ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

dokumen-dokumen yang mirip
*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Sumber : Nurman S.P. (

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

III. BAHAN DAN METODE

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pengembangan usaha agribisnis hortikultura termasuk komoditas sayuran

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENDAHULUAN Latar Belakang

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI TRANSFORMASI SISTEM PERTANIAN SRI (The System of Rice Intensification) DI KABUPATEN 50 KOTA

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG HIJAU SEGERA SETELAH PANEN PADA SAWAH DI KOLISIA DAN NANGARASONG KABUPATEN SIKKA NTT

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PEMBINAAN PETANI DAN PETERNAK MELALUI TEKNIK PENGEMBANGAN TANAMAN SORGUM. Fakultas Pertanian Universitas Jambi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

TEKNOLOGI SALIBU.

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO) (Muhsanati, Etti Swasti, Armansyah, Aprizal Zainal) *) *) Staf Pengajar Fak.Pertanian, Univ.Andalas Padang ABSTRAK Pola pangan sebagian besar masyarakat Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh beras. Jumlah penduduk yang terus meningkat, mengakibatkan kebutuhan beras secara nasional juga meningkat. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya yang mengarah kepada tercapainya peningkatan produksi pangan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan padi gogo di lahan kering yang masih cukup luas (50,5 jt ha), dan 12,1 jt ha diantaranya merupakan areal perkebunan. Berdasarkan hasil perhitungan, luas yang potensial untuk padi gogo hanya 1,42 jt ha. Setiap tahunnya 3-4 % dari areal perkebunan merupakan lahan bukaan baru, dan ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi gogo sampai tanaman perkebunan tersebut berumur 4 tahun.pemanfaatan penggunaan lahan dengan mengusahakan lebih dari satu tanaman tentu akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Sedangkan permasalahan yang terdapat pada lahan kering dapat diminimalisir dengan pemanfaatan mulsa jerami yang mudah dan murah. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui penyuluhan dan percontohan (demplot). Meskipun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan sehubungan dengan adanya bencana gempa di daerah ini, setidaknya masyarakat cukup memahami teknologi yang diberikan dan termotivasi untuk melaksanakannya.tentunya dengan adanya dukungan dari pemerintah dan dinas terkait kegiatan ini akan dapat dilanjutkan, sehingga pemenuhan kebutuhan pangan dan kesejahteraan dapat dicapai. Kata Kunci : padi gogo, lahan kering PENDAHULUAN Beras merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena merupakan unsur penopang utama ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan adalah suatu upaya untuk mewujudkan ketersediaan, aksebilitas, dan stabilitas pengadaan pangan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu diharapkan perhatian pemerintah lebih di prioritaskan pada upaya peningkatan bahan pangan ini. Pertambahan jumlah penduduk yang cukup tinggi mengakibatkan kebutuhan beras secara nasional juga akan meningkat. Sementara itu upaya peningkatan produksi padi sudah sangat terbatas. Peningkatan melalui pembukaan sawah baru belum mampu mengimbangi laju alih fungsi lahan saat ini. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutunan pangan ini adalah melalui pengembangan padi gogo di lahan kering. Potensi lahan kering di Indonesia masih cukup luas (50,5 jt ha), dan 12,1 jt ha merupakan lahan perkebunan

(BPS,1999). Berdasarkan hasil perhitungan, luas yang potensial untuk padi gogo hanya 1,42 jt ha (Ritung dan Hidayat, 2007). Setiap tahunnya 3-4 % dari areal perkebunan merupakan lahan bukaan baru, dan ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan padi gogo sampai tanaman perkebunan berumur 4 tahun (Supijatno, 2003). Pemanfaatan penggunaan lahan dengan mengusahakan lebih dari satu tanaman tentu akan meningkatkan kesejahteraan petani. Lahan masyarakat yang masih kosong, khususnya masyarakat pekebun kakao yang berupa bukaan baru di lokasi kegiatan ini masih cukup potensial untuk dikembangkan dengan padi gogo. Pengembangan padi gogo sebagai tanaman sela di bawah tegakan tentu akan menghadapi berbagai kendala, diantaranya intensitas cahaya yang rendah dan kekeringan. Penggunaan galur-galur harapan yang memiliki sifat multitoleran dapat dilakukan untuk lahan kering di bawah naungan (Supijatno, 2003). Disamping itu pemanfaatan mulsa organik dapat dianjurkan sebagai alteranatif untuk meminimalisir akibat kekeringan dengan menjaga kelembaban tanah, serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan potensi dan sumberdaya lokal yang masih cukup tersedia dalam upaya peningkatan penyediaan bahan pangan yang berbasis perkebunan dan selanjutnya dapat menopang ketahanan pangan nasional umumnya, Sumatera Barat khususnya. BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan demonstrasi plot, di Kanagarian Parit Malintang, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sejak bulan Mei sampai Oktober 2009. Materi penyuluhan yang diberikan meliputi pengertian pola tanam ganda dan manfaatnya dalam peningkatan pendapatan serta teknologi pemulsaan dan manfaatnya dalam mengatasi permasalahan pada pertanaman padi gogo. Sedangkan percontohan melibatkan beberapa orang petani peserta untuk melakukan demplot di lahan mereka, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi petani lainnya. Diantara barisan tanaman kakao dibuat plot dengan ukuran 2x5 meter sebanyak empat buah. Pada masing-masing plot disebarkan mulsa jerami (50 Kg) secara merata yang sebelumnya pada tanah tersebut telah dicampur pupuk kandang (10 ton/ha). Benih padi gogo yang digunakan adalah Varietas Jati Luhur. Penanaman benih padi dilakukan secara tugal dengan jarak tanam 30 x 30 cm dengan 5 benih per lobang. Sebelum ditanam, terlebih dulu benih direndam selama dua hari. Pupuk buatan yang diberikan Urea (200 kg/ha), SP 36 (300 kg/ha), dan KCl (200 kg/ha). Urea diberikan dua kali yaitu sepertiga dosis pada saat tanam

bersamaan dengan seluruh SP 36 dan KCl, dan duapertiga lagi setelah berumur satu bulan. Kemudian enam minggu setelah tanam pada lahan ditambahkan lagi mulsa karena sudah berkurang dan hancur sehingga dapat menutupi lahan pertanaman lagi. Selanjutnya dipelihara sampai panen. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyuluhan Penyuluhan telah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2009 yang bertempat di kantor Wali Nagari Parit Malintang dengan topik penyuluhan : Optimalisasi penggunaan lahan perkebunan kakao bukaan baru dengan tanaman sela (Padi Gogo). Penyuluhan dilakukan oleh Tim penyuluh yang terdiri dari beberapa orang staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Andalas yang ditunjuk oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas serta seorang staf dari Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan penyuluhan dilakukan secara sederhana yang dihadiri oleh Wali Nagari Parit Malintang dan staf, kepala UPTD Kec. 2x11 Enam Lingkung, PPL, Ketua-ketua kelompok tani kakao, serta petani pekebun kakao, dan mahasiswa. Secara keseluruhan penyuluhan dihadiri oleh 24 orang peserta dan 4 orang tim penyuluh. Selanjutnya diharapkan pada peserta yang hadir dalam penyuluhan ini dapat menyebarluaskan informasi yang diperoleh kepada petani lainnya. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari pemerintahan nagari, ketua kelompok tani Karya Maju dan juga dari kepala UPTD dengan pembawa acara dari PPL. Kepada masingmasing peserta dibagikan materi penyuluhan berupa makalah sederhana dan kemudian dijelaskan secara ringkas. Pada penyuluhan ini juga diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta yang hadir untuk bertanya tentang topik yang dipaparkan ataupun masalah pertanian secara umum. Selain permasalahan yang berkenaan dengan topik di atas juga diberi penjelasan tentang budidaya tanaman kakao serta permasalahannya oleh seorang staf Dinas Perkebunan Sumbar. Selama diskusi berlangsung dapat diketahui pengetahuan maupun wawasan petani tentang budidaya kakao dan permasalahan yang ada. Selama ini petani hanya menanam lahan perkebunannya secara monokultur dan belum tahu kalau pada lahan yang baru dibuka masih bisa ditanami dengan tanaman lain sebagai tanaman sela selama beberapa tahun sampai tajuk tanaman kakao sudah agak menutupi.

Percontohan (Demonstrasi Plot) Setelah penyampaian materi dan diskusi, dilanjutkan dengan percontohan di lapangan. Bahan tanam yang digunakan berupa benih padi gogo Varietas Jati Luhur yang toleran kekeringan dan naungan. Benih diserahkan pada petani peserta dan juga bagi masyarakat lainnya yang berminat mencobakan di lahannya masing-masing. Percontohan diawali dengan pengolahan lahan diantara tanaman kakao yang baru berumur satu minggu di lapangan pada tanggal 4 Juli 2009. Penanaman baru dilakukan pada tanggal 16 Juli 2009 karena menunggu turunnya hujan. Pada saat tanaman berumur 10 minggu (30 September 2009) Sumatera Barat diguncang gempa bumi yang cukup besar, terutama pada daerah Parit Malintang ini yang berada di kawasan Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan daerah cukup parah terkena dampak gempa ini. Tanaman sudah mulai berisi pada saat itu. Karena petani yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan demplot ini juga merupakan korban dari bencana gempa, sehingga sampai tim pengabdian turun ke lapangan pada tanggal 24 Oktober 2009 terlihat tanaman tidak terawat dengan baik. Rumpun agak kecil dan menghasilkan malai yang sedikit serta ada gulmanya.. Gabah sudah berisi dan diperkirakan dapat dipanen seminggu berikutnya. Meskipun data hasil tidak bisa diperoleh, namun setidaknya masyarakat sudah memahami dan termotivasi dengan diadakannya kegiatan ini di daerah mereka. KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan dari kegiatan ini ternyata banyak sekali masukan yang diperoleh masyarakat, terutama tentang adanya tanaman lain yang dapat ditanam diantara tanaman perkebunan mereka pada masa-masa awal tanam. Penggunaan padi gogo sebagai tanaman sela merupakan salah satu pilihan yang sekaligus bila dilakukan secara serius dan kontinu serta didukung oleh pihak-pihak terkait pada beberapa daerah yang potensial di Indonesia tentu akan dapat mewujudkan ketahanan pangan secara nasional. Meskipun hasil yang sesuai dengan harapan tidak diperoleh sehubungan dengan terjadinya bencana gempa bumi di daerah ini, minimal masyarakat petani sudah termotivasi dan dapat menerima serta memahami teknologi yang diberikan.

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah membiayai kegiatan ini. Ucapan yang sama kepada Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang, yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kegiatan ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada Wali Nagari Parit Malintang Kec. 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dan staf, Kepala UPTD, PPL, Ketua Kelompok Tani dan segenap masyarakat Nagari Parit Malintang yang telah bersedia untuk melaksanakan kegiatan ini di daerah mereka. Terakhir kepada teman-teman, mahasiswa serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 1999. Statistik Indonesia. Jakarta Ritung, S., dan A. Hidayat. 2007. Prospek perluasan lahan untuk padi sawah dan padi gogo di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 1 (4) : hal 25-38. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. Supijatno. 2003. Pemanfaatan sumber daya genetik padi gogo untuk lahan kering di bawah naungan. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. http://tumoutou.net. Diakses tanggal 31 Maret 2008.