BAB III METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

I. Unit Kerja : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara II. Nama Jabatan : Direktur Jenderal Perhubungan Udara III. Standar Kompetensi :

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL BIRO KEUANGAN

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi :

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

Uraian Tugas Rumah Sakit

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

BAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT

Dokumen Pendukung Uraian Jabatan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Anggaran yang merupakan embrio paling dominan dari

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terletak di Jalan Drs. Warsito

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN

Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Barat

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

BAB XIV BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 1909

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

Bab 2 Profil Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi

BAGAN 2.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA KOTA BINJAI KEPALA DINAS

Transkripsi:

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Visi dan misi a. Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Terwujudnya penyelenggaraan transpotasi udara yang andal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. b. Misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 1) Memenuhi standar keamana, keselamatan penerbangan dan pelayanan. 2) Menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi. 3) Mewujudkan iklim usaha jasa transpotasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan Dalam rangka penentuan arah pembangunan transportasi udara, maka tujuan yang ingin dicapai dalam jangka panjang adalah sebagai berikut: a. Terjaminnya kualitas pelayanan, kenyamanan, keselamatan, keamanan dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan transportasi udara. 27

28 b. Terwujudnya pertumbuhan sub sector transpotasi udara yang stabil sehingga dapat memebrikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan c. Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa transpotasi udara, sehingga dapat ikut memebrikan kontribusi terhadap pemantapan neraca pembayaran nasional. d. Terwujudnya kontinuitas pelayanan jasa transpotasi udara yang terjangkau ke seluruh pelosok tanah air. Sehingga dapat ikut mendorong pemerataan pembangunan, kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. e. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf international dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif. f. Sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menghargai profesionalisme dan peningkatan kualitas hidup manusia. 2. Kebijakan Umum Transpotasi Udara Saat Ini Sesuai dengan peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2008 tentang perubahan kelima atas peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43 Tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan Nomor KM.1 Tahun 2008 organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan.

29 B. Struktur Organisasi Perusahaan 1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Menurut peraturan Menteri Perhubungan nomor KM. 43 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemetrian Perhubungan. Adapun kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pasal 368. a) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah unsur pelaksanaan sebagai tugas dan fungsi Departemen Perhubungan, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. b) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dipimpin oleh Direktur Jenderal. Menurut pasal 369, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan udara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 369, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyelenggarakan fungsi: a) Perumusan kebijakan departemen Perhubungan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, kelaikan udara, dan pengoprasian pesawat udara, b) Pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, badar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoprasian pesawat udara,

30 c) Penyusunan standar, norma, pedoman, criteria, system dan prosedur di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoprasian pesawat udara, d) Pelaksanaan sertifikat dan atau perijinan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, kelaikan udara dan pengoprasian pesawat udara. e) Pengawasan (dalam arti pemantauan dan penilaian) terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoprasian pesawat udara, f) Pengandalian (dalam pengertian arahan, petunjuk bimbingan teknis) terhadap angkutan udara, badar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kaliakan udara dan pengoprasian pesawat udara, g) Penegakan hukum/tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan udara dan pengoprasian pesawat udara, h) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoprasian pesawat udara, i) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

31 2. Susunan Organisasi Susunan organisasi menurut peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 43 pasal 371, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terdiri dari : a. Sekertariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, b. Direktorat Angkutan Udara, c. Direktorat Bandar Udara, d. Direktorat Keamanan Penerbangan, e. Direktorat Navigasi penerbangan, f. Direktorat Kalaikan Udara dan Pengoprasian Pesawat Udara. Pada bagian ketiga pasal 372 Sekretariat Direktorat Jenderal Hubungan Udara mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan teknis dan administrarif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dalam melaksakan tugas sebagaiman dimaksud dalam pasal 372, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyelangarakan fungsi : a) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, penyiapan bahan perumusan kebijakan, serta evaluasi dan pelaporan, organisasi dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,

32 b) Pengelolaan urusan tata usaha keuangan, akuntansi, penerimaan Negara bukan pajak dan barang milik Negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, c) Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum serta kerjasama luar negeri di linkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, d) Pelaksaan urusan kepegawaian, tata usaha, rumah tangga dan hubungan masyarakat serta hubungan antar lembaga, e) Penelaahan, evaluasi dan koordinasi tehadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan fungsional dan laporan masyarakat. Pada pasal 374 bagian ketiga Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terdiri dari: 1. Bagian Perencanaan Bagian perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana jangaka panjang dan menengah, penyusunan dan revisi rencana program dan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan, bimbingan pelaksanaan program, penataan organisasi dan tata laksana, akuntabilitas kinerja unit kerja, dan pengelola system informasi manajemen di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Bagian Perencanaan, terdiri dari : a) Subbagian Rencana,

33 b) Subbagian Program, c) Subbagian Analisa dan Evaluasi. 2. Bagian Keuangan Bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN), koordinasi pelaksaan tindak lanjut Laporan Hasil Audit (LHA), penyusunan dan pengusulan pengelola anggaran, penatausahaan dan penyusunan penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), penatausahaan pelaksanaan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, penyusunan laporan keuangan, evaluasi dan pemantauan anggaran serta verifikasi keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Bagian Keuangan, terdiri dari : a) Subbagian Tata Usaha Barang Milik Negara, b) Subbagian Tata Usaha Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Laporan Hasil Audit, c) Subbagian Akuntansi. 3. Bagian Hukum Bagian hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan telaahan hukum dan penyusunan rencana peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan

34 penyuluhan hukum, penyelesaian masalah hukum serta koordinasi pelaksanan kerjasama luar negeri dan hubungan masyarakat. Bagian Hukum, terdiri dari : a) Subbagian Peraturan Perudang-undangan, b) Subbagian Bantuan Hukum, c) Subbagian Hubungan masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri. 4. Bagian Kepegawaian dan Umum Bagian kepegawaian dan umum mempunyai tugas melaksakan urusan administrasi kepegawaian, pengadaan, pengangkatan, kepangkatan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan pengsiun pegawai serta tata usaha dan rumah tangga. Bagian Kepegawaian dan Umum,terdiri dari : a) Subbagian Pengangkatan dan Kepangkatan, b) Subbagian Pengembangan dan Kesejahteraan, c) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. C. Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek yang bertujuan untuk memberikan gambaran

35 secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta sifat-sifat objek penelitian tersebut. D. Definisi Operasional Variabel berikut: Ada dua definisi operasional variable dalam penelitian ini, yaitu sebagai 1. Laporan realisasi anggaran adalah suatu laporan yang disusun untuk memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. 2. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. E. Metode Pengumpulan Data Kebenaran data merupakan kunci untuk melakukan kegiatan penelitian, disamping itu data akan mempengaruhi sensitifitas analisis terhadap permasalahn yang dibahas. Oleh karena itu, sangat diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menyusun teknik pengumpulan data sehingga data yang di[eroleh benar-benar akurat. Teknik yang digunakan tersebut adalah : 1. Penelitian kepustakaan

36 Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi dan data melalui literature literature yang berkaitan dengan masalah yang teliti, yang dapat berupa buku, jurnal, halaman web ataupun informasi lainnya. Dengan studi terhadap literature penulis juga bisa belajar lebih sistematis dalam menulis sebuah karya ilmiah dan lebih kritis dalam melakukan analisis penelitian. 2. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan merupakan teknik pengumpulan data, dimana penulis langsung mengumpulkan data dari lokasi penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah: Observasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap data yang diperoleh sesuai dengan masalah yang dibahas. F. Metode Analisa Data Analisis data merupakan aktivitas untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Metode yang digunakan penulis dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan adalah dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode analisis yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, factual dan akurat

37 mengenai fakta-fakta yang terdapat pada objek penelitian yang terlebih dahulu menggunakan data kuantitatif.