Gambar 1. Kertas lakmus indikator ekstrak kulit manggis yang telah kering setelah perendaman dengan variasi waktu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.4

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INDIKATOR ASAM BASA

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

INDIKATOR ASAM-BASA DARI BAHAN ALAMI

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tujuh1asam - - ASAM BASA GARAM - - Asam Basa Garam 7202 Kimia Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Daun Jati Muda Sebagai Kertas Indikator Asam-Basa

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.1

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JENIS PELARUT DALAM EKSTRAKSI DAUN Rhoeo discolor SEBAGAI KERTAS INDIKATOR ASAM BASA

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

PEMANFAATAN BUNGA TAPAK DARA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN INDIKATOR ph ASAM BASA

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

PEMANFAATAN KULIT UBI UNGU SEBAGAI INDIKATOR ASAM-BASA ALTERNATIF ALAMI DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN DAN JENIS PELARUT

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

PENGARUH VARIASI PELARUT DAUN Rhoeo discolor TERHADAP STABILITAS KERTAS INDIKATOR ASAM BASA ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN. secara pasti disebut sebagai larutan standar (standar solution). Penambahan

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

PENENTUAN TRAYEK ph EKSTRAK KUBIS UNGU (Brassica oleracea L) SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAMA PERENDAMAN DAN JENIS KERTAS DALAM EKSTRAK MAHKOTA BUNGA Malvaviscus penduliflorus SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA ALTERNATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

Lampiran I. Permasalahan Bisakah kita menentukan ph dari larutan asam dan basa hanya dengan menggunakan kertas lakmus? Berikan alasannya!

PEMANFAATAN EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA ALTERNATIF DENGAN VARIASI JENIS PELARUT DAN LAMA PENYIMPANAN

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Ensiklopedi: 27 dan 342. Asam, basa dan garam. dikelompokkan berdasarkan. Alat ukur

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

MAKALAH LARUTAN ASAM DAN BASA

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

ASAM, BASA, DAN GARAM

Larutan Penyangga XI MIA

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA UNTUK PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ASAM-BASA ALTERNATIF

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI INDIKATOR ALTERNATIF PADA MEDIA GULA-GULA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

ASAM, BASA DAN GARAM

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB I PENDAHULUAN. industri pangan karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah proses

Aplikasi Beberapa Ekstrak Bunga Berwarna sebagai Indikator Alami pada Titrasi Asam Basa

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh pewarna sintetik. Selain harganya lebih murah, proses

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

BAB I PENDAHULUAN. cepat antara lain dalam hal makanan, baik makanan cepat saji maupun

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

BAB I PENDAHULUAN. lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. 1

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

Transkripsi:

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kertas Lakmus dari kulit manggis Pengekstrakan pigmen warna dari kulit manggis dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut karena metanol memiliki sifat universal, yaitu mampu mengekstrak semua komponen yang ada pada sampel. Hal ini dikarenakan ukuran molekul metanol yang relatif kecil dibandingkan dengan pelarut organik lain, sehingga metanol mampu masuk ke dalam sel kulit buah manggis dan membawa semua komponen yang ada di dalamnya mulai dari komponen yang bersifat non polar, semi polar sampai yang polar. Walaupun demikian, senyawa-senyawa seperti lignin, selulosa, protein dan lipid yang terdapat pada kulit buah manggis tidak ikut terbawa oleh metanol dikarenakan tekanan yang diberikan oleh metanol tidak cukup kuat untuk mendorong molekul-molekul berukuran besar tersebut. Kulit manggis yang diekstrak dengan pelarut metanol setelah perendaman selama 6 (enam) jam menghasilkan larutan berwarna merah keunguan. Kertas saring yang direndam dalam ekstrak kulit manggis dengan 5 (lima) variasi waktu dan interval 10 (sepuluh) menit setelah kering berwarna merah kecoklatan. Warna kertas saring yang telah kering (kertas indikator) dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kertas lakmus indikator ekstrak kulit manggis yang telah kering setelah perendaman dengan variasi waktu. Pengaruh variasi waktu perendaman terhadap warna kertas tidak terlihat memberikan perbedaan warna yang signifikan. Terutama setelah perendaman 30

menit warna kertas tidak berubah lagi. Sehingga dapat dianggap bahwa waktu optimum untuk perendaman kertas saring pada ekstrak kulit manggis adalah 30 menit. Penentuan trayek ph kertas indikator ekstrak kulit manggis Kertas indikator ekstrak kulit manggis ditentukan trayek ph-nya menggunakan larutan buffer ph 1-9. Perubahan warna kertas indikator ekstrak kulit manggis mulai terjadi pada ph 5, dari awalnya yang berwarna merah kecoklatan menjadi berwarna hijau kecoklatan. Pada ph 8 warna kertas mulai sama seperti warna awal (merah kecoklatan). Perubahan warna kertas indikator ekstrak kulit manggis dalam lingkungan ph yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Perubahan warna kertas indikator dari ekstrak kulit manggis pada ph 1-9. Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanton, tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonnoid epicatechin dan gartanin (Hartanto, 2011). Hasil pengujian kertas lakmus dari kulit menggis dapat dilihat pada Tabel 1. 9

Tabel 1. Pengujian kertas indikator dari kulit manggis terhadap larutan asam dan basa No Larutan Uji Warna kertas indikator Sebelum ditetes Setelah ditetes 1 HCl 0,1 M 2 NaOH 0,1 M 3 CH 3 COOH 0,1 M 4 NH 4 OH 0,1 M Terlihat perubahan indikator terjadi pada larutan basa lemah (NH 4 OH), artinya kertas lakmus dari manggis merupakan indikator spesifik untuk mengidentifikasi basa lamah. 4.2. Kertas Lakmus dari bunga asoka Pengekstrakan pigmen warna dari bunga asoka dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut karena metanol memiliki sifat universal, yaitu mampu mengekstrak semua komponen yang ada pada sampel. Hal ini dikarenakan ukuran molekul metanol yang relatif kecil dibandingkan dengan pelarut organik lain, sehingga metanol mampu masuk ke dalam sel bunga asoka dan membawa semua komponen yang ada di dalamnya mulai dari komponen yang bersifat non polar, semi polar sampai yang polar. Walaupun demikian, senyawa-senyawa seperti lignan, selulosa, protein dan lipid yang terdapat pada bunga asoka tidak ikut terbawa oleh metanol dikarenakan tekanan yang diberikan oleh metanol tidak cukup kuat untuk mendorong molekul-molekul berukuran besar tersebut. Bunga asoka yang diekstrak dengan pelarut metanol setelah perendaman selama 6 (enam) jam menghasilkan larutan berwarna merah keunguan. Kertas saring yang direndam dalam ekstrak bunga asoka dengan 5 (lima) variasi waktu dan interval 10 (sepuluh) menit setelah kering berwarna merah muda. Warna kertas saring yang telah kering (kertas indikator) dapat dilihat pada Gambar 3. 10

Gambar 3. Kertas indikator ekstrak bunga asoka yang telah kering setelah perendaman dengan variasi waktu. Pengaruh variasi waktu perendaman terhadap warna kertas tidak terlihat memberikan perbedaan warna yang signifikan. Terutama setelah perendaman 20 menit warna kertas tidak berubah lagi. Sehingga dapat dianggap bahwa waktu optimum untuk perendaman kertas saring pada ekstrak bunga asoka adalah 20 menit. Penentuan trayek ph kertas indikator ekstrak bunga asoka Kertas indikator ekstrak bunga asoka ditentukan trayek ph-nya menggunakan larutan buffer ph 1-9. Perubahan warna kertas indikator ekstrak bunga asoka mulai terjadi pada ph 5, dari awalnya yang berwarna merah muda menjadi berwarna biru. Pada ph 6 hingga ph 9 warna kertas indikator menjadi berwarna biru. Perubahan warna kertas indikator ekstrak bunga asoka dalam lingkungan ph yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 4.. 11

Gambar 4. Perubahan warna kertas indikator dari ekstrak bunga asoka pada ph 1-9. Bunga asoka mengandung antosianin yang bertanggung jawab atas warna merah pada bunga (Verma, et.al., 2010). Antosianin yang terdapat pada bunga asoka merupakan pelargonidin-3,5-diglukosida dan sianidin-3,5-diglukosida (P. Pradhan, et.all., 2009). Dalam suasana asam antosianin berwarna merah sedangkan dalam suasana basa berwarna hijau. Tabel 2. Memperlihatkan kertas lakmus dari bunga asoka merupakan indikator larutan basa karena terjadi perubahan warna didalam larutan basa dari warna merah mejadi hijau. Tabel 2. Pengujian kertas indikator dari bunga Asoka terhadap larutan asam dan basa No Larutan Uji Warna kertas indikator Sebelum ditetes Setelah ditetes 1 HCl 0,1 M 2 NaOH 0,1 M 3 CH 3 COOH 0,1 M 4 NH 4 OH 0,1 M 4.3. Kertas Lakmus dari rimpang kunyit Pengekstrakan pigmen warna dari rimpang kunyit dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut karena 12

metanol memiliki sifat universal, yaitu mampu mengekstrak semua komponen yang ada pada sampel. Hal ini dikarenakan ukuran molekul metanol yang relatif kecil dibandingkan dengan pelarut organik lain, sehingga metanol mampu masuk ke dalam sel rimpang kunyit dan membawa semua komponen yang ada di dalamnya mulai dari komponen yang bersifat non polar, semi polar sampai yang polar. Walaupun demikian, senyawa-senyawa seperti lignan, selulosa, protein dan lipid yang terdapat pada rimpang kunyit tidak ikut terbawa oleh metanol dikarenakan tekanan yang diberikan oleh metanol tidak cukup kuat untuk mendorong molekul-molekul berukuran besar tersebut. Rimpang kunyit yang diekstrak dengan pelarut metanol setelah perendaman selama 6 (enam) jam menghasilkan larutan berwarna kuning. Kertas saring yang direndam dalam ekstrak rimpang kunyit dengan 5 (lima) variasi waktu dan interval 10 (sepuluh) menit setelah kering berwarna kuning. Warna kertas saring yang telah kering (kertas indikator) dapat dilihat pada Gambar 5 berikut: Gambar 5. Kertas indikator ekstrak rimpang kunyit yang telah kering setelah perendaman dengan variasi waktu. Pengaruh variasi waktu perendaman terhadap warna kertas tidak terlihat memberikan perbedaan warna yang signifikan. Terutama setelah perendaman 20 menit warna kertas tidak berubah lagi. Sehingga dapat dianggap bahwa waktu optimum untuk perendaman kertas saring pada ekstrak rimpang kunyit adalah 20 menit. 13

Penentuan trayek ph kertas indikator ekstrak rimpang kunyit Kertas indikator ekstrak rimpang kunyit ditentukan trayek ph-nya menggunakan larutan buffer ph 1-9. Perubahan warna kertas indikator ekstrak rimpang kunyit mulai terjadi pada ph 7, dari awalnya yang berwarna kuning menjadi berwarna merah kecoklatan. Setelah ph 8 warna kertas memiliki warna yang sama pada ph 8. Perubahan warna kertas indikator ekstrak rimpang kunyit pada lingkungan ph yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 6 Gambar 6. Perubahan warna kertas indikator dari ekstrak kulit manggis pada ph 7-8. Rimpang kunyit mengandung kurkuminoid sekitar 10%, kurkumin 1-5%, dan sisanya terdiri atas demektosikurkumin serta bisdemetoksi-kurkumin(stahl, E., 1985). Zat warna kurkumin dalam alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan dalam asam berwarna kuning muda (Nugroho, 1998). Hasil pengujian kertas lakmus dalam larutan asam dan basa dapat dilihat pada Tabel 3. Terlihat kertas lakmus berubah warna dari kuning menjadi merah kecaklatan dalam larutan basa. 14

Tabel 3. Pengujian kertas indikator dari rimpang kunyit terhadap larutan asam dan basa No Larutan Uji Warna kertas indikator Sebelum ditetes Setelah ditetes 1 HCl 0,1 M 2 NaOH 0,1 M 3 CH 3 COOH 0,1 M 4 NH 4 OH 0,1 M 15