BAB III METODE PENELITIAN. action research) karena ruang lingkup penelitiannya adalah kelas, yang berusaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di lapangan (TK), sekaligus mencari jawaban

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah kelompok A Kecamatan Tanjungsari

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak TK. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). Ada beberapa pengertian penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dibahas yaitu Meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Secara geografis TK Pembina terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsismi ( 2005 ) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITAN. A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kelompok B2 TK Tut Wuri Handayani yang beralamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Acuan peta permasalahan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Barat. Subjek penelitian tindakan adalah anak Taman Kanak-kanak kelompok B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan anak didik di dalam kelas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak yang terjadi di lapangan (RA),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Krajan II Kecamatan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerjasama dengan guru Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Metro.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau classroom action research sebagai cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. Raudhatul Athfal. Raudhatul Athfal ini berada di Kecamatan Parongpong

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom action research) karena ruang lingkup penelitiannya adalah kelas, yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan hasil dan proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Sudikin dalam Eliyawati (2009:14) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dia hadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pendapat lain mengenai penelitian tindakan kelas dikemukakan Hardjodipuro dalam Eliyawati (2009:41) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut, dan agar mau untuk mengubahnya. Menurut Ernalis, (2005:56), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. Mc Niff dalam Ernalis, (2005:56) memandang penelitian dalam setting kelas sebagai bentuk penelitian reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara guru sebagai pelaku utama dengan peneliti luar sebagai mitra kerjasama dalam proses perubahan dan peningkatan suasana kelas.

Mengacu pada pendapat beberapa ahli yang telah diuraikan di atas, penelitian tindakan kelas disimpulkan sebagai suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru dalam memecahkan persoalan yang terjadi di dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil dan proses pembelajaran serta hasil pengembangannya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak antara lain guru, sekolah dan pemegang kebijakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru beserta peneliti bekerjasama melakukan praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya di dalam kelas. Aqib dalam Eliyawati (2009:42) menyebutkan tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam menunaikan misi kependidikannya. Karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Aqib dalam Eliyawati (2009:42) yaitu: 1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanannya 3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 4. Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik instruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus 6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yangmelakukan observasi terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti dan bukan guru yang sedang melakukan tindakan.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini, guru dan peneliti secara bersama melakukan penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan, yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dari perencanaan, tindakan atau pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam rangka memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih berhasil guna dengan memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinera guru. B. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif antara guru sebagai pelaku utama dan peneliti sebagai mitra kerjasama dalam proses perubahan dan peningkatan suasana kelas terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini, khususnya kelompok B di TK. Pertiwi yang berada di jl. Gatot Subroto no. 1 Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Subjek pelaku tindakan adalah guru kelompok B. Subjek penerima tindakan adalah anak TK. Pertiwi kelompok B tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 12 anak laki-laki dan enam anak perempuan.

C. Penjelas istilah Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka definisi operasional variable/ penjelas istilah diuraikan sebagai berikut: 1. Kemampuan Berbicara Kemampuan berbicara dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku anak yang menunjukkan kemampuannya dalam bertanya dan merespon/menjawab pertanyaan secara sederhana, mengungkapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan diri menggunakan kata dan mengembangkan kalimat. 2. Metode bercakap-cakap Metode bercakap-cakap adalah kegiatan tanya-jawab atau percakapan antara guru dengan anak dalam suasana yang menyenangkan dengan guru merangsang kemampuan anak melalui pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan media yang telah dipersiapkan. D. Instrumen Penelitian Instrument penelitian diartikan sebagai nalat yang dapat menampung sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan pengujian hipotesis (Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Lebih jauh lagi Arikunto menjelaskan bahwa instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi bentuk checklist dan wawancara. Observasi merupakan suatu kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat penglihatan, penciuman pendengaran dan bila perlu melalui perabaan dan pengucapan (Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Observasi dalam penelitian ini adalah bentuk instrument berupa panduan observasi yang bersifat sistematis. Artinya pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman berdasarkan indicator-indikator yang terdapat pada definisi operasional terhadap sejumlah sampel instrument pengamatan (Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui keterampilan berbicara anak usia dini dengan metode bercakap-cakap. E. Kisi-Kisi Instrumen Arikunto dalam Fauziah 2011:46 mengungkapkan bahwa kisi-kisi instrument merupakan sebuah table yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisikisi penyusunan instrument menunjukkan kaitan antara variable yang diteliti dengan sumber data dari mana data tersebut akan diambilm, metode yang digunakan dan instrument yang disusun (Arikunto dalam Fauziah 2011:46). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:185) tentang tugas utama dalam belajar berbicara, disebutkan bahwa dalam belajar berbicara terdapat tiga proses yang harus dipelajari meliputi: mengucapkan

kata, membangun kosa kata dan membentuk kalimat. Merujuk pada teori tersebut, maka kisi-kisi instrument dalam penelitian ini berupa: KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN BERBICARA ANAK No Indikator Deskripsi 1 Mengungkapkan bunyi atau katakata - Anak mampu menirukan kembali 3-4 urutan kata. - Anak menirukan kembali minimal 3 kata yang didengarnya dari guru - Anak mampu menyebutkan kata lain dari suku kata awal yang sama. 2 Mengekspresikan diri - Anak mampu menyebutkan menggunakan kata dan gambar/benda yang dilihatnya mengembangkan kalimat - Anak mampu menceritakan secara urut pengalamannya/kegiatan yang telah dilaluinya - Menceritakan secara sederhana gambar yang diperlihatkan 3 Merespon pertanyaan - Merespon pertanyaan dengan kata tanya apa, dimana, mengapa,kapan dan bagaimana. 4 Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan secara sederhana sederhana dengan kata tanya apa, siapa, dimana?

F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. 1. Observasi Margono dalam Setiawan (2009:5) menyebutkan bahwa observasi adalah sistem rencana untuk mengamati perilaku. Selain itu observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Arikunto dalam Eliyawati 2009:44 menyatakan observasi yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara anak, respon anak terhadap apa yang dilakukan guru ketika menggunakan metode bercakap-cakap dengan kartu pintar, sikap anak pada saat kegiatan berlangsung, cara guru menggunakan kartu saat kegiatan bercakap-cakap serta sikap guru terhadap anak. Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipatif yang hanya mengamati da mencatat semua perilaku anak dan guru dalam proses pembelajaran pengembangan bahasa yang menggunakan metode bercakap-cakap dengan kartu pintar. 2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dengan responden sebagai upaya memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Informasi-informasi yang dianggap sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam praktik pembelajaran. Menurut Denzin dalam Wiriaatmadja (2008:117) Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orangorang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Arikunto dalam Eliyawati (2009:45) mengatakan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh invormasi dari terwawancarawa. Wawancara dilakukan peneliti kepada responden seperti kepala TK. Pertiwi dan guru kelompok B untuk mengetahui kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang siswa, bagaimana keterampilan berbicara anak kelompok B, program yang dilakukan untuk merangsang keteampilan berbicara anak, kendala dan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak. 3. Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun elektronik. Menurut Guba dan Lincoln dalam Setiawan (2009:18) dokumen adalah setiap bahan tertulis maupun film yang tidak dipersiapkan

karena adanya permintaan penyidik. Selain itu Setiawan (2009:18) menyebutkan bahwa dokumen yang telah diperoleh kemudian diuraikan (analisis), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu kaian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi dalam hal ini peneliti mengumpulkan berbagai dokumen yang diperlukan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak kelompok B TK. Pertiwi, khususnya keterampilan berbicara serta metode yang dilakukan oleh guru selama ini.selanjutnya peneliti mengkaji dokumen tersebut. beberapa dokumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, yakni keterampilan berbicara anak kelompok B TK. Pertiwi adalah: a. Program Semester b. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana KegiatanHarian RKH c. Portopolio d. Berbagai photo kegiatan anak di kelas saat praktek penelitian tindkan kelas berlangsung. G. Prosedur Penelitian Tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Identifikasi masalah

Setelah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan mengungkapkan permasalahan penting yang perlu dipecahkan berkaitan dengan pengembangan bahasa khususnya keterampilan berbicara anak kelompok B di TK. Pertiwi selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang ditemukan dari hasil studi pendahuluan pada kondisi awal (objektif) sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasl wawancara dengan guru kelompok B dirasakan adanya permasalahan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak, khususnya keterampilan berbicara anak yang masih rendah, selanjutnya adalah bersamasama mengidentifikasi masalah yang ada yaitu ketidakmampuan anak dalam mengungkapkan ide, gagasan pada saat menceritakan pengalaman atau keadian, ketidakmampuan anak melakukan perintah serta sulit menjawab pertanyaan tentang keterangan secara sederhana. Guru dan kepala TK menyambut baik alternatif pemecahan masalah yang diajukan peneliti adalam penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok B yaitu dengan menggunakan metode bercakap-cakapdengan kartu pintar. 2. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan: a. Membuat skenario pembelajaran dengan membuat perencanaan tertulis untuk kegiatan pembelajaran yang berupa Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana KegiatanHarian RKH.

b. Mempersiapkan fasilitas berupa kartu pintar untuk digunakan dalam kegiatan bercakap-cakap yang akan dilakuakn oleh guru. c. Mempersiapkan instrumen, merekam dan menganalisis data dari hasil proses dan hasil pelaksanaan. d. Membuat pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil tindakan, lembar wawancara untuk kepala Tk dan guru e. Melakukan simulasi cara penggunaan kartu pintar dalam kegiatan bercakap-cakap untuk menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaannya. 3. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan meliputi skenario tindakan yang telahdirencanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi. Pelaksanaan meliputi: a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu pintar dalam kegiatan bercakap-cakap b. Peneliti melakukan observasi pada saat kegiatan berlangsung 4. Observasi Elyawati 2009:48 menyebutkan bahwa observasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung mulai dari siklus I, Siklus II, dan siklus berikutnya yang dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan serta yang terpenting adalah observasi ini diharapkan dapat mengenali dan merekam dengan lengkap

gejala-gejala yang direncanakan dan yang tidak direncanakan, yang bersifat mendukung maupun menghambat efektivitas tindakan. 5. Refleksi Data-data yang ditemukan dari kegiatan observasi digunakan sebagai umpan balik bagi peneliti dan guru sebagai mitra dalam rangka memperbaiki berbagai macam kendala selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Elyawati 2009:48 mengungkapkan bahwa refleksi merupakan kegiatan mengkai semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Kegiatan refleksi dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang diumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas digambarkan di bawah ini. H. Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah dan menggolongkan data. Trip dalam Elyawati 2009:49 mengatakan analisis data merupakan proses mengurai sesuatu ke dalam bagian-bagian yaitu mengidentifikasi data dan membuat interpretasi. Teknik analaisis data dalam

penelitian ini pad dasarnyamenggunakan analisis data kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. I. Validitas Data Validitas data merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Proses validasi data yang dilakuakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Member-Chek (Nasution dalam Ernalis 2005:73), mengecek kebenaran data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan dengan data yang lainnya. 2. Triangulasi (Ernalis 2005:73), untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain (guru-guru lain- anak), serta dengan membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh dari observasi sehingga diperoleh derajat keterpercayaan yang tinggi 3. Expert Opinion (Nasution dalam Ernalis 2005:74), ialah proses konfirmasi tentang data/infoormasi kepada ahli atau pakar dalam bidang pengembangan bahasa anak dan media pembelajaran.