BAB II RIWAYAT KEHIDUPAN H. ALI MISNO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II RIWAYAT KEHIDUPAN MUSLIM ABDULLAH. yang harus dipenuhi didalam suatu ikatan setelah itu baru menuntut haknya.

Tarjo merupakan ayah dari Kusno. Ia lahir di Purbalingga pada 16 juli Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti ini perkembagan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II RIWAYAT HIDUP JULUNG GANDHIK EDIASMORO. A. Latar Belakang Keluarga Julung Gandhik Ediasmoro

Perjuangan Meraih Cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua orang mendapatkan pendidikan dan melaksanakan

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. bisa kita hindari. Revolusi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: NOERMANITA EKASARI

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan baik formal, non formal, maupun informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm Dadang Hawari, Al-Qur an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan tergantung pada kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

Dasar Dasar Pelayanan Pemulihan Gangguan Jiwa

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi tidak langsung berupa kegiatan menulis dan membaca.

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak. Proses mengembangkan siswa harus dengan tertib, dan teratur agar

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

Transkripsi:

BAB II RIWAYAT KEHIDUPAN H. ALI MISNO A. Kehidupan Masa Kecil H. Ali Misno H. Sulaiman Akbar atau yang biasa dikenal H. Ali Misno oleh masyarakat Desa Klapagading Kulon, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. H. Ali Misno lahir tepatnya di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. Sebuah desa yang berada di sebelah barat Kabupaten Banyumas. Lumbir adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Lumbir merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah dengan luas 9.948,54 km². Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Gumelar, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan karangpucung, dan di sebelah timur juga masih berbatasan dengan kabupaten Cilacap (Data Monografi Kecamatan Lumbir). H. Ali Misno lahir pada tanggal 7 Juli tahun 1963 dari sepasang suami istri yang berprofesi sebagai pedagang bubur pada saat itu. Ayahnya bernama Sunarto yang merupakan masyarakat asli dari Klapagading Kulon tepatnya grumbul Rancabanteng. Ayah dari H. Ali Misno ini berprofesi sebagai penjual bubur keliling. Ibu dari H. Ali Misno bernama Nasiah juga berprofesi sebagai pedangang bubur keliling dengan cara berjualan dengan bakul yang terbuat dari bambu. meski dengan kesederhanaan namun mereka mampu membesarkan H. Ali 28

Misno yang merupakan anak tunggal hingga menjadi sukses (Wawancara dengan H. Ali Misno tanggal 27 Juli 2016). Keadaan yang pada saat itu sulit memaksa keluarga untuk bertransmigrasi ke luar Jawa. Sunarto memilih Sumatera Utara sebagai tempat tujuannya bertransmigrasi, dengan membawa serta istri dan anak semata wayangnya Sunarto dan keluarga kemudian mengadu nasib di tanah rantau. Ali Misno yang ketika itu masih bayi seringkali ditinggal oleh ayah dan ibunya untuk bekerja. Di tanah transmigran itu kedua orang tua Ali Misno bekerja di perkebunan kelapa sawit, hal itu terpaksa membuat Sunarto dan Nasiah untuk menitipkan Ali Misno bayi kepada orang lain untuk dijaga selama mereka bekerja (Wawancara dengan H. Ali Misno tanggal 27 Juli 2016). Pada saat diwawancarai H. Ali Misno tidak begitu mengingat kisah masa kecilnya di Sumatera Utara. Namun, beliau sedikit menceritakan tentang bagaimana suasana pada masa tersebut. Saat itu, sekitar tahun 1965 ketika berumur 2 tahun beliau seringkali tidak diperbolehkan keluar rumah karena pada masa itu di sekitar lingkungan sering terjadi eksekusi mati. Eksekusi mati itu terjadi karena pada saat itu merupakan masa Gerakan 30 September (G 30 S), pada saat itu banyak orang dibunuh karena dianggap pengkhianat. B. Riwayat Pendidikan dan Masa Remaja H. Ali Misno Pendidikan secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Paedagogike. Kata tersebut merupakan kata majemuk yang terdiri kata Pais yang berarti anak kata Ago yang berarti aku membimbing. Jadi Paedagogike 29

berarti aku membimbing anak. Orang yang pekerjaannya membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut Paedagogos. Jika kata ini diartikan secara simbolis, maka perbuatan membimbing, seperti dikatakan di atas, merupakan inti perbuatan mendidik yang tugasnya hanya untuk membimbing saja, dan kemudian pada suatu saat ia harus melepaskan anak itu kembali (ke dalam masyarakat) (Hadi, 2008 : 17). Pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dalam hal pendidikan H. Ali Misno sempat bersekolah di sebuah Taman Kanak-kanak di Sumatera Utara, hingga melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar. Namun, memasuki tingkat kelas 2 Sekolah Dasar beliau pindah kembali ke Kabupaten Banyumas. Setelah kembali ke Kabupaten Banyumas, Ali Misno melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Rancabanteng dan duduk di kelas 2. Masa SD Ali Misno dipenuhi dengan keceriaan khas anak-anak pada umumnya, yang membuatnya berbeda adalah di usia sekitar 7 tahunan beliau terpaksa harus membantu perekonomian keluarganya walaupun pada akhirnya beliau melakukanya dengan senang hati. Menurut sumber wawancara yang dilakukan dengan teman semasa kecil beliau, Ali Misno kecil sering membantu orang tuanya dengan berjualan es dorong. Dengan hasil 30

dari penjualan es dorong itu beliau mampu memenuhi kebutuhan uang jajannya dan sedikit membantu keuangan keluarganya (Wawancara dengan H. Ali Misno tanggal 27 Juli 2016). Sikap ulet dan bertanggung jawab yang ditanamkan orang tuanya itu secara nyata membawa H. Ali Misno pada kesuksesan. Seseorang dikatakan memiliki sikap ulet jika memiliki kepribadian yang tangguh, kuat, dan tidak mudah putus asa, serta memiliki pencapaian yang tinggi untuk kehidupannya. Selain itu, orang yang dikatakan ulet adalah mereka yang mencurahkan tenaga, pikiran, waktu serta harta untuk mencapai keberhasilannya. Keuletan dapat dilihat dari beberapa faktor. Yang pertama yaitu dari pembawaan orang tersebut, dapat diakui bahwa ada orang yang memang memiliki perilaku ulet sebagai pembawaan sejak ia lahir. Namun, dapat juga berasal dari keturunan, dimana ayah dan ibunya adalah orang-orang yang ulet maka terlahirlah anak yang juga memiliki kepribadian yang sama. Hal itu juga terlihat dalam diri Ali Misno, bahwa keuletannya selama ini terbukti dari keikhlasannya berjuang untuk kesejahteraan keluarganya bahkan sejak beliau kecil sudah gemar membantu orang tuanya. Faktor yang kedua adalah lingkungan, lingkungan yang dipenuhi orang pemalas maka akan membawa orang disekitarnya juga mempunyai sifat pemalas. Sebaliknya lingkungan dimana masyarakatnya rajin dan tekun, juga akan membawa orang disekitarnya juga akan termotivasi menjadi rajin dan tekun. Beruntunglah, H. Ali Misno tinggal di lingkungan yang masyarakatnya rajin dan tekun sehingga beliau pun turut menuruni sikap itu (Wawancara M. Yasir tanggal 4 Agustus 2016). 31

Tanggung jawab adalah ciri ciri manusia yang beradab. Manusia merasa tanggung jawab karena adanya rasa sadar dan menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu dan menyadari bahwa pihak lain pasti memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Sifat itu pula yang terlihat dalam diri H. Ali Misno, beliau mengembang sifat itu untuk tanggung jawabnya terhadap apa yang sedang beliau kerjakan ketika membantu berjualan orang tuanya beliau melakukannya dengan penuh suka cita dan tanggung jawab. Pendidikan Sekolah Dasar akhirnya dapat beliau selesaikan hingga kelas 6. Memasuki masa remaja, Ali Misno kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Muhammadiyah Wangon. Namun sayangnya pendidikan MTs nya ini hanya beliau selesaikan hingga tingkat kelas 8 saja karena faktor ekonomi yang kurang mendukung pada saat itu, akhirnya beliau harus rela meninggalkan bangku sekolahnya (Wawancara dengan H. Ali Misno tanggal 27 Juli 2016). Tidak ingin terpaku pada hal itu, H. Ali Misno kemudian memilih untuk menyibukkan diri mulai dari bekerja membantu orang tua hingga menekuni hobinya. Kegemaran yang biasa dilakukan oleh Ali Misno pada saat remaja adalah beliau senang mempelajari ilmu bela diri. Dari hobinya itu beliau termotivasi untuk menekuni dan memperdalam ilmu bela diri, di salah satu Pondok di Jawa Tengah beliau mempelajari keahlian tersebut (Wawancara dengan H. Ali Misno tanggal 27 Juli 2016). Selain orang yang gemar menekuni ilmu bela diri, H. Ali Misno juga merupakan seseorang yang sangat agamis, di sela-sela menekuni hobinya tersebut 32

beliau juga selalu menyempatkan diri untuk belajar agama kepada para Kyai. Karena baginya kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat ( rohani ) haruslah seimbang. Beliau sadar harus menanamkan pula sikap toleransi dalam dirinya sendiri agar tercipta keseimbangan antara ketenangan batin dan nafsu duniawi. C. Awal Mula H. Ali Misno Mempelajari Ilmu Pengobatan Kejiwaan Setelah sukses mendalami ilmu bela diri, H. Ali Misno yang mempunyai keinginan yang tinggi ingin semakin memperluas ilmu dan keahliannya. Seiring waktu ketika beliau masih sibuk memperdalam ilmu bela diri, beliau tertarik untuk memperdalam ilmu yang lebih menantang lagi. Hal yang membuatnya tertarik adalah ilmu pengobatan kejiwaan. Akhirnya karena tantangan dari keinginannya ini kemudian ia mulai memperdalam ilmu pengobatan kejiwaan dengan media do a do a dalam ayat Al-Qur an dan Hadist. Bertahun-tahun beliau mempelajari keahlian tersebut akhirnya beliau mampu menguasai cara pengobatan tersebut. Selama ini, orang awam meyakini apabila mengobati orang yang kurang waras adalah melalui media media yang kurang dapat dipahami dalam hal ini adalah media Perdukunan selain dengan media atau bantuan medis. Namun, dalam menerapkan pengobatannya ini H. Ali Misno sama sekali tidak menggunakan hal-hal semacam itu. Beliau seratus persen menggunakan hasrat ketenangan jiwa si Pasien dan membantunya dengan menerapkan do a do a dan amalan amalan ke-islaman dalam metode pengobatannya. Dengan ajaran ajaran Islam dan Hadist tersebut H. Ali Misno melakukan pengobatan kepada 33

setiap Pasien gangguan jiwa (Wawancara dengan H. Ali Misno tanggal 27 Juli 2016). Hingga saat ini sejak berdirinya Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga, H. Ali Misno telah berhasil menyembuhkan ribuan pasien gangguan jiwa yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air bahkan ada yang dari luar negeri (Data tertulis jumlah pasien di Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga dan Wawancara dengan M. Yasir tanggal 27 Juli 2016). Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki sifat ulet, rajin, tekun dan juga memiliki motivasi serta tujuan besar dalam hidupnya adalah golongan dari orang orang yang sukses. Memiliki sifat ulet tidak hanya dapat diperoleh dari faktor dalam diri sendiri dan lingkungan yang mendukung saja, namun keuletan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Dari hal hal tersebut seseorang yang belum tahu menjadi tahu dan yang belum bisa menjadi bisa dan berkeahlian lama kelamaan akan semakin menumbuhkan sikap ulet. Satu hal yang penting adalah motivasi, karena dengan adanya motivasi maka kita akan berkembang, sifat ini pula yang diterapkan oleh H. Ali Misno dalam kehidupannya sehari hari. Beliau juga menanamkan sifat ini terhadap keluarga dan anak anaknya agar dalam kehidupan mereka nanti dapat meraih kesuksesan melebihi apa yang sudah mereka raih. H. Ali Misno juga berpesan agar selalu besikap ramah dan baik kepada setiap orang, karena yang menilai diri kita adalah orang lain bukan kita sendiri. Maka dari itu bersikap rendah hati 34

adalah hal terbaik ketika kita bergaul dan hidup bermasyarakat (Wawancara dengan Priyan Ariyanto tanggal 4 Agustus 2016). Perlu diketahui bahwa ketika kita menanamkan kebaikan, maka kita juga akan mendapatkan kebaikan pula, ini adalah hukum alam. Hukum timbal balik yang akan kita dapatkan seperti yang telah kita lakukan. Dengan demikian kita harus selalu bersikap baik, agar kita bisa menjadi orang yang baik dan bermanfaat, sehingga kehidupan pun akan semakin baik. Menjadi pribadi yang baik adalah perintah dari semua agama, sebagai orang yang beragama dan memiliki Tuhan, kita harus bisa bersikap baik dan bermanfaat untuk lingkungan kita itu pesan beliau. 35