JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

dokumen-dokumen yang mirip
J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: 7-13 ISSN (cetak) ISSN (online)

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Sintesis dan Karakterisasi Komposit Isotropik Resin Epoksi- PANi / Barium M-Heksaferit BaFe12-2xCoxZnxO19 sebagai Material Antiradar

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

Pengaruh Holding Time Kalsinasi Terhadap Sifat Kemagnetan Barium M-hexaferrite (BaFe 12-x Zn x O 19 ) dengan ion doping Zn

KAJIAN SIFAT STRUKTUR KRISTAL PADA BAHAN BARIUM HEKSAFERIT YANG DITAMBAH VARIASI Fe2O3 MENGGUNAKAN ANALISIS RIETVELD

Analisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dopan Co Zn Variasi Fraksi Mol dan Temperatur Sintering

PENGARUH HOLDING TIME KALSINASI TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN BARIUM M-HEXAFERRITE (BaFe 12-x Zn x O 19 ) DENGAN ION DOPING Zn

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) F-108

Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

SIDANG TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 3 Metodologi Penelitian

Callister, D W Materials Science and Enginering. Eighth Edition. New York : John Willy & Soon.inc

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X B-41

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

ARIUM. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

SINTESIS BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19 DENGAN VARIASI TEMPERATUR KALSINASI

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Bab 4 Data dan Analisis

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 Teori Dasar 2.1 Konsep Dasar

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODOLOGI III.1

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

EFEK DOPING Ni DALAM SINTESIS MATERIAL MULTIFERROIK BiFeO3 BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI. Hariyanto

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Efek Konsentrasi Doping Mangan (Mn) Terhadap Ukuran Butir dan Struktur Kristal Partikel Nano Zn (1-x) Mn x (x=0; 0,02; 0,03)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci : Barium Heksaferrit, Doping Ni Zn dan Temperatur Sintering.

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

SINTESIS NANOPARTIKEL HEMATITE ( -Fe 2 O 3 ) DENGAN METODE KALSINASI BERBANTUAN GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU SECARA STOIKIOMETRI DAN NON STOIKIOMETRI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MAGNET PADA PEMBUATAN MAGNET PERMANEN BaO.

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Temperatur Sintering Terhadap Struktur dan Sifat Magnetik Ni 2+ - Barium Ferit sebagai Penyerap Gelombang Mikro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Pengaruh temperatur sintering terhadap struktur dan sifat magnetik La 3+ - barium nanoferit sebagai penyerap gelombang mikro

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit / Polianilin sebagai RAM (Radar Absorbing Material)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Suseptibilitas Magnet Barium Ferit yang Disintesis dari Pasir Besi dan Barium Karbonat Menggunakan Metode Metalurgi Serbuk

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

3 Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

[KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA] 2012

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

3 Metodologi Penelitian

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ISOTROPIK RESIN EPOKSI - POLIANILIN /BARIUM M-HEKSAFERRIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

Transkripsi:

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa e-issn : 2407-795X p-issn : 2460-2582 Vol 2, No, 1 Januari 2016 SINTESIS BARIUM M-HEKSAFERIT DENGAN DOPING LOGAM Zn MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI Ilham Halik 1, Aris Doyan 2, Aliefman Hakim 3 Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Mataram 123 ilham8halik@gmail.com, arisdoyan@yahoo.co.id, aliefmanhakim27@gmail.com Key Words Barium M- Hexaferrites, synthesis, coprecipitasi. Kata Kunci Barium M- Heksaferit, sintesis, kopresipitasi Abstract The aims of this study to synthesis barium M-heksaferit doped metal Zn. Synthesis of BaM using coprecipitation method by varying the concentrate of dopan 0,0; 0,3; 0,6; dan 0,9 and varying the calcinations temperature 80, 400, 600 dan 800 o C. The basic material used of Barium Carbonat (BaCO 3), Iron (III) Cloride Hexahydrate (FeCl 3.6H 2O) ZnCl 2 dan NH 4OH. Synthesis process conducted at the Faculty of Mathematics and Natural Sciences Analytical Laboratories Unram. The final product of synthesis is varied colored powder light brown to dark depending on the dopan concentrate and calcinations temperature. It is found that the dark of sample increase with increase in dopan concentrate and the dark of sample increase with increase in calcinations temperature too, it is showed the product BaM can be used to softmagnetic Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis barium M-heksaferit yang didoping logam Zn. Proses sintesis BaM menggunakan metode kopresipitasi dengan memvariasikan konsentrasi dopannya 0,0; 0,3; 0,6; dan 0,9 serta memvariasikan temperatur kalsinasi 80, 400, 600 dan 800 o C. Bahan dasar yang digunakan adalah Barium Carbonat (BaCO 3), Iron (III) Cloride Hexahydrate (FeCl 3.6H 2O) ZnCl 2 dan NH 4OH. Proses sintesis dilakukan di laboratorium Analitik Fakultas MIPA Unram. Hasil akhir sintesis berupa serbuk BaM berwarna bervariasi coklat muda hingga coklat tua bergantung konsentrasi dopan dan temperatur kalsinasi. Semakin tinggi konsentrasi dopan maka warna serbuk sampel semakin gelap dan semakin tinggi temperatur kalsinasi maka warna serbuk sampel semakin gelap pula yang mengindikasikan BaM dapat digunakan sebagai bahan softmagnetic.

PENDAHULUAN Penelitian di bidang material magnetik sangat intensif dilakukan pada akhir dekade ini. Hal tersebut dikarenakan penerapan material magnetik mampu melingkupi berbagai aspek yang terkait dengan teknologi maju dewasa ini. Salah satu material magnetik yang banyak dikembangkan adalah bahan magnetik barium M-heksaferit (BaM). Sifat kemagnetan dari BaM mudah untuk dilakukan rekayasa dalam hal sifat kemagnetannya melalui mekanisme subtitusi ion-ion metal, sehingga mampu menjangkau range kemagnetan dari sifat kemagnetan paling lemah sampai sifat kemagnetan yang paling kuat. Dengan sifat yang demikian, bahan tersebut dapat diaplikasikan ke media perekaman, interferensi elektromagnetik, magnetik cairan, perangkat microwave, dan sebagainya (Sholihah, 2012). Pada penelitian ini proses sintesis menggunakan mekanisme substitusi ion-ion yaitu Zn dengan metode kopresipitasi. Penambahan ion dopan Zn diharapkan dapat mereduksi sifat magnetik dari barium M-heksaferit BaFe12-xZnxO19, sebagai akibat dari terganggunya arah momen magnet dengan munculnya ion substitusional hingga domainnya menjadi random (Ramli, 2012). Selain itu, kenaikan sifat magnet BaFe12O19 terkait dengan ukuran butir yang semakin kecil (skala nano) (Hasanah, 2012). Akhir akhir ini, BaFe12O19 dihasilkan melalui proses kristalisasi dengan menggunakan metode matrik kaca, metode hidrotermal, metode salt melting, metode sol - gel, dan kopresipitasi. Tetapi tak satupun dari metode tersebut mampu menghasilkan BaM pada temperatur ruang. Meskipun demikian pada sintesis tersebut BaM menggunakan metode kopresipitasi dapat dihasilkan pada temperatur yang lebih rendah (sekitar 700-900 C) jika dibandingkan dengan metode reaksi larutan padat temperatur kalsinasi 1000 C (Darminto, 2011). Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan sintesis BaM dengan berbagai metode, dopan dan temperatur kalsinasi seperti mechanical alloying pada temperatur kalsinasi 900 o C (Fadzidah, 2014), metode sol gel dengan dopan Mg pada temperatur kalsinasi 650-950 o C (Chauhan, 2012), metode kopresipitasi dengan dopan Zn pada temperatur kalsinasi 150 o C (Ramli, 2012) Berdasarkan uraian diatas, maka pada penelitian ini dilakukan sintesis barium M-heksaferit menggunakan metode kopresipitasi dan didoping Zn dengan konsentrasi berbeda-beda yaitu 0,0; 0,3; 0,6; 0,9 serta temperatur kalsinasi (pemanasan) yang divariasikan pula, 80, 400, 600 dan 800 o C. Metode kopresipitasi 77

pada penelitian ini adalah metode yang mudah untuk menghasilkan prekursor heksaferit (Sudati, 2012). Pemilihan variasi konsentrasi dan variasi temperatur kalsinasi berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya sehingga diharapkan pada penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. BaM mulai terbentuk pada temperatur kalsinasi 500 C meskipun berupa fase amorf. Fase tersebut akan berkurang dan menjadi kristalin sempurna seiring bertambahnya temperatur kalsinasi, yakni sekitar 700-900 C (Darminto, 2011). Barium M-heksaferit dengan struktur heksagonal dan seluruh turunannya memiliki sifat magnet yang spesifik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai magnet permanen, media peredam magnetik dan peralatan aplikasi gelombang mikro lainnya (Af idah, 2011). Barium M- heksaferit sebagai magnet ferit, disamping memiliki permeabilitas, permitivitas dan magnetisasi spontan yang relatif tinggi, juga tersusun oleh komponen-komponen oksida sehingga juga memiliki resistivitas listrik yang tinggi atau isolator yang baik (Sulistyo, 2012). Berdasarkan rumus kimia dan struktur kristalnya, heksaferit dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu : tipe- M(BaFe12O19), tipe-w (BaMe2Fe16O27 ), tipe-x (Ba2 Me2 Fe28 O46), tipe-y (Ba2Me2Fe12O22) dan tipe-z (Ba2Me2Fe24O41) (Darminto, 2011). Barium M-heksaferit atau dikenal dengan sebutan BaM memiliki rumus kimia BaO.6Fe2O3 (BaFe12O19) dan struktur heksagonal yang sesuai dengan space group P 63/mmc. Sel komplek BaM tersusun atas 2 sistem kristal yaitu struktur kubus-pusat-sisi (face-centered-cubic) dan heksagonal mampat (hexagonal-closepacked) (Af idah, 2011). Material yang memiliki sifat ferromagnetik bukan merupakan senyawa, tetapi berupa unsur murni. Biasanya dimiliki oleh logam transisi seperti Fe, Co, Ni dan beberapa logam tanah jarang seperti Nd dan Sm. Ferrimagnetik merupakan senyawa, dimana momen magnetiknya berasal dari atomatom ataupun ion-ion yang tidak saling menghilangkan secara sempurna (Saidah, 2012). Salah satu metode sintesis yang sering digunakan adalah kopresipitasi. Metode kopresipitasi (pengendapan) adalah salah satu jenis teknik fabrikasi dengan cara kimia, teknik ini digunakan untuk memisahkan analit dari pengganggupengganggunya METODE PENELITIAN Sintesis BaM dilakukan dengan metode kopresipitasi. Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah BaCO3, FeCl3.6H2O, dan ZnCl2 sebagai dopan yang berguna untuk menurunkan sifat kemagnetannya dan dapat digunakan 78

sebagai bahan softmagnetic. Semua bahan tersebut dalam bentuk serbuk dengan kemurnian 99,99%. Sintesis BaM yang dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi dopan x = 0,0; 0,3; 0,6; dan 0,9 dan memvariasikan temperatur kalsinasi 80 o C, 400 o C, 600 o C dan 800 o C. Proses sintesis dilakukan dengan mempersiapakan bahan yang akan digunakan dalam sintesis barium M- heksaferit dengan menimbang masingmasing bahan sesuai kebutuhan. Selanjutnya melarutkan serbuk (FeCl3.6H2O) dalam H2O dan diaduk menggunakan magnetic stierrer selama 30 menit (larutan 1) kemudian melarutkan serbuk BaCO3 dalam HCl menggunakan Hot plate magnetic stirrer pada temperatur 70 o C (larutan 2) selanjutnya melarutkan serbuk ZnCl2 dalam H2O (larutan 3). Semua larutan tersebut, larutan 1, 2, 3 dicampurkan sambil diaduk selama 30 menit hingga homogen (larutan 4). Agar larutan 4 mengendap maka selanjutnya dilakukan titrasi NH4OH pada larutan 4 sampai terjadi pengendapan. Setelah itu larutan 4 dicuci dengan aquades sampai ph netral. Perkursor dikeringkan dengan temperatur 80 o C selama 4 jam dan digerus hingga berbentuk serbuk dan benar-benar lembut. Selanjutnya prekursor dikalsinasi pada temperatur 80, 400, 600 dan 800 o C selama empat jam. Proses sintesis secara sistematis dapat dilihat pada gambar 1 berikut Preparasi Bahan BaCo3, FeCl3, &ZnCl2 Pelarutan Bahan BaCo3 + HCl Pelarutan Bahan FeCl3 + H2O Pelarutan Bahan ZnCl2 + H2O Pencampuran larutan Pengendapan dengan mentitrasi NH4OH Penyaringan hingga PH netral Penggerusan Serbuk Barium M-Heksaferit Gambar 1 Diagram alir preparasi dan pengujian sampel barium M-heksaferit dengan dopan Zn (Sumber: Halik, 2015) 79

Proses pembuatan sampel Pada penelitian ini telah dilakukan mengikuti (Susilawati, 2013), yang berbeda adalah jenis dan konsentrasi doping serta temperatur kalsinasi. Hasil proses sintesis ini selanjutnya akan dikarakterisasi dan diuji sifat kemagnetan dan kelistrikannya pada tahap berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN sintesis barium M-heksaferit yang didoping Zn menggunakan metode kopresipitasi dengan memvariasikan konsentrasi dopan 0,0; 0,3; 0,6; dan 0,9 serta memvariasikan temperatur kalsinasi 80, 400, 600 dan 800 C. dalam melakukan sintesis barium M- heksaferit, komposisi masing-masing unsur penyusunnya dihitung menggunakan persamaan reaksi kimia sebagai berikut. 11,7.6 11,7 11,7 81,9 2 0.3 0,3 0,3 0,3 11,7 0,3 82,2 37,7,, 37,7 101,9 Berdasarkan persamaan diatas maka komposisi unsur/senyawa yang digunakan dalam proses sintesis dapat ditentukan seperti pada tabel 1 berikut. Tabel 1 komposisi masing-masing unsur penyusun BaFe12-xZnxO19 Nilai x Unsur/senyawa (gram) Senyawa yang terbentuk FeCl 3.6H 2O BaCO 3 Zn 0,3 28,3630 1,76950 0,36659 BaFe 11,7Zn 0,3O 19 0,6 27,6328 1,76639 0,73182 BaFe 11,4Zn 0,6O 19 0,9 26,4526 1,76325 1,10264 BaFe 11,1Zn 0,9O 19 Hasil sintesis berupa serbuk barium M-heksaferit dengan warna bervariasi coklat muda hingga coklat tua tergantung pada konsentarsi dopan dan temperatur kalsinasi. a b c d Gambar 2: Perubahan warna sampel BaFe 12-xZn xo 19 berdasarkan perubahan konsentrasi dopan. (a) 0,0; (b) 0,3; (c) 0,6; (d) 0,9 (Sumber : Halik, 2015) Berdasarkan gambar 2 dapat heksaferit tanpa dopan berwarna coklat muda atau berwarna paling cerah. Sedangkan pada konsentrasi dopan 0,9 sampel berwarna paling gelap atau coklat tua. Hal ini menandakan bahwa konsentrasi dopan sangat mempengaruhi hasil sintesis ditinjau dari warna serbuk sampel. Semakin tinggi konsentarsi dopan maka 80

warna sampel yang dihasilkan semakin gelap. a b c d Gambar 3: Perubahan warna sampel BaFe 12O 19 berdasarkan perubahan temperatur kalsinasi. (a) 80 o C; (b) 400 o C; (c) 600 o C; (d) 800 o C (Sumber: Halik, 2015) Berdasarkan gambar 3 dapat heksaferit dengan temperatur kalsinasi 80 o C berwarna coklat muda atau berwarna paling cerah. Sedangkan pada temperatur kalsinasi 800 o C sampel berwarna paling gelap atau coklat tua. Hal ini menandakan bahwa temperatur kalsinasi sangat mempengaruhi hasil sintesis ditinjau dari warna serbuk sampel. Semakin tinggi temperatur kalsinasi maka warna sampel yang dihasilkan semakin gelap. A b c d Gambar 4: Perubahan warna sampel BaFe 11,7Zn 0,3O 19 berdasarkan perubahan temperatur kalsinasi. (a) 80 o C; (b) 400 o C; (c) 600 o C; (d) 800 o C (Sumber: Halik, 2015) Berdasarkan gambar 4 dapat heksaferit dengan temperatur kalsinasi 80 o C berwarna coklat muda atau berwarna paling cerah. Sedangkan pada temperatur kalsinasi 800 o C sampel berwarna paling gelap atau coklat tua. Hal ini menandakan bahwa temperatur kalsinasi sangat mempengaruhi hasil sintesis ditinjau dari warna serbuk sampel. Semakin tinggi temperatur kalsinasi maka warna sampel yang dihasilkan semakin gelap. a b c d Gambar 5: Perubahan warna sampel BaFe 11,4Zn 0,6O 19 berdasarkan perubahan temperatur kalsinasi. (a) 80 o C; (b) 400 o C; (c) 600 o C; (d) 800 o C (Sumber: Halik, 2015) Berdasarkan gambar 5 dapat heksaferit dengan temperatur kalsinasi 80 o C berwarna coklat muda atau berwarna paling cerah. Sedangkan pada temperatur kalsinasi 800 o C sampel berwarna paling gelap atau coklat tua. Hal ini menandakan bahwa temperatur kalsinasi sangat mempengaruhi hasil sintesis ditinjau dari warna serbuk sampel. Semakin tinggi temperatur kalsinasi maka warna sampel yang dihasilkan semakin gelap. A b c d Gambar 6: Perubahan warna sampel BaFe 11,1Zn 0,9O 19 berdasarkan perubahan temperatur kalsinasi. (a) 80 o C; (b) 400 o C; (c) 600 o C; (d) 800 o C (Sumber: Halik, 2015) 81

Berdasarkan gambar 6 dapat heksaferit pada temperatur kalsinasi 80 o C berwarna coklat muda atau berwarna paling cerah. Sedangkan pada temperatur kalsinasi 800 o C sampel berwarna paling gelap atau coklat tua. Hal ini menandakan bahwa konsentrasi dopan sangat mempengaruhi hasil sintesis ditinjau dari warna serbuk sampel. Semakin tinggi konsentarsi dopan maka warna sampel yang dihasilkan semakin gelap. KESIMPULAN Analisis barium M-heksaferit yang didoping dengan variasi Zn 0,0; 0,3; 0,6 dan 0,9 dengan perubahan temperatur kalsinasi 80, 400, 600 dan 800 o C disimpulkan bahwa telah terbentuk barium M-heksaferit dalam bentuk serbuk berwarna coklat muda hingga coklat tua. Warna sampel bertambah gelap seiring dengan peningkatan konsentrasi dopan dan temperatur kalsinasi. DAFTAR PUSTAKA Af idah, N,. Indahnia,. E,. & Darminto. 2011. Sintesis Barium M- Heksaferit BaFe12O19 dengan Variasi Temperatur Kalsinasi. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pascasarjana XI ITS, Surabaya, 27 Juni Chauhan, C.C., Jotania, R.B,. Jotania, K.R. 2012. Conductivity and dielectric properties of m-type barium magnesium hexaferrite powder. International Journal of Advanced Engineering Research and Studies. I. 25-27. Darminto,. Zainuri, M,. & Kamariyah, E, I. 2011. Sintesis Serbuk Barium Heksaferit dengan Metode Kopresipitasi. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pascasarjana XI ITS, Surabaya, 27 Juni Fadzidah, M.I., Hashim, M., dkk. 2014. Synthesis And Characterization Of Barium-Hexaferrite Nanoparticles For Microwave Absorption. Solid State Science and Technology. 22: 12-20 Hasanah, E, Budi, A, S,. Adi, W, A,. & Suguhartono, I. 2012. Analisis Struktur Dan Sifat Magnetik Paduan Magnet Nanokristalin Barium Heksaferit BaFe12O19 Dengan Metode Mechanical Milling. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Fisika Terapan III Universitas Airlangga, Surabaya,15 September Halik, I. 2015. Sintesis Dan Analisis Sifat Kemagnetan Dan Kelistrikan Barium M-Heksaferit Dengan Doping Zn. Tesis. Universitas Mataram Ramli, I,. Saidah, I, N,. Findah, R, S,. & Zainuri, M. 2012. Pengaruh Variasi Ph Pelarut Hcl Pada Sintesis Barium M-Heksaferit Dengan Doping Zn (BaFe11,4Zn0,6O19) Menggunakan Metode Kopresipitasi. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Fisika Terapan III Universitas Airlangga, Surabaya,15 September 82

Saidah, I.N dan Zainuri, M. 2012. Pengaruh Variasi ph Pelarut HCl Pada Sintesis Barium M- Heksaferit Dengan Doping Zn (BaFe11,4Zn0,6O19) Menggunakan Metode Kopresipitasi. Jurnal Sains Dan Seni ITS. 1: 41-46 Sholihah, F, R., & Zainuri, M. 2012. Pengaruh Holding Time Kalsinasi Terhadap Sifat Kemagnetan Barium M- hexaferrite (BaFe12-xZnxO19) Dengan Ion Doping Zn. Jurnal Sains Dan Seni ITS. No. 1. Hal: 25-29 Sulistyo, Marhaendrajaya, I,. & Priyono. 2012. Sintesis Dan Karakterisasi Material Magnetik Barium M- Hexaferrite Tersubstitusi Menggunakan Teori Sol-Gel Untuk Aplikasi Serapan Gelombang Mikro Pada Frekuensi X-Band. Jurnal Berkala Fisika. No: 2. Hal: 63-68 Susilawati, Doyan, A. 2013. Sintesis Dan Studi Pendahuluan Struktur Bahan M-Heksaferit Untuk Aplikasi Anti Radar. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pembelajaran Sains Dan Implementasi Kurikulum 2013 Universitas Mataram, Mataram, 7 Desember 83