BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada. karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak

Journal of Judicial Review Vol. XVIII No. 1. (2016) PERLINDUNGAN HUKUM HAK PEKERJA HARIAN LEPAS (STUDI PERBANDINGAN HUKUM INDONESIA DAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak sekali kejanggalan yang di temukan di dunia kerja. Banyak

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan diperlukan adanya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

PENGARUH UPAH DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SAFARI JUNIE TEXTINDO INDUSTRI DI BOYOLALI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTER! TENAGA KERJA DAN T SMIGRASI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 102/MENNI/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karyawan juga sangat sensitif terhadap kesalahan yang terjadi dalam

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

KEPMEN NO. 234 TH 2003

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENUNJANG KEEFISIENAN PEMBERIAN GAJI DAN UPAH KARYAWAN. (Studi kasus pada PT.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

Deljao Sistem Penggajian Payroll System

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

HRD Forum Bekasi 7 November 2014

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

TERMS OF REFERENCE PENGADAAN JASA CLEANING SERVICE

HUTANG JANGKA PENDEK DAN AKUNTANSI UNTUK GAJI DAN UPAH

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 B TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN UANG LEMBUR TAHUN ANGGARAN 2017

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

Wajar saja buruh berunjuk rasa

GUBERNUR SUMATERA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. PT Jasmanindo Sapta Perkasa adalah salah satu perusahaan jasa nasional

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

Peraturan Perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. sasaran seseorang, organisasi dan masyarakat (Flippo, 1995). mengandung banyak unsur dan memiliki dampak yang cukup panjang bagi

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai

-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara :

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

Sekilas Mengenai. Undang-Undang Ketenagakerjaan

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

Prosedur Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada PT. ICO ASIA PASIFIK INDONESIA. Nama : Ratna Juwita NPM : Pembimbing : Dr.

KEPMEN NO. 234 TH 2003

Ⅷ Tenaga Kerja, Pajak, Pengiriman Uang ke Luar Negeri

PENGARUH UPAH, MASA KERJA, DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. WIDYA SAPTA COLAS BONTANG KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, Penulis menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut: 1. Perlindungan hukum atas hak pekerja harian lepas yang ditawarkan pemerintah Indonesia maupun Singapura masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa aspek, pertama mengenai hak atas upah, Indonesia memberikan suatu kepastian akan nilai upah terhadap pekerjanya (upah minimum) agar penduduknya dapat memenuhi kebutuhannya secukupnya sedangkan di Singapura besar upah hanya berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan pekerja; kedua mengenai Hak pengaturan waktu kerja, di Indonesia pekerja harian lepas tidak mendapatkan upah lembur, hal ini dikarenakan pekerjaan pekerja harian lepas yang tidak tentu dengan kata lain berubah-ubah dalam hal waktu dan volume kerjaan serta masa kerja yang hanya 21 hari dalam sebulan, sedangkan di Singapura pekerja paruh waktu tetap mendapatkan upah lembur jika telah bekerja melebihi masa kerja yang telah ia perjanjikan; ketiga mengenai hak atas hari libur dan cuti tahunan, pekerja harian lepas di Indonesia sama sekali tidak berhak atas cuti karena pekerja harian lepas hanya bekerja 21 hari dalam sebulan sedangkan pekerja paruh waktu di Singapura berhak atas cuti-cuti seperti yang berhak diterima oleh 122

123 pekerja biasa namun jumlahnya ditetapkan berdasarkan jumlah jam kerja yang pekerja paruh waktu tersebut telah terlaksanakan; keempat mengenaihak atas tunjangan, di Indonesia pekerja maupun pekerja harian lepas yang telah bekerja lebih dari 1 bulan berhak atas tunjangan hari raya pada hari raya sesuai agama yang dipercayakan pekerja tersebut yang dimana tunjangan hari raya tersebut dianggap sebagai apresiasi terhadap kerja karyawan. Sedangkan di Singapura seperti tunjangan hari raya yang sifatnya diberikan setahun sekali dinamakan gaji ke-13 yang dimana seperti gaji ke-13 PNS, tidak wajib diberikan pengusaha kepada pekerjanya; kelima mengenai Hak atas jaminan sosial, baik Indonesia maupun Singapura sama-sama menjamin kesejahteraan warganya dengan menetapkan sistem jaminan sosial masing-masing yang sebagian besar memiliki persamaan akan sistemnya. Namun sistem jaminan sosial Singapura dianggap lebih unggul karena dapat membantu pesertanya dalam membeli rumah menggunakan uang pada rekening CPF-nya. 2. Berdasarkan perbandingan perlindungan hukum atas hak pekerja dan pekerja harian lepas / pekerja paruh waktu di Indonesia dan Singapura, dapat dilihat negara Singapura lebih memperhatikan hak pekerja berdasarkan atas prestasi yang telah pekerja tersebut lakukan. Hal tersebut dapat dilihat dalam perlindungan hak cuti, hak upah lembur dan sistem jaminan sosial yang ditawarkan. Dimana mengenai hak upah lembur dan hak cuti, pekerja paruh waktu Singapura tetap mendapatkan perlindungan dari hukum ketenagakerjaan Singapura, berbeda dengan Indonesia yang

124 dimana pekerja harian lepas tidak mendapatkan perlindungan hukum terkait upah lembur apabila telah bekerja melebihi waktu yang seharusnya dan tidak berhak atas cuti. Hal ini sangat merugikan pekerja harian lepas karena hanya mendapatkan gaji sehari kerja ketika telah bekerja melebihi jam kerja umumnya dalam sehari. Disamping itu sistem jaminan sosial Singapura juga lebih unggul daripada sistem jaminan sosial Indonesia, yang dimana jaminan sosial yang ada pada negara Singapura mencakup 5 jaminan seperti yang diberikan sistem jaminan sosial Indonesia kepada pesertanya ditambah dengan manfaat untuk memiliki rumah pribadi dengan dana yang telah tersimpan dalam sistem jaminan sosial tersebut. B. Keterbatasan Dalam menyusun penelitian dalam skripsi ini, Penulis menemui beberapa kendala, antara lain : 1. Keterbatasan sumber buku, dimana buku-buku mengenai hukum ketenagakerjaan di Indonesia tidak banyak yang membahas secara rinci mengenai pekerja harian lepas. Demikian juga, terdapat keterbatasan sumber buku yang membahas mengenai hukum ketenagakerjaan di Singapura. Hal tersebut cukup menjadi kendala bagi Penulis dalam melakukan penelitian ini mengingat sumber buku merupakan sumber utama dalam metode penelitian normatif. 2. Keterbatasan waktu, dimana penelitian ini menggunakan metode perbandingan hukum yang dilakukan dengan memperbandingkan ketentuan hukum nasional di Indonesia dan Singapura sehingga Penulis

125 harus menyediakan waktu lebih untuk mempelajari ketentuan hukum nasional negara Singapura yang sebelumnya belum pernah penulis pelajari. C. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan atas hasil penelitian sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti, maka peneliti memberikan saran kepada Pemerintah Negara Indonesia agar: 1. Membuat peraturan khusus mengenai pekerja harian lepas dan memperjelas ketentuan mengenai hak upah lembur yang seharusnya diterima pekerja harian lepas. 2. Mengembangkan program BPJS, sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih terhadap pekerja, misalnya seperti manfaat yang ditawarkan sistem jaminan sosial Singapura yang memberikan pesertanya kemampuan untuk kredit rumah dengan dana yang tersimpan dalam sistem jaminan sosialnya tersebut, mengingat keperluan akan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data Dinas Tata kota Batam yang memperlihatkan setidaknya ada 43.000 (empat puluh tiga ribu) unit rumah liar yang terus meningkat di kota Batam. Peneliti juga memberikan saran kepada Pemerintah Negara Singapura untuk mengembangkan sistem pemberian tunjangan kepada pekerja dan pekerja harian lepasnya menjadi status wajib, yang mana selama ini tidak bersifat wajib mengingat tunjangan dapat meningkatkan kinerja pekerja, dapat digunakan sebagai alat motivasi bagi pekerja dan dapat menanamkan

126 rasa percaya yang kuat bagi pekerja terhadap perusahaan terkait eksistensi dan kesinabungan masa depan perusahaan.