BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NUR INDAH MAWARNI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang telah menjadi masalah global dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada tahun 2002 dan peringkat ke 5 di seluruh dunia (Fauci et al., 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kasus Diabetes Mellitus (DM) (Depkes RI, 2008). International Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, terutama di beberapa daerah tertentu. Pertumbuhan ini juga diikuti dengan perubahan dalam masyarakat, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, gaya hidup, perilaku, dan sebagainya. Namun, perubahan-perubahan ini juga tak luput dari efek negatif. Salah satu efek negatif yang timbul dari perubahan gaya hidup masyakarat modern di Indonesia antara lain adalah semakin meningkatnya angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) yang lebih dikenal oleh masyarakat awam sebagai kencing manis. Pada tahun 1995 Indonesia menempati urutan tertinggi ketujuh untuk prevalensi Diabetes Mellitus. Pada tahun 2000 menurut WHO, Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan prevalensi Diabetes Mellitus terbanyak di dunia dengan jumlah penderita sebesar 8,4 juta orang, dan jumlah ini diasumsikan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030. Pada tahun 2003 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, prevalensi Diabetes Mellitus pada penduduk di atas 20 tahun sebanyak 13,7 juta (PERKENI, 2011). Tidak hanya di Indonesia, Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan yang insidensinya semakin meningkat secara global. The International Diabetes Federation melaporkan bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia diperkirakan mengalami peningkatan; dari 194 juta pada tahun 2003 menjadi 330 juta di tahun 2030; dimana 3 dari 4 penderita akan hidup di negara berkembang. WHO bahkan memperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025. Kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2010 mencapai 1,9 juta kasus (WHO, 2011). Di Amerika Serikat, berdasarkan National Diabetes Fact Sheet tahun 2011, sebanyak 25,8 juta orang (8,3% dari populasi) menderita Diabetes Mellitus. 1

2 Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang bersifat kronik. Oleh karena itu, onset Diabetes Mellitus yang terjadi sejak dini memberikan peranan penting dalam kehidupan penderita. Setelah melakukan pendataan pasien di seluruh Indonesia selama 2 tahun, Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapatkan 674 data penyandang Diabetes Mellitus tipe 1 di Indonesia. Data ini diperoleh melalui kerjasama berbagai pihak di seluruh Indonesia mulai dari para dokter anak, endokrinolog anak, spesialis penyakit dalam, perawat edukator Diabetes Mellitus, data Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes Mellitus Anak dan Remaja (IKADAR), penelusuran dari catatan medis pasien, dan juga kerjasama dengan perawat edukator National University Hospital Singapura untuk memperoleh data penyandang Diabetes Mellitus anak Indonesia yang menjalani pengobatannya di Singapura. Data lain dari sebuah penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di seluruh wilayah Indonesia pada awal Maret tahun 2012 menunjukkan jumlah penderita Diabetes Mellitus usia anak-anak juga usia remaja dibawah 20 tahun terdata sebanyak 731 anak. Ilmu Kesehatan Anak FFKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak yang terkena Diabetes Mellitus cenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun 2011 tercatat 65 anak menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan tahun 2009. Tiga puluh dua anak di antaranya terkena Diabetes Mellitus tipe 2 (Pulungan, 2010). Pada tahun 2005, diperkirakan 1,1 juta orang meninggal karena penyakitpenyakit yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus, dan >80% dari kematiankematian ini terjadi di negara-negara dengan pendapatan perkapita yang tergolong rendah hingga menengah (ADA, 2011). Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Falsafah dasar dalam tata laksana penyakit Diabetes Mellitus adalah kedisiplinan dan keteraturan dalam pengobatan dan pola hidup sehari-hari. Selain itu, anak juga mempunyai kebutuhan khusus akan kasih sayang, aturan, dan pendidikan (asah) dalam proses perkembangan dirinya, sehingga penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada anak membutuhkan pendekatan yang komprehensif dari berbagai profesional di bidang

3 kesehatan anak. Namun demikian, berbagai masalah psikososial seringkali menjadi sumber ketidakmampuan penyandang Diabetes Mellitus untuk menjalankan kedisiplinan guna mencapai kontrol metabolik yang baik. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat pada umumnya dan para penyandang Diabetes Mellitus pada khususnya mengenai penyakit Diabetes Mellitus juga merupakan tantangan yang tidak dapat kita pungkiri. Masalah psikososial dan rendahnya pengetahuan ini dapat menyebabkan timbulnya sikap menolak (rejection) pada diri penyandang, keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Kondisi ini akan menyebabkan menurunnya motivasi pada penyandang Diabetes Mellitus untuk terus berusaha maksimal mengendalikan Diabetes Mellitus, agar dapat hidup sehat dan bahagia meskipun menyandang Diabetes Mellitus (Pulungan, 2010). Peningkatan jumlah penderita Diabetes Mellitus yang cukup signifikan di Indonesia ini perlu mendapatkan perhatian seiring dengan meningkatnya risiko anak terkena Diabetes Mellitus. Deteksi dini pada Diabetes Mellitus merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari kesalahan atau keterlambatan diagnosis yang dapat mengakibatkan kematian. Diabetes Mellitus tipe 1 yang menyerang anak-anak sering tidak terdiagnosis oleh dokter karena gejala awalnya yang tidak begitu jelas dan pada akhirnya sampai pada gejala lanjut dan traumatis seperti mual, muntah, nyeri perut, sesak nafas, bahkan koma. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat dilakukan sesegera mungkin terhadap penyandang Diabetes Mellitus sehingga dapat menurunkan risiko kecacatan dan kematian (Pulungan, 2010). 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi: - Bagaimana distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. - Bagaimana distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus berdasarkan tipe di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012.

4 - Bagaimana distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus berdasarkan tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. - Bagaimana distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui gambaran Diabetes Mellitus pada anak. 1.3.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: - Mengetahui distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. - Mengetahui distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus berdasarkan tipe di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. - Mengetahui distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus berdasarkan tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. - Mengetahui distribusi pasien anak dengan Diabetes Mellitus berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 2010 2012. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Pengamatan terhadap angka kejadian Diabetes Mellitus pada anak di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademis maupun praktis. - Secara akademis, penelitian ini merupakan perwujudan dari ilmu kesehatan yang telah dipelajari selama ini, khususnya mengenai Diabetes Mellitus, dan informasi yang diperoleh diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut di kemudian hari

5 - Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan masukan kepada pada klinisi agar lebih mewaspadai Diabetes Mellitus yang dapat terjadi pada anak dan kepada orang tua yang memiliki faktor risiko untuk memberikan perhatian lebih sebagai pencegahan dini Diabetes Mellitus. 1.5 Landasan Teori Diabetes Mellitus didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi gangguan jumlah atau fungsi insulin di dalam tubuh. Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, diperlukan untuk memecah gula darah dan mengubahnya menjadi energi. Pada keadaan dimana tubuh tidak mampu menghasilkan cukup insulin, makan kadar gula darah akan mengalami peningkatan karena tidak dapat dikendalikan oleh insulin (Behrman, Kliegman, & Jenson, 2004; Lamb, 2012). Ada 2 jenis Diabetes Mellitus, yang pertama adalah Diabetes Mellitus tipe 1 (dulu disebut dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau IDDM) yang ditandai dengan adanya kekurangan insulin secara absolut. Diabetes Mellitus tipe 1 ini biasanya terjadi pada usia muda dan orangtua yang menderita Diabetes Mellitus turut menjadi faktor yang meningkatkan risiko anak terkena Diabetes Mellitus tipe 1. Faktor genetik ini dapat meningkatkan risiko Diabetes Mellitus tipe 1 pada anak hingga 5-6 kali. Kedua ialah Diabetes Mellitus tipe 2 (dulu disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau NIDDM atau Diabetes Mellitus onset dewasa) yang disebabkan karena resistensi terhadap insulin (Behrman, Kliegman, & Jenson, 2004). Banyak hal yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya Diabetes Mellitus. Faktor-faktor predisposisi ini terdiri dari faktor yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Faktor predisposisi yang tidak dapat diubah adalah jenis kelamin, usia, dan riwayat genetik. Genetik yang berperan dalam Diabetes Mellitus tipe 1 terkait dengan proses autoimun, yaitu suatu keadaaan dimana terjadi kerusakan sistem imunitas tubuh, sehingga tubuh menghasilkan zat anti terhadap sel penghasil insulin. Proses ini diketahui terkait dengan kerusakan gen tertentu yang dapat diturunkan dari orang tua kepada anak (hanya 10% kasus) atau kerusakan gen yang terjadi spontan (akibat infeksi, polusi, radiasi, konsumsi obat,

6 dan lain sebagainya). Faktor predisposisi yang dapat diubah didasarkan pada pola hidup. Pola hidup pada anak di zaman modern ini memegang peranan penting terhadap tingginya angka kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 (Behrman, Kliegman, & Jenson, 2004; Fauci et al, 2008; Pulungan 2010). 1.6 Metodologi Metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut: - Metode dan Rancangan Penelitian: Survei deskriptif observasional dengan data retrospektif berupa data rekam medik pasien anak usia 0 15 tahun dengan Diabetes Mellitus yang tercatat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Oktober 2009 31 Oktober 2012. - Teknik Penarikan Sampel: Whole sample - Variabel Penelitian: Jumlah pasien anak, usia, jenis kelamin, periode tahun pasien anak tersebut tercatat dalam data rekam medik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Fakultas Kedokteran dan Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 1.7.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan Desember 2011 hingga bulan Februari 2013.

7 1.8 Tahap Rencana Kegiatan / Tahap Kegiatan RENCANA KEGIATAN BULAN KE 1 PERSIAPAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Penentuan topik dan judul Penelusuran pustaka dan teori Uji lapangan Daftar kuisioner Pengadaan alat-alat Administrasi perizinan 2 PELAKSANAAN Pengumpulan data Supervisi lapangan Pengerjaan di laboratorium 3 PENGOLAHAN DATA Analisis data Konsultasi pembimbing 4 PENYUSUNAN LAPORAN Menulis draft laporan Penyusunan laporan akhir