KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Resistor Factor Implementation Guidance and Counseling Program in High School of The Metro city

ABSTRAK. Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Faktor Penghambat, Pelaksanaan Program

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KINERJA PROFESIONALISME KONSELOR DI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

BENTUK KERJASAMA GURU BK DENGAN WALI KELAS DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA DIAN ANDALAS PADANG. Oleh ABSTRACK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 BANTUL, KABUPATEN BANTUL

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN BIMBINGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh: FEBRY HELVITA SARI TAMBAT USMAN NAZARUDDIN WAHAB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendikan, (Pendekatan kuantitatif, Kualitatifdan R&D), Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 3. 2

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field work

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

UPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita **

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini akan membahas tentang kendala pelaksanaan program bimbingan

ANALISIS PENGENDALIAN SOSIAL OLEH GURU DALAM MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMAN 1 MEMPAWAH ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Seni dan Pembelajaran TEKNIK PENILAIAN OBSERVASI PADA RAGAM GERAK TARI BEDANA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. S. Margono mendefinisikan pendekatan kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN

LIBRARY MANAGEMENT AT SD N 2 SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

LAPORAN SKRIPSI APLIKASI BIMBINGAN KONSELING BERBASIS WEB PADA SMA 1 JEKULO KUDUS DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR. Oleh : Arif Yahya

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

Transkripsi:

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Noprita (akunoprita@gmail.com) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to determine the constraints in the implementation of guidance and counseling in SMAN 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Problem in this research was an obstancle in the implementation. The method used this research was descriptive method. The data collection technique using interview, questionnaire and documentation. The population in this study was 5 guidance and counseling teachers at SMAN 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat year of 2013/2014. These results indicated that (1) lack of control of services by teacher guidance and counseling (2) lack tools and equipment and the limited budget available (3) cooperation beetween school and guidance and counseling teacher were not yet fully effective and also the school can t provide effective scheduling for the implementation of BK in the school. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan Kegiaatan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Masalah dalam penelitian ini adalah kendala pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket/koesioner dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan kepada 5 orang guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat sekaligus menjadi populasi dan sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Minimnya penguasaan layanan yang ada oleh tenaga guru bimbingan dan konseling (2) Kurangnya alat perlengkapan dan terbatasnya anggaran dana (3) Kerjasama antara pihak sekolah dengan guru bimbingan dan konseling yang belum sepenuhnya berjalan efektif dan juga pihak sekolah belum bisa memberikan penjadwalan yang efektif untuk pelaksanan BK di sekolah. Kata kunci: kendala, kegiatan bimbingan dan konseling, bimbingan dan konseling

PENDAHULUAN Sebagai salah satu komponen penunjang pendidikan, bimbingan dan konseling mempunyai posisi kunci dalam kemajuan atau kemunduran pendidikan. Mutu pendidikan ikut ditentukan bagaimana bimbingan konseling itu dimanfaatkan dan dioptimalkan fungsinya dalam pendidikan khususnya institusi sekolah. Oleh karena itu pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan proses layanan bimbingan dan konseling, proses layanan bimbingan dan konseling yang baik tentu didasari dari membuat program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rincian kegiatan yang berisi seluruh layanan yang akan diberikan dalam suatu periode waktu tertentu, hal ini didukung oleh Winkel (1990:119) "program bimbingan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan terencana, terorganisasi, dan tekoordinasi selama periode waktu tertentu misalnya 1 tahun ajaran. Pada hakikatnya program bimbingan konseling berisi seluruh kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang merepresentasikan kebutuhan dari siswa/peserta didik. Program bimbingan konseling harus tersusun secara terperinci, dan benar-benar memperhatikan kebutuhan dari siswa/peserta didik. Guru bimbingan konseling harus benar-benar melaksanankan layanan dan kegiatan pendukung yang telah tercantum diprogram bimbingan konseling. Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dibeberapa sekolah belum bisa berjalan secara optimal. Walaupun sudah ditetapkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, namun data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pelaksanaan program bimbingan dan konseling tidak dapat dilakukan secara terstruktur. termasuk di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah. SMA Negeri 1 Pesisir Tengah merupakan Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah belum sesuai dengan rencana. Ketika evaluasi dilakukan setiap akhir periode

tertentu, maka selalu ada program-program yang belum terlaksana dan belum mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga sampai saat ini perlu dilakukaan perbaikan-perbaikan kembali untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam dan mendeskripsikan Kendala Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Masalah dalam penelitian ini adalah terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat tahun pelajaran 2013/2014. Program Bimbingan Dan Konseling Menurut Giyono (2010:114) program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode tertentu, yakni periode bulanan, semester dan tahunan. Dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah keseluruhan rencana kegiatan yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik yang dilaksanakan pada periode tertentu. Dalam hal ini periode tertentu yakni periode harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan periode tahunan. Pelaksanaan program bimbingan konseling yang sesuai dengan periode-periode tersebut akan membuat pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan konseling berkesinambungan. Kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling kendala pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling merupakan hal-hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Ketika kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang telah direncanakan sebelumnya belum dapat berjalan sebagaimana mestinya maka kegiatan tersebut mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dibutuhkan kerja sama antara pihak guru, siswa dan pihak orang tua agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bisa terlaksana secara efektif. Namun pada kenyataannya belum ada kerja sama yang baik antara piha-pihak sekolah dengan guru pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Sehingga kegiatan bimbingan dan konseling masih terkesan hanya tugas guru pembimbing saja. Mengenai kerjasama, Gunawan (2001:77) mengemukakan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah sebagai berikut: 1. para pengelola sekolah masih beranggapan bahwa tugas sekolah adalah mengajar. 2. kepala sekolah dan guru masih belum memiliki pengetahuan yang benar mengenai peranan dan kedudukan program bimbingan dan konseling dalam kesatuannya dengan program pendidikan di sekolah. 3. banyak lembaga pendidikan guru pembimbing kurang memberikan bekal praktek bimbingan kepada para calon petugas bimbingan dan konseling. 4. nama staf bimbingan memberikan kesan kepada guru bahwa fungsi bimbingan telah memiliki spesialisasi. 5. banyak petugas bimbingan bukan lulusan bimbingan dan konseling, sehingga bimbingan dan konseling tidak bisa berjalan baik, bahkan banyak yang melanggar prinsip-prinsip bimbingan dan konseling Jadi, dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling diperlukan dukungan banyak pihak agar menjadi lancar. Perlu kerja sama antara pengelola sekolah, kepala sekolah sebagai penanggung jawab, guru dan wali kelas, dan guru bimbingan dan konseling sebagai petugas utama pelaksana program bimbingan dan konseling METODE PENELITIAN Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk memperoleh data tentang fakta-fakta yang terdapat pada suatu objek tertentu secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan. Metode deskriptif dipilih karena penelitian ini dilihat dari segi tempat termasuk penelitian lapangan (field research) yang dilakukan secara langsung untuk memaparkan kondisi dan aktivitas yang ada.

Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru bimbingan konseling yang ada di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat yang terdiri dari 5 orang guru pembimbing. Penentuan subjek penelitian ditentuakn secara purposive yaitu pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pelaksana utama kegiatan bimbingan dan konseling disekolah adalah guru bimbingan dan konseling dan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling juga dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling, hal tersebut yang menjadi pertimbangan dalam menentukan subjek dalam penelitian ini. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Penelitian ini mempunyai satu variabel yaitu kendala dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Maka defenisi operasional yaitu hal-hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Ketika kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang telah direncanakan sebelumnya belum dapat berjalan sebagaimana mestinya maka program tersebut mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Indikator tentang kendala yang penulis maksud dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) klasifikasi yaitu: kinerja guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan program, fasilitas/ sarana dan prasarana, dan kerjasama. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara kepada guru bimbingan dan konseling. Wawancara digunakan untuk mengungkapkan kendala dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang belum terlaksana di SMA Negeri 1 Pessir Tengah Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Wawancara dilakukan peneliti dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada seluruh guru bimbingan dan konseling berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti.

2. Angket/Kuesioner Peneliti menggunakan cara ini untuk mengungkapkan program-program yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana dengan memberikan tanda check list pada program-program yang disusun oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut peneliti akan mendapatkan gambaran mengenai program-program mana saja yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana. 3. Dokumentasi Selain menggunakan wawancara, dan angket peneliti juga menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data-data pendukung seperti program BK, tenaga BK, anggaran dana, sarana dan prasarana serta masalah/kasus siswa yang terjadi. Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Validitas dalam penelitian ini adalah face validity (validitas lahir atau validitas tampang). Untuk menguji validitas lahir atau validitas tampang (face validity) digunakan pendapat dari para ahli (experts judgment). Realibilitas Instrumen Uji realibilitas pada penelitian ini dilakukan melalui audit (pemeriksaan) jawaban untuk melihat konsistensi pada jawaban-jawaban atas pertanyaan yang hampir mirip. Pertanyaan yang sama akan diberikan kepada narasumber yang berbeda. Penulis akan membandingkan konsistensi jawaban dari hasil wawancara dari masing-masing narasumber. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada hasil wawancara yang dilakukan penulis yaitu dilakukan dengan interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknis analisis data Model Miles dan

Huberman Sugiyono (2010:338). Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Dari hasil angket/kuesioner diperoleh data yang menunjukakan bahwa ada program yang sudah terlaksana dan ada beberapa program yang belum terlaksana. Program-program yang belum terlaksana antara lain: program pengenalan kurikulum layanan BK, memotivasi dalam tes, pembinaan siswa yang remidial, konseling perorangan bidang karir, konseling kelompok, instrumen BK (Format perjanjian siswa), himpunan data (data hasil belajar, laporan wali kelas), konferensi kasus, alih tangan kasus, dan kunjungan rumah. Dari hasil angket tersebut penulis melakukan wawancara mengenai kendala dalam melaksanakan program-program bimbingan dan konseling. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kendala pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah bisa dilihat dari sisi kinerja guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan program, sarana dan prasana, dan kerjasama. Dari sisi kinerja guru bimbingan dan konseling diperoleh hasil bahwa guru bimbingan dan konseling masih kurang terampil dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, dari sisi sarana dan prasara diperoleh hasil kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan dari sisi kerjasama diperoleh hasil belum terjadi kerjasama yang baik antara guru pembimbingan dengan pihak sekolah lainnya. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah dilaksanakan oleh lima orang guru bimbingan dan konseling. Sebenarnya terdapat enam orang guru bimbingan dan konseling, namun pada saat penulis melaksanakan penelitian salah satu guru bimbingan dan konseling sudah keluar karena pensiun. Kelima guru BK tersebut hanya satu yang berlatar S1 BK dan empat diantaranya tidak berlatar S1 BK namun sudah ada yang memiliki sertifikat sebagai pendidik dalam bidang bimbingan dan konseling. Berikut grafik guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah:

Grafik Guru BK SMA N 1 Pesisir Tengah 40% Belum Sertifikasi 60% Sudah Sertifikasi Keterangan: 60 % merupakan guru bimbingan dan konseling yang terdiri dari 3 orang guru pembimbing yang sudah sertifikasi pendidikan BK 40% merupakan guru bimbingan dan konseling yang terdiri dari 2 orang guru pembimbing yang belum sertifikasi pendidikan BK namun salah satunya memang berlatar belakang pendidikan BK. Berdasarkan grafik diatas dapat di lihat bahwa guru bimbingan dan konseling di SMAN 1 Pesisir Tengah sudah cukup memenuhi persyaratan formal sebagai guru bimbingan dan konseling. Meskipun guru bimbingan dan konseling di SMAN 1 Pesisir Tengah bukan berdasarkan lulusan S1 Bimbingan dan Konseling namun telah memiliki sertifikat pendidik dalam bidang bimbingan dan konseling. Dan salah satu guru bimbingan dan konseling yang belum memiliki sertifikasi juga memang lulusan S1 bimbingan dan konseling. Namun pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling tidak akan tercapai hanya karena guru bimbingan dan konseling telah memenuhi syarat sebagai guru pembimbing. Guru pembimbing juga harus menguasai berbagai layanan agar tercapainya pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara optimal. Minimnya penguasaan layanan-layanan juga menjadi kendala terhambatnya pelaksanaan program BK. Dari hasil yang diperoleh kinerja guru BK dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling ini memang masih kurang terampil sehingga akan menghambat dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.

Sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting dalam penunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sarana dan prasarana yang akan dibahas pada penelitian ini antara lain ruang bimbingan dan konseling, alat perlengkapan ruangan, alat pengumpulan data dan anggaran dana. Ruang bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah sudah cukup nyaman, namun alat perlengkapan ruangan masih belum memadai, ada beberapa alat perlengkapan ruangan yang dirasakan perlu oleh guru bimbingan dan konseling namun belum bisa disediakan oleh pihak sekolah. Dana juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Kurangnya dana yang tersedia juga akan menghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Sehingga banyak program yang tidak bisa terlaksana dengan baik karena minimnya dana yang tersedia. Untuk itu sangat dibutuhkan bantuan dari kepala sekolah dalam penyediaan dana agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling bisa berjalan dengan lancar. Hasil penelitian menunjukkan kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan pihak sekolah lainnya belum terjalin dengan baik. Guru bimbingan dan konseling lebih sering menyelesaikan masalah sendiri tanpa ada kerjasama dengan pihak yang lainnya. Hal ini disebabkan karena masih ada pihak lain misalnya guru atau wali kelas lebih sering melimpahkan semua masalah siswa langsung kepada guru bimbingan dan konseling tanpa adanya penanganan awal yang diberikan oleh guru atau wali kelas. Padahal berdasarkan pola penanganan masalah siswa,guru atau wali kelas sebagai seseorang yang lebih sering bertemu dengan siswa dan yang lebih mengetahui prilaku siswa sehari-hari di sekolah dapat memberikan penanganan awal pada siswa-siswa yang memiliki masalah di sekolah. Guru atau wali kelas dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya dan jika masalah siswa dirasakan perlu penanganan lebih lanjut maka guru atau wali kelas dapat bekerjasama dengan guru bimbingan dan konseling dalam menyelesaikan masalah siswa tersebut. Tugas guru bimbingan dan konseling memang untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya, tetapi juga membutuhkan bantuan dari semua pihak agar dalam menyelesaikan masalah tersebut bisa lebih mudah, cepat, dan lancar sehingga siswa yang memiliki masalah dapat segera menyelesaikan masalah yang dialaminya.

Terkait mengenai manfaat dari terjalinnya kerjasama yang baik antara guru bimbingan dan konseling dengan semua pihak sekolah dijelaskan oleh Nurihsan (2007:43) sebagai berikut: dengan terwujudnya mekanisme, pola kerja atau prosedur kerja yang rapi, teratur dan baik serta dilandasi oleh bentuk-bentuk kerjasama dengan personel sekolah dan administrasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, maka dapat dihindari kecendrungan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah Berdasarkan penjelasan di atas maka kerjasama yang baik antara semua pihak di sekolah dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan, apalagi dengan jumlah siswa asuh yang banyak di sekolah. Tanpa adanya kerjasama dengan piak-pihak tersebut maka guru bimbingan dan konseling harus bekerja sendiri dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling sehingga dapat menghambat dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam penelitian ini juga dilakukan metode penelitian dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokummen yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling, misalnya program bimbingan dan konseling, tenaga BK, anggaran dana dan sarana prasarana. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kendala dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut: (1) Berdasarkan indikator kinerja guru BK diperoleh kesimpulan minimnya penguasaan layanan yang ada oleh tenaga guru bimbingan dan konseling. (2) Berdasarkan indikator sarana dan prasara diperoleh kesimpulan kurangnya alat perlengkapan yang dirasakan perlu oleh guru pembimbing untuk mempermudah penyimpanan data siswa dan terbatasnya anggaran dana yang ada dan tidak sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (3) Berdasarkan indikator

kerjasama diperoleh kesimpulan kerjasama antara pihak sekolah dengan guru bimbingan dan konseling yang belum sepenuhnya berjalan efektif baik dalam penyusunan program BK maupun dalam penyelesaian masalah siswa dan juga pihak sekolah belum bisa memberikan penjadwalan yang efektif untuk pelaksanan BK di sekolah B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka saran saran yang dapat diajukan yaitu: 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan dapat memenuhi sarana dan prasana bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. 2. Guru bimbingan dan konseling Guru bimbingan dan konseling dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling serta bekerja sama dengan pihak sekolah sehingga layanan bimbingan dan konseling dapat dirasakan keberadaannya di dalam lingkungan sekolah. Dan memperbanyak sosialisasi mengenai BK kepada siswa maupun guru. Dengan waktu yang terbatas diharapkan guru bimbingan dan konseling bisa mengatur waktu agar program tetap berjalan. 3. Guru mata pelajaran, wali kelas dan staf sekolah Guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah diharapkan dapat menjalin kerja sama yang baik dengan guru bimbingan dan konseling dalam membantu menyelesaikan masalah siswa karena siswa merupakan tanggung jawab semua pihak yang ada di sekolah

DAFTAR PUSTAKA Giyono. 2010. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah (Diktat). Bandar Lampung: Universitas Lampung. Gunawan, Y. 2001. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Prenhallindo Nurihsan, J.A. 2007. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:Alfabeta Winkel, W.S. 1990. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Dari Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.