCR ini bisa ditindak lanjuti dan bisa dikembangkan agar muncul model-model pendekatan yang lebih kontekstual.