IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang Selatan. Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah, propinsi terluas kedua setelah Papua ini dibagi menjadi 10 (sepuluh) kabupaten, 4 (empat) Kota, 136 kecamatan dan 1.445 desa/kelurahan. Skala: 1 : 3.700.000 Gambar 4.1. Peta Propinsi Kalimantan Timur Sepuluh Kabupaten tersebut adalah Pasir dengan ibukota Tanah Grogot, Kutai Barat dengan ibukota Sendawar, Kutai Kartanegara dengan ibukota Tenggarong, Kutai Timur dengan ibukota Sangatta, Berau dengan ibukota Tanjung Redeb, Malinau dengan ibukota Malinau, Bulungan dengan ibukota
51 Tanjung Selor, Nunukan dengan ibukota Nunukan, Penajam Paser Utara dengan ibukota Penajam dan Tana Tidung dengan ibukota Tideng Pale (pemekaran dari Kabupaten Bulungan). Sedangkan empat kota adalah Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Bontang. Kalimantan Timur merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Indonesia bagian Timur. Daerah yang juga dikenal sebagai gudang kayu dan hasil pertambangan ini mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada hampir semua kabupaten/kota dan merupakan sarana angkutan utama di samping angkutan darat, dengan sungai yang terpanjang Sungai Mahakam. Propinsi Kalimantan Timur terletak di sebelah paling Timur Pulau Kalimantan dan sekaligus merupakan wilayah perbatasan dengan Negara Malaysia, khususnya Negara Sabah dan Sarawak. Tepatnya propinsi ini berbatasan langsung dengan Negara Malaysia di sebelah Utara, Laut Sulawesi dan Selat Makasar di sebelah Timur, Kalimantan Selatan di sebelah Selatan, dan dengan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah serta Malaysia di sebelah Barat. Daratan Kalimantan Timur tidak terlepas dari perbukitan yang terdapat hampir di seluruh kabupaten. Sedang untuk danau yang berjumlah sekitar 18 buah, sebagian besar berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan danau yang paling luas yaitu Danau Semayang dan Danau Melintang dengan luas masingmasing 13.000 hektar, dan 11.000 hektar. 4.1. Perekonomian Propinsi Kalimantan Timur Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Kalimantan Timur menurut Lapangan Usaha pada tahun 2010 sebesar 4,95 persen dengan
52 migas dan non migas sebesar 10,79 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 6,59 persen, maka pada ahun 2009 laju pertumbuhan PDRB baik dengan migas maupun tanpa migas lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. 0.27 2.79 8.15 3.75 2.32 5.86 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan 27.74 47.58 Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Sumber: BPS Kaltim 2011 Gambar 4.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 Hampir semua sektor ekonomi di Kalimantan Timur pada tahun 2010 mengalami percepatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hanya sektor Listrik, Gas dan Air yang mngalami perlambatan. Struktur ekonomi Kalimantan Timur ahun 2010 dengan maupun tanpa migas tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. PDRB dengan migas menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat berperan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur adalah sektor pertambangan (47,88 %), industri pengolahan (24,74 %), perdagangan, hotel dan restoran (8,15 %) serta sektor pertanian (5,86 %).
53 Struktur PDRB non migas didominasi oleh lima sektor yaitu sektor pertambangan (45,54 %), sektor perdagangan, hotel dan restoran ( 13,92 %), pertanian (10,01 %) serta sektor industri pengolahan (7,68 %) Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah) No. Sektor/Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian 6.851.355 6.844.815 6.947.066 7.149.139 2 Petambangan dan 38.321.837 40.527.149 42.262.880 45.855.381 Penggalian 3 Industri Pengolahan 31.946.299 32.875.825 31.666.162 25.891.413 4 Listrik, Gas & Air 309.431 319.610 337.693 355.652 Bersih 5 Bangunan 3.339.516 3.617.582 3.977.671 4.382.297 6 Perdagangan, 8.130.803 8.419.720 8.897.655 9.833.726 Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan 5.052.690 5.450.459 5.851.260 6.391.115 Komunikasi 8 Keuangan, 2.741.785 3.008.421 3.277.736 3.578.785 Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa lain 1.898.665 2.043.292 2.150.697 2.312.045 TOTAL PDRB 98.428.543 103.206.871 106.368.811 110.579.888 MIGAS TOTAL PDRB NON MIGAS 52.736.830 56.079.605 59.777.992 66.226.996 Sumber : BPS Kaltim, 2011
54 4.2. Perencanaan Pembangunan Regional Propinsi Kalimantan Timur Tema pembangunan pada tahun 2012 adalah Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Pro Rakyat, Berkeadilan dan Berkelanjutan. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, kebijakan ekonomi makro tahun 2012 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga stabilitas ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, pembangunan ekonomi yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment akan terus dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan menjaga tingkat konsumsi masyarakat yang diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga ditopang oleh perbaikan daya beli yang bersumber dari kenaikan gaji dan Upah Minimum Propinsi (UMP), serta penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan juga terus didorong. Upaya untuk menurunkan jumlah penduduk miskin juga akan didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang pro-rakyat miskin, memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, serta meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan meningkatkan investasi dan ekspor pada komoditas non migas dan pertambangan, serta mendorong daya saing industri pengolahan. Investasi juga didorong dengan meningkatkan produktivitas dan akses UKM pada sumberdaya produktivitas. Dorongan terhadap pertumbuhan
55 ekonomi juga diberikan dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan penyediaan energi termasuk listrik. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Pembangunan di bidang ekonomi diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan struktur ekonomi secara seimbang antara sektor - sektor ekonomi yang padat modal ( capital intensive ) dan sektor ekonomi yang padat tenaga kerja ( labor intensive) dengan memacu sektor-sektor ekonomi yang potensial dan padat tenaga kerja seperti sektor pertanian, sehingga kesenjangan dalam struktur ekonomi semakin kecil. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang disesuaikan dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah. Dari sisi produksi, pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan didorong melalui peningkatan produksi pangan, produkstivitas pertanian secara luas, revitalisasi agribisnis dan agroindustri. Lebih lanjut, upaya mendorong pertumbuhan industri dilakukan dengan kebijakan pertumbuhan populasi usaha usaha industri, penguatan struktur industri dan peningkatan produkstivitas usaha industri. Stabilitas ekonomi juga ditingkatkan melalui penyediaan kebutuhan pokok rakyat dengan cadangan beras yang memadai. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2011 diasumsikan tumbuh sebesar 3,62 persen, dan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 4,77 persen. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan peningkatan pertumbuhan yang sangat tinggi pada sektorsektor ekonomi yang prospektif seperti sektor pertanian yang selama ini tingkat
56 pertumbuhannya maupun kontribusinya dalam PDRB Kalimantan Timur relatif sangat kecil. Bagi Kalimantan Timur, tahun 2012 adalah tahun keempat dalam pelaksanaan RPJMD 2009-2013. Pada tahap ini kebijakan ekonomi daerah diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan mewujudkan tujuan bersama berdasarkan potensi lokal untuk mengurangi disparitas kesejahteraan antar wilayah serta memantapkan infrastruktur wilayah dalam rangka mendukung pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah Kalimantan Timur diarahkan pada peningkatan nilai tambah segenap sumber daya ekonomi melalui pengembangan agribisnis, agriindustri, yang ditunjang oleh pengembangan dunia usaha, investasi, infrastruktur dan keuangan daerah. Konsep dasar pengembangan ekonomi wilayah adalah dengan memperkuat struktur ekonomi yang fundamental dengan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya. Salah satu upaya diperlukan adalah meningkatkan upaya pemerataan antar wilayah dan antar sektor perekonomian. Penataan dasar yang diperlukan adalah meningkatkan peran sektor pertanian secara luas, pengembangan komoditas yang memiliki peluang ekspor, melakukan promosi investasi dan perdagangan, melakukan pengembangan kawasan ekonomi terpadu ataupun kawasan ekonomi yang didasarkan pada keterkaitan antar sektor ekonomi dan kawasan sentra produksi melalui pengembangan sektor unggulan dan potensial. Selanjutnya secara proposional peran migas, pertambangan dan kehutanan sebagai penopang utama perekonomian dikurangi secara bertahap. Penguasaan teknologi informasi yang didukung pembangunan infrastruktur wilayah yang strategis merupakan upaya akselerasi perwujudan dan
57 pencapaian kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian diharapkan struktur ekonomi ke depan akan terjadi keseimbangan antara sektor ekonomi yang padat modal dan sektor ekonomi yang padat tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan tantangan dan prospek perekonomian daerah, maka arah kebijakan perekonomian daerah pada Tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Orientasi pembangunan sektoral pada peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perluasan produk agroindustri, penguatan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB, pengembangan ekowisata, agrowisata, wisata budaya, peningkatan pemanfaatan energi potensial panas bumi dan air. Prasyarat dalam implementasinya adalah ketersediaan infrastruktur fisik yang memadai, peningkatan pengetahuan dan skill pelaku ekonomi serta penguatan kelembagaan. 2. Dimensi kewilayahan diarahkan membangun perdesaan dalam rangka meningkatkan keterkaitan ekonomi desa dengan kota melalui implementasi model-model pembangunan perdesaan yang relevan dengan karakteristiknya. 3. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan antara pengusaha besar-menengah dengan pelaku usaha mikro dan kecil. 4. Meningkatkan efektivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu. 5. Memantapkan infrastruktur wilayah. 6. Memperkuat rantai nilai komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi.
58 4.3. Sektor Bangunan di Propinsi Kalimantan Timur Sektor bangunan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian daerah. Sektor bangunan sendiri meliputi kegiatan pembuatan, pembangunan, pemasangan dan perbaikan berat maupun ringan dari semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, pekerjaan umum untuk pertanian, jalan, jembatan dan pelabuhan, bangunan dan instalasi listrik, air minum dan komunikasi serta bangunan lainnya. Secara ekonomi sektor banguanan memberikan kontribusi yang terus meningkat setiap tahunnya bagi pertumbuhan PDRB Propinsi Kalimantan Timur. Pengembangan sektor bangunan dirasakan penting bagi pembangunan perekonomian daerah karena peranannya peningkatan pertumbuhan sektorsektor yang terkait di dalamnya. Tabel. 4.2. Sektor Bangunan dan Laju Pertumbuhannya Dalam PDRB Propinsi Kalimantan Timur (dalam Juta Rupiah) Tahun PRDB Laju Pertumbuhan (%) Sektor Bangunan Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan (%) 2007 98.386 1,88 3.340 12,59 2008 103.207 4,90 3.618 8,33 2009 105.369 2,09 3.978 9,95 2010 110.580 4,95 4.382 10,17 Sumber: BPS Kaltim, 2011 Laju pertumbuhan sektor bangunan dari tahun 2007-2010 mengalami fluktuasi. Tahun 2008 kontribusi sektor bangunan terhadap pembentukan PDRB
59 mengalami penurunan namun di tahun selanjutnya terjadi kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa sektor bangunan cukup berperan dalam perekonomian Kalimantan Timur. Pemerintah Kalimantan Timur juga menyadari bahwa pentingnya infrastruktur yang terdapat dalam sektor bangunan dalam menunjang kegiatan ekonominya. Saat ini dilakukan pembangunan beberapa infrastruktur di antaranya adalah pembangunan prasarana jalan dan jembatan, pembangunan pelabuhan udara Sepinggan dan Bandara Samarinda Baru, pembangunan pelabuhan laut Karangau, jalan nasional dan propinsi, Dermaga Melak dan Dermaga Ancam, beberapa irigas dan PLTU di beberapa daerah. 4.4. Bandara Internasional Sepinggan Pengangkutan udara di Propinsi Kalimantan Timur memegang peranan dominan dalam pengangkutan penumpang maupun barang. Kegiatan ekonomi yang paling dominan di Kalimantan Timur yaitu sektor pertambangan dan industri sangat ditunjang dengan keberadaan pengangkutan udara untuk menghubungkan daerah tambang dan industrinya dengan daerah tujuan seperti Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia bahkan luar negeri. Bandara Sepinggan pertama beroperasi pada tahun 1960 dibawah pengelolaan Jewatan Penerbangan Sipil Dirjen Perhubungan Udara. Pada tahun 1987 diambil alih pengelolaannya oleh PT. Angkasa Pura I kemudian pada tahun 1996 dilakukan pengembangan fasilitas bandara dan kelengkapan keselamatan. BPS Kaltim tahun 2011 mencatat bahwa sekitar 63 persen dari total penerbangan yang terjadi sekitar 63 persen melalui Bandara Sepinggan, hal ini karena bandara ini melayani penerbangan lokal maupun antar daerah di Pulau Kalimantan.
60 Untuk lalu lintas penumpang dan barang dari total penerbangan sekitar 82 persen juga melalui Bandara Sepinggan. Hal ini menunjukkan bahwa Bandara Sepinggan merupakan pelabuhan udara utama Propinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah daerah bersama dengan PT. Angkasa Pura I selaku BUMN pengelola bandara melakukan pengembangan dan perluasan wilayah bandara yang meliputi perpanjangan landasan pacu untuk pendaratan dan perluasan dan penambahan terminal untuk meningkatkan kapasitas bandara untuk menampung penumpang dengan kapasitas enam juta penumpang dan landasan pacu sebesar 3120 m 2.