HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA. TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POJOK TANI LEMBAGA KEMASYARAKATAN PENINGKAT KUALITAS PERTANIAN BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan Oleh:

LEMBAR PENGESAHAN. (Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.) ( Umu Rosidah )

LEMBAR PENGESAHAN NIM. I

Secara umum dampak negatif konversi lahan dapat diuraikan menjadi tiga

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI LIMBAH KULIT SINGKONG DALAM PRODUKSI BIOBRIKET SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KELANGKAAN ENERGI DI INDONESIA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SOSIALISASI IKAN TERI SEBAGAI BAHAN MAKANAN YANG MENGANDUNG SUMBER KALSIUM TINGGI PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Rianah Sary NIM. H

USULAN PKM GT BIDANG KEGIATAN: PKM GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA NILAI KEARIFAN LOKAL: PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENENTUAN WAKTU PRODUKSI OPTIMUM PADA USAHA PEMBIBITAN IKAN LELE SKALA RUMAH TANGGA DENGAN ANALISIS REGRESI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Alkhosim NIM. B

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ECO-FERMENTOR: ALTERNATIF DESAIN WADAH FERMENTASI ECO-ENZYME UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKTIVITAS ECO-ENZYME

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI RUMAH TANGGA MELALUI PENDEKATAN SOSIAL DAN ORGANISASI

Diusulkan Oleh: M. Budi Muliyawan E / 2008 ( Anggota) Dimas Ardi Prasetya F / 2009 ( Anggota)

HALAMAN PENGESAHAN. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo. Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan

LAPORAN PKMM PENGOLAHAN LIMBAH PADI TERPADU DI DESA CIKARAWANG, DRAMAGA - BOGOR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN AIR BEKAS WUDHU SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PERTANIAN SKALA KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TUMPEANG SEBAGAI SOLUSI KETERGANTUNGAN TERHADAP TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS.

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBERIAN RANGSANGAN MUSIK UNTUK MENGURANGI STRES PADA LUMBA-LUMBA DI LOKASI PENANGKARAN

LEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Heni Habibah NIM. H

HALAMAN PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Mudho Saksono NIM. F

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MODIFIKASI LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN: ALTERNATIF DALAM MENGATASI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PENGEMBANGAN JAMUR TOGE (Flammulina velutipes) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA PRODUK DAGING DAN IKAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LEMBAR PENGESAHAN NIM. H

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1-1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

(Prof. Dr. Ir.Yonny Koesmaryono, MS) (Dr.Ir.Mujizat Kawaroe, M.Si) NIP NIP

LEMBAR PENGESAHAN. 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR PENGESAHAN. Bogor, 23 Maret Menyetujui, Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat. Ketua Pelaksana Kegiatan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA KOMPOR RAMAH LINGKUGAN BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI THIN LAYER DRYING DAN TEKNOLOGI AGLOMERASI UNTUK MEMBUAT SKALA PILOT PLANT

INOVASI PRODUK PANGAN DARURAT: SOLUSI PERMASALAHAN PANGAN BANGSA BIDANG KEGIATAN: PKM-GT. Diusulkan Oleh :

A. B. C. LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MENCIPTAKAN KENYAMANAN UDARA RUMAH BERDASARKAN MODEL SARANG LEBAH BIDANG KEGIATAN: PKM-GT.

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS KEDELAI DI JAWA TIMUR: MODEL ANALISIS SIMULTAN SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH POD KAKAO UNTUK MENGHASILKAN ETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI MADU SEBAGAI PEMANFAATAN ALAMI UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Tia Anis Dhakhiyah H /2008. Lutfiah Nur H / 2008

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN JANGKRIK SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF TULANG RAWAN IKAN HIU UNTUK PENGOBATAN REMATIK PKM GAGASAN TERTULIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

a. Nama Lengkap : Chandra Serisa Rasi Kanya NIM. F

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempertahankan eksistensinya. Penggunaan lahan yang semakin meningkat

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN. 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang. Dosen Pembimbing

FORMULASI Bacillus subtilis PADA AIR LIMBAH OLAHAN TEBU (Saccharum officinarum L.) SEBAGAI PROBIOTIK TANAMAN POTENSIAL

T E S I S. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

BONGGOL PISANG SEBAGAI PENINGKAT KESADAHAN PERAIRAN

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM

PROSPEK TANAMAN PANGAN

ANALISIS PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PERMUKIMAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN CIWASTRA KOTA BANDUNG. Oleh HANA KARIMAH

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

JUDUL PROBLEMATIKA ANGKOT DI KOTA SERIBU ANGKOT BIDANG KEGIATAN: PKM-GT. Diusulkan oleh:

LEMBAR PENGESAHAN KOMPETISI PEMIKIRAN KRITIS MAHASISWA

A. Latar Belakang. ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian

FAKTOR-F PERUBAHAN PENGGUNAAN LWHAN SAWAH Dl KABUPATEN JWM ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTAQIIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : ECO - SOIL SEPTIC TANK (SEPTIC TANK RAMAH TANAH DAN LINGKUNGAN) BIDANG KEGIATAN PKM-GT

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Yjlr33 PENGEMBANGAN MODEL HUBUNGAN TINGKAT HASlL TANAMAN PANGAN DENGAN KETERSEDIAAN TENAGA PERTANIAN Dl PROPINSI JAWA BARAT.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI

PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP KONSUMSI BERAS DAN ARAH PERGESERANNYA (Studi Kasus di Desa Sumberdadi Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek)

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi isu penting

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

KONTRIBUSI EKONOMI KOMODITAS PADI TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN MADIUN

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGEMBANGAN PROGRAM ANTI-BULLYING PADA INSTITUSI PENDIDIKAN DI INDONESIA PKM-GT. Diusulkan oleh :

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

Disusun Oleh : NYOTO WASIS NPM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

Transkripsi:

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan :DAMPAK KONVERSI SAWAH IRIGASI TEKNIS TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Nanang Sumbara b. NIM : H34060335 c. Departemen : Agribisnis d. Institut : Institut Pertanian Bogor e. Alamat Rumah/HP : Kp. Leuwikopo no 34 Darmaga Bogor / 0856416128 f. Alamat e-mail : heavy_coolz@yahoo.co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan: 2 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Rahmat Yanuar, SP, MSi b. NIP : 132 321 442 c. Alamat Rumah/HP : Jl. Kapten Yusuf Taman Sari Kab. Bogor (0812 820 7185) Menyetujui Ketua Departemen Agribisnis Bogor, 6 April 2009 Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP.131 415 082 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Nanang Sumbara NIM. H34060335 Dosen Pembimbing Prof. Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS Rahmat Yanuar, SP, MSi NIP. 131 473 999 NIP. 132 321 442 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT sang maha tak terhingga yang berkat rahman dan rahim-nya lah tim kami dapat menyelelesaikan PKM-GT yang berjudul Dampak Konversi Sawah Irigasi Teknis Terhadap Ketahanan Pangan dan Alternatif Solusi Pemecahannya ini. Judul ini kami angkat atas dasar situasi permasalahan ekonomi Indonesia dan dunia yang terguncang akibat kelangkaan harga pangan di pasar internasional. Shalawat serta salam tercurah kepada manusia paling tawazun di muka bumi ini Rasulullah Muhammad SAW yang berkat jasanya lah kita dapat merasakan nikmatnya Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam mengerjakan penulisan ini sehingga dapat selesai dengan baik. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media baik cetak, maupun eletronik dan lembaga-lembaga yang menyajikan data untuk mendukung penulisan PKM-GT ini. Kami sadar dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya semoga penulisan PKM- GT ini dapat bermanfaat bagi tim kami dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, 4 April 2009 Tim Penulis ii

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan. i Kata Pengantar. ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Ringkasan. v Pendahuluan. 1 Latar belakang. 1 Perumusan masalah. 2 Tujuan. 2 Manfaat 3 Telaah Pustaka. 4 Metode Penulisan 5 Analisis dan Sintesis 6 Kesimpulan dan Saran... 14 Daftar Pustaka. 16 Daftar Riwayat Hidup. 17 iii

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Luas Konversi Lahan Neto Sawah Menurut Jenis Irigasi pada Wilayah di Indonesia.. 7 2. Produksi yang Hilang Akibat Terjadinya Konversi di Jawa, Menrut Periode dan Propinsi.. 9 3. Ancaman Konversi Lahan 13 iv

RINGKASAN Akibat pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita yang dirangsang oleh kenaikan pendapatan rumah tangga, maka kebutuhan beras terus mengalami peningkatan. Untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut, produksi beras nasional harus meningkat secara memadai dalam rangka mempertahankan kecukupan pangan. Peningkatan produktivitas padi tersebut merupakan faktor utama bagi peningkatan produksi beras nasional. pertumbuhan produksi bersumber dari dua faktor.(a) pertambahan areal panen, dan (b) peningkatan produktivitas. Akan jadi suatu persoalan yang besar bila terjadi penurunan areal panen, karena tingginya permintaan lahan yang berimbas pada pengubahan fungsi lahan sawah. Bila sawah yang menjadi target konversi berupa sawah yang sudah mantap, mengakibatkan produktivitas lahan berkurang akibat lahan area yang berkurang serta dapat pula hasil panen yang berkurang. Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional, laju konversi lahan, tahun 1999-2002 rata-rata 110.000 hektar pertahun. Jika rata-rata produktivitas perhektar 4,61 ton gabah kering giling, dan dalam satu tahun produksi GKG nasional berkurang 507.100 ton, atau setara 329.615 ton beras, akibat konversi lahan. Dengan demikian, sepanjang tahun 1999-2002 (4 tahun) Indonesia kehilangan potensi produksi beras nasional sekitar 1,31 juta ton dari dampak konversi lahan sawah. (Kompas, 28 April 2008). Atas dasar itu tujuan penulisan ini adalah pertama untuk mengetahui perkembangan konversi lahan sawah irigasi di Indonesia. Kedua untuk mengetahui faktor apa saja mempengaruhi konversi lahan sawah di Indonesia. Ketiga untuk Mengetahui dampak konversi lahan pertanian jenis irigasi teknis terhadap masalah ketahanan pangan di Indonesia. Dan keempat untuk Memberikan gagasan terhadap pencegahan konversi lahan irigasi teknis. Datadata yang digunakan dalam penulisan PKM-GT ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari literatur, bacaan terkait dan data dari media elektronik. Sementara pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif selanjutnya dianalisis serta disintesis. Perlu digarisbawahi bawahi penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian boleh dikatakan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan pertanian bersifat multifungsi, maka keputusan untuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang melekat pada eksistensi lahan itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa (service) yang dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya. Sehubungan dengan isu di atas, Pearce and Turner (1990) merekomendasikan tiga pendekatan secara bersamaan dalam kasus pengendalian alih fungsi lahan sawah, yaitu melalui : (1) regulation; (2) acquisition and management; dan (3) incentive and charge. Adapun komponennya antara lain instrumen hukum dan ekonomi, zonasi, dan inisiatif masyarakat. Instrumen hukum meliputi penerapan perundangundangan dan peraturan yang mengatur mekanisme alih fungsi lahan. Sementara v

itu, instrumen ekonomi mencakup insentif, disinsentif, dan kompensasi. Kebijakan pemberian insentif diberikan kepada pihak-pihak yang mempertahankan lahan dari alih fungsi. Pola pemberian insentif ini antara lain dalam bentuk keringanan pajak bumi dan bangunan (PBB) serta kemudahan sarana produksi pertanian. Dari beberapa hasil penelitian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian dapat diungkapkan bahwa salah satu fenomena alih fungsi lahan hal yang patut diwaspadai adalah yang sifatnya sporadis dan berdimensi individu untuk berbagai keperluan seperti perumahan dan fasilitas lainnya. Pola alih fungsi lahan semacam ini sulit dikontrol, sehingga pendekatan yang dianggap paling tepat untuk menanganinya adalah dengan melibatkan masyarakat melalui inisiatif dan aksi kolektif (Bappenas dan PSE-KP, 2006). Pelibatan masyarakat seyogyanya tidak hanya terpaut pada fenomena di atas, namun mencakup segenap lapisan pemangku kepentingan. Dalam pengendalian konversi lahan sawah disamping pendekatan regulation yang selama ini sudah berjalan, perlu didukung oleh peraturan lainnya, pengawasan dan penerapan sangsi yang adil. Disamping itu pendekatan ekonomi seperti melalui kompensasi, dan pajak adalah perlu dipertimbangkan. Upaya pengendalian dan pencegahan konversi lahan sawah hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dan terkoordinir antara berbagai pihak/instansi yang terkait dengan kegiatan pembangunan. Misalnya Departemen Pertanian, Badan Pertahanan Nasional memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan misi pengendalian konversi. Selama ini masing-masing instansi tersebut hanya mempertimbangkan kepentingan sektoral. vi

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan :DAMPAK KONVERSI SAWAH IRIGASI TEKNIS TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Nanang Sumbara b. NIM : H34060335 c. Departemen : Agribisnis d. Institut : Institut Pertanian Bogor e. Alamat Rumah/HP : Kp. Leuwikopo no 34 Darmaga Bogor / 0856416128 f. Alamat e-mail : heavy_coolz@yahoo.co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan: 2 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Rahmat Yanuar, SP, MSi b. NIP : 132 321 442 c. Alamat Rumah/HP : Jl. Kapten Yusuf Taman Sari Kab. Bogor (0812 820 7185) Menyetujui Ketua Departemen Agribisnis Bogor, 6 April 2009 Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP.131 415 082 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Nanang Sumbara NIM. H34060335 Dosen Pembimbing Prof. Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS Rahmat Yanuar, SP, MSi NIP. 131 473 999 NIP. 132 321 442 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT sang maha tak terhingga yang berkat rahman dan rahim-nya lah tim kami dapat menyelelesaikan PKM-GT yang berjudul Dampak Konversi Sawah Irigasi Teknis Terhadap Ketahanan Pangan dan Alternatif Solusi Pemecahannya ini. Judul ini kami angkat atas dasar situasi permasalahan ekonomi Indonesia dan dunia yang terguncang akibat kelangkaan harga pangan di pasar internasional. Shalawat serta salam tercurah kepada manusia paling tawazun di muka bumi ini Rasulullah Muhammad SAW yang berkat jasanya lah kita dapat merasakan nikmatnya Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam mengerjakan penulisan ini sehingga dapat selesai dengan baik. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media baik cetak, maupun eletronik dan lembaga-lembaga yang menyajikan data untuk mendukung penulisan PKM-GT ini. Kami sadar dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya semoga penulisan PKM- GT ini dapat bermanfaat bagi tim kami dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, 4 April 2009 Tim Penulis ii

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan. i Kata Pengantar. ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Ringkasan. v Pendahuluan. 1 Latar belakang. 1 Perumusan masalah. 2 Tujuan. 2 Manfaat 3 Telaah Pustaka. 4 Metode Penulisan 5 Analisis dan Sintesis 6 Kesimpulan dan Saran... 14 Daftar Pustaka. 16 Daftar Riwayat Hidup. 17 iii

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Luas Konversi Lahan Neto Sawah Menurut Jenis Irigasi pada Wilayah di Indonesia.. 7 2. Produksi yang Hilang Akibat Terjadinya Konversi di Jawa, Menrut Periode dan Propinsi.. 9 3. Ancaman Konversi Lahan 13 iv

RINGKASAN Akibat pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita yang dirangsang oleh kenaikan pendapatan rumah tangga, maka kebutuhan beras terus mengalami peningkatan. Untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut, produksi beras nasional harus meningkat secara memadai dalam rangka mempertahankan kecukupan pangan. Peningkatan produktivitas padi tersebut merupakan faktor utama bagi peningkatan produksi beras nasional. pertumbuhan produksi bersumber dari dua faktor.(a) pertambahan areal panen, dan (b) peningkatan produktivitas. Akan jadi suatu persoalan yang besar bila terjadi penurunan areal panen, karena tingginya permintaan lahan yang berimbas pada pengubahan fungsi lahan sawah. Bila sawah yang menjadi target konversi berupa sawah yang sudah mantap, mengakibatkan produktivitas lahan berkurang akibat lahan area yang berkurang serta dapat pula hasil panen yang berkurang. Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional, laju konversi lahan, tahun 1999-2002 rata-rata 110.000 hektar pertahun. Jika rata-rata produktivitas perhektar 4,61 ton gabah kering giling, dan dalam satu tahun produksi GKG nasional berkurang 507.100 ton, atau setara 329.615 ton beras, akibat konversi lahan. Dengan demikian, sepanjang tahun 1999-2002 (4 tahun) Indonesia kehilangan potensi produksi beras nasional sekitar 1,31 juta ton dari dampak konversi lahan sawah. (Kompas, 28 April 2008). Atas dasar itu tujuan penulisan ini adalah pertama untuk mengetahui perkembangan konversi lahan sawah irigasi di Indonesia. Kedua untuk mengetahui faktor apa saja mempengaruhi konversi lahan sawah di Indonesia. Ketiga untuk Mengetahui dampak konversi lahan pertanian jenis irigasi teknis terhadap masalah ketahanan pangan di Indonesia. Dan keempat untuk Memberikan gagasan terhadap pencegahan konversi lahan irigasi teknis. Datadata yang digunakan dalam penulisan PKM-GT ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari literatur, bacaan terkait dan data dari media elektronik. Sementara pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif selanjutnya dianalisis serta disintesis. Perlu digarisbawahi bawahi penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian boleh dikatakan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan pertanian bersifat multifungsi, maka keputusan untuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang melekat pada eksistensi lahan itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa (service) yang dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya. Sehubungan dengan isu di atas, Pearce and Turner (1990) merekomendasikan tiga pendekatan secara bersamaan dalam kasus pengendalian alih fungsi lahan sawah, yaitu melalui : (1) regulation; (2) acquisition and management; dan (3) incentive and charge. Adapun komponennya antara lain instrumen hukum dan ekonomi, zonasi, dan inisiatif masyarakat. Instrumen hukum meliputi penerapan perundangundangan dan peraturan yang mengatur mekanisme alih fungsi lahan. Sementara v

itu, instrumen ekonomi mencakup insentif, disinsentif, dan kompensasi. Kebijakan pemberian insentif diberikan kepada pihak-pihak yang mempertahankan lahan dari alih fungsi. Pola pemberian insentif ini antara lain dalam bentuk keringanan pajak bumi dan bangunan (PBB) serta kemudahan sarana produksi pertanian. Dari beberapa hasil penelitian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian dapat diungkapkan bahwa salah satu fenomena alih fungsi lahan hal yang patut diwaspadai adalah yang sifatnya sporadis dan berdimensi individu untuk berbagai keperluan seperti perumahan dan fasilitas lainnya. Pola alih fungsi lahan semacam ini sulit dikontrol, sehingga pendekatan yang dianggap paling tepat untuk menanganinya adalah dengan melibatkan masyarakat melalui inisiatif dan aksi kolektif (Bappenas dan PSE-KP, 2006). Pelibatan masyarakat seyogyanya tidak hanya terpaut pada fenomena di atas, namun mencakup segenap lapisan pemangku kepentingan. Dalam pengendalian konversi lahan sawah disamping pendekatan regulation yang selama ini sudah berjalan, perlu didukung oleh peraturan lainnya, pengawasan dan penerapan sangsi yang adil. Disamping itu pendekatan ekonomi seperti melalui kompensasi, dan pajak adalah perlu dipertimbangkan. Upaya pengendalian dan pencegahan konversi lahan sawah hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dan terkoordinir antara berbagai pihak/instansi yang terkait dengan kegiatan pembangunan. Misalnya Departemen Pertanian, Badan Pertahanan Nasional memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan misi pengendalian konversi. Selama ini masing-masing instansi tersebut hanya mempertimbangkan kepentingan sektoral. vi