BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya rumah sakit pemerintah (daerah maupun pusat) menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah tunas bangsa, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu anak perlu mendapat kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, serta perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002). Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6 sampai 11 tahun atau 12 tahun. Pada periode ini, anak mempunyai lingkungan lain selain keluarga. Anak banyak mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan selain keluarganya (Wong, 2007). Pada masa pertengahan ini di letakkan landasan untuk peran individu dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial. Identitas dan konsep diri menjadi semakin kuat dan lebih terindividualisasi (Potter & Perrry, 2009). Pada anak usia sekolah didapati banyak masalah kesehatan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Masalah kesehatan tersebut meliputi gangguan kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan belajar (Judarwanto, 2005). Menurut Wong (2007) populasi anak yang di rawat di rumah sakit mengalami peningkatan yang dramatis. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012 penduduk indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan sebanyak 28,02 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Sedangkan jumlah pasien yang di rawat inap sebanyak 789,853 orang 1

2 untuk provinsi Sumatera Utara. Semua rentang usia dapat terkena penyakit dan di rawat di rumah sakit. Aidar (2011) mengatakan, rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari. Selain membutuhkan perawatan yang spesial dibandingkan pasien lain, anak sakit juga mempunyai keistimewaan dan karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniatur dari orang dewasa atau dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anakanak 20-45% lebih banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkatan usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam dkk, 2005). Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah. Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Perawatan anak selama di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya dan menimbulkan kecemasan (Supartini, 2004)

3 Kecemasan merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan seharihari yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan (Dalami dkk, 2009). Reaksi tersebut dapat mengganggu kenyamanan anak selama di rawat di rumah sakit dan menimbulkan koping yang tidak efektif pada anak. Aktivitas perawat anak untuk menurunkan kecemasan selama hospitalisasi pada anak usia sekolah di rumah sakit di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini terjadi karena adanya kendala pembiayaan sarana dan prasarana dan keterbatasan staf. Sementara fakta di lapangan menunjukkan anak mengalami kecemasan selama hospitalisasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aidar (2011) dengan tujuan untuk mengidentifikasi hubungan peran keluarga dengan tingkat kecemasan anak usia sekolah (6-12 tahun) yang mengalami hospitalisasi di Ruang III Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, dengan desain deskriptif korelatif diperoleh hasil dari 36 anak yang di rawat inap sebanyak 61,6 % anak mengalami kecemasan sedang, 33,3 % anak mengalami kecemasan ringan dan 5,6 % anak mengalami kecemasan berat. Pemberi pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang komprehensif dalam memenuhi kebutuhan untuk menunjang proses penyembuhannya. Jadi diperlukan intervensi untuk mengatasi kecemasan anak agar anak dapat mengespresikan kecemasannya. Salah satu intervensi yang bisa di lakukan yaitu dengan biblioterapi.

4 Menurut Wong (2007), biblioterapi adalah tehnik komunikasi yang kreatif dengan anak. Dimana buku digunakan dalam proses terapeutik dan supportif. Dengan biblioterapi pemberi layanan kesehatan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi suatu kejadian yang hampir sama dengan kejadian yang mereka alami dengan versi berbeda agar anak tidak terlalu terfokus terhadap kejadian tersebut dan agar anak tetap berada dalam kontrol. Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan kata sudah mulai banyak dikuasai dan anak sudah mampu berpikir secara konkret (Supartini, 2004). Apabila kecemasan anak selama hospitalisasi dapat teratasi diharapkan anak dapat kooperatif dalam setiap prosedur tindakan dan akan menunjang proses penyembuhan anak. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apriliawati (2011) dengan tujuan mengidentifikasi pengaruh biblioterapi terhadap tingkat kecemasan anak yang menjalani hospitalisasi, dengan desain penelitian nonequivalent control group pre test-post test design diperoleh hasil terdapat pengaruh biblioterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi dimana setiap anak yang mendapatkan biblioterapi maka tingkat kecemasannya akan menurun 6,005 setelah dikontrol oleh variabel tingkat kecemasan sebelum intervensi, usia anak dan pengalaman dirawat sebelumnya. Dan tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, lama rawat, frekuensi membaca, pengalaman dirawat dengan tingkat kecemasan anak sekolah yang menjalani hospitalisasi.

5 Berdasarakan latar belakang diatas, penelitian mengenai biblioterapi belum pernah dilakukan di Rumah Sakit di Sumatera Utara. Maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan nyata tentang pengaruh biblioterapi dalam menurunkan kecemasan anak usia sekolah tersebut selama anak di rawat inap di rumah sakit. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh biblioterapi terhadap kecemasan anak usia sekolah yang di rawat inap di RSUD Pirngadi Medan. 3. Pertanyaan Penelitian Bagaimana pengaruh biblioterapi terhadap kecemasan anak usia sekolah yang di rawat inap di RSUD DR. Pirngadi? 4. Tujuan Penelitian 4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh biblioterapi terhadap kecemasan anak usia sekolah yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan. 4.2 Tujuan Khusus 4.2.1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik anak usia sekolah yang dirawat inap (usia, jenis kelamin, lama di rawat dan pengalaman di rawat inap). 4.2.2. Untuk mengidentifikasi kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat inap sebelum dilakukan biblioterapi. 4.2.3. Untuk mengidentifikasi kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat inap sesudah dilakukan biblioterapi.

6 4.2.4. Untuk membandingkan kecemasan pada anak sebelum dan sesudah diberikan terapi biblioterapi pada anak yang dirawat inap. 5. Manfaat penelitian 5.1 Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa mengenai pengaruh biblioterapi terhadap kecemasan anak usia sekolah yang dirawat inap. Karena secara teori sudah banyak dibuat dibeberapa literatur keperawatan anak. 5.2 Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak bahwa pemberian biblioterapi dapat menurunkan kecemasan anak akibat rawat inap di rumah sakit dan memberikan pengetahuan bahwa biblioterapi perlu di laksanakan untuk mendukung proses penyembuhan. 5.3 Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dan bahan masukan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama yang berhubungan dengan pengaruh biblioterapi terhadap kecemasan anak usia sekolah akibat rawat inap di rumah sakit.