PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

III. PUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1945 menegaskan bahwa segala warga negara bersamaan. berkembang dan berkehidupan yang adil dan berdaulat.

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

EVITAWATI KUSUMANINGTYAS C

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

Imma Indra Dewi Windajani

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

JAMINAN. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyalurkan kredit secara lancar kepada masyarakat. Mengingat

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DALAM UU.NO.4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA- BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

A. Pelaksaan Sita Jaminan Terhadap Benda Milik Debitur. yang berada ditangan tergugat meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.

ELIZA FITRIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

EKSEKUSI PUTUSAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

KEWENANGAN RELATIF KANTOR LELANG DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET DEBITUR DI INDONESIA. Oleh : Revy S.M.Korah 1

E K S E K U S I (P E R D A T A)

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. secara umum akan tetapi individu juga harus melakukan suatu perbuatan yang

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. putusan yang saling bertentangan. Kata kunci: eksekusi, noneksekutabel

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB IV PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: pada dasarnya memiliki kesesuaian pada hal susunan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia mau tidak mau harus

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Piutang negara saat ini cukup besar terutama yang berasal dari perbankan. Hal

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. EKSEKUSI YANG TIDAK DAPAT DIJALANKAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Rahmawati Kasim 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

SEKITAR PENYITAAN. (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

Transkripsi:

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Disusun Oleh : SEPTRIANA YUSTININGRUM C. 100 060 012 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan modal untuk berinvestasi kian marak baru-baru ini. Maka dari itu banyak sekali nasabah-nasabah Bank yang menggunakan fasilitas peminjaman modal yang telah disediakan oleh Bank yang bersangkutan. Lembaga keuangan seperti Bank dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat dan negara. Seperti yang tercantum dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1 Bank dapat meminjamkan modal kepada nasabahnya dan nasabahnasabah Bank yang telah diberi pinjaman modal oleh Bank harus sanggup mengembalikan pinjaman kepada pihak Bank sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Fasilitas yang diberikan oleh pihak Bank dalam hal peminjaman modal kepada nasabah, terkadang pihak Bank meminta jaminan atas peminjaman tersebut sebagai keyakinan dari bank bahwa pihak nasabah mampu untuk memenuhi prestasinya. Tidak sedikit yang memberikan jaminan berupa barang tidak bergerak yang tidak dapat dipindah dari tempat satu ketempat yang lain contohnya jaminan berupa tanah dan bangunan yang 1 Sentosa Sembiring, Himpunan Perundang-undangan Perbankan dan Lembaga Penjamin Simpanan, Bandung: 2005, hal. 13. 1

2 mereka punya agar mereka mendapatkan uang yang akan menjadi modal berinvestasi. Hak milik atas tanah atau hak terkuat dan terpenuh yang dipunyai orang atas tanah dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti bank sebagai jaminan kredit. Hak milik dapat dijadikan jaminan dengan dibebani hak tanggungan. Dan oleh Bank, hak tanggungan tersebut diikat dengan Akta Pengikat Hak Tanggungan.. Apabila nasabah melakukan wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, bisa menyebabkan dia dapat digugat ke pengadilan. Pihak Bank dapat menyelesaikan sengketa ini melalui lembaga peradilan. Karena lembaga peradilan adalah tempat terkhir bagi pencari keadilan, jadi bila cara lain yang mereka tempuh belum dapat menyelesaikan persengketaan mereka, maka para pihak yang bersangkutan dapat mengajukan perkara ke Pengadilan. Pada tiap-tiap perkara perdata yang diperiksa di muka pengadilan, sekurang-kurangnya ada dua pihak yang berhadapan satu sama lain, yaitu penggugat dan tergugat. Penggugat adalah pihak yang mulai membuat perkara, sedang tergugat adalah pihak yang oleh pihak penggugat ditarik di muka pengadilan. 2 Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai, adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuan itu 2 A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Refika Aditama, hal.69.

3 hukum bertugas membagi hak dan kewajiban perorangan di dalam masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum. 3 Maka dari itu lembaga peradilan adalah tempat yang tepat sebagai pemecahan masalah dalam masyarakat dalam mencari keadilan. Proses pemeriksaan perkara perdata di sidang pengadilan pada dasarnya untuk menyelesaikan perkara dalam bentuk putusan pengadilan. Putusan pengadilan ini bertujuan untuk mengakhiri persengketaan antar pihak dan menetapkan bagaimana hukumnya dari sengketa itu. Tapi keluarnya putusan pengadilan masih belum bisa benar-benar mengakhiri persoalan ini, karena amar putusan harus dijalankan atau dilaksanakan. Putusan pengadilan yang perlu dilaksanakan adalah putusanputusan yang condemnatoir saja, artinya mengandung suatu penghukuman. Putusan condemnatoir bisa berupa penghukuman untuk : a. menyerahkan suatu barang b. mengosongkan sebidang tanah atau rumah c. melaksanakan suatu perbuatan tertentu d. menghentikan suatu perbuatan atau keadaan tertentu e. membayar sejumlah uang Putusan Pengadilan Negeri dapat dijalankan atau dilaksanakan bila sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Dan yang perlu dijalankan adalah putusan-putusan yang mengandung perintah kepada suatu pihak untuk 3 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty Yogyakarta, hal. 77.

4 melaksanakan suatu perbuatan. 4 Amar putusan menjatuhkan hukuman kepada pihak tergugat, dan hukuman yang dijatuhkan itu berupa hubungan atau tindakan hukum yang mesti ditaati, dijalankan dan dipenuhi oleh pihak tergugat atau pihak yang terkalahkan. Oleh karena itu, putusan hakim mempunyai kekuatan eksekutorial yaitu kekuatan untuk dilaksanakan apa yang ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat-alat negara. 5 Namun pada kenyataannya banyak yang tidak melaksanakan amar putusan secara sukarela oleh pihak yang kalah, dengan kata lain pihak yang kalah tidak bisa menerima putusan pengadilan walaupun putusan itu sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Agar putusan itu dijalankan dan kepentingan pihak yang menang bisa terpenuhi oleh pihak yang kalah, maka pihak pengadilan akan melakukan cara paksa atau eksekusi. Yang dimaksud dengan eksekusi adalah pelaksanaan putusan hakim, atau realisasi daripada kewajiban pihak yang bersangkutan untuk memenuhi prestasi yang tercantum dalam putusan tersebut. 6 Eksekusi di daerah pimpinan Ketua Pengadilan Negeri yang sebelumnya telah memeriksa dan memutus perkara tersebut. Setelah ada permintaan eksekusi dari pihak yang menang atau pihak penggugat, maka Ketua Pengadilan Negeri memanggil tergugat untuk memperingatkan agar tergugat atau pihak yang kalah dapat melaksanakan putusan. Pemanggilan ini dihadiri oleh Ketua Pengadilan Negeri, Panitera dan pihak tergugat. Bila pemanggilan ini tidak dipenuhi oleh pihak tergugat maka 4 Elise T. Sulistini, Rudy T Erwin, Petunjuk Praktis Menyelesaikan Perkara-perkara Perdata, Bina Aksara, hal. 43 5 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1993, Hal. 208. 6 Ibid. hal. 209

5 Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan Surat Perintah Eksekusi yang ditujukan kepada panitera dan juru sita. Salah satu bentuk eksekusi adalah pengosongan, dari pengamatan dikatakan adalah bentuk eksekusi yang paling banyak dilakukan adalah pengosongan. Bisa berupa pengosongan tanah (sawah), kebun, tanah perumahan. Atau pengosongan bangunan (Gudang, rumah, tempat tinggal, perkantoran). Eksekusi pengosongan berdasarkan atas dalil hak milik. 7 Setelah dikeluarkannya Surat Perintah Eksekusi oleh Ketua Pengadilan Negeri, maka panitera dan juru sita melakukan sita eksekusi atau Executoriale Beslag. Tata cara dan syarat-syarat sita eksekusi telah diatur dalam Pasal 197 HIR atau pasal 208 RBG. Kelanjutan dari sita eksekusi adalah penjualan lelang atau lelang eksekusi yang telah diatur dalam Pasal 200 ayat (1) HIR, Pasal 216 ayat (1) RBG yang berbunyi : Penjualan barang yang disita dilakukan dengan bantuan kantor lelang, atau menurut keadaan yang akan dipertimbangkan Ketua, oleh orang yang melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat dipercaya, yang ditunjuk oleh Ketua untuk itu dan berdiam ditempat dimana penjualan itu harus dilakukan atau di dekat tempat itu. 8 Jadi yang dimaksud dengan lelang adalah penjualan dimuka umum atau penjualan barang dimuka umum dengan perantara kantor lelang. Bila 7 M Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata Edisi Kedua, Jakarta:Sinar Grafika, 2006, hal. 43. 8 Ibid. hal.113.

6 telah terjadi sita eksekusi, Undang-undang mengatur dan memerintahkan untuk segera mengadakan penjualan barang sitaan. Cara penjualan dengan perantara Kantor Lelang dan penjualan dilakukan terbuka untuk umum, atau biasa disebut penjualan umum. Dalam pasal 200 HIR tersebut diatas pada pokoknya berisiantara lain tentang : apabila jumlah yang harus dibayar menurut putusan dan biaya pelaksanaan putusan telah dicapai, pelelangan segera dihentikan, barang yang selebihnya segera dikembalikan kepada yang kena lelang. Bila yang dilelang barang tidak bergerak, maka harus diumumkan secara 2 kali dengan selang 15 hari dan bila yang dilelang barang tidak bergerak dan harganya lebih dari Rp 1000,- harus diumumkan dalam surat kabar kota paling tidak 14 hari sebelum pelelangan. Serta orang yang kena lelang atau saudaranya harus menyerahkan barang tidak bergerak itu secara kosong kepada pembeli. Bila tidak mau maka Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan surat perintah pengosongan dan dilakukan dengan cara paksa Pasal 201 sampai dengan pasal 205 HIR mengatur tata cara bagaimana pelaksanaan harus dilakukan apabila secara bersamaan diajukan untuk melaksanakan 2 putusan atau lebih terhadap orang yang sama. 9 Bila pelaksanaan putusan dilakukan terhadap orang yang sama, maka untuk penyitaan ini hanya di buat satu berita acara (pasal 201 HIR, pasal 219 RBG). Peraturan petunjuk pelaksanaan lelang selain diatur dalam HIR dan RBG, kini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 9 Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam teori dan Praktek, Bandung:Alumni, 1986, hal. 101.

7 40/PMK.07/2006 yang telah diadakan perubahan dengan peraturan Menteri Keuangan No.150/PMK.06/2007 yang sebagaimana telah dilakukan perubahan yang kedua dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 61/PMK.06/2008 tentang petunjuk Pelaksanaan Lelang. Perubahan-perubahan ini dilakukan sebagai penyesuaian terhadap masalah-masalah lelang yang semakin berkembang. Semakin banyak permasalahan atau perkara yang diputus oleh pengadilan, semakin banyak pula permasalahan eksekusi yang mesti dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan lelang pun banyak terjadi masalah misalnya: nilai jaminannya tidak bisa mencukupi jumlah hutang, perincian hutang tidak sesuai dengan perhitungan pihak debitur, adanya perlawanan pihak ke-3, penentuan harga limit atau harga yang bernilai maksimal untuk dijual lelang dan masih banyak permasalahan lainnya. Harga limit dapat ditentukan dengan bantuan kantor DPU (bidang keciptakaryaan), kecamatan, kalurahan dan dari Pajak Bumi dan Bangunan. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam, oleh sebab itu dalam penelitian ini dipilih judul : PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA.

8 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam suatu penelitian penting dilakukan oleh seorang peneliti, karena dengan adanya perumusan masalah akan mempermudah peneliti untuk melakukan pembahasan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang di jaminkan di Bank di wilayah hukum Pengadilan Negeri Surakarta? 2. Permasalahan-permasalahan apa yang ditemui dalam pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang di jaminkan di Bank di wilayah hukum Pengadilan Negeri Surakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang dijaminkan di Bank di Wilayah Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi saat pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang di jaminkan di Bank di Wilayah Pengadilan Negeri Surakarta.

9 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai tambahan ilmu pengetahuan yang lebih dalam tentang berlakunya hukum untuk menyelesaikan suatu masalah yang muncul dalam masyarakat. Khususnya tentang masalah pelaksanaan lelang eksekusi. 2. Bagi Masyarakat Sebagai bahan tambahan pengetahuan dalam memahami proses pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah dan bangunan yang telah di jaminkan di Bank dan segala permasalahan-permasalahan yang terjadi. 3. Bagi Aparatur Pengadilan Sebagai tambahan kajian bagi sebagian aparatur pengadilan dalam menyelesaikan permasalahan khususnya tentang pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah dan bangunan yang telah di jaminkan di Bank. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang dilakukan seorang peneliti dalam penyelidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan adalah suatu pola pemikiran secara ilmiah dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, yang mempunyai maksud mengungkapkan legalitas

10 berupa aturan-aturan asas hukum, yaitu mengenai fungsi hukum dalam mengatur pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang digunakan sebagai jaminan di Bank. 2. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. 10 Dengan jenis penelitian ini penulis ingin memberi gambaran seteliti mungkin dan secara menyeluruh tentang pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang dijaminkan di Bank di wilayah hukum Pengadilan Negeri Surakarta. 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber hukum primer adalah data-data yang diperoleh secara langsung pada nara sumber atau responden yang bersangkutan, dalam hal ini nara sumber yang dimaksud adalah Ketua Pengadilan Negeri Surakarta dan Juru Sita Pengadilan Negeri Surakarta. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data-data lain yang berhubungan dengan penelitian yang berupa bahan-bahan pustaka. Dalam penelitian ini menggunakan data berupa yurisprudensi. 10 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:UI Press, 1986, hal. 10.

11 4. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data terdiri dari dua cara, yaitu : a. Studi Pustaka Metode studi pustaka adalah metode untuk mengumpulkan data-data berdasarkan pada benda-benda berupa tulisan, dilakukan dengan cara mencari, membaca, dan mempelajari dan memahami data-data sekunder yang berhubungan dengan hukum sesuai dengan permasalahan yang dikaji. b. Penelitian Lapangan metode penelitian lapangan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data primer dengan cara : 1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pengecekan berkas-berkas perkara yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaji. Dalam hal ini observasi akan dilakukan di Pengadilan Negeri Surakarta. 2) Interview, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden. 5. Metode Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan

12 pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah beserta bangunan yang dijaminkan di Bank, yang kemudian dipadukan dengan pendapat responden, kemudian dianalisa secara kualitatif, dicari pemecahannya, lalu ditarik kesimpulan yang dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang ada. F. Sistematika Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Tinjauan Tentang Jaminan 1. Pengertian Jaminan 2. Macam-macam Jaminan 3. Jaminan dengan Hak Tanggungan B. Tinjauan Tentang Eksekusi 1. Pengertian Eksekusi 2. Macam-macam Eksekusi 3. Eksekusi Hak Tanggungan C. Tinjauan Tentang Lelang

13 1. Pengertian Lelang 2. Jenis-jenis Lelang 3. Peraturan Menteri Keuangan Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang D. Tinjauan Tentang Lelang Eksekusi 1. Pengertian Lelang Eksekusi 2. Persiapan Lelang Eksekusi Terhadap Barang Tidak Bergerak 3. Pelaksanaan Lelang Eksekusi Terhadap Tanah Berikut Bangunan yang Dijaminkan di Bank BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Lelang Eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang dijaminkan di Bank di wilayah hukum Pengadilan Negeri Surakarta B. Permasalahan-permasalahan yang ditemui saat pelaksanaan lelang eksekusi terhadap tanah berikut bangunan yang dijaminkan di Bank di wilayah hukum Pengadilan Negeri Surakarta. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN